Semua Bab Kembalinya Sang Istri Sah: Bab 31 - Bab 40

49 Bab

30. Cara Yang Lembut

“Ayah kandungku berhutang hidup pada ibuku. Jika bukan ibuku yang melakukannya, Ethan tak mungkin memiliki kekuatan untuk menjadi penerus kakek. Pernikahan sah mereka tak lebih dari sekedar kertas dan kesepakatan bisnis.” “Lembaran kertas itulah yang membedakanmu dan Ethan, Zevan,” penggal Arman. “Kau suka atau tidak. Jangan membenarkan hal yang bahkan tidak kau ketahui dengan baik.” Wajah Zevan membeku. Ketegasan Arman semakin mengental, berhasil membuatnya kembali terbungkam. Rasa panas kembali terasa di kedua ujung matanya. “Masa lalu ibumu, ibu Ethan dan ayah kalian. Semua itu bukan hal yang harus kau urus sejauh ini, Zevan. Hari ini bukan waktu yang tepat untuk membicarakan semua itu. Kakek juga sudah memperingatkan tentang batasan yang harus kau patuhi, bukan?” Zevan kembali memaksa kepalanya mengangguk. Menghapus air mata di ujung mata dengan punggung tangan lalu menyusul naik ke dalam mobil tanpa satu patah pun bantahan. Ia tahu kapan harus berhenti mencoba peruntungannya
Baca selengkapnya

31. Pembicaraan Antar Suami Istri

Ethan mempertahankan senyum penuh ketenangannya dengan sangat baik. Reaksi Cara sudah ia perkirakan. Keterkejutan dan kepucatan Cara adalah campuran ekspresi yang paling ia sukai di wajah cantik dan polos itu. Juga kegugupan yang membuatnya semakin gemas pada Cara.“Akses ke dalam hatiku?” ulang Cara dengan suara yang bergetar.“Hmm.” Ethan mengulurkan tangan. Punggung jemarinya mengelus di sepanjang rahang wanita itu dengan sentuhan seringan bulu. Sementara wajah Cara begitu tegang, pun begitu tak beringsut menolak sentuhannya.“Apa maksudmu, Ethan?”Kali ini Ethan memutar tubuh. Mengarahkan seluruh perhatiannya pada wajah sang istri yang tak bisa lebih pucat lagi. “Aku ingin memperbaiki pernikahan kita.”“Memperbaiki?” Cara nyaris tak bisa menahan dengusan lolos dari celah bibirnya. “Tak ada apa pun yang perlu diperbaiki, Ethan. Aku bahkan tak pernah benar-benar ingat pernikahan kita selain pistol yang kau tempelkan di kepalaku. Bahkan sekarang, kau tahu alasanku ada di tempat ini.
Baca selengkapnya

32. Rencana Tersembunyi Zevan

“Zevan?” Cara memastikan pintu kamar mandi tertutup rapat sebelum menjawab panggilan pria itu. Melirihkan suaranya. “Bisakah kau menghubungiku setengah jam lagi, aku sedang di ruangan Ethan.” “Ya, baiklah.” Panggilan pun kembali terputus dan Cara melangkah keluar. Wajahnya hampir menabrak dada bidang Ethan yang berdiri tepat di depan pintu. Tubuhnya terhuyung ke belakang, nyaris terjungkal jika bukan karena pinggangnya ditangkap lengan pria itu. “Hati-hati, sayang. Kau tahu aku tak suka tubuhmu lecet, apalagi karena kecerobohanmu sendiri.” Cara menyentakkan lengan Ethan dari tubuhnya. “Dan apa yang kau lakukan di depan pintu kamar mandi?” Ethan terkekeh. “Memastikan istriku baik-baik saja?” “Aku baik-baik saja.” Cara menyelipkan tubuhnya ke samping Ethan. “Kau sudah selesai makan, kan?” Ethan tak mengangguk. Tak perlu mengangguk karena Cara langsung membereskan semua yang ada di meja dan keluar tanpa perlu ijinnya lalu keluar dari ruangannya. *** Cara mengabaikan tatapan pen
Baca selengkapnya

