Beranda / CEO / Kembalinya Sang Istri Sah / 31. Pembicaraan Antar Suami Istri

Share

31. Pembicaraan Antar Suami Istri

Penulis: Luisana Zaffya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-05 19:50:46

Ethan mempertahankan senyum penuh ketenangannya dengan sangat baik. Reaksi Cara sudah ia perkirakan. Keterkejutan dan kepucatan Cara adalah campuran ekspresi yang paling ia sukai di wajah cantik dan polos itu. Juga kegugupan yang membuatnya semakin gemas pada Cara.

“Akses ke dalam hatiku?” ulang Cara dengan suara yang bergetar.

“Hmm.” Ethan mengulurkan tangan. Punggung jemarinya mengelus di sepanjang rahang wanita itu dengan sentuhan seringan bulu. Sementara wajah Cara begitu tegang, pun begitu tak beringsut menolak sentuhannya.

“Apa maksudmu, Ethan?”

Kali ini Ethan memutar tubuh. Mengarahkan seluruh perhatiannya pada wajah sang istri yang tak bisa lebih pucat lagi. “Aku ingin memperbaiki pernikahan kita.”

“Memperbaiki?” Cara nyaris tak bisa menahan dengusan lolos dari celah bibirnya. “Tak ada apa pun yang perlu diperbaiki, Ethan. Aku bahkan tak pernah benar-benar ingat pernikahan kita selain pistol yang kau tempelkan di kepalaku. Bahkan sekarang, kau tahu alasanku ada di tempat ini.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
ann’sbooks
Jangankan Cara, aku pun bisa ter Ethan Ethan kalo begini caranya
goodnovel comment avatar
Silent Heart
Kok gemesh sih lihat kalian, wkwk. Pepet terus Cara, sampai dia juga bucin sama kamu ya Ethan. Moga aja sih Ethan sabar dengan cara nya yang lembut tanpa kekerasan.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kembalinya Sang Istri Sah   32. Rencana Tersembunyi Zevan

    “Zevan?” Cara memastikan pintu kamar mandi tertutup rapat sebelum menjawab panggilan pria itu. Melirihkan suaranya. “Bisakah kau menghubungiku setengah jam lagi, aku sedang di ruangan Ethan.” “Ya, baiklah.” Panggilan pun kembali terputus dan Cara melangkah keluar. Wajahnya hampir menabrak dada bidang Ethan yang berdiri tepat di depan pintu. Tubuhnya terhuyung ke belakang, nyaris terjungkal jika bukan karena pinggangnya ditangkap lengan pria itu. “Hati-hati, sayang. Kau tahu aku tak suka tubuhmu lecet, apalagi karena kecerobohanmu sendiri.” Cara menyentakkan lengan Ethan dari tubuhnya. “Dan apa yang kau lakukan di depan pintu kamar mandi?” Ethan terkekeh. “Memastikan istriku baik-baik saja?” “Aku baik-baik saja.” Cara menyelipkan tubuhnya ke samping Ethan. “Kau sudah selesai makan, kan?” Ethan tak mengangguk. Tak perlu mengangguk karena Cara langsung membereskan semua yang ada di meja dan keluar tanpa perlu ijinnya lalu keluar dari ruangannya. *** Cara mengabaikan tatapan pen

