Share

82. Viona diculik

Author: Rossy Dildara
last update Last Updated: 2025-02-11 13:30:59

Sebuah tangan kasar tiba-tiba mencengkram mulutku dari belakang, sapu tangan kasar menekan bibirku dengan kuat. Bau menyengat langsung menerjang hidungku, membuat kepala terasa berat, pandangan kabur, dan tubuhku lemas tak berdaya.

Seolah-olah dunia berputar, aku merasakan tubuhku ambruk ke tanah. Jeritan minta tolong menggema di telingaku.

"Kakak... tolonggg!!"

Viona? Suara itu... Kenapa dia memanggilku? Apa yang terjadi?

Ketakutan menusuk jantungku, sebuah rasa cemas yang dingin mencengkeram perutku. Namun, tubuhku tak berdaya.

***

Entah sudah berapa lama mataku terpejam, rasanya seperti berabad-abad. Ketika akhirnya aku membuka mata, yang kulihat adalah langit-langit putih, khas kamar rumah sakit. Aku terbaring di ranjang, tubuhku terasa berat dan lemas.

Pandanganku menjelajahi ruangan, mencari-cari sosok Viona. Jantungku berdebar kencang, kenangan jeritannya masih bergema dalam benakku. Apakah aku pingsan? Semoga saja Viona baik-baik saja.

"Calvin... kamu sudah bangun? Syu
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   83. Aku benar-benar khawatir

    "Kenzie aman, Cal. Dia saat ini sedang berada dalam perjalanan pulang sekolah mau ke sini." Jawaban dari Ayah membuat hatiku sedikit lega, tapi rasa cemasku tetap mendera setelah mengetahui Viona diculik. Aku juga merasa kecewa pada diriku sendiri yang tidak becus melindungi Viona. Astaghfirullah ya, Allah ... aku harus segera mencari Viona. Aku benar-benar khawatir, apalagi dia sedang hamil. Aku segera duduk, lalu menarik diri hendak turun dari atas ranjang. Namun, seseorang tiba-tiba membuka pintu kamarku. Ceklek~ Masuklah Kenzie yang berlari kencang menghampiriku, bersama Papa Tatang yang menyusul. "Ayaaahhhh." "Dek!!" Aku langsung berjongkok, merentangkan kedua lenganku lebar-lebar menyambut pelukan hangat yang baru saja Kenzie berikan kepadaku. Kuciumi berulang kali puncak rambutnya. "Ayah, Ayah kenapa masuk lumah sakit? Ayah sakit apa?" tanyanya penuh perhatian, Kenzie menangkup kedua pipiku dan menatap dalam bola mata ini. "Ayah nggak apa-apa kok, Sayang. Tadi kamu pu

    Last Updated : 2025-02-11
  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   84. Mati bersama bayi

    "Aaaaa sss ...." Aku mendesis, saat lakban dibibirku ditarik kasar oleh Nona Agnes, lalu dia menyentuh daguku dengan kasar, seperti ingin mencengkeramnya. "Apa kau tau, aku selama ini sudah bekerja keras hanya demi bisa menikah dengan Mas Calvin. Tapi usahaku sia-sia hanya karena kau, Viona! Hanya karena kesalahan yang kau perbuat!!" Nona Agnes berteriak, suaranya menggelegar dan membuat telingaku sakit. Rupanya, alasan dia melakukan hal ini karena Kak Calvin. Dugaanku selama ini memang benar, bahwa dia belum bisa move on dan pasti berencana ingin merebut Kak Calvin dariku. "Seharusnya, malam itu Mas Calvin bersamaku. Tidur denganku, bukan justru tidur denganmu sampai membuatmu hamil!!" Matanya melotot tajam, penuh dengan amarah dan kebencian. "Nona, bukankah masalah ini sudah—" Ucapanku seketika terhenti saat tangan mulus Nona Agnes menampar pipi kananku, membuatku tersentak dengan mata membulat. Rasa sakit yang

    Last Updated : 2025-02-12
  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   85. Bertahanlah

