Share

55. Ryan & Silva : Dilema

Penulis: Rilla
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-22 15:12:12

Ryan berdiri di luar pintu apartemen Silva, tangannya sudah terulur untuk menekan tombol lift. Tapi entah kenapa, ada sesuatu yang membuatnya berhenti. Ia menarik napas dalam, merasakan perasaan campur aduk di dadanya. Dengan langkah pelan, ia berbalik, berjalan kembali ke pintu apartemen Silva, dan menekan bel pada pintu sekali lagi. Ketika Silva membuka pintu, wajahnya menunjukkan kebingungan. "Ryan? Ada apa lagi?" tanyanya.

Kali ini, Ryan tidak menunjukkan emosi yang tajam seperti sebelumnya. Ia memasuki apartemen dengan sikap yang lebih tenang, bahkan mencoba tersenyum kecil untuk meredakan ketegangan.

"Aku hanya ingin bicara kembali padamu, Silva," katanya. "Tadi aku terlalu kasar, maafkan aku. Aku hanya benar-benar ingin tahu apakah kamu tahu sesuatu tentang Tante Nina atau apa yang dia rencanakan setelah kejadian ini. Pasalnya Dirga merasa ini ancaman. Dan setelah apa yang aku dapatkan saat di Surabaya, aku pikir kau terlibat." Ucap Ryan sembari menatap Silva dengan tenang

Si
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pernikahan Kontrak Dengan Bos Arogan    56. Penyelesaian masalah

    Siang ini Dirga kembali bermaksud untuk menemui maminya di rumah. Ia belum selesai dengan rasa penasarannya dan kali ini ia ingin mencoba lagi setelah berkali-kali ia gagal bertemu dengan wanita yang sudah melahirkanya itu.Kali ini Dirga mengenakan jasa sopir di kantornya. Ia tak ingin menyetir sendiri. Dan kali ini juga ia tak menghentikan mobilnya tepat di depan rumah orang tuanya, melainkan sedikit jauh dari sana agar maminya tidak mengetahui kedatangannya."Kamu tunggu di sini." Perintah Dirga pada sopirnya itu. Setelahnya ia turun dari mobil dan melangkah tegas menuju rumahnya yang berada beberapa langkah saja dari mobil yang ia parkirkan. Dirga masuk ke dalam. Dia bisa melihat mobil maminya ada di garasi. Dengan langkah pasti ia kembali melangkah masuk ke pintu utama. Saat pintu itu ia buka, matanya langsung tertuju pada maminya yang sedang bersantai di ruang tv. Sebelum melangkah lebih dalam, yang menenangkan pikirannya terlebih dahulu. Menstabilkan emosinya agar tak meledak

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-23
  • Pernikahan Kontrak Dengan Bos Arogan    57. Pengalaman Pertama (21+)

    Suasana di kamar Kiara sangat sunyi walaupun ada sepasang anak cucu Adam di dalamnya. Setelah ciuman panas mereka berakhir, kecanggungan langsung terjadi namun, Dion menarik Kiara untuk duduk di sofa yang ada di kamar gadis tersebut. Pria itu tak ingin kecemplungan itu berlangsung terlalu lama jadi Dion meminta Kiara untuk duduk di sofa tersebut sementara dirinya langsung berbaring dan menjadikan Paha Kiara sebagai bantal.Dion menarik napas dalam-dalam, menatap ke arah jendela kamar Kiara yang terbuka. Udara malam masuk perlahan, membawa aroma embun yang menenangkan. Meski matanya terpejam, suara Dion terdengar lembut, penuh kerentanan. "Aku tidak pernah tahu bagaimana rasanya memiliki seorang ibu yang benar-benar mencintai. Ibuku meninggal ketika aku masih kecil, dalam kecelakaan yang seharusnya tidak pernah terjadi," ucap Dion dengan suara yang sedikit serak. Entah kenapa ia sangat ingin menceritakan Bagaimana dirinya dulu kepada Kiara.Kiara menatap Dion yang terpejam. Awalnya ia

