author-banner
Rossy Dildara
Rossy Dildara
Author

Novel-novel oleh Rossy Dildara

Malam Panas Dengan Mantan Suami

Malam Panas Dengan Mantan Suami

Malam panas yang kami lalui itu telah membekas begitu dalam di hatiku. Seharusnya, malam itu adalah akhir dari segalanya, akhir dari permainan yang aku mulai. Aku merencanakan semuanya dengan sempurna, menjebak Kak Calvin agar masuk ke dalam perangkap Nona Agnes. Tapi, ironisnya, aku yang terperangkap dalam permainan sendiri. Itu adalah kesalahan. Kesalahan yang besar. Aku tidak seharusnya membiarkan diriku terbawa arus, membiarkan diriku terlibat lebih dalam dengan Kak Calvin. Hubungan kami seharusnya sudah berakhir. Tapi, aku merasa terikat, terperangkap dalam kenangan-kenangan indah yang kami ciptakan bersama. Lalu, bagaimana yang harus aku lakukan sekarang?
Baca
Chapter: 36. Menginap
"Mas bicara serius 'kan? Nggak lagi bercanda??" tanya Agnes dengan ekspresi terkejut yang begitu jelas terlihat di matanya yang membulat sempurna."Iya, aku serius," jawabku sambil mengangguk mantap.Kedua tangan Agnes terlihat mengepal di atas kedua pahanya, namun tiba-tiba dia langsung memeluk tubuhku dengan erat, seolah-olah takut aku akan pergi."Apa ini berarti Mas masih memiliki perasaan terhadap Viona? Masih mencintainya?" tanya Agnes dengan nada yang terdengar sedikit mengintimidasi."Tentu saja tidak, Sayang. Kamu tahu kan, bahwa aku sudah move on dari Viona. Hanya kamu ... perempuan yang aku cintai di dunia ini," jawabku mencoba meyakinkannya, meskipun rasa ragu kembali muncul.Ah, mengapa aku tidak bisa bersikap biasa saja terhadap Agnes? Dengan mencintainya secara bebas dan membiarkan diri ini nyaman di dekatnya?Sampai detik ini pun, aku masih merasa tidak nyaman berada dalam pelukannya. Aku sendiri merasa sangat heran dengan diri sendiri."Aku pegang kata-kata Mas dan ak
Terakhir Diperbarui: 2024-12-23
Chapter: 35. Calon anak tiri
Agnes terus menatapku dengan ekspresi campuran kekecewaan dan kemarahan. Aku harus segera menjelaskan sebelum situasi semakin memburuk."I-ituuu-"Namun, Om Erick tiba-tiba muncul di hadapan kami lalu menyela, "Kalian berdua ini kenapa sih? Kok kelihatan tegang gitu?" Padahal aku hampir saja ingin memberikan penjelasan kepada Agnes."Ini, Dad, bibir Mas Calvin merah-merah seperti habis terkena lipstik, ditambah bajunya juga bau parfum perempuan," jawab Agnes cepat sambil menunjuk ke arahku.Om Erick mendekat lalu mengendus, tapi aku sedikit menjauh karena menurutku situasi ini tidak membuatku nyaman."Bener kan, Dad? Bau parfum perempuan? Mana itu parfumnya Viona lagi!" kesal Agnes menyeru.Dengan nada mengintimidasi, Om Erick bertanya, "Kamu ketemu Viona tadi, Cal?" Aku menelan ludah dan rasanya aku tidak mengelak. Segera aku mengangguk cepat. "Di mana?""Di toilet tadi, nggak sengaja kok, Om," jawabku berusaha menenangkan kegugupan. Sambil memperhatikan Agnes yang menatapku dengan t
Terakhir Diperbarui: 2024-12-21
Chapter: 34. Parfum perempuan