  • Kembalinya Sang Istri Sah   33. Kelicikan Zevan

    Dua jam sebelumnya …Pintu kamarnya diketuk tepat ketika tubuh Cara menghilang di balik pintu kamar mandi. Tak menunggu jawaban darinya untuk dibuka dengan kasar. “Kenapa kau tak menjawab panggilanku, Ethan. Aku menghubungimu sejak dua jam yang lalu.”Ethan menghela napas dengan jengah. Menatap Emma yang berdiri tepat di depannya dengan kesal dan ada kepanikan yang menghias di kedua mata wanita itu. “Ada apa lagi?”“Kakek dan orang tuaku sedang menuju kemari. Mereka ingin membawaku ke rumah sakit.”“Rumah sakit?”Emma menjilat bibirnya yang mendadak kering. “Aku tak tahu bagaimana foto kita berdua yang sedang berciuman menyebar. Itu bukan hal yang penting, semua orang tahu kita memang bertunangan. Tapi … beberapa hari yang lalu aku pergi ke rumah sakit karena tiba-tiba aku merasa tak enak badan. Dokter memintaku ke dokter kandungan, aku tak tahu apa tujuannya.”“Kau hamil?” Salah satu alis Emma terangkat. “Yang pasti bukan anakku, kan? Aku tak pernah tidur denganmu. Dan tak mungkin se

  • Kembalinya Sang Istri Sah   34. Rencana Dan Tujuan Zevan

    Cara masih bertanya-tanya bagaiamana Zevan mendapatkan kartu tersebut. Ia mencoba mengingat di mana dan kapan terakhir kali meletakkan tasnya. Sejak Ethan memberikan akses tersebut beberapa hari yang lalu, ia memang tak pernah menggunakannya karena selalu pergi dan pulang bersama Ethan.“Tidak ada yang ingin kau jelaskan padaku.” Suara Ethan sangat lirih. Nyaris lembut tetapi berhasil membuat bulu kuduk Cara berdiri. Kaki pria itu bergerak dengan perlahan. Membuat Cara menahan napas dengan keras. “Ah, tidak perlu ada penjelasan. Semua sudah cukup jelas, kan?”Kedua kaki Cara membeku, tak bergerak meski ketakutan berhasil mencengkeram dadanya dengan kuat. Dan ketika ia berusaha sangat keras untuk beringsut menjauh, Ethan menyambar lengannya lalu membanting tubuhnya ke tengah ranjang. Bersama tubuh pria itu yang jatuh di atasnya. “Terlalu jelas hingga aku kehilangan kata-kata untuk ketololanmu.”“A-aku …”“Tak tahu apa-apa?” Napas Ethan memburu. Menerpa seluruh permukaan wajah Cara ya

  • Kembalinya Sang Istri Sah   35. Wanita Penggoda dan Simpanan

    “Apa yang kau inginkan?” Cara menahan lengan Ethan yang baru saja melemparkan celana ke keranjang kotor. Membalas pertanyaannya dengan lirikan tak tertarik, yang membuat Cara semakin panik. “Ethan, apa yang kau inginkan agar aku bisa bertemu dengan mereka?” Ethan menarik lengannya. “Apa itu sebuah pertanyaan? Atau hanya sekedar basa-basi?” Bibir Cara sempat menipis. Kesal dengan ketidak pedulian yang ditunjukkan Ethan, pun ia tahu Ethan memang tak pernah peduli pada apa pun, kecuali keegoisan pria itu sendiri. “Kau tak bisa memisahkan kami seperti ini, Ethan? Mereka anakku.” “Kau bisa, kenapa aku tidak bisa?” Ethan membuang wajah setelah satu dengusan tipis. “Dan mereka juga anakku.” Cara membeku, menatap Ethan yang berjalan ke bilik shower. Pintu bilik terbuat dari bahan kaca yang bisa diburamkan. Tapi Ethan seolah sengaja mengusir dirinya, tak repot-repot memburamkan kaca tersebut dan menurunkan celana karet tepat di hadapannya. Cara hanya memalingkan pandangan, mendengarkan

