Home / Rumah Tangga / Ketika Hati Mulai Lelah / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Ketika Hati Mulai Lelah: Chapter 101 - Chapter 110

147 Chapters

Menantu Kesayangan

"Siapa yang kecelakaan?" Pak Harno mengulangi pertanyaannya. Semua yang ada disitu terkejut mendengar suara Pak Harno. Pak Harno menatap empat orang itu satu persatu."Mbak Novi Pak," jawab Abdul dengan pelan, karena ia tahu kalau Novi itu menantu kesayangan bosnya."Novi? Novi anakku?" tanya Pak Harno lagi dengan ekspresi wajah yang sangat kaget."Iya, Pak. Mbak Novi ibunya Dina dan Haikal." Wawan ikut menjawab.Deg! Pak Harno memegang dadanya, Ahmad yang terkejut melihat bapaknya. Ia segera mendekati bapaknya, Wawan dan Wahyu ikut mendekati bos mereka, membantu Ahmad memapah bapaknya berjalan ke kursi terdekat. Abdul segera mengambil air putih untuk Pak Harno."Minum dulu, Pak," kata Abdul sambil menyerahkan gelas kepada Pak Harno. Pak Harno menyambut gelas tersebut dan segera meminumnya. Kemudian menarik nafas panjang."Bagaimana kondisi Novi?" tanya Pak Harno."Saya belum tahu, Pak," jawab Abdul."Kapan kejadiannya? Sendirian atau bersama anak-anak?" Pak Harno yang semakin penasar
last updateLast Updated : 2025-01-05
Read more

Maunya Dimengerti

“Bu, ini ada sarapan untuk Ibu dan Mbak Novi,” kata Farel memecahkan keheningan.“O iya Nak Farel, terima kasih. Malah ngerepotin Nak Farel," kata Bu Murni."Enggak kok, Bu." Farel menjawab sambil tersenyum. Farel menatap ke arah Pak Harno yang tampak tersenyum juga. Ketika melihat kearah Ahmad, terlihat wajah Ahmad yang tidak bersahabat. Sebenarnya dari tadi Farel penasaran dengan hubungan Novi dan Pak Harno. Mau bertanya tapi ia sungkan."Apakah mereka masih ada hubungan keluarga ya? Tapi dari tadi Ahmad hanya diam saja," kata Farel dalam hati.Suara dering ponsel membuyarkan lamunan Farel. Ia pun mengambil ponsel yang ada di saku kemejanya. Seketika ekspresi wajah Farel berubah, ketika melihat layar ponsel. Ia pun mengabaikan panggilan di ponsel tersebut dan memasukkan lagi ponsel itu ke saku kemeja. Ternyata ponsel Farel berdering lagi. Karena merasa tidak enak dengan semua yang ada di ruangan itu, akhirnya Farel pamit pulang.***"Ponselnya kok nggak aktif, Mas?" tanya Indah ke
last updateLast Updated : 2025-01-05
Read more

Makan Diluar

"Nanti habis magrib ya keluarnya, kalau sekarang keluar tanggung," kata Ahmad mencoba memberi pengertian pada istrinya yang sedang hamil besar."Aku pengennya sekarang." Indah benar-benar keras kepala."Sebentar lagi azan magrib, kata orang tua, ibu hamil jangan keluyuran kalau azan magrib, pamali. Menunggu setelah azan magrib." Ahmad berusaha membujuk istrinya yang kekanak-kanakan.Indah masih merajuk, ia cemberut dengan mengerutkan bibirnya. Ahmad yang menatap Indah menjadi sangat kesal. "Ya sudah, kalau masih ngeyel dan merajuk mending nggak usah keluar sekalian. Makan yang ada saja. Kamu nggak mau makan ya nggak apa-apa, yang merasakan sakit itu kan kamu bukan aku." Ahmad pun merebahkan tubuhnya di kasur, mereka berdua saling memunggungi."Ya Allah, alangkah besarnya cobaanku ini. Mendapatkan istri yang tidak bisa mengerti tapi maunya dimengerti. Apakah ini karmaku karena sering menyakiti hati Novi?” Ahmad bermonolog dalam hati. Indah terdiam mendengar kata-kata Ahmad. “Benar j
last updateLast Updated : 2025-01-06
Read more