Ciuman yang tiba-tiba itu sungguh mengagetkan, namun aku dengan gilanya berani membalasnya. Perasaan senang bercampur dengan kekencangan jantung yang semakin terasa.Hangat dan manis, bibir Kak Calvin membuatku merasa nyaman dan terpikat. Rasa sukaku padanya semakin dalam, membuatku yakin bahwa hatiku sudah sepenuhnya miliknya.Aku telah mencintai Kak Calvin.Ya, aku yakin ini adalah hal yang disebut sebagai cinta. Itulah sebabnya aku terus memikirkannya siang dan malam.Cinta yang kurasakan pada Kak Calvin begitu kuat, begitu dalam, sehingga sulit untuk diabaikan. Tapi, adakah ini sebuah keterlambatan, atau sebuah kesalahan?Kak Calvin kini telah bersama Nona Agnes, namun mereka baru bertunangan, belum menikah, bukan? Sebelum janur kuning melengkung, masih ada harapan bagiku untuk mendapatkannya kembali.Aku yakin, aku percaya bahwa ada jalan untukku dan Kak Calvin.Dalam hanyutan ciuman yang memikat, aku merasakan kedua tangan Kak Calvin meraih pinggangku dengan lembut, membuat cium
Terakhir Diperbarui: 2024-12-20
Chapter: 33. Dia menciumku
"Aku ingin bicara denganmu, tapi takut ketahuan orang lain, terutama Agnes." "Apa ini rahasia?" "Ini hanya tentang Kenzie." "Kenapa dengan Kenzie, Kak?" Aku menatap Kak Calvin penuh tanya. "Kenzie tadi bilang, kalau nanti malam mau tidur di rumahku, bersamaku," jawab Kak Calvin. "Aku sendiri sudah minta izin sama Papa Tatang dan dia mengizinkan, Vio." "Terus kenapa, Kak? Dari kemarin-kemarin memang Kenzie kepengen tidur sama Kakak, dan Papa menyarankan kalau besok dia menginap. Aku juga mengizinkannya kok." Aku menyuarakan kebingungan. "Masalahnya, Kenzie ingin kamu juga ikut menginap, Vio. Dan itu membuatku bingung," ucap Kak Calvin dengan ekspresi ragu. "Kenapa harus bingung?" Aku bertanya, merasa sedikit lega dengan permintaan Kenzie. Anehnya, sebenarnya aku senang dengan kesempatan itu. Sampai-sampai pikiranku melayang, apakah ini terlalu berlebihan? Namun, bisa saja ini kesempatan untuk bersama Kak Calvin. Oh, pikiranku yang kacau! "Ya jelas aku bingung, Vio. Kit
Terakhir Diperbarui: 2024-12-19
Chapter: 32. Anak kandungku
Nona Agnes meminta penjelasan dari Kak Calvin dengan tajam, "Beritahu aku dulu, Mas, dia siapa? Sebelum acara ini dilanjutkan." Sorot mata tajamnya menuntut jawaban saat dia berdiri dan melangkah mendekat. "Dia anakku, Yang. Anak kandungku," jawab Kak Calvin sambil tersenyum, menatap Kenzie yang bergelayut di dadanya. "Anak?!" seru Nona Agnes, memperlihatkan kejutan yang sama dirasakan oleh yang lain, termasuk keluarga Kak Calvin. "Calvin ...," panggil Mama Selly sambil menyentuh lengan kanan Kak Calvin, ekspresi gelisah terpancar jelas dari wajahnya, namun Kak Calvin dengan cepat menarik tangannya. "Kok bisa, Mas punya anak? Anak dari siapa, Mas?" tanya Nona Agnes dengan keterkejutan yang mencuat dari matanya. "Anak dari mantan istriku, Yang," Kak Calvin menjelaskan dengan lembut, sambil merangkul bahu Nona Agnes. Dadaku seketika sesak melihatnya. Ah, mengapa aku menjadi semakin sensitif dengan kedekatan Kak Calvin dan Nona Agnes? Aku semakin tidak rela melihat dirinya
Terakhir Diperbarui: 2024-12-19
Chapter: 31. Apa kamu berbohong?
