Share

22. Rindu

Author: Rilla
last update Last Updated: 2024-12-11 00:14:02

Amora melangkah memasuki kamar yang telah disiapkan untuknya di villa Tuan Abraham. Langit-langitnya tinggi dengan jendela besar yang menghadap ke taman. Tirai-tirai putih melambai lembut diterpa angin, memberikan nuansa tenang yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Namun, yang paling mencuri perhatiannya adalah box bayi berwarna putih dengan hiasan renda halus di sudut ruangan. Matanya membelalak, dan dadanya terasa sesak oleh campuran emosi yang tak terjelaskan.

"Nyaman, bukan?" suara seorang wanita menyapa dari belakang. Amora menoleh dan mendapati seorang asisten rumah tangga berdiri di sana dengan senyum ramah. "Kami ingin memastikan Anda merasa seperti di rumah sendiri, Nyonya Amora."

Amora masih canggung mendengar dirinya disebut "Nyonya." Ia hanya mengangguk pelan dan tersenyum. "Terima kasih... semua ini terasa terlalu mewah untuk saya."

Wanita itu tersenyum lebih lebar. "Tuan Abraham berpesan agar Anda mendapatkan yang terbaik. Jika ada yang Anda butuhkan, Anda hanya perlu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pernikahan Kontrak Dengan Bos Arogan    23. Rindu sih, Tapi gimana?

    Dirga duduk di ruang kerjanya dengan kepala bersandar di kedua tangannya. Wajahnya kusut, matanya sembab karena kurang tidur, dan pikirannya terus dihantui oleh bayangan Amora. Sudah satu minggu sejak Amora menghilang, dan selama itu pula ia merasa hidupnya benar-benar berantakan.Dirga tak menyangka hidupnya bisa separah ini sekarang tanpa Amora disisinya. Ia pikir perjanjian itu akan bisa ia atasi, Namun ternyata kali ini ia mengakui jika dirinya sudah kalah telak.Semua usaha telah ia lakukan—melibatkan Ryan untuk melacak sinyal, mencari di tempat-tempat yang mungkin menjadi lokasi penculikan, hingga menyewa detektif swasta—namun hasilnya nihil.Ia memukul meja kerjanya keras-keras hingga beberapa dokumen di atasnya berantakan. "Kenapa begitu sulit? Di mana mereka?!" gumamnya dengan suara bergetar. Dirga selalu menjadi pria yang tenang dan penuh kendali, tetapi kehilangan Amora membuat dirinya berada di ambang kehancuran. Sesuatu yang bahkan tak pernah ia rasakan sebelumnya."Kamu

    Last Updated : 2024-12-11
  • Pernikahan Kontrak Dengan Bos Arogan    Bagian 1

    "Kami sudah bicara dengan pihak administrasi rumah sakit mbak. Kalau dalam waktu satu Minggu ke depan mbak tidak melunasi tunggakan biaya perawatan, kami terpaksa menghentikan semua hal yang berkaitan dengan perawatan ayah mbak."Amora menatap kertas tagihan rumah sakit di tangannya dengan tatapan kosong. Angka-angka besar yang tertera di sana seolah menekan dadanya hingga sulit bernapas. Ia bahkan masih bisa mengingat dengan jelas apa yang petugas administrasi itu katakan padanya. Ayahnya masih terbaring koma, bergantung pada alat-alat medis yang biayanya terus membengkak setiap hari. Sudah tidak ada lagi yang bisa dijual, tidak ada keluarga yang bisa diandalkan, dan penghasilannya sebagai karyawan pemasaran bahkan tidak cukup untuk membayar seperempat dari total tagihan itu.Ingin meminjam pada kantornya, sangat tidak mungkin. karena dirinya juga baru saja bekerja sejak dua bulan yang lalu. kantor mana yang mau meminjamkan uang sebanyak ini pada karyawan yang baru bekerja dua bulan