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • Pernikahan Kontrak Dengan Bos Arogan    58. Erangan Nikmat dari Kamar Kiara (21+)

    Aagghhhh...Desahan Kiara semakin terdengar namun ia langsung menutup mulutnya karena kamar ini bukanlah kamar kedap suara. Dion melirik dari bawah dan ia tersenyum gemas. Ia tak ingin Kiara menahan desahannya. Karena desahan Kiara candu baginya.Kiara menutup matanya, rasa geli itu menyeruak. Rasa nikmat yang dihasilkan dari permainan Dion pada puncak dadanya membuat bagian bawahnya ikut berdenyut. Tanpa sadar Kiara menekan miliknya kuat ke bawah dan kali ini giliran Dion yang dibuat mendesah,Ciuman itu terlepas lagi. Dion menatap pada adik kecilnya dan kembali menatap Kiara. Kiara tersenyum menggoda."Ra," panggil Dion.Kiara mendekatkan wajahnya pada Dion, mengecup daun telinga Dion membuat Dion paha jika Kiara ingin lebih.Dion langsung menggendong gadis tersebut dan membawanya menuju tempat tidur dan membaringkan Kiara di atas sana dan langsung menurunkan celana Kiara sebagai penutup satu-satunya di tubuh gadis tersebut. Kini Kiara tak mengenakan apapun lagi. Fokus Dion tertu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • Pernikahan Kontrak Dengan Bos Arogan    59. Sembunyi-sembunyi

    Dion perlahan membuka matanya, menyadari bahwa ia masih berada di kamar Kiara. Ia menatap wajah Kiara yang tenang tertidur dalam pelukannya. Melihat wajah tenang Kiara dan mengingat apa yang baru saja mereka lakukan tadi, membuat hatinya seketika dipenuhi dengan kedamaian dan kehangatan. Ia mengusap puncak kepala Kiara. Merapikan rambut yang menutupi wajahnya. Hubungan mereka semakin terjalin lebih dalam dan ia menyukai itu. Ia janji setelah ini, ia pastikan Kiara hanya boleh berada di dekatnya. Dion tersenyum tipis. Ia mengedarkan pandangannya ke depan, Namun, saat pandangannya jatuh ke arah jam dinding, Dion tersentak. Waktu sudah menunjukkan pukul empat subuh.Ia harus keluar dari kamar ini sebelum orang dirumah ini terbangun.Dion menatap Kiara lembut, “Kiara...” bisiknya sembari mengusap lengan gadis itu. Tak ada respon dari wanita itu. Ia mengulangnya kembali dan akhirnya Kiara mengerjap pelan, matanya membuka sedikit, menatap Dion dengan tatapan mengantuk. “Ada apa?” tanyanya

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-25
  • Pernikahan Kontrak Dengan Bos Arogan    60. Ambil Resikonya atau Kehancuran

    Silva duduk di sebuah kafe kecil di pusat kota, menatap cangkir kopinya dengan tatapan gelisah. Ia baru saja menerima telepon dari Nina, maminya Dirga, yang meminta untuk bertemu. Awalnya, Silva enggan meladeni panggilan itu, tetapi Nina terus mendesaknya. Setelah perdebatan singkat, Silva akhirnya setuju untuk bertemu di salah satu restoran mewah.Saat tiba di restoran, Silva langsung melihat Nina yang sudah menunggunya di sudut ruangan. Wanita itu duduk dengan anggun, mengenakan gaun elegan, dan memberikan senyum penuh arti begitu Silva mendekat. “Kamu tepat waktu,” ucap Nina, suaranya terdengar tegas namun tetap sopan. Silva hanya mengangguk kecil sebelum duduk di hadapannya.Tanpa basa-basi, Nina langsung menyampaikan maksudnya. “Malam ini ada pertemuan makan malam keluarga besar Abraham di kediaman ayah mertuaku. Aku ingin kau datang bersamaku,” katanya sambil menyesap minumannya. Silva mengerutkan kening, merasa tidak nyaman dengan permintaan itu. “Untuk apa aku diundang ke aca