"Apa kamu berbohong??" Suara tajam Ayah Andre menusuk hatiku, matanya menatap dengan penuh keraguan, dan dadanya sedikit memajukan tubuhnya ke arahku."Demi Allah, untuk apa juga aku berbohong. Nggak ada gunanya," jawabku dengan mantap, mencoba menenangkan diri.Senyum miring terukir di wajah Ayah Andre sebelum ia kembali duduk dengan tegak. Napasnya terdengar berat sebelum ia memulai pertanyaan berikutnya, "Boleh aku tau, apa alasanmu tidak jadi menikah dengan Yogi?""Karena Kak Yogi nggak menerima kehamilanku, dia nggak mau bertanggung jawab atas bayi yang bukan darah dagingnya," jawabku dengan suara yang bergetar sedikit."Yakiiiinnn ... itu bukan darah dagingnya??" Ayah Andre menekankan kata-katanya, mencari kepastian."Jelas yakin, karena aku dan Kak Yogi nggak pernah melakukan hubungan yang dilarang agama," aku mencoba menjelaskan dengan hati-hati."Dilarang agama??" Ayah Andre mengangkat sebelah alisnya, ekspresinya penuh dengan keraguan. "Aku nggak paham maksud dari kata-katam
Terakhir Diperbarui: 2024-12-18
Pesona Ibu Susu Anakku

Pesona Ibu Susu Anakku

Bima tak menyangka, jika seorang gadis yang dia tolong seminggu yang lalu akan menjadi ibu susu anaknya. Dia adalah Jenny, seorang gadis cantik berusia 18 tahun yang masih berstatus pelajar SMA. Namun, entah alasan apa, diumurnya yang masih terbilang muda gadis itu sudah mengandung. Apa mungkin karena salah pergaulan? Atau justru memang dia sudah menikah? Semakin lama dilihat, Jenny semakin mempesona. Hingga membuat seorang Bima Pradipta yang masih berstatus suami orang menyukainya. Dan suatu ketika, sebuah insiden kesalahan pahaman membuat keduanya terpaksa menikah dan menjadikan Jenny istri kedua Bima. Akankah pernikahan mereka abadi? Lalu, bagaimana dengan Soraya istri pertama Bima? Akankah dia terima dengan pernikahan kedua Bima? Atau justru dialah yang terlengserkan? “Setelah kita menikah, aku akan menceraikan Raya, Jen!” Bima~ “Kalau begitu Bapak jahat namanya, masa Bu Raya diceraikan? Aku dan dia sama-sama perempuan, aku nggak mau menyakitinya!” Jenny~ Yuk ikuti kisahnya sekarang juga!
Baca
Chapter: 111. END
"Husss!! Jangan ngomong kayak gitu!" Bima menasehati dengan suara yang lembut, namun penuh ketegasan. Tangannya mengusap dahi Jenny dengan penuh kasih, mencoba menghapus ketakutan yang menghantui pikirannya. "Lebih baik kita berdo'a sama Allah, dan berpikir positif. Aku sendiri yakin... semuanya akan baik-baik saja."Dengan kata-kata Bima, Jenny menemukan sedikit ketenangan. Dia mengangguk, menerima saran Bima untuk terus berdoa dan memelihara pikiran positif. Mereka bersama-sama memohon kepada Allah, berharap dan percaya bahwa segala sesuatunya akan berjalan dengan baik.Selama kehamilan kedua ini, Jenny hampir tidak pernah absen dari kontrol kehamilan. Bima, dengan kepeduliannya yang tak pernah surut, selalu mengingatkan dan bahkan sering kali lebih bersemangat dari Jenny sendiri untuk memastikan semuanya berjalan lancar.Wajar begitu, Bima sendiri merasa sangat bahagia dan bersyukur karena diberikan kesempatan untuk menjadi seorang Ayah dari darah dagingnya sendiri.Kabar tentang ha
Terakhir Diperbarui: 2024-04-04
Chapter: 110. Memakanmu
"Ya sudah, kalian hati-hati dijalan, ya? Semoga semuanya berjalan dengan lancar," ucap Eka seraya mengusap pipi anaknya lalu memeluk tubuh Jenny sebentar."Amin, Bun," jawab Bima lalu mencium tangan Eka, kemudian disusul oleh Jenny. "Ya udah, kami berangkat. Assalamualaikum.""Walaikum salam."**Setelah datang ke kantor polisi dan memberikan keterangan, Jenny langsung diarahkan ke rumah sakit untuk melakukan visum.Pihak polisi mengajukan, selain itu Bima juga sempat memintanya. Semua itu demi membuktikan, apakah Jenny sempat diperk*sa dalam keadaan tidak sadar atau tidak. Karena jika bertanya langsung kepada Lukman, itu akan sia-sia saja.Seperti pepatah mengatakan, mana ada maling ngaku. Kalau ada, penjara akan penuh.Setelah selesai dengan urusan polisi, keduanya pulang ke rumah kemudian berlanjut pergi ke mall bersama Eka, Kaila dan juga Weni.*Hari ini terasa sangat melelahkan bagi Jenny, na
Terakhir Diperbarui: 2024-04-03
Chapter: 109. Suami sebaik Pak Bima
