All Chapters of Pernikahan Kontrak Dengan Bos Arogan : Chapter 21 - Chapter 30

82 Chapters

21. Rencana Kakek Dirga

Ruangan kantor Dirga terasa mencekam setelah insiden yang baru saja terjadi. Dirga mondar-mandir dengan raut wajah penuh kecemasan, ponselnya terus-menerus ia genggam erat, berharap ada kabar masuk tentang Amora. Namun, yang ada hanyalah keheningan yang membuat pikirannya semakin kacau. Bayangan Amora yang berteriak sambil diseret ke dalam mobil hitam di depan matanya terus menghantui. Ia merasa tak berdaya, dan rasa bersalah perlahan menggerogoti hatinya.Dengan napas tersengal, Dirga menghubungi Ryan, sahabatnya semasa kuliah yang kini bekerja sebagai ahli IT di perusahaan besar. Telepon itu diangkat hanya dalam hitungan detik.“Ryan, aku butuh bantuanmu sekarang,” suara Dirga terdengar tergesa-gesa, hampir seperti perintah.“Ada apa? Suaramu terdengar kacau,” tanya Ryan dengan nada serius.“Amora… dia diculik. Tepat di depan mataku. Aku tidak tahu harus mulai mencari dari mana. Aku butuh keahlianmu, Ryan. Lacak mobil itu, apapun caranya!” Dirga memukul meja kerjanya dengan frustras
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

22. Rindu

Amora melangkah memasuki kamar yang telah disiapkan untuknya di villa Tuan Abraham. Langit-langitnya tinggi dengan jendela besar yang menghadap ke taman. Tirai-tirai putih melambai lembut diterpa angin, memberikan nuansa tenang yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Namun, yang paling mencuri perhatiannya adalah box bayi berwarna putih dengan hiasan renda halus di sudut ruangan. Matanya membelalak, dan dadanya terasa sesak oleh campuran emosi yang tak terjelaskan."Nyaman, bukan?" suara seorang wanita menyapa dari belakang. Amora menoleh dan mendapati seorang asisten rumah tangga berdiri di sana dengan senyum ramah. "Kami ingin memastikan Anda merasa seperti di rumah sendiri, Nyonya Amora."Amora masih canggung mendengar dirinya disebut "Nyonya." Ia hanya mengangguk pelan dan tersenyum. "Terima kasih... semua ini terasa terlalu mewah untuk saya."Wanita itu tersenyum lebih lebar. "Tuan Abraham berpesan agar Anda mendapatkan yang terbaik. Jika ada yang Anda butuhkan, Anda hanya perlu
last updateLast Updated : 2024-12-11
Read more

23. Rindu sih, Tapi gimana?

Dirga duduk di ruang kerjanya dengan kepala bersandar di kedua tangannya. Wajahnya kusut, matanya sembab karena kurang tidur, dan pikirannya terus dihantui oleh bayangan Amora. Sudah satu minggu sejak Amora menghilang, dan selama itu pula ia merasa hidupnya benar-benar berantakan.Dirga tak menyangka hidupnya bisa separah ini sekarang tanpa Amora disisinya. Ia pikir perjanjian itu akan bisa ia atasi, Namun ternyata kali ini ia mengakui jika dirinya sudah kalah telak.Semua usaha telah ia lakukan—melibatkan Ryan untuk melacak sinyal, mencari di tempat-tempat yang mungkin menjadi lokasi penculikan, hingga menyewa detektif swasta—namun hasilnya nihil.Ia memukul meja kerjanya keras-keras hingga beberapa dokumen di atasnya berantakan. "Kenapa begitu sulit? Di mana mereka?!" gumamnya dengan suara bergetar. Dirga selalu menjadi pria yang tenang dan penuh kendali, tetapi kehilangan Amora membuat dirinya berada di ambang kehancuran. Sesuatu yang bahkan tak pernah ia rasakan sebelumnya."Kamu
last updateLast Updated : 2024-12-11
Read more