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-26
  • Pernikahan Kontrak Dengan Bos Arogan    61. Keberanian Ryan

    Silva berdiri di sudut ruangan, memandang ke arah Nina yang sedang berbincang santai dengan anggota keluarga besar Abraham. Tak lama Nina menatap ke arahnya. Tatapan Nina padanya begitu tajam, penuh ancaman yang tidak tersirat, namun Silva dapat merasakannya jelas. Ia tahu, jika ia mengambil keputusan untuk pergi, maka konsekuensinya tidak akan main-main. Namun, setiap detik berada di dalam rumah itu membuat dadanya semakin sesak.Tatapan Ryan dari kejauhan juga menambah beban di pikirannya. Pria itu tidak berhenti mengamati dirinya, seolah membaca kebingungan yang sedang dialaminya. Namun tatapan Ryan berbeda dari Nina; ada sesuatu yang lebih dalam—seperti ia mencoba melindungi Silva meskipun hanya dengan pandangan matanya.Keadaan semakin sulit bagi Silva saat dua bodyguard Dirga mendekat padanya. Mereka tampak mencoba bergerak secara halus agar tidak menarik perhatian tamu lain, tetapi niat mereka jelas terlihat oleh Silva. Ia merasa terkepung, tak ada jalan keluar.Pikiran Silva b

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-26
  • Pernikahan Kontrak Dengan Bos Arogan    62. Masa Lalu Pahit

    Silva duduk terdiam di halte dengan tatapan kosong. Ryan duduk di sampingnya, mencoba mencairkan suasana yang terasa begitu berat. Udara malam berhembus lembut, tetapi itu tidak mampu meringankan beban yang terlihat jelas di wajah Silva. Ia masih terpaku pada apa yang terjadi sebelumnya—tentang panggilan dari Nina yang dijawab oleh Ryan.Ia kesulitan bernafas. Seolah bayangan kehancuran keluarganya sudah berada tepat di hadapannya.Apa yang harus ia lakukan? Kenapa semuanya bisa jadi serumit ini?Silva menghela nafas berat, menarik perhatian Ryan yang saat ini ada di sampingnya."Maaf atas kelancanganku tadi, tapi ini terbaik buat kamu.""Kamu nggak tahu apa-apa Ryan." Ucapnya lirih sambil menggeleng lemah tanpa menoleh ke arahnya.Ia benar-benar tidak tahu harus berkata apa. Pikirannya terus berputar pada kemungkinan-kemungkinan buruk yang mungkin menimpa keluarganya setelah ini."Tapi kamu bisa bercerita padaku Silva?" Pintanya namun Silva tak menjawab.Ryan menghela napas panjang.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-26
  • Pernikahan Kontrak Dengan Bos Arogan    63. Sudah, Jangan lakukan lagi

    Mobil melaju pelan meninggalkan pantai, keheningan memenuhi ruang di antara Ryan dan Silva. Mereka berdua tenggelam dalam pikiran masing-masing. Silva memandang lurus ke depan kembali sesekali menatap ke arah Ryan. Ia mencoba mencerna perasaan yang mulai tumbuh dalam dirinya. Entah sejak kapan, Ryan berhasil masuk ke dalam hatinya. Bukan hanya karena pria itu menyelamatkannya berkali-kali dari Tante Nina, tetapi juga karena Ryan selalu hadir dengan ketulusan.Apalagi semua cerita yang tadi Ryan sebutkan padanya benar-benar membuat hatinya terluka. Jika ia tetap melanjutkan apa yang Tante Nina suruh, itu artinya sama saja ia menyakiti Ryan.“Aku tidak akan lagi menuruti Tante Nina,” ucap Silva tiba-tiba, memecah keheningan. Nada bicaranya tegas, penuh keyakinan. Ryan meliriknya sekilas, lalu kembali fokus pada jalan.“Itu keputusan yang tepat,” jawab Ryan, suaranya lembut namun tetap tegas. “Bukan hanya untuk Dirga dan Amora, tetapi juga untuk dirimu sendiri, Silva. Jangan buat dirimu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-26