'Dia masih belum tidur, kenapa ya?' pikiran itu berkecamuk dalam benak Bima, membuatnya merasa bingung dengan perilaku Jenny. Dalam kebingungan itu, dia memutuskan untuk memejamkan mata, berharap dengan begitu, Jenny akan tergoda untuk segera tidur. "Zzzzz ...." Hanya dalam hitungan menit, suara dengkuran halus dan ritmis itu mengisi udara malam, memecah keheningan yang sebelumnya memenuhi ruangan. Jenny, yang sebelumnya menahan diri, kini membuka mata kembali. Matanya menatap Bima, yang tampak begitu tenang dalam tidurnya. "Ish!!" Gumamnya pelan, rasa sebal memenuhi hatinya. Melihat Bima yang dengan mudahnya memasuki dunia mimpi, sementara dirinya masih terjaga, membuat Jenny merasa frustrasi. Bagaimana bisa pria itu lebih dulu terlelap ketimbang dirinya, padahal Jenny tengah berjuang melawan hasrat dalam dirinya yang begitu kuat dan mendalam.***Keesokan harinya, Bima terbangun perlahan-lahan dan terhanyut oleh aroma wangi sabun yan
Terakhir Diperbarui: 2024-04-02
Chapter: 108. Aku ingin ditemani
Pak Polisi yang sebelumnya menginterogasi Lukman mengambil sikap tegas. Dia menatap Lukman yang terlihat putus asa. "Meskipun Anda mengelak, itu akan sia-sia, Pak. Bukti yang ada sangat kuat menunjukkan bahwa Anda bersalah. Kita hanya perlu menunggu keterangan dari saudari Jenny, dan setelah itu Anda akan ditahan sebagai tahanan di sini." Lukman menolak dengan cepat, menggelengkan kepalanya. "Enggak! Aku nggak mau, Pak! Aku nggak bersalah, ngapain dipenjara? Aku di sini hanya ingin membantu Jenny, menyelamatkan hidupnya dari kebahagiaan palsu dengan Bima. Karena hanya aku yang bisa membuatnya bahagia!" Lukman berteriak dengan putus asa. Dia terlihat kehilangan akal sehatnya, bahkan melawan saat dua polisi menyeretnya keluar dari ruangan. "Lepas!! Lepaskan akuuuu!! Lily sayaaaang, tolong selamatkan aku!!" Lukman berteriak sembari berusaha melepaskan diri, meskipun terlihat sia-sia. "Jangan penjarakan akuuu!! Aku nggak bersalaaahhh!!"Lukma
Terakhir Diperbarui: 2024-04-01
Chapter: 107. Lebih baik kamu mati saja!
Polisi itu mengambil napas dalam-dalam sebelum melanjutkan, "Sebelumnya mohon maaf, Ibu ini siapanya Pak Lukman? Saya ingin bertemu saudari Lily, istri dari Pak Lukman." Lily dengan tegas menjawab, "Aku Lily, Pak. Aku adalah istri dari Lukman." "Baik, kebetulan sekali. Saya ingin meminta Ibu datang ke kantor polisi, untuk memberikan keterangan terkait kasus yang sedang ditangani. Saat ini... Pak Lukman sedang ditahan di kantor polisi karena kasus penculikan dan percobaan pelecehan terhadap saudari Jenny Salsabila," jelas Pak Polisi dengan penuh kehati-hatian. Soraya dan Lily sama-sama terkejut, suara mereka terdengar serempak, "A-apa?!" Soraya menatap Lily dengan wajah penuh kebingungan, mencari kepastian. Lily, yang masih terkejut, menegaskan, "Bagaimana mungkin itu terjadi, Pak? Itu nggak mungkin! Lukman nggak mungkin melakukan hal seperti itu!" Soraya mencoba memahami situasi dengan bertanya, "Jenny yang dimaksud Pak Polisi itu, s
Terakhir Diperbarui: 2024-03-31
Chapter: 106. Seperti ada masalah
"Bagaimana keadaan istriku, Dok? Apakah dia baik-baik saja?" Dokter tersebut, dengan wajah yang penuh empati, menjawab, "Istri Anda baik-baik saja, Pak. Hanya saja, dia tampaknya sempat mengalami serangan panik yang cukup parah hingga menyebabkan dia pingsan," jelasnya dengan tenang dan detail. Bima merasa sedikit lega, menghela napas dalam-dalam. Meski begitu, masih ada pertanyaan lain yang mengganjal di hatinya. "Kalau kandungannya bagaimana, Dok?" "Kandungan istri Anda juga dalam keadaan baik dan sehat, Pak," jawab Dokter. "Tapi, untuk sementara waktu... Saya sarankan agar dia banyak beristirahat. Hindari aktivitas berat dan berikan dia ketenangan hati serta pikiran. Nona Jenny, istri Anda, sepertinya pernah mengalami trauma di masa lalu. Hal ini tentu tidak baik untuk kesehatannya, apalagi dalam kondisi hamil seperti ini." "Trauma apa yang dimaksud, Dok?" Meski dia sudah memiliki dugaan sendiri, tapi Bima ingin mendapatkan penjelasan langs
Terakhir Diperbarui: 2024-03-30
Aku Tak Mau DiMadu

Aku Tak Mau DiMadu

"Aku nggak mau dimadu, Mas!" Istri mana pun tak ada yang mau dimadu, begitu pun dengan diriku. Apalagi, madu tersebut adalah perempuan yang pernah ada dihati suamiku. Naya... sampai mati pun, aku tidak akan membiarkan suamiku diambil olehmu!
