Pagi itu, Dirga duduk di kursi kerjanya sambil menatap layar laptop yang terbuka di hadapannya. Namun, pikirannya tidak berada di sana. Angka-angka dan laporan yang tertera di layar tampak seperti bayangan kabur di matanya. Ia mencoba fokus, namun sekeras apapun usaha, pikirannya terus mengarah pada Amora. Wajah istrinya, senyumnya, bahkan suara lembutnya, terus menghantui benaknya. Hatinya terasa kosong dan berat, seperti ada yang hilang dari hidupnya.Sebuah rapat penting yang seharusnya berjalan dengan lancar pagi itu malah berakhir kacau. Dirga hanya duduk diam di kursi pimpinan, memberikan jawaban singkat yang tidak relevan saat ditanya. Beberapa kali sekretarisnya, Tania, mencoba membantunya menyelamatkan situasi, namun tidak banyak yang bisa ia lakukan. Ketika rapat selesai, beberapa kolega bahkan berbisik-bisik, bertanya-tanya apa yang terjadi pada Dirga.Tania mengetuk pintu ruang kerja Dirga dengan ragu, membawa dokumen yang perlu ditandatangani. “Pak Dirga, ini laporan keua
Last Updated : 2024-12-16 Read more