All Chapters of Pernikahan Kontrak Dengan Bos Arogan : Chapter 31 - Chapter 40

82 Chapters

31. Permintaan Tulus Dirga

Dirga duduk sendiri di ruangannya setelah Ryan dan Rega pergi. Pikirannya tak henti-hentinya memutar bayangan Amora. Perasaan marah, rindu, dan benci bercampur menjadi satu di hatinya. Ia mencoba berkonsentrasi pada pekerjaannya, namun bayangan pria lain yang mungkin mendekati Amora selama ia bekerja di kafe membuatnya kehilangan akal. Rasa cemburu membakar dadanya, dan ia meremas kuat pena di tangannya, seolah itu bisa meredakan kemarahan yang terus berkobar.Dia menghembuskan napas panjang, mencoba menenangkan diri. Tapi usahanya sia-sia. Pikirannya terus kembali ke wajah Amora, senyumnya, suaranya, dan caranya memandang Aksa. Rasa rindu itu semakin menyesakkan, namun di balik itu, bayangan Amora yang tersenyum pada pria lain membuat Dirga menggertakkan giginya. "Apa dia benar-benar nyaman tanpa aku? Apa dia nggak mikirin aku sama sekali?" gumamnya pelan, merasa semakin gelisah.Hari itu, Dirga mencoba fokus pada pekerjaannya. Tapi tak ada satu pun yang terasa benar. Setiap kali ada
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more

32. kita perlu bicara

Dirga menunggu di Angkasa Café dengan hati yang penuh kecemasan. Sejak ia datang lebih awal untuk memastikan Amora tidak didekati pria lain lagi, hatinya terus tergerak untuk membawa istrinya pulang. Ia bisa merasakan betapa tidak nyamannya Amora bekerja di sana, dikelilingi bisik-bisik staf yang menyadari kehadiran Dirga. Setelah beberapa jam menunggu, akhirnya Amora selesai bekerja dan berjalan keluar dari café dengan ekspresi yang tak bisa ia sembunyikan, masih terasa keraguan di wajahnya.Sesekali Amora melirik ke belakang untuk memastikan semua keraguannya. Namun Ia tetap melihatnya dengan jelas di mana rekan-rekannya berbisik sembari melirik ke arahnya."Amora," panggil Dirga lembut saat istrinya mendekat, mencoba untuk tidak memperhatikan tatapan-tatapan yang mengarah ke mereka. "Aku akan antar kamu pulang. Sudah cukup lama kamu di sini." Amora menoleh dengan sedikit ragu, enggan mengingatkan dirinya tentang apa yang terjadi sebelumnya. "Aku tak tahu, Dirga. Di sini sudah cuku
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more

33. Jadi Pasangan seutuhnya

Dirga duduk di tepi ranjang, mengarahkan pandangan lembut ke arah Amora yang masih berdiri kaku di dekat meja rias. Suasana kamar terasa hening, hanya diisi oleh suara napas mereka berdua. Akhirnya, Dirga membuka percakapan, suaranya terdengar rendah namun penuh perhatian. "Amora, gimana kabarmu selama ini? Apa kamu baik-baik saja di rumah itu?" tanyanya, mencoba mengawali dengan sesuatu yang ringan.Amora terdiam sejenak sebelum akhirnya menjawab dengan suara pelan. "Aku baik-baik saja, Dirga. Hanya... sedikit sulit menyesuaikan diri, tapi aku mencoba." Ucapannya terdengar jujur, namun ada lapisan emosi yang ia sembunyikan. Dirga mengangguk, tetapi dari raut wajahnya, jelas bahwa ia tahu Amora tidak sepenuhnya jujur.Dirga menarik napas panjang, menegakkan bahunya sebelum melanjutkan. "Aku tahu, aku yang menyebabkan semua ini. Aku yang membuatmu merasa harus pergi. Tapi sekarang aku sadar, aku nggak bisa terus seperti ini." Matanya menatap dalam ke arah Amora. "Aku ingin kita bicara
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more