    Last Updated : 2024-10-17
  • Pernikahan Kontrak Dengan Bos Arogan    Bagian 2

    "Me--menikah?"Kalimat itu jatuh seperti petir yang menyambar di tengah keheningan. Amora membeku di tempatnya, pikirannya berputar tanpa kendali. "Melahirkan seorang anak?" bisiknya, seolah berharap ia salah dengar. "Kamu... kamu tidak serius, kan?" tanyanya dengan suara gemetar, mencoba mencari tanda-tanda bahwa ini hanyalah gurauan yang kejam."Tak ada yang bercanda dari ucapanku Amora. Dan Setelah anak itu lahir," lanjut Dirga dengan nada rendah, "pernikahan kita akan berakhir. Aku hanya membutuhkan seorang keturunan, tidak lebih."Kata-kata itu menghantam Amora seperti badai. Napasnya tercekat, dan ia hanya bisa menatap Dirga dengan ekspresi terkejut sekaligus terluka. Pria itu tidak sedikit pun memalingkan wajahnya atau menunjukkan keraguan. Ia seperti batu karang yang tidak bisa digoyahkan oleh badai emosi apa pun.Amora masih terpaku, pikirannya berkecamuk dengan berbagai emosi yang bercampur aduk. Namun, Dirga tidak memberinya waktu lama untuk mencerna semuanya."Jika kau se

    Last Updated : 2024-10-17
  • Pernikahan Kontrak Dengan Bos Arogan    Bagian 3

    Amora berdiri di depan cermin besar di kamar apartemen baru yang kini disebut sebagai "rumah." Ia baru saja 'sah' menjadi istri seorang Dirgantara. bahkan Gaun putih sederhana yang ia kenakan tadi masih membalut tubuhnya dengan sangat indah. Jika pernikahan ini karena cinta, Sudah bisa dipastikan dirinya akan menjadi pengantin wanita paling bahagia di dunia ini. tapi nyatanya, Ia harus menelan pil pahit karena semuanya hanyalah sebuah perjanjian. Pernikahan yang sangat Amora impikan, hanyalah sebuah perjanjian. Amora semakin dibuat lirih saat ia menatap jari manisnya yang tak melingkar apapun. Seharusnya ada cincin di sini. tapi justru yang ia lihat hanyalah jemarinya saja tanpa cincin pengikat."Hahaha, Apa yang kau harapkan Amora! semuanya hanya perjanjian. Hamil lah dan lahirkan anaknya setelah itu kau harus siap dibuang seperti sampah." Ujarnya pada dirinya sendiri sembari menatap ke depan cermin."Oh, kau masih di depan cermin? keluarlah! Ada yang ingin aku bicarakan denganmu."

    Last Updated : 2024-10-17
  • Pernikahan Kontrak Dengan Bos Arogan    Bagian 4

    Jam menunjukkan pukul tiga subuh. Dirga masih terjaga setelah pergulatan panjangnya dengan Amora yang baru selesai satu jam yang lalu. Ia tak menyangka keberanian Amora membuat mereka berakhir di atas ranjang yang sama. Entah berapa kali ia melepaskan calon anaknya di Rahim Amora. Dan ia berharap jika itu bisa cepat menghasilkan. Dirga memejamkan matanya. Ia bersandar di sandaran tempat tidur. Hanya sebentar, ia kembali membuka matanya dan menatap Amora yang kini sudah terlelap dengan tubuh telanjang yang hanya ditutupi selimut tebal. Tatapan Dirga terlihat kosong. Ia kembali teringat satu bulan yang lalu, kakeknya memberikan ancaman padanya.Satu bulan yang lalu, "Dirga, jangan bermimpi menjadi penerus utama keluarga ini jika kau belum memiliki keturunan. Warisan ini bukan untuk pria yang tak bisa melanjutkan garis keluarga." Dirga mengepalkan tangannya, merasa terdesak oleh tuntutan keluarga yang tak pernah memberinya ruang untuk memilih. Itulah alasan ia membuat keputusan dingin