24. Selamatkan Ibunya

Pencarian terhadap Amora yang Dirga lakukan belum membuahkan hasil. Hidupnya semakin berantakan kala ia menghitung ini sudah masuk bulan ke sembilan dari kehamilan Amora, itu artinya, Istrinya itu hanya tinggal menunggu hari untuk melahirkan. Namun entah kenapa akhir-akhir ini Dirga merasa jika dirinya dijebak. ia merasa jika ini hanya permainan Amora. wanita itu tak ingin meninggalkan anak itu setelah lahir, jadi ia sengaja melakukan rencana seperti ini.Dirga mengepalkan tangannya kuat. Jika benar semua kecurigaannya ini benar, Ia pastikan akan menjebloskan Amora ke penjara.Dirga mengepalkan tinjunya kuat. otaknya langsung mengingat ayah Amora di rumah sakit. Entah kenapa ia merasa bodoh. Kenapa ia bisa melupakan rumah sakit tempat ayah Amora di rawat. bisa jadi Amora ke sana bukan?.Dirga meraih kunci mobilnya dan langsung bergegas menuju rumah sakit. Ia ingin memastikan semuanya, apa benar ia sedang dipermainkan.Tiba di rumah sakit, Dirga langsung melangkah menuju ruang rawat se
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

25. kabar duka

Operasi berjalan berjam-jam. raut wajah cemas terlihat dari semua yang menunggu, namun tidak dengan Dirga. Tatapan Dirga datar namun tidak dengan hatinya. permintaannya tadi pada dokter untuk menyelamatkan Amora adalah benar. permintaan itu tulus dari hatinya. Amora masih punya masa depan. ayahnya juga membutuhkan dirinya. setelah semua ini selesai, ia akan menceraikan Amora secara sah dan melanjutkan hidup masing-masing sesuai yang Amora minta.Lampu ruang operasi yang tadi menyala kini sudah mati, menandakan operasi sudah selesai. tak lama dokter keluar sambil membawa seorang bayi kecil yang sangat mungil. Tak ada raut bahagia secara utuh di wajah mereka semua. karena jika bayi ini selamat, itu artinya Amora, "Ibunya dan bayinya baik-baik saja. Ibunya sangat kuat memberikan dukungan untuk bayi ini agar mau bertahan." ucap dokter membuat tangis yang menanti langsung pecah. Tak jauh beda dari Dirga, di tengah raut wajahnya yang tanpa ekspresi, di hatinya ada kelegaan yang teramat san
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

26. Menepati Janji

Amora menatap rumputan hijau di halaman luas rumah Dirga yang baru saja mereka tempati. Dalam pangkuannya saat ini ada bayi mungil yang sedang terlelap. Aksara Dirgantara Abraham.Itulah nama yang Dirga berikan pada bayi mungil ini. Aksa panggilannya. Sejak bayi ini lahir Dirga memang tidak pernah menyinggung lagi perihal perjanjian tersebut. Namun ia tidak mungkin melupakan semuanya begitu saja bukan? Ia akan menempati janjinya. Dirga sedang Dinas keluar kota sekarang dan akan kembali malam ini. Di rumah hanya ada Kiara dan Bik Susi, ini Adalah kesempatannya. ia akan pergi dari rumah ini dan memberikan Aksa pada Dirga. Rencananya ini tidak ada yang tahu satupun. Ia hanya ingin pergi tanpa melihat tangisan. Ia hanya ingin memulai hidupnya kembali dari nol Setelah semua carut marut, luka, kebahagiaan dan cinta yang ia dapatkan."Aksa, walaupun mama nggak ada di sisi kamu, percayalah kasih sayang mama tidak akan pernah mati untuk kamu. Kamu segalanya Untuk Mama. Dan cuma Kamu sebenar
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

27. Sepi

Dirga mengecek CCTV di rumahnya. Dan ia mendapati Amora keluar dari rumah pukul setengah dua belas. Itu artinya sudah tiga jam yang lalu. Ia segera meraih ponselnya, mencoba menghubungi Amora, tapi tidak ada jawaban. Nomornya bahkan tidak aktif. Dirga merasakan tubuhnya bergetar—marah, kecewa, dan takut semuanya bercampur aduk.Dia menyadari satu hal yang selama ini dia abaikan—keinginannya untuk menjaga jarak dari Amora telah menghancurkan dirinya sendiri. "Kenapa aku tidak pernah menegaskan apa yang aku mau setelah Aksa lahir? Kenapa aku begitu bodoh?" Dirga mengutuk dirinya sendiri. Sekarang, wanita yang tanpa sadar telah mengisi ruang kosong dalam hidupnya telah pergi.Dirga mondar-mandir di ruang tamu dengan ponsel di tangan. Beberapa kali ia mencoba menghubungi orang-orang yang ia pikir bisa membantu, tapi sebagian besar tidak menjawab panggilannya. Jam sudah menunjukkan pukul 03.30 pagi, namun pikirannya terus berputar, mencari cara agar ia bisa menemukan Amora.Tangisan Aksa t
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more