Baca
Chapter: 82. END
Yumna menahan rasa sakit dan mencoba menjelaskan, "Bukan, Umi. Ini bukan karena habis jatuh. Aku merasakan sakit perut yang luar biasa dan ada darah. Aku takut ada yang nggak beres dengan bayiku." Umi Mae merasa jantungnya berdebar kencang mendengar penjelasan Yumna. Dia segera memegang tangan Yumna dengan penuh kasih sayang. "Tenang, Nak. Kita akan segera sampai ke rumah sakit dan mereka akan merawatmu dengan baik. Semuanya akan baik-baik saja," Umi Mae mencoba memberikan dukungan dan ketenangan pada Yumna. Dalam perjalanan yang penuh kekhawatiran, Ustad Yunus mengemudikan mobil dengan hati-hati dan cepat. Dia berusaha tetap tenang dan fokus pada tujuan mereka, yaitu membawa Yumna ke rumah sakit dengan segera. Dalam hati, Ustad Yunus berdoa dengan penuh harap agar Yumna dan bayi mereka dalam keadaan yang aman. Dia berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia akan selalu berada di samping Yumna, memberikan dukungan dan cinta yang tak terbatas. * * Sampai di rumah sakit, mereka
Terakhir Diperbarui: 2024-05-17
Chapter: 81. Jangan panik!
"Iya, Nay. Bunda malah punya buktinya kalau memang kamu nggak percaya," kata Bunda Noni dengan nada sedih. "Bukti aku memperk*sa Sandi, Bun?" "Iya." Bunda Noni merogoh tasnya dan mengeluarkan ponselnya. Dengan hati yang berat, dia membuka rekaman CCTV yang masih dia simpan. "Ini adalah rekaman CCTV digudang rumah sakit, Nay." "Gudang rumah sakit?" Naya menatap layar ponsel itu dengan campuran kecemasan dan penasaran. Rekaman dimulai dengan suasana yang biasa di dalam gudang rumah sakit. Namun, ketika adegan yang menggambarkan tindakan tidak senonoh yang dilakukan oleh Naya kepada Sandi muncul di layar, Naya merasa dunianya hancur. Tidak! Dia tidak bisa percaya apa yang dia lihat. Tidak mungkin dia melakukan hal semengerikan itu. Dia merasa mual dan ingin menolak kenyataan yang ada di hadapannya. Namun, bukti yang jelas dan tak terbantahkan memperkuat semua yang Bunda Noni katakan. Naya merasa terjebak dalam kebenaran yang tidak bisa dia pungkiri. "Menjijikkan, Bun! Itu menjijikk
Terakhir Diperbarui: 2024-05-17
Chapter: 80. Sudah jadi istri orang lain
Setelah mendengar penjelasan dari Soni, Yumna Akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumah. Dalam lubuk hatinya yang terdalam, dia benar-benar merasa tidak percaya dengan apa yang diucapkan oleh Soni. Namun, Yumna sendiri tak memiliki bukti yang kuat jika benar pria itu berbohong. Apalagi Ustad Yunus pun ikut meyakinkannya kalau semua ucapan sang kakak ipar adalah benar. Jadi mau tidak mau, mungkin Yumna akan mencoba untuk menerima meskipun hanya sepenuh hati. *** Di tempat berbeda. Setelah menghubungi pihak rumah sakit, Bunda Noni diminta untuk membawa Naya ke sana, supaya bisa diperiksa secara jelas tentang kondisinya. Sandi sendiri memilih tidak ikut bersama mereka, karena memang itu atas permintaan Bunda Noni. Dia tidak mau Naya histeris lagi dan berefek pada kondisi mentalnya. Bunda Noni ingin yang terbaik untuk anaknya, ingin melihatnya sembuh. Setelah setengah jam diperiksa dan berkonsultasi kepada Dokternya Naya, akhirnya dokter itu memiliki jawaban yang akan dijelaskanny
Terakhir Diperbarui: 2024-05-15
Chapter: 79. Dia bukan Yunus!