    Last Updated : 2024-10-17
  • Pernikahan Kontrak Dengan Bos Arogan    Bagian 5

    Dirga duduk di ruang kerja di kantornya, mencoba fokus pada dokumen yang terbuka di hadapannya. Namun, pikirannya terus kembali pada wajah Amora yang basah oleh air mata yang ia lihat tadi malam saat ia hendak kembali ke apartemen lama dan hendak melihat keadaan Amora untuk sebentar.Ia tak pernah peduli sebelumnya-air mata orang lain adalah urusan mereka, bukan urusannya. Tapi kali ini berbeda. Ada sesuatu yang aneh mengusik hatinya, seperti duri kecil yang menyakitkan meski tak terlihat. Dirga menepis pikirannya, menganggap itu hanya rasa bersalah yang seharusnya tak perlu ia rasakan. "Dia tahu konsekuensinya," gumamnya pelan, tapi suara itu terdengar lebih seperti pembelaan daripada keyakinan.Namun semakin lama Dirga mencoba fokus, semua semakin membuatnya sakit kepala. Dirga memijat pelipisnya, mencoba menghalau rasa lelah yang tak biasa. Pikirannya terus mengembara, kembali ke apartemen tempat Amora berada. Sudah satu bulan mereka menikah, dan meskipun hubungan mereka didasark

    Last Updated : 2024-10-17
  • Pernikahan Kontrak Dengan Bos Arogan    Bagian 6

    "Hamil?" Dirga menyipitkan matanya, tak menyembunyikan keterkejutannya. Apa benar Amora Hamil? Kalau benar, itu artinya ia akan segera mendapatkan keturunan. Ada rasa lega di hati Dirga. Karena sebentar lagi ia akan punya anak dan menjadi pewaris utama untuk Abraham Company.Tanpa bicara banyak lagi dengan Susi, Dirga kembali masuk ke dalam, ia mendorong pintu kamar Amora tanpa banyak basa-basi, langkahnya terhenti saat telinganya menangkap suara samar-samar seseorang yang muntah dari arah kamar mandi.Dahinya berkerut, dan tanpa berpikir panjang, ia berjalan cepat menuju kamar mandi yang pintunya sedikit terbuka."Amora?" panggilnya, suaranya tegas namun tak sepenuhnya dingin.Saat pintu terdorong lebih lebar, Dirga menemukan pemandangan yang membuat langkahnya terhenti. Amora berlutut di depan wastafel, tubuhnya tampak gemetar, satu tangan bertumpu di wastafel untuk menahan tubuhnya yang jelas lemas."Amora!" Dirga langsung menghampiri, menunduk di sampingnya. "Apa yang terjadi?"A

    Last Updated : 2024-11-29
  • Pernikahan Kontrak Dengan Bos Arogan    Bagian 7 (21+)

    Jam sudah menunjukkan pukul 1 dini hari dan Amora belum juga bisa tertidur. Sejak tadi otaknya berkelana membayangkan Dirga. Bukan membayangkan sesuatu yang baik, namun membayangkan sesuatu yang panas dan menggairahkan. Amora bahkan sampai menggigit bibir bawahnya. tak ada yang bisa ia lakukan untuk mewujudkan bayangannya tersebut.Amora melirik ponselnya. Ia mengambil ponsel tersebut dan langsung berkelana di dunia maya mencari perasaan apa yang saat ini ia rasakan dan setalah ia tahu, tubuhnya seketika menegang. "Jika tak kamu dapatkan, maka kamu akan selalu uring-uringan?" gumam Amora sembari membaca tulisan yang tertera pada artikel yang ia temukan.lagi-lagi Amora menggigit bibir bawahnya. Namun detik berikutnya ia menggeleng kuat. "Nggak mungkin. pasti ini cuma keinginan semu semata." Ucapnya mencoba membantah. Agar ia tak berlarut dalam situasi aneh seperti ini, Amora pun memutuskan untuk keluar dari kamar. Walaupun AC di kamarnya sangat dingin namun entah kenapa ia merasa k

    Last Updated : 2024-11-29

Latest chapter

  • Pernikahan Kontrak Dengan Bos Arogan    23. Rindu sih, Tapi gimana?