34. Tukar Cairan Yuk

Dirga menarik Amora ke dalam pelukannya, memeluk erat seolah ingin menyampaikan semua perasaannya tanpa kata-kata. Dalam pelukan itu, ia menempelkan dagunya di atas kepala Amora, merasakan kelembutan rambut istrinya yang harum. “Amora…” ucap Dirga lembut, suaranya hampir seperti bisikan. “Aku ingin kau tahu, aku tak pernah mencintai orang lain seperti aku mencintaimu. Termasuk rasa cintaku yang dulu pada Silva."Amora hanya diam, tetapi hatinya bergetar. Tangannya tanpa sadar memegang lengan Dirga, seolah mencari dukungan. Keheningan di antara mereka berbicara lebih banyak daripada kata-kata. Hanya detak jantung mereka yang terdengar di tengah suasana tenang di kamar itu.Dirga perlahan melepaskan pelukannya, tetapi jemarinya masih menggenggam lembut wajah Amora. Ia menatap dalam ke mata istrinya itu, mencoba meyakinkan dirinya bahwa ini semua nyata. “Aku tak ingin ada jarak lagi di antara kita, Amora,” katanya sambil membelai pipi Amora dengan ibu jarinya. “Biarkan aku mencintaimu de
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more

35. Keluarga Kecil Yang Bahagia

Dirga membuka matanya perlahan, merasakan kehangatan tubuh Amora di pelukannya. Wajah istrinya itu terlihat begitu damai, seolah semua kekhawatiran telah sirna. Ia masih merasa ini seperti mimpi, namun kehangatan yang nyata dari tubuh Amora mengingatkannya bahwa ini bukan khayalan. Dengan lembut, Dirga mengecup bibir Amora, mencoba membangunkannya. "Selamat pagi, Sayang," bisiknya lembut, sambil mengusap rambut Amora yang masih sedikit berantakan.Amora menggeliat pelan, matanya terbuka perlahan. Wajah Dirga yang begitu dekat membuatnya tersipu. “Pagi…” jawabnya pelan, suaranya terdengar serak namun manis. Ia menyadari dirinya masih berada dalam pelukan suaminya, dan rasa hangat itu membuatnya enggan untuk segera beranjak. Namun, Dirga sudah memiliki rencana lain. “Ayo bangun, kita punya banyak hal yang harus dilakukan hari ini,” ucapnya sembari tersenyum menggoda.Amora hanya mengangguk, meski sedikit enggan meninggalkan kehangatan ranjang mereka. Dirga bangkit lebih dulu, menarik ta
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more

36. Cemburu

Dua hari setelah Dirga dan Amora memutuskan untuk hidup bersama, suasana rumah terasa lebih hangat dari sebelumnya. Kali ini, Dirga punya ide untuk mengajak Amora menghabiskan waktu berdua saja, tanpa Aksa. "Ke mana?" Tanya Amora bingung. Di pangkuan Amora kini ada Aksa yang sedang tertidur."Taman bermain. Nggak masalah dong."Amora seketika mengulum senyum. Suaminya yang gila kerja dan jarang senyum di kantor itu mengajaknya ke taman bermain. Ini sungguh luar biasa. Saat Amora ingin mengangguk, ia langsung teringat Aksa."Aksa gimana?""Kita tinggal sebentar sama bi Susi. Kita sudah lama nggak punya waktu berdua, kan?" ucap Dirga sambil menggenggam tangan Amora.Amora menatap lugu mata suaminya lalu mengarahkan pandangannya pada bi Susi yang juga ada di dekat mereka. "Tenang Amora, bibi siap menjaga tuan muda kecil. Tuan Dirga sama Amora pergi saja, biar bibi dan Kiara yang atasi." Walaupun awalnya ragu meninggalkan Aksa, Amora akhirnya setuju setelah Bi Susi meyakinkannya bahwa
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

37. Kencan dan kecupan

Setelah kecemburuan singkat itu berlalu, Kini Dirga dan Amora kembali melanjutkan kencan mereka. Ia memegang tangan Amora dengan erat, memastikan bahwa istrinya merasa nyaman setelah insiden kecil tadi. Tentu saja genggaman itu membuat Amora merasa begitu nyaman dan terlindungi. Ia tersenyum menatap Dirga, senyum yang begitu manis yang bisa membuat hati pria itu menghangat seketika. Di tengah keramaian wahana bermain, fokus Dirga dan Amora langsung terpecah pada wahana permainan tornado. Pesannya suara teriakan yang begitu keras terdengar dari wahana tersebut. Dan itu langsung memacu adrenalin Dirga dan Amora untuk ikut juga dalam teriakan itu."Mau?" Tawar Dirga. Amora langsung mengangguk antusias. Sembari bergandengan tangan, mereka lalu melangkah menuju tempat masuk wahana tornado. Beruntung mereka memakai tiket fash track, jadi mereka tak perlu antri untuk menikmati semua wahana di tempat bermain tersebut.Amora berteriak begitu kencang saat wahana tersebut berputar. Namun dari t
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