"Bunda ... Bunda kenapa bawa dia ke sini??" Naya terkejut melihat kedatangan Sandi bersama Bunda Noni. Dia merasa ketakutan dan dengan refleks, dia membanting pintu. Braakkk!! "Astaghfirullahallazim, Nay! Apa yang terjadi?" Bunda Noni bingung dengan kejadian tersebut. Dia mencoba membuka pintu, namun pintu itu sudah dikunci dari dalam. "Pria asing itu... kenapa Bunda membawanya ke sini? Seharusnya Bunda membawanya langsung ke kantor polisi!" Naya mengungkapkan kekhawatirannya. Mendengar perkataan Naya, Bunda Noni menoleh ke arah Sandi, dan keduanya saling memandang. "Apa jangan-jangan yang dimaksud pria asing itu kamu, San? Tapi kenapa?" Bunda Noni bertanya bingung. "Aku nggak tau, Bun." Sandi menggelengkan kepala, juga bingung. "Tapi masa Naya nggak mengenalku?" "Itu dia masalahnya, San." Bunda Noni menghela napas, lalu mengetuk pintu kamarnya. "Naya sayang... Pria asing yang kamu maksud bukanlah orang jahat, tapi dia adalah suamimu, Yunus." "Bunda, ini aneh. Bunda pikir aku n
Terakhir Diperbarui: 2024-05-15
Chapter: 78. Pria asing
Meski diawal Sandi tak menginginkan hal ini terjadi, dan sempat berusaha untuk menolak. Tapi pada akhirnya, sebagai pria normal, dia berhasil luluh.Hasrat itu muncul saat terus menerus digoda, Sandi tak kuasa untuk menahan.**Keesokan harinya.Setelah melalui malam panjang penuh gairah, dengan perlahan-lahan Naya membuka matanya lalu menatap sekeliling ruangan.Sorot matanya pun berhenti pada Sandi yang tertidur pulas dengan bertelanjang dada di sampingnya, dan sontak membuat Naya membulatkan matanya, merasa terkejut."Kamu siapa? Kenapa kamu ada dikamarku?!" teriaknya yang langsung beranjak dari tempat tidur. Namun, kembali dia merasa terkejut mana kala melihat tubuhnya sendiri polos tanpa busana. "Astaghfirullahallazim!!""Ada apa, Nay? Kenapa kamu berisik sekali?" Sandi membuka matanya yang terasa berat, lalu menguceknya beberapa kali sembari menatap Naya. Perempuan itu terlihat panik, dia langsung berlari keluar kamar sambil menarik selimut yang menutupi tubuh Sandi.Braakkkk!
Terakhir Diperbarui: 2024-05-15
Chapter: 77. Cobaan apa lagi ini?
"Eemmm ... mereka ada kok, Nak," jawab Umi Mae, tapi tampak ragu-ragu."Di mana, Umi?""Di rumah Mbaknya Yunus.""Maksud Umi di rumahnya Mbak Sari?""Iya, ada di sana.""Lho kok bisa mereka ada di sana? Memangnya mereka sempat kabur dari rumah, ya?""Bukan kabur dari rumah, tapi mereka sengaja Umi titipin. Karena 'kan waktu itu Yunus sakit, kamu nggak fokus sama mereka. Umi juga 'kan ikut nemenin kamu di rumah sakit," jelas Umi sedikit gugup."Oohh begitu. Syukurlah ...." Yumna merasa lega. "Aku sampai berpikir mereka digoreng sama Umi, buat dijadikan lauk.""Mana mungkin Umi tega seperti itu. Lagi pula mereka 'kan ayam-ayam kesayanganmu.""Umi benar. Terima kasih ya, Umi ...." Yumna langsung memeluk wanita tua itu dengan penuh kasih sayang. "Udah bantu ngurusin Cia dan Cio. Maaf juga, kalau aku sempat su'uzon bahwa Umi menggoreng mereka.""Enggak masalah, Nak. Umi mengerti kok, kekhawatiranmu." Umi Mae mengusap pipi Yumna dengan lembut dan tersenyum."Ya udah, sekarang aku mau pergi
Terakhir Diperbarui: 2024-05-15
Menjadi Madu Sahabatku

Menjadi Madu Sahabatku

"Silla, kamu mau 'kan jadi maduku?" Seperti petir yang menyambar di tengah hari, Silla terkejut mendengar permintaan tak terduga dari Elsa–sahabatnya, yang selama ini dianggapnya sebagai saudara. Selembar kertas hasil pemeriksaan dokter menunjukkan jika dia tidak subur, Elsa akhirnya meminta Silla untuk menjadi madunya. Hanya sebentar, hanya sampai Silla berhasil melahirkan keturunan untuk suami Elsa. Awalnya, Silla menolak dengan tegas. Namun, desakan terus menerus membuatnya akhirnya setuju. Lalu, bagaimana jika dirinya terjebak dalam lingkaran pernikahan itu? Apalagi, sedari dulu hingga sekarang, Silla rupanya masih memendam rasa kepada Nathan—suami dari Elsa. Akankah semaunya berjalan semestinya? Atau, Silla justru tak ingin lepas dari Nathan?