    (POV Calvin)Aku mengemudikan mobil sesuai arahan dari Ayah, karena Ayah sudah berkoordinasi dengan Polisi untuk melacak kendaraan yang dipakai Viona dengan rekaman kamera pengawas di berbagai jalan.Namun, seketika aku menghentikan laju kendaraanku di pertigaan sebuah jalanan yang dipenuhi pepohonan, karena melihat suatu benda yang tergeletak dijalan."Kenapa berhenti, Cal?" tanya Ayah, suaranya terdengar khawatir. Aku segera turun dari mobil, lalu mendekat ke arah benda dan memungutnya. Benda itu adalah sepatu sebelah kanan, dan aku ingat betul ini adalah sepatu yang dipakai Viona."Ini sepatu Viona, Ayah. Aku yakin Viona berada di dekat sini."Dengan penuh semangat aku kembali masuk ke dalam mobil. Jantungku berdebar kencang, aku tidak sabar ingin segera menemukan Viona. Rasa khawatir akan keadaannya meningkat pesat, aku tidak akan berhenti sampai aku menemukannya.Ayah ikut masuk bersamaku, lalu mobil yang k

    Last Updated : 2025-02-13
  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   86. Agnes harus mati

    "Mungkin ini akan terdengar menyedihkan, Pak. Tapi saya harus menyampaikannya." Suara Dokter terdengar lirih, membuat jantungku berdebar cepat. Kegelisahan menyeruak, mencengkeram erat d*daku. Napasku tersengal, tubuhku mulai gemetar."Apa itu, Dok? Tolong katakan." Suaraku serak, hampir tak terdengar."Anak Anda tidak berhasil selamat. Dia meninggal di dalam kandungan karena racun yang masuk ke tubuh istri Anda sangatlah mematikan."Mataku membulat sempurna. Aku merasa hancur, tubuhku lemas dan aku hampir saja terjatuh jika tak ada lengan Papa yang menopangku."Racun?!"Ya Allah, istriku diberi racun dalam keadaan hamil?? Tega sekali orang yang melakukan hal itu. Amarah langsung membara di dalam d*da, menggerogoti hati dan jiwaku."Kalau Vionanya sendiri bagaimana, Dok? Anakku ... anakku pasti kuat. Dia pasti selamat, kan?" tanya Papa dengan suara gemetar. Kulihat sudah menangis, air mataku pun ikut berjatuhan mengalir membasa

    Last Updated : 2025-02-14
  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   87. Anak baik

    Ayah dan aku bergegas menuju rumah Om Erick, diiringi para polisi. Harapanku, Agnes ada di sana, mempermudah penangkapannya. Awalnya, Ayah dan aku berniat menghajar pria suruhan Agnes terlebih dahulu. Namun, beberapa polisi menghalangi. Mau tak mau, kami mengurungkan niat itu. Yang terpenting kini adalah menangkap Agnes dan buronan lainnya. "Cal, Ayah nggak nyangka Agnes berbuat kejam sampai sejauh ini. Hanya karena perpisahan denganmu," Ayah berkata, suaranya kecewa, tatapannya tertuju padaku yang fokus menyetir. "Aku juga nggak nyangka, Ayah. Selama ini ... aku selalu menganggapnya perempuan yang baik." Beberapa menit kemudian, kami tiba. Namun, rumah mewah itu sunyi senyap. Tak ada satu pun mobil yang terparkir di halaman. "Selamat malam, Pak Calvin. Bapak mau bertamu?" Seorang satpam rumah menyapa, segera membukakan gerbang. Namun, raut wajahnya sedikit terkejut saat melihat mobil polisi di belakang mobilku. "Malam juga, Pak. Agnes ada di dalam?" tanyaku. "Nona Agnes

    Last Updated : 2025-02-14
  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   88. Suara itu...

    "Bicara dengan tenang pada Viona, Cal. Bunda tidak ingin membuatnya terkejut, dia baru saja sadar," Bunda Dinda memperingatkan sebelum aku memasuki kamar Viona. Aku mengangguk, lalu menitipkan Kenzie kepadanya. Klik~ Pintu terbuka perlahan, memperlihatkan Viona terbaring lemah, kulitnya pucat. Tatapannya bertemu pandang denganku, namun ada kilatan kebingungan yang menusuk dalam kedalaman matanya, bukan hanya heran. "Viona sayang... bagaimana keadaanmu? Apa yang kamu rasakan? Apa yang sakit?" Pertanyaan-pertanyaan itu terlontar tanpa bisa kucegah, gelisah menggigitku. Aku mendekat, hatiku berdebar, ingin menyentuh puncak rambutnya yang lembut. Namun, dengan gerakan tiba-tiba, Viona menepis tanganku. Tubuhku menegang. Kenapa? Apakah dia marah padaku? Pikiran itu menusukku, karena memang, aku tak bisa menyangkal kelalaianku. "Aku minta maaf, Vio. Maaf karena aku telah menjadi—" Kalimatku terhenti, terpotong oleh

    Last Updated : 2025-02-15
  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   89. Aku akan membunuhmu!

