All Chapters of Pernikahan Kontrak Dengan Bos Arogan : Chapter 51 - Chapter 60

82 Chapters

51. kedatangan Nina yang mencurigakan

Satu bulan sudah berlalu sejak Dion mulai menjaga rumah Dirga. Situasi di rumah terasa damai, tanpa tanda-tanda mencurigakan yang sempat membuat Dirga merasa khawatir sebelumnya. Selama waktu itu pula, Dion menjalankan tugasnya dengan baik, membuat seluruh penghuni rumah merasa aman. Namun, karena tidak ada ancaman nyata yang muncul, Dirga mulai sedikit lengah.Hari itu, Dirga meminta Dion untuk menemaninya ke kantor. "Hanya hari ini saja, Dion. Aku perlu kamu di sana untuk urusan penting," ujar Dirga saat sarapan pagi. Dion awalnya ragu, tetapi karena situasi di rumah terlihat baik-baik saja, ia setuju.Amora tidak terlalu memikirkan kepergian Dirga dan Dion. Setelah memastikan Aksa sudah mandi dan sarapan, ia menghabiskan waktu di ruang keluarga sambil mengawasi putranya bermain. Kiara juga terlihat sibuk mengerjakan sesuatu di meja samping ruang tamu. Suasana rumah terasa tenang, hingga sebuah mobil berhenti di depan rumah.Amora berjalan menuju pintu dan membukanya. Ia terkejut me
last updateLast Updated : 2024-12-20
Read more

52. Keracunan

Di dalam rumah, suasana tampak tenang. Amora dan Kiara sedang berada di dapur, sibuk menyiapkan makanan. Sementara itu, Bi Susi sedang menemani Aksa yang tengah bermain bersama Nina di taman samping rumah. Kiara, yang merasa lapar, melihat makanan yang dibawa oleh Nina—nasi goreng udang yang tampaknya sangat menggoda selera. Setelah memindahkan beberapa sendok nasi goreng ke dalam piring kecil, Kiara tak sabar untuk mencicipinya.Dengan lahapnya, Kiara mulai menyantap nasi goreng tersebut. Ia merasa nikmat, aroma udang yang sedap memanjakan hidungnya. Tanpa berpikir panjang, ia menyendok lagi nasi goreng dan memasukkannya ke mulut. Namun, beberapa menit setelah menikmati makanan itu, Kiara mulai merasa ada yang tidak beres.Perut Kiara mulai terasa aneh. Rasa mual datang begitu tiba-tiba, membuatnya berhenti sejenak dari aktivitas makannya. Kiara mencoba untuk menenangkan diri, tetapi perutnya semakin terasa sakit. Ia merasa seperti ada yang mengganjal di tenggorokannya, dan tak lama
last updateLast Updated : 2024-12-21
Read more

53. Cemas

Dion sampai di rumah sakit dengan kecepatan luar biasa, bahkan beberapa perawat yang sedang berjaga di IGD langsung menghampiri begitu melihat pria itu turun dari mobil sambil menggendong seorang wanita yang tak sadarkan diri. "Tolong! Dia butuh pertolongan segera!" seru Dion, suaranya penuh dengan kekhawatiran. Wajah Dion memucat, tangannya sedikit gemetar saat menyerahkan Kiara kepada petugas medis. Perasaan panik benar-benar menguasainya. Hatinya terasa seperti dihimpit batu besar setiap kali menatap wajah Kiara yang pucat.Para perawat segera membawa Kiara masuk ke dalam ruangan tindakan darurat, sementara Dion tetap berada di luar, menunggu dengan perasaan tak karuan. Napasnya memburu, pikirannya dipenuhi dengan berbagai kemungkinan buruk. Ia tak pernah merasa setakut ini sebelumnya. Tangannya terus meremas ponselnya, mempertimbangkan untuk menghubungi Dirga, tapi ia tahu Dirga sudah mempercayakan Kiara padanya. Dia harus memastikan semuanya baik-baik saja terlebih dahulu.Tak la
last updateLast Updated : 2024-12-21
Read more