Baca
Chapter: Bab. 64
Dahlia menatap Elsa, matanya berkaca-kaca, menahan gelombang emosi yang hampir membanjiri dirinya. Dia berusaha keras memberikan ruang bagi Elsa untuk berbicara, untuk menjelaskan, meskipun hatinya remuk berkeping-keping."Bukti yang Mommy maksud... rekaman yang Nathan lihat," suara Dahlia bergetar, jari-jarinya gemetar saat dia membuka laptop dan memutar rekaman itu kembali. Adegan ciuman Elsa dan Darwin terputar di layar, menusuk jantungnya seperti sebilah pisau. Dia sengaja memutarnya lagi, agar tak ada yang bisa mengelak, tak ada yang bisa bersembunyi di balik kebohongan."Apa... apa ini?!" Elsa tersentak, matanya melebar tak percaya. Dia buru-buru menutup laptop, mencoba menghentikan tayangan yang begitu memalukan."Harusnya Mommy yang bertanya begitu." Suara Dahlia tercekat, suaranya bercampur amarah dan kepedihan. "Apa yang membuat kalian tega melakukan ini pada kami? Kenapa kalian begitu kejam?" Air matanya jatuh membasahi pipinya. Tatapannya tajam, menusuk ke dalam jiwa Elsa
Terakhir Diperbarui: 2024-12-13
Chapter: Bab. 63
Rekaman video itu menampilkan kamar Nathan. Elsa terbaring di tempat tidur, namun yang membuat jantung Nathan berdebar kencang adalah pakaiannya.Elsa mengenakan lingerie sutra berwarna merah marun, sejenis lingerie yang belum pernah dilihat Nathan sebelumnya. Sepertinya lingerie baru. Nathan terpaku. Untuk apa Elsa mengenakan pakaian seperti itu di rumah orang tuanya? Pertanyaan itu menusuk-nusuk pikirannya.Pikiran Nathan melayang. Saat Elsa berada di sana... bukankah itu saat Nathan seharusnya bersama Silla? Kecurigaan itu mulai mengakar kuat dalam benaknya, semakin menguat saat sosok Darwin muncul dari balik pintu.'Daddy?? Kenapa Daddy masuk ke kamarku, dan Elsa...?' Batin Nathan. Matanya membulat sempurna saat menyaksikan adegan yang tak terbayangkan: Darwin mencium bibir Elsa dengan penuh g*irah, dan Elsa menyambutnya dengan sebuah pelukan yang erat.Sebuah amarah membara membakar seluruh tubuh Nathan. "Brengsek!!" teriaknya, suara itu pecah dan penuh kepedihan. Rek
Terakhir Diperbarui: 2024-12-12
Chapter: Bab. 62
"Bagaimana, Pa? Apa kabar dari polisi? Sudah ada kabar tentang Nathan dan Silla?" tanya Herlin, suaranya dipenuhi kecemasan. Sinar matahari siang yang terik menyinari halaman rumah, namun tak mampu menghangatkan hati yang dipenuhi kekhawatiran.Haikal baru saja menutup telepon dengan petugas kepolisian yang ditugaskan mencari Nathan. Sejak petir menyambar dan memisahkan mereka dari menantunya di tengah guyuran hujan kemarin, Haikal belum berhasil menemukan Nathan. Hanya mobilnya yang tertinggal di tempat kejadian."Belum ada, Ma," jawab Haikal, menggelengkan kepala frustasi. Keringat membasahi dahinya, meski udara terasa panas."Sebaiknya kita beri tahu orang tua Nathan, Pa?" usul Herlin, suaranya sedikit gemetar. Dia tampak lelah, namun tetap tegar."Tunggu dulu, Ma. Kita usahakan dulu hari ini. Kalau sampai sore belum ada kabar… baru kita hubungi mereka." Haikal tak ingin menambah beban kekhawatiran orang tua Nathan, apalagi dengan kabar keberadaan Silla yang belum menemukan titi
Terakhir Diperbarui: 2024-12-11
Chapter: Bab. 61