28. Rasa rindu yang membuncah

Pagi pertama di rumah lamanya terasa begitu sunyi bagi Amora. Ia terbangun lebih awal dari biasanya, tubuhnya terasa lelah, bukan hanya karena tidur di atas kasur tua yang keras, tapi juga karena pikirannya yang tak pernah berhenti memikirkan Aksa dan Dirga. Ketika ia mencoba bangkit dari tempat tidur, nyeri di dadanya langsung terasa. Ia menyentuhnya pelan, menyadari bahwa ini akibat ia tidak lagi mengASIhi Aksa. Air susu yang menumpuk membuat dadanya terasa penuh, seolah menggambarkan perasaan rindunya pada sang bayi kecil.Dengan langkah lunglai, Amora berjalan ke dapur. Dapur kecil itu masih dipenuhi peralatan masak sederhana yang dulu sering ia gunakan bersama ayahnya. Ia menyeduh segelas teh hangat, mencoba menenangkan pikirannya. Namun, setiap tegukan teh justru membawa pikirannya kembali pada Aksa. Bayangan Aksa yang selalu tersenyum di pelukannya kini terasa seperti mimpi yang perlahan memudar. Ia meremas cangkir yang dipegangnya, menahan air mata yang kembali mendesak keluar
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more

29. Pertemuan yang mengharukan

Pagi itu, seperti yang diarahkan oleh Dirga, Kiara dan Bik Susi memutuskan untuk membawa Aksa bersama mereka ke Angkasa Cafe, sesuai instruksi Dirga. Awalnya, Kiara ragu membawa bayi kecil itu. Karena Cafe adalah suasana yang ramai sementara Aksa masih kecil. Ia takut nanti Aksa merasa risih dan selalu menangis. Ditambah lagi ia juga takut Amora akan menyadari rencana di balik kunjungan mereka. Namun, Bik Susi meyakinkan bahwa semuanya akan baik-baik saja. Amora juga tidak akan membiarkan Aksa menangis. Dia bisa menyusui Aksa nanti. melihat Aksa bisa juga menjadi penghiburan bagi Amora, meski mereka harus tetap berpura-pura.Kiara pun akhirnya menyetujuinya. Setibanya di kafe, suasana tampak sibuk dengan pelanggan yang memesan makan siang. Kiara masuk lebih dulu, membawa Aksa dalam gendongan, sementara Bik Susi menyusul sambil membawa tas perlengkapan bayi.Dari pintu masuk Mereka sudah bisa melihat Kiara, namun istri majikannya itu sedang sibuk jadi tak menyadari jika mereka tiba.Me
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more

30. Bisikan dua setan

Pagi itu, Dirga duduk di kursi kerjanya sambil menatap layar laptop yang terbuka di hadapannya. Namun, pikirannya tidak berada di sana. Angka-angka dan laporan yang tertera di layar tampak seperti bayangan kabur di matanya. Ia mencoba fokus, namun sekeras apapun usaha, pikirannya terus mengarah pada Amora. Wajah istrinya, senyumnya, bahkan suara lembutnya, terus menghantui benaknya. Hatinya terasa kosong dan berat, seperti ada yang hilang dari hidupnya.Sebuah rapat penting yang seharusnya berjalan dengan lancar pagi itu malah berakhir kacau. Dirga hanya duduk diam di kursi pimpinan, memberikan jawaban singkat yang tidak relevan saat ditanya. Beberapa kali sekretarisnya, Tania, mencoba membantunya menyelamatkan situasi, namun tidak banyak yang bisa ia lakukan. Ketika rapat selesai, beberapa kolega bahkan berbisik-bisik, bertanya-tanya apa yang terjadi pada Dirga.Tania mengetuk pintu ruang kerja Dirga dengan ragu, membawa dokumen yang perlu ditandatangani. “Pak Dirga, ini laporan keua
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more
PREV
123456
...
9
DMCA.com Protection Status