    Dirga duduk di ruang kerjanya dengan kepala bersandar di kedua tangannya. Wajahnya kusut, matanya sembab karena kurang tidur, dan pikirannya terus dihantui oleh bayangan Amora. Sudah satu minggu sejak Amora menghilang, dan selama itu pula ia merasa hidupnya benar-benar berantakan.Dirga tak menyangka hidupnya bisa separah ini sekarang tanpa Amora disisinya. Ia pikir perjanjian itu akan bisa ia atasi, Namun ternyata kali ini ia mengakui jika dirinya sudah kalah telak.Semua usaha telah ia lakukan—melibatkan Ryan untuk melacak sinyal, mencari di tempat-tempat yang mungkin menjadi lokasi penculikan, hingga menyewa detektif swasta—namun hasilnya nihil.Ia memukul meja kerjanya keras-keras hingga beberapa dokumen di atasnya berantakan. "Kenapa begitu sulit? Di mana mereka?!" gumamnya dengan suara bergetar. Dirga selalu menjadi pria yang tenang dan penuh kendali, tetapi kehilangan Amora membuat dirinya berada di ambang kehancuran. Sesuatu yang bahkan tak pernah ia rasakan sebelumnya."Kamu

  • Pernikahan Kontrak Dengan Bos Arogan    22. Rindu

    Amora melangkah memasuki kamar yang telah disiapkan untuknya di villa Tuan Abraham. Langit-langitnya tinggi dengan jendela besar yang menghadap ke taman. Tirai-tirai putih melambai lembut diterpa angin, memberikan nuansa tenang yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Namun, yang paling mencuri perhatiannya adalah box bayi berwarna putih dengan hiasan renda halus di sudut ruangan. Matanya membelalak, dan dadanya terasa sesak oleh campuran emosi yang tak terjelaskan."Nyaman, bukan?" suara seorang wanita menyapa dari belakang. Amora menoleh dan mendapati seorang asisten rumah tangga berdiri di sana dengan senyum ramah. "Kami ingin memastikan Anda merasa seperti di rumah sendiri, Nyonya Amora."Amora masih canggung mendengar dirinya disebut "Nyonya." Ia hanya mengangguk pelan dan tersenyum. "Terima kasih... semua ini terasa terlalu mewah untuk saya."Wanita itu tersenyum lebih lebar. "Tuan Abraham berpesan agar Anda mendapatkan yang terbaik. Jika ada yang Anda butuhkan, Anda hanya perlu

  • Pernikahan Kontrak Dengan Bos Arogan    21. Rencana Kakek Dirga

    Ruangan kantor Dirga terasa mencekam setelah insiden yang baru saja terjadi. Dirga mondar-mandir dengan raut wajah penuh kecemasan, ponselnya terus-menerus ia genggam erat, berharap ada kabar masuk tentang Amora. Namun, yang ada hanyalah keheningan yang membuat pikirannya semakin kacau. Bayangan Amora yang berteriak sambil diseret ke dalam mobil hitam di depan matanya terus menghantui. Ia merasa tak berdaya, dan rasa bersalah perlahan menggerogoti hatinya.Dengan napas tersengal, Dirga menghubungi Ryan, sahabatnya semasa kuliah yang kini bekerja sebagai ahli IT di perusahaan besar. Telepon itu diangkat hanya dalam hitungan detik.“Ryan, aku butuh bantuanmu sekarang,” suara Dirga terdengar tergesa-gesa, hampir seperti perintah.“Ada apa? Suaramu terdengar kacau,” tanya Ryan dengan nada serius.“Amora… dia diculik. Tepat di depan mataku. Aku tidak tahu harus mulai mencari dari mana. Aku butuh keahlianmu, Ryan. Lacak mobil itu, apapun caranya!” Dirga memukul meja kerjanya dengan frustras