Bab terbaru

  • Pernikahan Kontrak Dengan Bos Arogan    102 (Tamat)

    Kehamilan Silva berjalan lancar, meski seperti kebanyakan wanita hamil, ia juga mengalami morning sickness yang cukup parah. Setiap pagi, Ryan selalu membantu istrinya menghadapi mual dan muntah yang tidak bisa dihindari. Ia memastikan Silva tetap terhidrasi dengan memberikan air jahe hangat yang bisa membantu meredakan rasa mualnya. Namun, hal yang paling membuat Ryan pusing adalah ketika Silva mulai mengidam. Keinginan Silva seringkali datang tiba-tiba, dan bukan hal yang biasa. Mulai dari rujak pedas tengah malam hingga kue-kue tradisional yang sulit ditemukan, semua itu harus Ryan usahakan demi membahagiakan istrinya.Suatu malam, Silva tiba-tiba membangunkan Ryan yang sedang tertidur lelap. Dengan wajah memelas, ia berkata, "Sayang, aku pengen makan durian." Ryan yang setengah sadar hanya bisa mengernyitkan dahi. "Durian? Sekarang? Sayang, ini sudah hampir tengah malam," jawabnya sambil melirik jam di meja. Tapi melihat wajah Silva yang tampak begitu menginginkan hal itu, Ryan

  • Pernikahan Kontrak Dengan Bos Arogan    101

    Dua bulan setelah pernikahan mereka, kehidupan Ryan dan Silva berjalan begitu tenang dan bahagia. Tidak ada lagi bayangan Adrian yang mengusik, dan masalah-masalah yang dulu sempat menghantui mereka kini hanya menjadi kenangan buruk yang semakin memantapkan hubungan mereka. Pagi itu, Silva bangun lebih awal dari biasanya. Ia merasakan sesuatu yang berbeda dalam tubuhnya—mual ringan dan rasa lelah yang tidak biasa. Selain itu, ia menyadari bahwa siklus bulanannya terlambat beberapa hari. Rasa penasaran langsung menggelitik pikirannya.Setelah memastikan Ryan masih tertidur lelap di kamar, Silva memutuskan untuk memeriksa hal itu sendiri. Ia mengambil tes kehamilan yang sudah ia simpan sejak satu bulan yang lalu. Tangannya sedikit gemetar saat mencelupkan alat itu ke dalam sampel yang ia ambil. Beberapa menit menunggu terasa seperti seabad baginya. Ketika hasil akhirnya keluar, dua garis merah muncul di alat itu, jelas dan nyata. Silva terdiam beberapa saat, mencoba mencerna kenyataan

  • Pernikahan Kontrak Dengan Bos Arogan    100

    Pagi itu, Tuan Wijaya melangkah masuk ke ruang kerja Dirga dengan langkah yang terasa berat. Pria paruh baya itu membawa beban yang begitu besar di pundaknya. Wajahnya yang biasanya penuh dengan wibawa kini tampak suram. Dirga yang sedang memeriksa dokumen di mejanya itu dibuat terganggu dengan kehadiran sekretarisnya yang memberi kabar jika ada tamu yang ingin bertemu dengan Dirga di luar. Awalnya Dirga sedikit ragu namun akhirnya ia mengizinkan tamu tersebut untuk masuk.Saat suara ketukan pintu terdengar Dirga pun langsung mengangkat kepala ketika melihat tamunya. "Tuan Wijaya?" tanyanya, setengah terkejut. Tamu ini adalah seseorang yang jarang sekali mau menemui orang lain terlebih dahulu. "Silakan duduk," sambung Dirga sembari mengisyaratkan kursi di depannya. Tuan Wijaya tersenyum tipis, lebih seperti usaha untuk menyembunyikan rasa malunya.Setelah duduk, Tuan Wijaya langsung membuka pembicaraan tanpa basa-basi. "Dirga, aku datang ke sini bukan hanya sebagai pemimpin perusaha