  • Kembalinya Sang Istri Sah   36. Merayu Sang Suami

    “Terima kasih banyak. Sekarang aku tak perlu mencemaskan seseorang akan menyelinap masuk ke dalam apartemen kami.” “Apa kartu akses yang kalian bilang adalah kartu akses yang itu?” Tatapan Cara menusuk tajam pada Emma. Tak perlu mencerna lebih lama untuk menebak apa yang tengah mereka perbincangkan. Emma melengkungkan senyum tanpa penyesalannya. “Jadi kartu akses itu kau yang memberikannya pada Zevan?” Emma mengedikkan bahunya. Dengan senyum yang semakin lebar. “Kau benar-benar licik, Emma.” Cara mendorong Emma hingga wanita itu terhuyung, tetapi Joanna dan Bella dengan sigap menahan Emma. “Apa yang kau lakukan, Cara? Beraninya kau menyentuhkan tangan kotormu itu pada nona Emma,” bela Joanna dengan mata mendelik sempurna. Mendorong tubuh Cara lebih kuat sebagai balasan. “Tak hanya menggoda tunangan nona Emma, sekarang kau bahkan bersikap kasar pada beliau. Di mana akal sehatmu, hah? Apa kau benar-benar tak punya rasa malu?” Cara menepis tangan Joanna yang hendak mendorongnya

  • Kembalinya Sang Istri Sah   37. Rencana Bersama Si Kembar

    “Apa kau benar-benar akan membawa mereka ke sini?” Cara mencoba memberanikan diri mempertanyakan janji Ethan tersebut. Keduanya masih bergelung di tempat tidur. Ethan membiarkan lengannya dijadikan bantalan untuk kepala Cara, sementara kedua tubuh telanjang mereka masih saling menempel di balik selimut.Ethan tak mengatakan apa pun. Satu-satunya hal yang ia pedulikan saat ini adalah Cara yang masih berada dalam pelukannya. Biasanya wanita itu akan langsung beringsut menjauh begitu ia selesai menuntaskan hasratnya pada tubuh Cara. Dan untuk pertama kalinya, Cara tak menjauh. Meski memang wanita itu memiliki tujuan setelah menyenangkannya, tetap saja wanita berada dalam pelukannya. Sekarang.“Kau tak menjawab pertanyaanku,Ethan.”Ethan tersenyum, sedikit menurunkan wajahnya untuk mendaratkan satu kecupan di ujung kepala. “Kenapa kau begitu terburu-buru. Jangan merusak kesenanganku dengan pertanyaanmu itu, Cara. Kau membuatku salah paham dan berpikir kau melakukan semua ini untuk mereka.

  • Kembalinya Sang Istri Sah   38. Semakin Dekat Dengan Si Kembar

    Braakkk ….Telapak tangan Ethan menggebrak meja dengan keras.“Hanya karena aku menyukaimu, bukan berarti kau bisa mengabaikan pekerjaanmu seperti ini, Cara. Aku sudah mengatakan untuk mempersiapkannya sebelum tuan Heri datang. Bagaimana mungkin kau melakukan keteledoran semacam ini, hah?”Cara tetap bergeming. Tahu Ethan tak membutuhkan alasan konyol berkasnya tertumpah kopi apalagi mesin print yang mendadak kehabisan tinta.“Ini peringatan pertama, Cara. Dan sebaiknya kau tahu kalau kesempatan lain tak pernah ada untuk siapa pun.” Ethan melempar berkas di depannya ke hadapan Cara. “Keluar.”Cara mengambil berkas tersebut dan berjalan keluar. Ethan bukannya tak tahu Joannalah yang membuat masalah dengan Cara, tapi keterdiaman Cara yang seolah tak membutuhkan bantuannyalah yang membuatnya kesal. Dan campur tangan Emma yang masih saja berusaha mengusik Cara kali ini benar-benar melewati batas,“Aku tak butuh mengetahui apa yang diberikan Emma untuk membuat Cara berada dalam masalah. T