Nggak Peka

"Sudah kenyang?" tanya Ahmad. Ia melihat piring Indah dan piringnya sudah bersih di makanan.Indah mengangguk dan tersenyum dengan lebar. "Kenyang sekali, Mas.""Aku bayar dulu ya?" kata Ahmad sambil beranjak dari tempat duduknya.Ahmad pun berjalan menuju ke kasir untuk membayar makanan."Mas Ahmad? Dengan siapa kesini?" tanya seorang laki-laki.Ahmad pun menoleh ternyata Farel yang juga antri di kasir. "Eh, Mas Farel. Makan disini juga ya?" jawab Ahmad dengan ramah. Walaupun sebenarnya ia tidak suka melihat Farel."Iya, Mas. O ya Mas Ahmad, saya kok penasaran. Apa hubungan Pak Harno dengan Mbak Novi? Apakah masih saudara? Kelihatannya Pak Harno sangat mencemaskan Mbak Novi," tanya Farel.Belum sempat menjawab, muncul seorang perempuan mendekati mereka. "Mas, kok lama sekali?" tanya Indah.Farel memandang ke arah Indah yang perutnya terlihat membesar. Farel sudah menebak kalau ini adalah istrinya Ahmad."Eh, iya. Antri tadi," jawab Ahmad dengan gelagapan."Oh, istrinya Mas Ahmad y
last updateLast Updated : 2025-01-06
Read more

Gagal Total

Pagi hari Novi sudah sibuk di dapur mau membuat minuman dan memasak."Nov, kenapa kamu nggak istirahat saja. Kamu kan belum pulih," kata Bu Murni. "Berbaring terus malah membuat punggung terasa panas," kilah Novi."Ibumu itu benar, kamu istirahat saja. Kalau capek berbaring ya duduk." Pak Budi menimpali ucapan Novi.Akhirnya Novi mengalah, ia pun duduk berhadapan dengan bapaknya. "Hari ini warung jadi buka?" tanya Pak Budi."Iya, Pak. Sudah beberapa hari tutup, nanti malah pelanggannya kabur. Biar Yanti juga ada kegiatan. Tadi Yanti sudah berbelanja ke pasar.""Terserah kamu, asal kamu jangan terlalu capek. Kamu masih butuh istirahat. Uang itu masih bisa dicari kapan saja, tapi kesehatan lebih mahal daripada uang. Kamu punya uang banyak-banyak percuma kalau kamu nggak sehat." Pak Budi memberikan wejangan panjang pada anak bungsunya."Iya, Pak." Novi hanya mengiyakan saja ucapan bapaknya. Tidak berani membantahnya.Terdengar suara orang mengucapkan salam, Dina yang sudah bersiap bera
last updateLast Updated : 2025-01-08
Read more

Tetaplah Baik

"Ternyata ramai sekali tempat ini, memang enak sih ayam gepreknya," kata Indah dalam hati sambil melihat di sekelilingnya. Ia pun memainkan ponselnya dan sesekali selfie.Sekitar lima menit menunggu, akhirnya pesanan Indah pun datang. Ia tadi memesan dua porsi ayam geprek pedas dan es jeruk.Indah yang dari tadi sudah menahan air liur, begitu melihat makanan pesanannya, ia pun segera menyantap makanan itu. Perempuan yang sedang hamil besar itu dengan lahapnya menyantap ayam geprek. Tidak memperdulikan keadaan di sekelilingnya. Semua orang yang ada disitu memang sedang asyik dengan makanannya masing-masing, jadi tidak melihat Indah yang makan seperti orang yang sangat kelaparan.Sesekali Indah menyeka keringat yang mengalir dari dahinya. Pedasnya sambal ayam geprek, tidak menyurutkan keinginannya untuk menghabiskan makanan di hadapannya. Indah tidak menyadari, jika ada sepasang mata yang mengawasinya. Pemilik mata itu adalah Wahyu, teman kerja Ahmad. Wahyu memang sedang membeli ayam g
last updateLast Updated : 2025-01-08
Read more

Kagum atau Suka?