    Aku terkejut mendengar suaranya, suara itu seperti milik.... Agnes. Apakah benar dia Agnes? Dengan gerakan cepat, kucabut masker yang menutupi wajahnya. "Agnes!" Nama itu terlontar dari bibirku, suara penuh tak percaya dan amarah. Benar, itu dia. "Br*ngsek kau, Agnes!!" Amarah membuncah, mengalir deras bagai lava panas. Tanpa banyak berpikir, aku langsung mencekik lehernya, mendorong tubuhnya hingga menempel di dinding yang dingin. "Ma-maf... aku ingin menjelas-kan, Mas. Jangan ...." Agnes memohon, suaranya terputus-putus, diselingi isakan yang nyaris tak terdengar. Namun, kemarahan membutakan penglihatanku. Hanya dendam yang membara di d*daku. "Penjelasanmu tak kubu-tuhkan lagi! Kau monster, Nes! Kau telah memb*nuh anakku, dan sekarang... aku akan memb*nuhmu!" Kekuatan penuh kucurahkan untuk menjerat lehernya. Wajah Agnes membiru, matanya melotot, napasnya tersenggal-senggal. Tubuhnya menggigi

    Last Updated : 2025-02-16
  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   90. Mandi bareng

    "Ya sudah, kalau begitu aku mau mencari ruangan dokter yang menangani Viona dulu, Yah." Dadaku sesak mengingat kondisi Viona saat ini. Wajah pucatnya, tubuhnya yang lemah. "Ayok, Cal," ajak Ayah, suaranya terdengar berat. Aku hanya mengangguk, langkahku terasa berat. Kami berjalan bersama, untungnya Ayah tahu ruangan Dokter Meka. Dua polisi yang tadi bersama Ayah tidak ikut, tugas mereka mengawasi Agnes agar perempuan itu tidak kabur lagi. Sesampainya di ruangan dokter, aku menceritakan semuanya—tentang Viona yang tak mengenaliku, tentang dia yang tak ingat kejadian mengerikan yang telah dialaminya. Setiap kata yang keluar dari mulutku terasa begitu pahit. Ayah tampak terkejut, wajahnya berubah pucat. Dia langsung bertanya pada dokter, suaranya bergetar, "Apakah ini artinya Viona amnesia, Dok?" Dokter itu hanya mengangguk pelan, "Kita langsung ke kamar Bu Viona saja, Pak. Biar saya periksa dia dulu,

    Last Updated : 2025-02-17

Latest chapter

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   99. Demam

    "Kamu mungkin belum bisa menjawab, tapi dari matamu saja… Papa sudah bisa menebaknya," kata Papa, membuatku semakin terkejut. Papa bisa menebak perasaanku, padahal aku sendiri masih bingung. "Meskipun kamu tidak ingat momen saat menjadi istrinya Calvin, tapi Papa harap kamu jangan pernah menolak jika Calvin menginginkan sesuatu darimu. Karena bagaimanapun, kamu adalah istrinya. Dosa hukumnya jika seorang istri menolak suaminya, Vio." Bukan hanya Kak Calvin, ternyata Papa juga membahas hal yang sama. Kenapa mereka selalu bicara tentang hubungan intim? Sepenting itukah hal itu dalam rumah tangga? Aku bahkan tak ingat bagaimana rasanya. "Kali ini Papa minta tolong ya, Vio." Papa menambahkan. Sentuhannya lembut di tanganku, tatapannya penuh pengertian. "Laki-laki berbeda dengan perempuan, Vio. Perempuan bisa kuat menahannya meskipun itu sampai bertahun-tahun, tapi laki-laki, seminggu saja sudah kelabakan. Begitu pula dengan Calvin, yang sudah lebih dari seb

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   98. Aku belum siap

    "Iya, Kak." Viona mengangguk, matanya tertunduk malu. Seketika itu juga, rasa kecewa menusuk hatiku. Ah, pedih sekali. "Jadi, aku simpan pembalutnya nggak, Kak? Aku lupa, soalnya. Takutnya keburu bocor kalau aku nggak pakai sekarang." "Kamu nggak pernah menyimpan pembalut, Sayang," jawabku lirih, suaraku terdengar lesu. "Oh, begitu. Ya sudah, aku mau minta Bibi belikan saja, deh." Aku segera menahan tangan Viona saat dia hendak melangkah. "Biar aku yang belikan. Kamu tunggu di sini saja." Meskipun hatiku dipenuhi kecewa, aku harus tetap menjadi laki-laki yang bisa diandalkan. Hanya dengan begitu, mungkin hati Viona akan luluh. "Terima kasih, Kak. Maaf merepotkan." "Sama-sama." Aku tersenyum, lalu memberanikan diri untuk mendekat. Aku ingin mencium pipinya, namun Viona langsung mundur, menghindari sentuhanku. "Maaf. Apa mencium pipimu saja tidak boleh?" tanyaku dengan nada sedih.