  • Pernikahan Kontrak Dengan Bos Arogan    20. Penculikan

    "Jadi maksudmu, dia menjadikan pernikahannya sebagai pernikahan di atas kertas dan akan selesai saat waktunya tiba?" Tuan Abraham duduk di sofa mahal di villanya sembari menatap lurus ke depan, menopangkan kedua tangannya pada tongkat kesayangannya."Ia Tuan. Yang tahu hal ini hanya Tuan Andreas dan istrinya, serta mantan kekasih Dirga yang tahu dari maminya Dirga."Abraham mengulum senyum, namun bagi yang melihat senyum Abraham, tidak akan pernah berpikir jika senyum itu menandakan pria itu puas atau bahagia. Ia masih ingat saat ia memberikan syarat pada Andreas untuk Dirga bisa menjadi penerus utama Abraham Company. Tapi ia tak menyangka jika Dirga bisa melakukan hal semenjijikan ini hanya untuk sebuah jabatan. "Berarti kalau dihitung-hitung sejak Dirga menikah, ini sudah 8 bulan.""Benar tuan.""Baiklah, terima kasih atas informasi yang kau berikan Antonio. Kau boleh pergi."Sepeninggalan Antonio, Abraham langsung mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang. "Saya punya satu

  • Pernikahan Kontrak Dengan Bos Arogan    19. Ini Bukan Salahmu

    Tiga hari sudah Amora berada di rumah sakit dan hari ini ia akan bersiap-siap pulang ke apartemen. Semenjak ia dirawat di rumah sakit, ia tak tahu lagi Bagaimana kabar di luaran sana. Pasalnya Dirga benar-benar menjaga semuanya dengan baik. Namun satu hal yang ia tahu, di apartemen saat ini ada bodyguard perempuan yang disewa oleh Dirga untuk menjaga keadaan di rumah. Bodyguard cantik itu bernama Kiara. Dan terakhir yang ia tahu Kiara 5 tahun di bawahnya. Mungkin ini tujuan Dirga mencari Kiara, Karena untuk bisa berteman dengan dirinya. "Kita pulang hari ini nona." Ucap Kiara dengan wajah kakunya. Amora menatap Kiara dengan tatapan yang sulit untuk diartikan. Dan tatapan itu langsung membuat Kiara gugup."Bicaralah dengan sedikit lebih santai denganku Kiara. Kamu ngomong begini aku yang sesak nafas." Gerutu Amora. Bi Susi yang mendengar itu langsung mengulum senyumnya. Ia lalu menatap Kiara yang nampak juga bingung. "Lakukan sesuai perintah dia. Dia cukup usil kalau kau mau melih

  • Pernikahan Kontrak Dengan Bos Arogan    18. Kelam Tanpa Cahaya

    Kemarahan Dirga saat keluar dari rumah utama, membuat Andreas berinisiatif untuk mengunjungi Amora di rumah sakit. Ia menatap gusar jalan Raya. Ada rasa takut di hatinya jika papanya yang tak lain adalah kakek kandung dari Dirga mengetahui kabar ini. "Kamu jangan beritahu siapa-siapa Bobby? Yang tahu kegaduhan ini hanya keluarga inti saja dan juga kamu." Ucap Andreas pada sopir pribadinya. ''Baik Pak. Tapi bagaimana kalau cerita ini sampai ke telinga Tuan Abraham?""Entahlah. Saya sendiri juga bingung harus menjelaskannya seperti apa."Andreas menyandarkan kepalanya di sandaran kursi. Ia masih ingat Bagaimana papanya dulu mengatakan pada Andreas jika Dirga harus menikah. Karena kakeknya Dirga itu tidak ingin memberikan warisannya untuk Dirga jika cucunya itu masih lajang. Banyak hal yang ia rahasiakan saat ini dari papanya Itu. Pertama masalah yang terjadi hari ini, kedua Dirga yang lebih memilih menjadikan istrinya sebagai istri kontrak, yang mana jika papanya tahu, pasti akan mur