33. Kelicikan Zevan

Dua jam sebelumnya …Pintu kamarnya diketuk tepat ketika tubuh Cara menghilang di balik pintu kamar mandi. Tak menunggu jawaban darinya untuk dibuka dengan kasar. “Kenapa kau tak menjawab panggilanku, Ethan. Aku menghubungimu sejak dua jam yang lalu.”Ethan menghela napas dengan jengah. Menatap Emma yang berdiri tepat di depannya dengan kesal dan ada kepanikan yang menghias di kedua mata wanita itu. “Ada apa lagi?”“Kakek dan orang tuaku sedang menuju kemari. Mereka ingin membawaku ke rumah sakit.”“Rumah sakit?”Emma menjilat bibirnya yang mendadak kering. “Aku tak tahu bagaimana foto kita berdua yang sedang berciuman menyebar. Itu bukan hal yang penting, semua orang tahu kita memang bertunangan. Tapi … beberapa hari yang lalu aku pergi ke rumah sakit karena tiba-tiba aku merasa tak enak badan. Dokter memintaku ke dokter kandungan, aku tak tahu apa tujuannya.”“Kau hamil?” Salah satu alis Emma terangkat. “Yang pasti bukan anakku, kan? Aku tak pernah tidur denganmu. Dan tak mungkin se
Baca selengkapnya

34. Rencana Dan Tujuan Zevan

Cara masih bertanya-tanya bagaiamana Zevan mendapatkan kartu tersebut. Ia mencoba mengingat di mana dan kapan terakhir kali meletakkan tasnya. Sejak Ethan memberikan akses tersebut beberapa hari yang lalu, ia memang tak pernah menggunakannya karena selalu pergi dan pulang bersama Ethan.“Tidak ada yang ingin kau jelaskan padaku.” Suara Ethan sangat lirih. Nyaris lembut tetapi berhasil membuat bulu kuduk Cara berdiri. Kaki pria itu bergerak dengan perlahan. Membuat Cara menahan napas dengan keras. “Ah, tidak perlu ada penjelasan. Semua sudah cukup jelas, kan?”Kedua kaki Cara membeku, tak bergerak meski ketakutan berhasil mencengkeram dadanya dengan kuat. Dan ketika ia berusaha sangat keras untuk beringsut menjauh, Ethan menyambar lengannya lalu membanting tubuhnya ke tengah ranjang. Bersama tubuh pria itu yang jatuh di atasnya. “Terlalu jelas hingga aku kehilangan kata-kata untuk ketololanmu.”“A-aku …”“Tak tahu apa-apa?” Napas Ethan memburu. Menerpa seluruh permukaan wajah Cara ya
Baca selengkapnya

35. Wanita Penggoda dan Simpanan

“Apa yang kau inginkan?” Cara menahan lengan Ethan yang baru saja melemparkan celana ke keranjang kotor. Membalas pertanyaannya dengan lirikan tak tertarik, yang membuat Cara semakin panik. “Ethan, apa yang kau inginkan agar aku bisa bertemu dengan mereka?” Ethan menarik lengannya. “Apa itu sebuah pertanyaan? Atau hanya sekedar basa-basi?” Bibir Cara sempat menipis. Kesal dengan ketidak pedulian yang ditunjukkan Ethan, pun ia tahu Ethan memang tak pernah peduli pada apa pun, kecuali keegoisan pria itu sendiri. “Kau tak bisa memisahkan kami seperti ini, Ethan? Mereka anakku.” “Kau bisa, kenapa aku tidak bisa?” Ethan membuang wajah setelah satu dengusan tipis. “Dan mereka juga anakku.” Cara membeku, menatap Ethan yang berjalan ke bilik shower. Pintu bilik terbuat dari bahan kaca yang bisa diburamkan. Tapi Ethan seolah sengaja mengusir dirinya, tak repot-repot memburamkan kaca tersebut dan menurunkan celana karet tepat di hadapannya. Cara hanya memalingkan pandangan, mendengarkan
Baca selengkapnya

36. Merayu Sang Suami

“Terima kasih banyak. Sekarang aku tak perlu mencemaskan seseorang akan menyelinap masuk ke dalam apartemen kami.” “Apa kartu akses yang kalian bilang adalah kartu akses yang itu?” Tatapan Cara menusuk tajam pada Emma. Tak perlu mencerna lebih lama untuk menebak apa yang tengah mereka perbincangkan. Emma melengkungkan senyum tanpa penyesalannya. “Jadi kartu akses itu kau yang memberikannya pada Zevan?” Emma mengedikkan bahunya. Dengan senyum yang semakin lebar. “Kau benar-benar licik, Emma.” Cara mendorong Emma hingga wanita itu terhuyung, tetapi Joanna dan Bella dengan sigap menahan Emma. “Apa yang kau lakukan, Cara? Beraninya kau menyentuhkan tangan kotormu itu pada nona Emma,” bela Joanna dengan mata mendelik sempurna. Mendorong tubuh Cara lebih kuat sebagai balasan. “Tak hanya menggoda tunangan nona Emma, sekarang kau bahkan bersikap kasar pada beliau. Di mana akal sehatmu, hah? Apa kau benar-benar tak punya rasa malu?” Cara menepis tangan Joanna yang hendak mendorongnya
Baca selengkapnya