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   97. Tidak sabar

    Aku duduk di teras bersama Papa, sambil menyeruput secangkir kopi yang kubawa buatan Viona tadi. Aku penasaran dengan apa yang akan Papa bicarakan. Tampaknya serius, karena Kenzie pun tidak diizinkan untuk bergabung. "Sebenarnya Papa hanya ingin memberikan ini padamu, Cal." Papa mengambil sesuatu di dalam kantong celananya. Entah itu apa, tapi ada nama jamu yang tertera di sana. "Ini jamu, Pa?" tanyaku. Tapi aku bingung mengapa Papa ingin memberikan itu padaku. "Iya, ini jamu penyubur kandungan untuk Viona. Papa masih berharap Viona bisa hamil lagi, Cal. Biar Kenzie ada temannya." "Memangnya boleh, ya, Pa ... Viona minum jamu? Kan dia habis keracunan." Aku hanya khawatir, takut jamu ini mengandung bahan-bahan yang membuat Viona kembali mengalami keracunan. "Papa sudah sempat tanya sama dokter dan kata dia boleh kok, Cal." "Dokternya Viona bukan, Pa, yang bilang begitu?" tanyaku heran. "Iya." Papa mengangguk. "Eh tapi, Viona sendiri sedang mengkonsumsi obat subur nggak, Cal? Ba

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   96. Belalai gajah

    Satu bulan kemudian.... Tok! Tok! Tok! Suara ketukan palu di persidangan membuat hatiku lega. Hukuman Agnes penjara seumur hidup dan hukuman mati untuk kasus percobaan pembunuhan dan pembunuhan terhadap janin telah dijatuhkan. Keadilan telah ditegakkan. Setelah proses sidang ini selesai, aku memutuskan untuk pulang bersama Ayah. Sama sekali aku tak ada niat untuk menemui Agnes, karena bagiku, semuanya sudah selesai. Luka di hatiku masih terasa, tapi aku berusaha untuk move on. "Cal ... bagaimana keadaan Viona? Sudah ada perkembangan?" tanya Ayah, suaranya lembut namun penuh harap. Aku menoleh, menggeleng pelan, lesu. "Ingatannya belum pulih sepenuhnya, Yah. Tapi Viona sudah jauh lebih dekat dengan Kenzie dan Papa." "Lalu, bagaimana denganmu? Apakah setelah Viona keluar dari rumah sakit, kamu sudah pernah menyentuhnya??" Wajahku langsung memanas. Aku bisa merasakan rona merah membakar pipiku, terlihat jelas di kaca spion. Maluku luar biasa. Sebenarnya, sampai sekarang a

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   95. Aku mencintaimu, Viona

    Mata Calvin membulat. "Ya Allah, Sayang! Enggak dong!" Dia menggeleng cepat. Suara Kenzie polos bertanya, "Anak haram itu apa, Ayah?" Pertanyaan polos itu menambah kekacauan di hatiku, mencampur aduk rasa bingung, takut, dan curiga. "Nanti Ayah jelaskan padamu. Tapi Ayah jelaskan hal ini kepada Bunda dulu, ya?" Calvin mengusap puncak kepala Kenzie dengan lembut, mencoba menenangkan putranya. Lalu, dia menatapku, matanya penuh pengertian. "Kenzie itu bukan anak haram, Sayang. Dia anak sah, hasil dari hubungan halal kita." "Tapi... kenapa dia sudah ada saat kita menikah? Harusnya dia baru lahir beberapa bulan setelah pernikahan kita," tanyaku masih bingung. Foto itu masih terbayang jelas di benakku. Calvin tersenyum, lalu menarikku untuk duduk di sofa empuk yang berada di sudut ruangan. "Sebelumnya, kita sempat menikah sebelum Kenzie lahir. Hanya saja, pernikahan kita waktu itu tidak berlangsung lama.