Kondisi tubuh Novi sudah pulih, ia pun sudah mulai membantu Yanti di warung. Tadi malam keluarga Alvaro sudah berkunjung ke rumah Novi. Tentu saja mereka datang untuk bersilaturahmi dan meminta maaf atas kelalaian Alvaro, sehingga membuat Novi terluka. Pak Budi menyambut baik niat keluarga Alvaro, baginya yang terpenting Novi sudah sehat lagi.Pagi ini Novi sedang membuat sambal untuk ayam gepreknya. Sedangkan Bu Murni membantu menggoreng ayam dan memasak sayur asem. Hari ini ada pesanan ayam geprek tiga puluh porsi yang akan diambil jam sebelas nanti. Yanti sedang membersihkan warung, sambil menunggu ayam dan sambalnya selesai dibuat. Ia sangat bersemangat kerja disini, Novi begitu baik padanya dan menganggapnya seperti keluarga sendiri. Keluarganya Novi juga bersikap baik dengannya, tidak memperlakukannya seperti anak buah, tapi kayaknya partner kerja. Gajinya pun lumayan, jadi ia bisa menabung."Sudah selesai beres-beres, Yan?" tanya Novi."Sudah Mbak," sahut Yanti sambil membuka
last updateLast Updated : 2025-01-09
Read more

Menginterogasi

"Al, kamu tadi pulang sekolah mampir kemana?" tanya Farel ketika ia masuk ke kamar adiknya.Farel yang sedang asyik bermain game, menoleh sebentar ke arah kakaknya."Jalan." Alvaro menjawab dengan singkat, kemudian melanjutkan bermain game."Jalan kemana?" tanya Farel, kemudian duduk di tempat tidur, mendekati Alvaro."Jalan sama teman-teman.""Kemana?" selidik Farel."Mas kok sekarang kayak Mama saja, suka menginterogasi." Alvaro tampak kesal dengan kakaknya."Kamu sudah kelas dua belas, sebentar lagi mau kuliah. Kurangi waktu bermain, lebih serius lagi dalam berpikir dan bertindak, demi masa depan kamu." Farel menasehati Alvaro.Alvaro merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara, kakak pertamanya Monica dan kakak keduanya Farel. Monica sudah menikah dan memiliki dua orang anak, suaminya seorang pengusaha kaya. Sedangkan Farel seorang kontraktor dengan usia matang, tapi belum menikah. Alvaro bukan anak yang nakal atau bandel, hanya saja ia terbiasa hidup manja dengan fasilitas yang l
last updateLast Updated : 2025-01-09
Read more

Menikmati Hidup

Siang ini Indah mau pergi ke warung geprek lagi, ia menjadi ketagihan makan di warung Novi. Ini sudah keempat kalinya ia makan disini dan belum pernah bertemu dengan Novi.Sesampai di warung geprek, Indah memesan makanan."Mbak, seperti biasa ya, ayam geprek dua porsi," kata Indah pada Yanti."Siap, Mbak." Yanti menyahut sambil menyiapkan ayam pesanan orang. Indah pun tersenyum, kemudian memilih tempat yang nyaman. Sambil menunggu makanannya, ia melihat di sekeliling warung yang cukup ramai. Ada yang makan di tempat, ada juga yang memilih membawa pulang makanannya."Silahkan, Mbak," kata Yanti yang datang dengan membawa makanan pesanan Indah.Indah tampak tersenyum bahagia melihat makanan ada di depannya."Terima kasih," sahut Indah yang kemudian langsung menyantap makanan itu. Indah sangat menikmati makanan itu, tidak mempedulikan keringat yang mulai tampak di wajahnya. Sesekali ia minum air putih yang ada, untuk mengurangi rasa pedas yang mendominasi mulutnya. Tak terasa piringnya
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more

Pikiran Licik

Sampai dirumah Indah masih sangat kesal dengan kejadian tadi. Kejadian saat ia bertemu dengan Novi. Ia belum tahu kalau warung geprek itu milik Novi. Indah masuk ke dalam kamar dan langsung berbaring. Perutnya yang semakin membesar membuatnya mudah lelah, apalagi ia tadi emosi. Kekesalan hatinya membuat tubuhnya menjadi sangat lelah."Huh, kenapa sih perempuan itu muncul lagi di kehidupanku. Membuatku kesal saja. Lihat saja Novi, nanti kalau anakku sudah lahir, pasti akan menggantikan posisi anak-anakmu. Bapak dan Ibu akan lebih menyayangi anakku. Akan aku buat mereka melupakan anak-anak Novi." Indah bermonolog dalam hati sambil mengelus-elus perutnya."Sehat-sehat ya Nak. Pasti nanti kamu menjadi kesayangan kakek dan nenek. Kamu akan hidup penuh dengan kemewahan. Apapun keinginanmu pasti akan dipenuhi. Karena kamu adalah cucunya. Kalau sampai ayahmu pilih kasih dan lebih menyayangi anak-anak Novi, Ibu adalah orang pertama yang akan selalu membelamu." Indah masih mengelus-elus perutny
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more
PREV
1
...
910111213
...
15
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status