  • Pernikahan Kontrak Dengan Bos Arogan    99

    Adrian duduk di kursi kantornya dengan wajah yang penuh emosi. Berkas-berkas laporan keuangan yang berserakan di mejanya menjadi bukti nyata kehancuran yang tengah melanda perusahaannya. Sementara itu, Tuan Wijaya, ayah Adrian, tampak berdiri di depan jendela besar ruangan tersebut dengan wajah penuh kekhawatiran. “Adrian, apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa para investor kita tiba-tiba menarik diri tanpa alasan yang jelas?” tanyanya dengan nada tajam. Adrian hanya menghela napas panjang sambil memijat pelipisnya. “Aku sedang mencoba mencari tahu, Ayah. Tapi ini semua terjadi begitu cepat. Aku yakin ini bukan kebetulan,” jawabnya dengan suara rendah namun penuh amarah.Adrian merasa ada sesuatu yang tidak beres. Perusahaan mereka, yang selama ini berdiri kokoh, kini berada di ambang kehancuran. Salah satu manajer keuangan masuk ke ruangan dengan raut wajah cemas, membawa kabar yang semakin memperburuk suasana. “Pak Adrian, maaf mengganggu. Kami baru saja menerima kabar bahwa bebera

  • Pernikahan Kontrak Dengan Bos Arogan    98

    Malam itu, setelah semua tamu pulang dan suasana pesta perlahan mereda, Ryan dan Silva akhirnya masuk ke kamar yang telah disiapkan khusus untuk mereka. Kamar itu begitu hangat, dengan lilin-lilin yang menyala lembut dan bunga mawar yang tersebar di beberapa sudut ruangan. Silva berjalan pelan, matanya menyapu setiap sudut kamar dengan ragu-ragu. Gaun pengantinnya masih dikenakan, membuatnya terlihat seperti sosok putri di negeri dongeng. Sementara itu, Ryan berdiri di dekat pintu, memandangi istrinya dengan senyum kecil yang tidak bisa ia sembunyikan. "Kamu terlihat cantik sekali malam ini," bisik Ryan, membuat wajah Silva memerah.Silva memalingkan wajah, mencoba menyembunyikan rasa malunya. "Kamu terlalu sering memujiku hari ini," jawabnya pelan. Ryan melangkah mendekat, melepaskan jasnya dan menggantungnya di kursi dekat tempat tidur. "Aku hanya mengatakan apa yang aku lihat," balasnya sambil menatap Silva dengan lembut. Malam itu terasa begitu berbeda, ada kehangatan yang me

  • Pernikahan Kontrak Dengan Bos Arogan    97

    Pagi itu, udara terasa segar di villa yang terletak di daerah pegunungan. Silva sedang duduk di depan meja rias dengan wajah yang dihiasi senyum tipis. Di belakangnya, seorang perias sedang sibuk menyempurnakan make-up-nya. Gaun pengantin berwarna putih dengan detail renda yang indah tergantung di dekat jendela, memantulkan sinar matahari pagi. Silva menatap pantulan dirinya di cermin, mencoba menenangkan debaran jantungnya. "Nona, Sepertinya kau terlihat sangat gugup. Cobalah untuk menenangkan diri. Sebuah pernikahan itu memang mendebarkan." Ucapnya.Silva tersenyum kikuk. "Aku tak tahu rasanya akan sungguh segugup ini. Supercar dari kebun kupu-kupu yang saat ini berterbangan dalam perutku." Jawabnya yang langsung membuat penata rias tersebut tertawa. "Dulu saat aku menikah, aku juga merasakan hal yang sama dengan apa yang gak nona rasakan. Jantungku bahkan berdegup tak karuan, tubuhku panas dingin dan keringat dingin keluar dari pori-pori wajahku. Tapi satu hal yang membuatku ban

