Home / Rumah Tangga / Terbelahnya Rindu / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Terbelahnya Rindu: Chapter 41 - Chapter 50

150 Chapters

Bab 41: Sikap Cemburu Dimas

Beberapa minggu berlalu sejak kejadian di kafe, dan selama itu, Dimas menyadari adanya perubahan yang halus namun jelas dalam sikap Laras. Meskipun mereka masih tinggal di rumah yang sama, kehangatan yang dulu mereka bagi seolah lenyap, digantikan oleh keheningan yang terasa dingin. Laras lebih sering keluar rumah, menghabiskan waktu untuk dirinya sendiri atau bersama teman-teman. Dimas mulai menyadari bahwa Andi adalah orang yang paling sering mendampingi Laras, menjadi pendengar yang setia di saat Dimas sudah tidak lagi menjadi sosok yang bisa diandalkan.Pada awalnya, Dimas mencoba meyakinkan dirinya sendiri bahwa kedekatan Laras dan Andi hanyalah bentuk dukungan dari seorang sahabat. Tetapi, semakin lama, semakin jelas bahwa hubungan mereka telah berkembang menjadi sesuatu yang lebih dalam. Setiap kali Laras p
last updateLast Updated : 2024-11-13
Read more

Bab 42: Benturan dengan Realitas

Laras duduk di kamarnya, dikelilingi oleh keheningan malam yang terasa semakin menyesakkan. Pikirannya berputar-putar, penuh dengan pertanyaan dan rasa bersalah yang tak kunjung hilang. Semakin ia mencoba untuk mencari kejelasan dalam perasaannya, semakin kabur jawaban yang ia temukan. Laras tahu bahwa ia masih mencintai Dimas, meskipun pengkhianatan itu telah meruntuhkan kepercayaannya. Namun, di saat yang sama, ada sesuatu yang tumbuh di dalam dirinya—sesuatu yang semakin sulit ia abaikan. Perasaan itu semakin jelas setiap kali ia bersama Andi, setiap kali Andi menatapnya dengan sorot yang tulus, seolah-olah ia melihat Laras sebagai seseorang yang berharga dan pantas dicintai.Laras menghela napas panjang, merasakan dadanya terasa sesak. Ia merasa seolah-olah hidupnya terjebak dalam pusaran perasaan yang t
last updateLast Updated : 2024-11-13
Read more

Bab 43: Pengakuan Andi

Hari itu, hujan turun deras di luar jendela rumah Laras, menambah suasana sendu yang melingkupi hatinya. Semakin ia mencoba memfokuskan pikirannya pada hal-hal yang sederhana, semakin sulit baginya untuk mengabaikan pergulatan emosional yang terus membayangi. Ia masih terjebak di antara cinta lamanya pada Dimas dan perasaan yang semakin kuat terhadap Andi. Meskipun ia tahu bahwa Andi mencintainya, Laras belum sepenuhnya memahami kedalaman perasaan itu—hingga hari ini.Sore itu, Andi menghubungi Laras dan memintanya untuk bertemu di sebuah kafe yang tenang di pinggiran kota. Laras setuju, meskipun ia merasakan firasat bahwa percakapan ini tidak akan seperti percakapan mereka biasanya. Ada sesuatu dalam nada suara Andi yang membuatnya merasa bahwa pengakuan yang tertahan selama ini akan akhirnya terungkap.
last updateLast Updated : 2024-11-14
Read more

Bab 44: Rapat Keluarga yang Tegang

Hari itu, Laras merasa dadanya penuh beban. Keluarga besarnya mengundangnya ke rumah orang tuanya untuk pertemuan yang terasa lebih seperti sidang keluarga. Ayah dan ibu Laras sudah mendengar sebagian besar masalah yang sedang terjadi dalam pernikahannya dengan Dimas, namun mereka belum mengetahui seluruh kebenaran. Laras tahu bahwa rapat keluarga ini akan penuh dengan tekanan dan, mungkin, tuntutan yang sulit ia hadapi.Begitu tiba di rumah orang tuanya, Laras melihat bahwa hampir semua anggota keluarga sudah berkumpul. Ayahnya duduk dengan ekspresi serius, sementara ibunya tampak resah. Beberapa anggota keluarga lainnya, termasuk tantenya, paman, dan beberapa sepupu, duduk di ruang tamu dengan tatapan penuh keprihatinan. Dimas belum datang, meskipun ia sudah diberitahu tentang pertemuan ini.
last updateLast Updated : 2024-11-14
Read more

Bab 45: Dimas yang Hilang Arah

Dimas duduk sendirian di ruang kerjanya, menatap kosong ke arah jendela yang menghadap taman kecil di belakang rumah. Hari-hari belakangan ini terasa semakin gelap baginya, seolah-olah segala yang ia miliki sedang perlahan menghilang dari genggamannya. Laras, wanita yang selama ini selalu ada di sisinya, kini seperti berada di tempat yang jauh dan tak terjangkau, meskipun hanya berada di ruangan lain dalam rumah yang sama.Ia menyesali setiap langkah keliru yang telah ia ambil. Dimas tahu bahwa perselingkuhannya dengan Nina telah menciptakan luka yang dalam, yang mungkin tak akan pernah bisa benar-benar sembuh bagi Laras. Ia telah menghancurkan fondasi yang mereka bangun bersama, sebuah rumah tangga yang dulu penuh dengan kehangatan, kini terasa dingin dan hampa. Seti
last updateLast Updated : 2024-11-14
Read more