54. Kesulitan Hati

Dirga memandang langit-langit kamar dengan pandangan kosong. Malam sudah larut, namun matanya tak kunjung terpejam. Sesekali, ia melirik ke arah Amora yang sudah tertidur di sisinya. Wajah istrinya tampak tenang dalam tidur, tapi Dirga tahu di balik ketenangan itu ada luka yang amat dalam. Luka yang, tanpa bisa ia hindari, disebabkan oleh maminya sendiri.Sejak kejadian Kiara diracun, pikiran Dirga tak pernah benar-benar tenang. Ia merasa cemas setiap saat, memikirkan apa langkah selanjutnya yang mungkin akan dilakukan oleh Maminya. Apa yang membuat semuanya lebih berat adalah kenyataan bahwa Maminya sama sekali tidak bisa dihubungi sejak hari itu. Dirga sudah mencoba menelepon berkali-kali, namun selalu berakhir di kotak suara. Bahkan pesan singkat yang ia kirimkan pun tak pernah dibalas.Dirga menarik napas panjang, dadanya terasa sesak. Ia sangat menyayangi maminya, itu tidak pernah berubah. Tapi apa yang dilakukan Maminya akhir-akhir ini sudah benar-benar melewati batas. Dirga mer
last updateLast Updated : 2024-12-21
Read more

55. Ryan & Silva : Dilema

Ryan berdiri di luar pintu apartemen Silva, tangannya sudah terulur untuk menekan tombol lift. Tapi entah kenapa, ada sesuatu yang membuatnya berhenti. Ia menarik napas dalam, merasakan perasaan campur aduk di dadanya. Dengan langkah pelan, ia berbalik, berjalan kembali ke pintu apartemen Silva, dan menekan bel pada pintu sekali lagi. Ketika Silva membuka pintu, wajahnya menunjukkan kebingungan. "Ryan? Ada apa lagi?" tanyanya.Kali ini, Ryan tidak menunjukkan emosi yang tajam seperti sebelumnya. Ia memasuki apartemen dengan sikap yang lebih tenang, bahkan mencoba tersenyum kecil untuk meredakan ketegangan. "Aku hanya ingin bicara kembali padamu, Silva," katanya. "Tadi aku terlalu kasar, maafkan aku. Aku hanya benar-benar ingin tahu apakah kamu tahu sesuatu tentang Tante Nina atau apa yang dia rencanakan setelah kejadian ini. Pasalnya Dirga merasa ini ancaman. Dan setelah apa yang aku dapatkan saat di Surabaya, aku pikir kau terlibat." Ucap Ryan sembari menatap Silva dengan tenang Si
last updateLast Updated : 2024-12-22
Read more

56. Penyelesaian masalah

Siang ini Dirga kembali bermaksud untuk menemui maminya di rumah. Ia belum selesai dengan rasa penasarannya dan kali ini ia ingin mencoba lagi setelah berkali-kali ia gagal bertemu dengan wanita yang sudah melahirkanya itu.Kali ini Dirga mengenakan jasa sopir di kantornya. Ia tak ingin menyetir sendiri. Dan kali ini juga ia tak menghentikan mobilnya tepat di depan rumah orang tuanya, melainkan sedikit jauh dari sana agar maminya tidak mengetahui kedatangannya."Kamu tunggu di sini." Perintah Dirga pada sopirnya itu. Setelahnya ia turun dari mobil dan melangkah tegas menuju rumahnya yang berada beberapa langkah saja dari mobil yang ia parkirkan. Dirga masuk ke dalam. Dia bisa melihat mobil maminya ada di garasi. Dengan langkah pasti ia kembali melangkah masuk ke pintu utama. Saat pintu itu ia buka, matanya langsung tertuju pada maminya yang sedang bersantai di ruang tv. Sebelum melangkah lebih dalam, yang menenangkan pikirannya terlebih dahulu. Menstabilkan emosinya agar tak meledak
last updateLast Updated : 2024-12-23
Read more

57. Pengalaman Pertama (21+)

Suasana di kamar Kiara sangat sunyi walaupun ada sepasang anak cucu Adam di dalamnya. Setelah ciuman panas mereka berakhir, kecanggungan langsung terjadi namun, Dion menarik Kiara untuk duduk di sofa yang ada di kamar gadis tersebut. Pria itu tak ingin kecemplungan itu berlangsung terlalu lama jadi Dion meminta Kiara untuk duduk di sofa tersebut sementara dirinya langsung berbaring dan menjadikan Paha Kiara sebagai bantal.Dion menarik napas dalam-dalam, menatap ke arah jendela kamar Kiara yang terbuka. Udara malam masuk perlahan, membawa aroma embun yang menenangkan. Meski matanya terpejam, suara Dion terdengar lembut, penuh kerentanan. "Aku tidak pernah tahu bagaimana rasanya memiliki seorang ibu yang benar-benar mencintai. Ibuku meninggal ketika aku masih kecil, dalam kecelakaan yang seharusnya tidak pernah terjadi," ucap Dion dengan suara yang sedikit serak. Entah kenapa ia sangat ingin menceritakan Bagaimana dirinya dulu kepada Kiara.Kiara menatap Dion yang terpejam. Awalnya ia
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more