37. Rencana Bersama Si Kembar

“Apa kau benar-benar akan membawa mereka ke sini?” Cara mencoba memberanikan diri mempertanyakan janji Ethan tersebut. Keduanya masih bergelung di tempat tidur. Ethan membiarkan lengannya dijadikan bantalan untuk kepala Cara, sementara kedua tubuh telanjang mereka masih saling menempel di balik selimut.Ethan tak mengatakan apa pun. Satu-satunya hal yang ia pedulikan saat ini adalah Cara yang masih berada dalam pelukannya. Biasanya wanita itu akan langsung beringsut menjauh begitu ia selesai menuntaskan hasratnya pada tubuh Cara. Dan untuk pertama kalinya, Cara tak menjauh. Meski memang wanita itu memiliki tujuan setelah menyenangkannya, tetap saja wanita berada dalam pelukannya. Sekarang.“Kau tak menjawab pertanyaanku,Ethan.”Ethan tersenyum, sedikit menurunkan wajahnya untuk mendaratkan satu kecupan di ujung kepala. “Kenapa kau begitu terburu-buru. Jangan merusak kesenanganku dengan pertanyaanmu itu, Cara. Kau membuatku salah paham dan berpikir kau melakukan semua ini untuk mereka.
Baca selengkapnya

38. Semakin Dekat Dengan Si Kembar

Braakkk ….Telapak tangan Ethan menggebrak meja dengan keras.“Hanya karena aku menyukaimu, bukan berarti kau bisa mengabaikan pekerjaanmu seperti ini, Cara. Aku sudah mengatakan untuk mempersiapkannya sebelum tuan Heri datang. Bagaimana mungkin kau melakukan keteledoran semacam ini, hah?”Cara tetap bergeming. Tahu Ethan tak membutuhkan alasan konyol berkasnya tertumpah kopi apalagi mesin print yang mendadak kehabisan tinta.“Ini peringatan pertama, Cara. Dan sebaiknya kau tahu kalau kesempatan lain tak pernah ada untuk siapa pun.” Ethan melempar berkas di depannya ke hadapan Cara. “Keluar.”Cara mengambil berkas tersebut dan berjalan keluar. Ethan bukannya tak tahu Joannalah yang membuat masalah dengan Cara, tapi keterdiaman Cara yang seolah tak membutuhkan bantuannyalah yang membuatnya kesal. Dan campur tangan Emma yang masih saja berusaha mengusik Cara kali ini benar-benar melewati batas,“Aku tak butuh mengetahui apa yang diberikan Emma untuk membuat Cara berada dalam masalah. T
Baca selengkapnya

39. Kesepakatan Baru

“Kenapa kau tak memindahkannya di sini saja, Ethan. Aku tahu sejak awal kau berniat memindahkan si kembar di tempat ini, kan?” Cara mengamati wajah Ethan dengan hati-hati sebelum melanjutkan. “Jika tidak, kau tak mungkin mempersiapkan kamar untuk mereka di lantai dua.” Ethan memberikan senyum tipis. Tak akan menyangkal. “Kenapa tiba-tiba kau berubah pikiran?” “Kau lupa, aku selalu melakukan apa pun yang kusuka.” Jawaban klasik khas Ethan, Cara membatin. “Lalu apa yang harus kulakukan agar kau berubah pikiran?” “Kau tahu apa yang kuinginkan Cara.” Ethan memutar wajah menghadap Cara. Wanita itu bersandar miring di kepala ranjang dengan tangan memegang selimut di dada. Menghalangi pandangannya dari ketelanjangan tubuh wanita itu. Tangannya terulur, menarik turun selimut tersebut. “Berhenti berselingkuh di belakangku.” Cara menelan ludah. Ketegangan bercampur wajahnya yang merah padam akan tatapan intens Ethan yang mengamati dadanya. Ethan mengucapkannya dengan penuh ketenangan, t
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status