Bab 46: Nina Menggugat

Dimas menerima surat panggilan hukum itu dengan tangan yang bergetar. Ia tahu betul bahwa keputusan untuk mengakhiri hubungan dengan Nina tidak akan mudah, tetapi ia tidak pernah menyangka akan menghadapi tuntutan yang resmi. Surat itu dari pengacara Nina, menuntut pengakuan dan tunjangan bagi anak yang dikandungnya. Nina tidak hanya ingin kejelasan untuk masa depan anaknya, tetapi juga menuntut tanggung jawab penuh dari Dimas—tanggung jawab yang selama ini diabaikan oleh Dimas karena keraguannya.Dimas duduk di ruang kerjanya, menatap surat itu dengan perasaan yang campur aduk. Ia merasa marah, kecewa, dan semakin tertekan. Di satu sisi, ia tahu bahwa Nina berhak mendapatkan dukungan, terutama untuk anak yang akan lahir. Tetapi, di sisi lain, tuntutan ini terasa seperti pisau yang semakin menusuk di tengah
last updateLast Updated : 2024-11-14
Read more

Bab 47: Badai Hukum

Seiring berjalannya waktu, masalah antara Dimas, Laras, dan Nina mulai terkuak di depan publik. Berita tuntutan hukum yang diajukan Nina terhadap Dimas dengan cepat menyebar, merambat melalui percakapan orang-orang di lingkungan sekitar, tempat kerja, hingga grup WhatsApp keluarga. Laras merasa dunianya perlahan runtuh ketika kenyataan ini tak lagi dapat ia sembunyikan. Di tengah usaha kerasnya untuk menjaga kehormatan keluarganya dan melindungi anak-anak dari dampak pengkhianatan ini, kini ia dihadapkan pada sorotan yang tak ia inginkan.Laras merasa semakin terpojok setiap kali mendengar bisik-bisik di lingkungan rumah dan sekolah anak-anaknya. Suatu pagi, saat ia mengantar anak-anak ke sekolah, ia merasakan tatapan-tatapan tajam dari beberapa ibu yang biasanya menyambutnya dengan senyum ramah. Mereka menatapnya
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

Bab 48: Keputusan Sarah

Malam itu, rumah Laras dan Dimas terasa hening, tetapi hening yang berbeda—penuh dengan ketegangan yang terpendam. Di balik keheningan itu, ada amarah, kekecewaan, dan ketidakpastian yang menggantung di udara. Dimas duduk di ruang tamu, mencoba fokus pada berita di televisi, namun pikirannya terusik oleh tatapan dingin yang kerap ia dapatkan dari putri sulungnya, Sarah. Sudah beberapa hari ini, Sarah lebih sering menghindarinya dan berbicara dengan suara datar saat diajak bicara. Dimas merasa ada sesuatu yang berubah pada putri kecilnya, sesuatu yang membuatnya semakin merasakan dampak dari kesalahan besar yang ia perbuat.Sarah, yang kini berusia 13 tahun, sudah cukup besar untuk memahami sebagian dari apa yang terjadi di antara kedua orang tuanya. Meskipun Lar
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

Bab 49: Rencana untuk Pergi

Laras duduk di ruang kerjanya, dikelilingi oleh tumpukan kertas yang mencerminkan kehidupannya yang kini berantakan. Sudah berhari-hari ia bergulat dengan pikirannya, mempertanyakan keputusan yang akan ia ambil. Namun, setiap kali ia melihat wajah anak-anaknya, terutama Sarah yang semakin terluka dengan pengkhianatan ayahnya, Laras merasa bahwa keputusan untuk pergi adalah satu-satunya pilihan yang tersisa.Malam itu, Laras mulai membuka laptop dan mencari informasi tentang sekolah di kota lain. Ia membutuhkan tempat baru, lingkungan yang bersih dari gosip dan tekanan yang terus menghantuinya di sini. Laras ingin memberikan kehidupan yang stabil dan damai bagi anak-anaknya, kehidupan di mana mereka bisa tumbuh tanpa bayang-bayang kesalahan yang bukan milik mereka. Laras tahu bahwa keputusan ini tidak mudah, dan ia
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

Bab 50: Puncak Amarah Dimas

Ketika Dimas pulang dari kantor pada sore hari itu, rumahnya tampak sunyi, terlalu sunyi untuk ukuran rumah yang biasanya dipenuhi dengan suara tawa anak-anak dan aktivitas keluarga. Ia menaruh tas kerjanya di dekat pintu dan segera merasakan ada sesuatu yang tidak beres. Ia berjalan menuju kamar tidur dan tertegun melihat lemari pakaian Laras yang setengah kosong, laci-laci yang terbuka dan beberapa barang hilang. Pakaian anak-anak pun tidak ada di tempatnya.Rasanya dada Dimas tertikam tajam. Ia merasa seperti kehilangan keseimbangan, seolah tanah di bawahnya runtuh. Kepanikan perlahan berubah menjadi kemarahan yang mendidih dalam hatinya. Laras benar-benar berniat meninggalkannya. Kenyataan itu menghantam dirinya dengan keras, dan amarah mulai menguasainya. Dengan tangan gemetar, Dimas mengambil ponsel dan sege
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more
PREV
1
...
34567
...
15
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status