38. Dia adalah Istriku

Dirga menghela napas panjang sambil memperhatikan Amora yang masih bersikukuh menolak ikut ke kantor. Ia bahkan merengek merajuk pada suaminya itu. “Sayang, ini hanya kantor. Kenapa kamu harus takut? Mas ingin kamu ikut dengan mas,” ucap Dirga dengan nada tegas namun lembut. Amora duduk di tepian ranjang, menunduk sambil menggigit bibirnya. “Mas, bukan aku nggak mau ikut kamu ke kantor, tapi mereka bahkan nggak tahu kalau aku ini istrimu. Tiba-tiba aku muncul di sana bareng kamu, mereka pasti akan curiga. Aku nggak mau jadi bahan gosip mas,” ucapnya, matanya berkaca-kaca.Dirga mendekat dan jongkok di hadapan Amora, menggenggam kedua tangannya erat. “Kamu terlalu khawatir sayang. Lagipula, memangnya kenapa kalau mereka tahu? Kamu memang istri mas kan? Dan lagian , sudah saatnya juga mereka tahu itu. Mas nggak akan membiarkan orang-orang berpikiran buruk tentangmu. Dan sebenarnya Mas juga ingin memberitahu pada orang-orang Kalau Mas ini sudah menikah dan istri Mas itu kamu.,” katanya
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

39. Kumpul Keluarga Besar

Setelah membereskan semua kegaduhan di kantornya, sorenya Dirga pun memutuskan untuk membawa Amora ke rumah utama milik kakeknya. Sebelumnya Amora pernah menginap di villa kakek Abraham saat istrinya itu diculik oleh kakeknya.Dan sekarang justru Dirga ingin membawanya ke rumah utama milik kakek Abraham karena di sana saat ini juga ada perkumpulan keluarga besar. Ia juga ingin memperkenalkan Amora pada semua keluarga besarnya. Karena ia akui pernikahan Dirga ini hanya diketahui oleh beberapa orang saja, dan sekarang ia sangat ingin membongkar jika dirinya sudah menikah dan punya anak.Ditambah lagi, Ia merasa memang sudah waktunya untuk dirinya mempertemukan Amora dengan keluarganya dalam suasana yang lebih tenang dan penuh kehangatan. Sepanjang perjalanan, Amora merasa gugup, apalagi mengingat bagaimana hubungan Dirga dan kakeknya sering kali diwarnai perbedaan pendapat pasca Amora diculik. Namun, Dirga menggenggam tangannya erat, meyakinkan bahwa semuanya akan baik-baik saja.Saat m
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

40. Menyerah

Setelah mencegat Kiara untuk menghindarinya lagi, Dion memutuskan untuk membawa Kiara ke paviliun pribadinya yang terletak di sebelah rumah utama Abraham. Langit gelap semakin pekat , dan suasana sekitar paviliun terasa sunyi, hanya ditemani suara gemerisik dedaunan yang tertiup angin. Kiara, yang biasanya penuh percaya diri, tampak gelisah. Langkahnya ragu-ragu saat mengikuti Dion memasuki paviliun yang sederhana namun terasa dingin.Dion menatap Kiara dengan tatapan kesal, memerhatikan setiap gerak-geriknya yang terlihat kaku. "Duduklah," perintahnya sambil menunjuk sofa di ruang tamu paviliun. Kiara menurut, meskipun jelas terlihat ketidaknyamanan di wajahnya. Dion mengenal Kiara sudah cukup lama. Sebagai bodyguard, wanita itu dikenal tangguh dan profesional. Namun, ada sesuatu yang selalu membuatnya menjaga jarak darinya, dan malam ini Dion berniat mencari tahu alasannya."Kau terlihat aneh, Kiara," ucap Dion dengan nada serius setelah mengambil tempat duduk di seberangnya. "Setia
last updateLast Updated : 2024-12-18
Read more
PREV
1234569
DMCA.com Protection Status