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   94. Anak haram

    "Viona sayang... Ayo kita turun." Calvin telah lebih dulu turun dari mobil, lalu membukakan pintu mobil untukku. Sementara Kenzie dan Pak Tatang juga ikut turun."Kita mau ngapain ke sini, Pak? Apakah kita sudah sampai?" tanyaku bingung."Kita mampir untuk ziarah, Sayang. Kamu harus bertemu dengan almarhum Kenzo." Kalimat Calvin terasa berat."Kenzo? Siapa Kenzo?" Nama itu sama sekali tak terpatri dalam ingatanku. Aku mencoba mengingat, namun hanya hampa yang kurasakan. "Kenzo itu adik bayi Bunda, adik bayi yang sudah Ayah beri nama," jelas Kenzie, suaranya terdengar polos.Air mata membasahi pipi Calvin saat dia berkata, "Kenzo adalah anak kedua kita, Sayang, adik Kenzie." Pandangannya sendu, bola matanya berkaca-kaca. "Sayangnya... dia tidak berhasil tertolong di dalam perutmu.""Maksudnya... aku sempat keguguran?" Aku mencoba mencerna setiap kata, setiap makna yang tersirat di baliknya."Iya," jawab Calvin, m

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   93. Menahan rindu

    Empat hari berlalu, terasa begitu panjang.Akhirnya, dokter mengizinkan Viona pulang, yang kebetulan bertepatan dengan hari libur. Syukur Alhamdulillah.Selama empat hari di rumah sakit, dokter terus memantau perkembangannya. Terapi okupasi pun dilakukan dan beberapa obat Viona rutin konsumsi, namun tak ada hasil yang signifikan. Tatapan Viona masih terasa asing, ingatannya belum kembali.Meski begitu, rasa syukur tetap memenuhi hatiku. Viona sudah sehat kembali, tubuhnya segar seperti sedia kala. Namun, ada sesuatu yang mengganjal."Sebelum pulang, boleh saya bicara sebentar dengan Bapak, Pak Calvin?" Pinta dokter, tatapannya penuh makna. Aku mengangguk, lalu kami berdua masuk ke ruangannya. Aku duduk di hadapannya, hanya terhalang meja. "Meskipun Bu Viona sudah sehat secara fisik, tapi saya mohon Bapak untuk menahan diri. Tunda hubungan intim selama satu atau dua minggu."Wajahku memerah. Sejujurnya, sudah lebih dari semi

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   92. Keadilan akan ditegakkan

    "Aku mau pergi, tolong jaga di sini dan jangan kemana-mana!" perintahku tegas kepada dua orang pengawal yang berdiri tegap di sisi kanan dan kiri pintu.Sejak Viona dirawat, aku memang menyewa dua orang penjaga yang selalu siaga di depan kamarnya. Meskipun Agnes sudah ditangkap, rasa takut masih membayangi."Baik, Pak," jawab mereka serempak, suaranya kompak dan mantap.***"Calvin!!"Suara itu memecah kesunyian saat aku baru saja melangkah keluar rumah sakit. Aku menoleh, dan jantungku berdebar kencang melihat Om Erick tiba-tiba berlari menghampiri dan langsung berjongkok, lalu memeluk lututku. Tubuhnya gemetar."Calvin... tolong maafkan Agnes, jangan hukum dia," rayunya, suaranya terisak, mengungkapkan keputusasaan yang mendalam."Maaf?" Aku terkekeh hambar, sebuah senyum sinis terpatri di bibirku. "Kata maaf saja tidak akan mengembalikan semuanya, Om." Suaraku dingin, keras, mencerminkan luka yan

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   91. Ngompol

    "Iya, mandi bareng. Apalagi sekalian .…" Aku mendekat ke arah telinganya, suara berbisik penuh godaan. "Bercinta." "Iihhhh!!!" Viona langsung mendorongku menjauh, wajahnya memerah padam seperti buah delima yang ranum. "Kenapa sih?" Entah mengapa aku gemas melihatnya, ingin kembali menggodanya. Viona terlihat seperti anak gadis yang sedang dimabuk cinta, lucu dan menggemaskan. "Aku hanya jujur. Dan kamu sendiri yang sering memintanya duluan." "Bapak! Aku geli sekali mendengarnya!" omelnya, bibirnya mengerucut cemberut. Aku terkekeh pelan. "Iya iya, maaf. Sekarang ayo kita ke kamar mandi, mangkanya kamu nggak perlu malu sega .…" Ucapanku terhenti saat aku kembali menyentuh tubuh Viona. Gerakanku terhenti saat jariku menyentuh celana istriku yang basah. "Lho, kok basah?" "Iihhh!!" Viona terlihat malu, langsung menarik selimutnya. Aroma samar-samar menusuk hidungku. Sekarang aku tahu kenapa celananya basah.

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status