  • Pernikahan Kontrak Dengan Bos Arogan    17. Ayah Dirga Berkunjung

    Sementara itu di rumah sakit, Amora masih belum sanggup untuk bicara. Sejak ia tersadar sampai saat ini, hanya tiga kata yang ia ucapkan pada Dirga tadi yang keluar dari mulutnya. Bik Susi bahkan merasa sangat kasihan pada Amora."Non, non Amora mau sesuatu?" Tanya bi Susi dan lagi-lagi jawaban Amora hanya gelengan saja. Wanita paruh baya itu seketika menghela nafas panjang. Ia mendekatkan kursinya pada Amora, "Non, non Amora tahu tidak, Bagaimana gilanya Tuan Dirga tadi Saat ia sampai di rumah sakit." Ucap Bik Susi sedikit memancing, namun Amora justru langsung melirik ke arah bi Susi. Bi Susi sedikit bersorak dalam hatinya karena sudah berhasil memancing istri dari majikannya ini. Dan tentu saja ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini untuk membangkitkan kembali semangat Amora. "Tuan Dirga sedang rapat saat bibi menelponnya dan mengatakan jika non masuk rumah sakit. Dan saat Tuan Dirga sampai di rumah sakit, Dia benar-benar terlihat kacau dan berantakan. Bahkan rambutnya juga

  • Pernikahan Kontrak Dengan Bos Arogan    16. Kemurkaan Dirga

    Dirga berlari kencang menerobos lorong rumah sakit yang saat ini sedang ramai. Ia bahkan tak mempedulikan orang-orang yang ia tabrak. Pikirannya benar-benar kacau, suasana hatinya buruk dan emosinya naik sampai ubun-ubun.Saat ia sedang rapat, ia mendapat kabar dari asisten rumah tangganya jika Amora pingsan karena di dorong oleh perempuan bernama Silva yang di bawa oleh maminya."Shit! Kau akan dapat akibatnya Silva!!" Geramnya. Ia langsung berlari menuju ruang ICU. Dan dari kejauhan ia bisa melihat asisten rumah tangganya yang duduk di depan ruangan. Wajah wanita paruh baya itu terlihat nampak cemas. "Bik, Bagaimana Amora?" Tanyanya dengan suasana yang juga terlihat sangat berantakan. "Non Amora masih di dalam tuan. Tapi sudah sejak tadi dokter belum keluar juga. Bagaimana ini tuan. Saya sudah mencoba menolong tapi, tapi mami Tuan sama, perempuan itu," bi Susi tidak bisa berkata-kata lagi. Otaknya masih mengingat dengan jelas apa yang tadi Silva lakukan pada Amora. Pintu kamar s

  • Pernikahan Kontrak Dengan Bos Arogan    15. Masalah Dimulai

    Amora menatap dasi yang Dirga berikan padanya. "Pakaikan?" Ulangnya. Dirga mengangguk. "Kamu bukannya bisa pakai sendiri?""Tapi ini tugas kamu Amora."Amora terdiam seketika. "Tugas?""Iya. Sudah sepatutnya bukan seorang istri memakaikan dasi suaminya."Deg!Jantung Amora berdebar seketika. Darahnya berdesir, tubuhnya meremang. Ia yakin saat ini pipinya sudah merona malu. Secara perlahan Amora mengambil dasi yang ada di tangan Dirga. Tapi satu hal yang membuat Amora kesusahan, yaitu tinggi Dirga yang seketika membuatnya lelah.Dirga yang saat jika Amora sedang kesulitan, langsung melangkah menuju tepian ranjang dan duduk di sana. "Sini!" Perintahnya.Amora menurut dan masih dengan debaran yang sama. Ia melangkah mendekati Dirga dan berdiri tepat di hadapan pria tersebut. Ia sedikit menunduk karena kini posisinya sedikit lebih tinggi dari Dirga.Namun posisi ini yang membuatnya semakin gila. Pasalnya wajahnya menjadi semakin dekat dengan wajah Dirga. Apalagi pria itu yang kini menata

DMCA.com Protection Status