  • Pernikahan Kontrak Dengan Bos Arogan    96

    Begitu orang tua Adrian meninggalkan rumah, suasana di ruang tamu keluarga Silva terasa sangat tegang. Ayah Silva menyandarkan tubuhnya di sofa, mencoba menenangkan diri, sementara ibu Silva tampak mondar-mandir dengan ekspresi cemas. "Mereka benar-benar tidak menyerah, yah? Aku bahkan tidak tahu harus berkata apa tadi," ucap ibu Silva dengan nada bergetar. Ayah Silva menghela napas panjang, mencoba meredam amarah yang sejak tadi ia tahan. Kekhawatirannya terpusat pada Silva. Ia tak ingin Adrian nekat pada anaknya itu yang membuat Silva berada dalam masalah."Aku akan menelepon Ryan. Dia harus tahu tentang ini," katanya sambil mengambil ponselnya dari meja. Ibu Silva berhenti sejenak, menatap suaminya dengan mata penuh kekhawatiran. "Kamu yakin mas kita perlu melibatkan Ryan? Aku tidak ingin masalah ini semakin besar, apalagi Ryan dan anak kita akan segera menikah." ucapnya ragu. "Justru karena ini semakin serius, kita perlu memberitahunya, apalagi perihal Adrian ini Ryan juga sud

  • Pernikahan Kontrak Dengan Bos Arogan    95

    Pagi itu, meja makan keluarga Adrian diisi suasana yang berbeda. Biasanya, sarapan mereka dipenuhi dengan obrolan ringan tentang pekerjaan atau rencana hari itu, tapi kali ini topiknya berpusat pada satu nama: Silva. Adrian duduk dengan raut wajah serius, tatapannya kosong saat menyendok sarapannya. Ibunya, yang duduk di sebelahnya, memecah keheningan. "Adrian, mungkin kita harus mencoba cara lain. Bagaimana kalau kita menemui orang tua Silva langsung?" ucapnya hati-hati, berharap tidak memancing emosi putranya. Adrian berhenti mengunyah, menatap ibunya dengan sedikit ketertarikan. "Ayah sama bunda yakin mereka tahu di mana Silva dan akan memberitahukan pada kita?" tanyanya dingin. Sang ayah, yang duduk di ujung meja, menimpali, "Kalau mereka tidak tahu, siapa lagi yang tahu? Lagipula, mereka pasti tidak akan bisa menutupinya terlalu lama. Lambat laun semua akan terbongkar." Ucap pria paruh baya tersebut.Adrian memandang kedua orang tuanya dengan penuh harap, seolah menemukan sece

  • Pernikahan Kontrak Dengan Bos Arogan    94

    Ryan sedang sibuk mengurus semua dokumen dan administrasi yang dibutuhkan untuk mendaftarkan pernikahannya dengan Silva. Ia ingin memastikan semuanya berjalan lancar tanpa hambatan sedikit pun. Meski hari pernikahan itu akan dilaksanakan secara sederhana sesuai permintaan Silva, Ryan tak ingin mengurangi makna dari momen sakral tersebut. Dengan bantuan Dirga yang memastikan keamanan acara dan Amora yang mendampingi Silva dalam setiap persiapannya, Ryan merasa tenang. Ia sangat menghargai dukungan keluarga Dirga, terlebih hubungan Silva dan Amora yang semakin dekat membuat segala sesuatunya terasa lebih ringan.Di tempat lain, Silva baru saja tiba di sebuah butik bersama Amora. Mereka ditemani dua orang penjaga yang ditugaskan oleh Ryan untuk memastikan keamanan Silva. Amora, dengan gaya cerianya, segera menarik tangan Silva ke rak-rak gaun pengantin yang berjejer dengan desain menawan. "Kita harus pilih yang paling cantik! Ryan pasti bakal terpukau melihatmu," ujar Amora sambil terkek

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status