Riana terbangun dengan perasaan resah yang tak bisa dia hilangkan. Pagi itu, suasana rumah tetap sama dinginnya seperti kemarin. Arga sedang bersiap untuk pergi, memakai jasnya tanpa sedikit pun menoleh padanya. Riana duduk di meja makan, berpura-pura menghirup kopi, namun pikirannya berputar pada pesan misterius yang terus muncul di ponselnya. Rasa takut dan curiga mulai mengambil alih hatinya, memaksa dirinya untuk bertindak."Aku harus pergi sekarang," ujar Arga, suaranya terdengar datar seperti biasa."Kemana?" tanya Riana spontan, tanpa bermaksud menyelidik, namun pertanyaan itu langsung membuat Arga berhenti. Dia menoleh, menatap Riana dengan tatapan yang sulit diartikan."Ini bukan urusanmu," jawabnya tajam, membuat Riana tertegun.Riana menghela napas, mencoba menenangkan dirinya. “Aku hanya ingin tahu, Arga. Kita sudah menikah, dan setidaknya kita bisa berbagi sedikit, kan?”“Berbagi?” Arga tersenyum sinis, lalu tertawa kecil seolah mendengar hal yang menggelikan. “Sejak kapa
Read more