58. Erangan Nikmat dari Kamar Kiara (21+)

Aagghhhh...Desahan Kiara semakin terdengar namun ia langsung menutup mulutnya karena kamar ini bukanlah kamar kedap suara. Dion melirik dari bawah dan ia tersenyum gemas. Ia tak ingin Kiara menahan desahannya. Karena desahan Kiara candu baginya.Kiara menutup matanya, rasa geli itu menyeruak. Rasa nikmat yang dihasilkan dari permainan Dion pada puncak dadanya membuat bagian bawahnya ikut berdenyut. Tanpa sadar Kiara menekan miliknya kuat ke bawah dan kali ini giliran Dion yang dibuat mendesah,Ciuman itu terlepas lagi. Dion menatap pada adik kecilnya dan kembali menatap Kiara. Kiara tersenyum menggoda."Ra," panggil Dion.Kiara mendekatkan wajahnya pada Dion, mengecup daun telinga Dion membuat Dion paha jika Kiara ingin lebih.Dion langsung menggendong gadis tersebut dan membawanya menuju tempat tidur dan membaringkan Kiara di atas sana dan langsung menurunkan celana Kiara sebagai penutup satu-satunya di tubuh gadis tersebut. Kini Kiara tak mengenakan apapun lagi. Fokus Dion tertu
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more

59. Sembunyi-sembunyi

Dion perlahan membuka matanya, menyadari bahwa ia masih berada di kamar Kiara. Ia menatap wajah Kiara yang tenang tertidur dalam pelukannya. Melihat wajah tenang Kiara dan mengingat apa yang baru saja mereka lakukan tadi, membuat hatinya seketika dipenuhi dengan kedamaian dan kehangatan. Ia mengusap puncak kepala Kiara. Merapikan rambut yang menutupi wajahnya. Hubungan mereka semakin terjalin lebih dalam dan ia menyukai itu. Ia janji setelah ini, ia pastikan Kiara hanya boleh berada di dekatnya. Dion tersenyum tipis. Ia mengedarkan pandangannya ke depan, Namun, saat pandangannya jatuh ke arah jam dinding, Dion tersentak. Waktu sudah menunjukkan pukul empat subuh.Ia harus keluar dari kamar ini sebelum orang dirumah ini terbangun.Dion menatap Kiara lembut, “Kiara...” bisiknya sembari mengusap lengan gadis itu. Tak ada respon dari wanita itu. Ia mengulangnya kembali dan akhirnya Kiara mengerjap pelan, matanya membuka sedikit, menatap Dion dengan tatapan mengantuk. “Ada apa?” tanyanya
last updateLast Updated : 2024-12-25
Read more

60. Ambil Resikonya atau Kehancuran

Silva duduk di sebuah kafe kecil di pusat kota, menatap cangkir kopinya dengan tatapan gelisah. Ia baru saja menerima telepon dari Nina, maminya Dirga, yang meminta untuk bertemu. Awalnya, Silva enggan meladeni panggilan itu, tetapi Nina terus mendesaknya. Setelah perdebatan singkat, Silva akhirnya setuju untuk bertemu di salah satu restoran mewah.Saat tiba di restoran, Silva langsung melihat Nina yang sudah menunggunya di sudut ruangan. Wanita itu duduk dengan anggun, mengenakan gaun elegan, dan memberikan senyum penuh arti begitu Silva mendekat. “Kamu tepat waktu,” ucap Nina, suaranya terdengar tegas namun tetap sopan. Silva hanya mengangguk kecil sebelum duduk di hadapannya.Tanpa basa-basi, Nina langsung menyampaikan maksudnya. “Malam ini ada pertemuan makan malam keluarga besar Abraham di kediaman ayah mertuaku. Aku ingin kau datang bersamaku,” katanya sambil menyesap minumannya. Silva mengerutkan kening, merasa tidak nyaman dengan permintaan itu. “Untuk apa aku diundang ke aca
last updateLast Updated : 2024-12-26
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status