Malam itu, setelah anak-anak tidur, Laras duduk di ruang tamu, menunggu Dimas. Seluruh perasaan yang selama ini ia pendam terasa mendesak, seperti gelombang besar yang ingin pecah. Ia merasa bahwa malam ini adalah waktu untuk benar-benar jujur, bahkan jika itu berarti mengungkapkan semua luka dan amarah yang selama ini ia coba sembunyikan.Ketika Dimas masuk, ia melihat Laras duduk dengan wajah tegang, tatapannya dingin dan tak lagi menunjukkan keraguan. Dimas tahu bahwa Laras ingin berbicara, namun ia tidak menyangka akan menghadapi ekspresi setegas itu.“Mas, aku nggak tahan lagi,” Laras mulai dengan nada yang jelas, tanpa keraguan. “Aku sudah cukup mencoba, cukup bertahan, tapi semakin lama, yang aku rasakan hanya luka yang semakin dalam. Aku meras
Terakhir Diperbarui : 2024-11-08 Baca selengkapnya