Beberapa detik Silla membiarkan bibirnya menyatu dengan bibir Nathan, sebelum akhirnya membalas kecupan itu dengan penuh perasaan. Namun, tiba-tiba dia mendengar suara dengkuran halus yang keluar dari bibir Nathan. Pria itu tertidur begitu cepat, tanpa diduga.'Tidak mungkin, Kak Nathan tidur secepat ini? Baru saja dia menciumku. Kukira tadi dia benar-benar ingin berciuman,' batin Silla, rasa kecewa menusuk hatinya. Namun, melihat Nathan tidur dengan tenang dan tanpa beban, sebuah rasa lega dan bahagia pun menyusup hatinya.'Ya sudahlah, tak apa. Anggap saja tadi adalah kecupan perpisahan kita. Karena besok, jika Kak Nathan sudah diizinkan pulang dari rumah sakit... otomatis dia akan pulang ke rumah dan tidak akan bertemu denganku lagi,' batin Silla pilu. Kepalanya bersandar di dada Nathan, air mata mulai membasahi pipinya.***Seperti yang Silla duga semalam, pagi ini dokter mengizinkan Nathan pulang. Kabar itu membawanya pada kelegaan yang begitu dalam, sebuah beban se
Terakhir Diperbarui: 2024-12-01
Chapter: Bab. 60
"E-eh!! Eemm ... Terima kasih, Kak." Wajah Silla memerah, malu-malu. Pandangannya tertunduk.Nathan berusaha bangun dari ranjang, ingin menuju kamar mandi. Namun, tiba-tiba kepalanya berdenyut hebat."Aaww!!" ringis Nathan, menahan rasa sakit yang menusuk."Kakak kenapa? Kenapa bangun?" Silla dengan sigap mengulurkan tangan, menyentuh dahi Nathan saat pria itu memegangi kepalanya."Aku mau kencing, Sil. Tapi kepalaku sangat sakit." Suaranya terdengar lemah."Kencing di sini saja, Kak. Sebentar ... aku carikan botol." Silla menawarkan solusi yang spontan, tanpa berpikir panjang."Jangan, Sil! Masa pakai botol?" Nathan menahan tangan Silla yang hendak mencari botol. Bayangannya saja sudah membuatnya merasa malu."Tadi Kakak bilang kepalanya sakit," Silla mengingatkan dengan nada lembut, namun tetap bersikeras."Memang sakit. Tapi tidak perlu sampai kencing di botol juga, Sil." Wajah Nathan memerah menahan malu. "Tolong bantu aku saja, antar ke kamar mandi." Suaranya terdengar lir
Terakhir Diperbarui: 2024-11-29
Chapter: Bab. 59
"Karena aku men …," ujar Nathan, suaranya terputus. Rasa malu membanjiri dirinya, dua pipinya memerah padam.Silla mengamati wajah Nathan yang memerah. "Lho, Kakak demam lagi?" tanyanya, jari-jari lentiknya menyentuh dahi sang suami. Kulit Nathan memang terasa panas, namun ini bukan karena demam. "Sebentar, aku panggil dokter, ya, Kak. Tunggu—"Silla berdiri, hendak melangkah pergi, namun Nathan menahan lengannya."Tidak usah, ini bukan demam. Aku baik-baik saja.""Tapi badan Kakak panas," Silla menyentuh leher Nathan, sentuhannya membuat jantung Nathan berdebar-debar semakin kencang. Wajahnya memerah semakin dalam."Iya, tidak apa-apa. Nanti juga hilang sendiri. Duduklah lagi.""Eemmm… baiklah," Silla duduk kembali, raut wajahnya masih dipenuhi keraguan. "Jadi, alasan Kakak tidak mau cerai denganku apa?"Nathan menarik napas dalam-dalam. "Tidak ada alasan. Intinya, aku ingin terus bersamamu.""Elsa? Bagaimana dengan Elsa?" Silla mengerutkan dahi, kebingungan mencengk
Terakhir Diperbarui: 2024-11-29
Anda juga akan menyukai
Rasa Dari Keremajaan
Rasa Dari Keremajaan
Romansa · Rossy Dildara
2.7K Dibaca
Because the Baby
Because the Baby
Romansa · Rossy Dildara
2.7K Dibaca
Luka Perselingkuhan
Luka Perselingkuhan
Romansa · Rossy Dildara
2.7K Dibaca
Sang Penari Pujaan Hati
Sang Penari Pujaan Hati
Romansa · Rossy Dildara
2.7K Dibaca
MAGNOLIA KISS
MAGNOLIA KISS
Romansa · Rossy Dildara
2.7K Dibaca
DMCA.com Protection Status