“Apa yang kau inginkan?” Cara menahan lengan Ethan yang baru saja melemparkan celana ke keranjang kotor. Membalas pertanyaannya dengan lirikan tak tertarik, yang membuat Cara semakin panik. “Ethan, apa yang kau inginkan agar aku bisa bertemu dengan mereka?” Ethan menarik lengannya. “Apa itu sebuah pertanyaan? Atau hanya sekedar basa-basi?” Bibir Cara sempat menipis. Kesal dengan ketidak pedulian yang ditunjukkan Ethan, pun ia tahu Ethan memang tak pernah peduli pada apa pun, kecuali keegoisan pria itu sendiri. “Kau tak bisa memisahkan kami seperti ini, Ethan? Mereka anakku.” “Kau bisa, kenapa aku tidak bisa?” Ethan membuang wajah setelah satu dengusan tipis. “Dan mereka juga anakku.” Cara membeku, menatap Ethan yang berjalan ke bilik shower. Pintu bilik terbuat dari bahan kaca yang bisa diburamkan. Tapi Ethan seolah sengaja mengusir dirinya, tak repot-repot memburamkan kaca tersebut dan menurunkan celana karet tepat di hadapannya. Cara hanya memalingkan pandangan, mendengarkan
Baca selengkapnya