  • Kembalinya Sang Istri Sah   39. Kesepakatan Baru

    “Kenapa kau tak memindahkannya di sini saja, Ethan. Aku tahu sejak awal kau berniat memindahkan si kembar di tempat ini, kan?” Cara mengamati wajah Ethan dengan hati-hati sebelum melanjutkan. “Jika tidak, kau tak mungkin mempersiapkan kamar untuk mereka di lantai dua.” Ethan memberikan senyum tipis. Tak akan menyangkal. “Kenapa tiba-tiba kau berubah pikiran?” “Kau lupa, aku selalu melakukan apa pun yang kusuka.” Jawaban klasik khas Ethan, Cara membatin. “Lalu apa yang harus kulakukan agar kau berubah pikiran?” “Kau tahu apa yang kuinginkan Cara.” Ethan memutar wajah menghadap Cara. Wanita itu bersandar miring di kepala ranjang dengan tangan memegang selimut di dada. Menghalangi pandangannya dari ketelanjangan tubuh wanita itu. Tangannya terulur, menarik turun selimut tersebut. “Berhenti berselingkuh di belakangku.” Cara menelan ludah. Ketegangan bercampur wajahnya yang merah padam akan tatapan intens Ethan yang mengamati dadanya. Ethan mengucapkannya dengan penuh ketenangan, t

Bab terbaru

  • Kembalinya Sang Istri Sah   46. Ditinggalkan

    Cara pulang lebih lambat pun, Ethan masih belum sampai di apartemen. Ia berusaha tak peduli dengan pengabaian Ethan. Walaupun ada kecemasan yang menyelinap ke dalam hatinya. Kedua kakinya langsung melangkah menuju kamar utama. Merasa begitu penat dan lelah hingga sangat malas hanya untuk sekedar ke kamar mandi. Ia pun hanya berbaring di sofa. Menunggu rasa lelahnya mereda sebelum membersihkan diri. Toh Ethan juga tak akan segera kembali.Kehamilannya kali ini tidak seberat yang pertama. Mungkin karena kali ini bukan anak kembar? Atau …mungkin memang anak kembar. Rasa bersalah menyusup ke dalam hatinya atas ketidak tahuannya. Seharusnya ia segera pergi ke dokter kandungan untuk memastikan semuanya baik-baik saja. Namun bagaimana jika Ethan tahu? Apa yang harus dikatakannya? Apakah pria itu akan terkejut?Cara menggelengkan kepala. Kenapa sekarang ia harus peduli pada reaksi Ethan? Ia tak pernah mengharapkan kehamilan ini. Tak pernah membayangkan dirinya akan kembali dihamili oleh Ethan

  • Kembalinya Sang Istri Sah   45. Alat Tes Kehamilan

    Cara merasa lega –sedikit- menemukan Zaheerlah yang berdiri di balik pintu bilik. Menyambar alat tes kehamilan yang masih diamati oleh pria itu. “Apa yang kau lakukan di toilet wanita, Zaheer?”“Kau hamil?”“Bukan.”“Bukan? Kau pikir aku bekerja di rumah sakit tidak menggunakan otakku, ya?” dengus Zaheer. “Jangan membodohiku, Cara. Aku tahu benda apa itu.”“Itu bukan milikku.”“Dan untuk apa kau menyimpan alat tes kehamilan yang bukan milikmu.”“Dan untuk apa aku melakukan tes kehamilan jika aku melakukan kontrasepsi.” Suara Cara berhasil keluar dengan tanpa getaran sedikit pun. “Kalau kau tak percaya, kau bisa tanya pada Ethan sendiri.”Kedua alis Zaheer bertaut penuh curiga. “Lalu milik siapa itu?”Cara menela ludahnya sambil berpaling. Berjalan mendekati tempat sampah sekaligus menghindari tatapan menelisik Zaheer yang belum sepenuhnya percaya. “Ada seseorang mengirimkannya padaku.”“Apa?”“Pasti milik salah satu wanita Ethan, kan? Semua menginginkan menjadi teman tidur, kekasih da

  • Kembalinya Sang Istri Sah   44. Perubahan Sikap Ethan

    Ponsel Ethan yang berdering menyela di tengah kesibukan dokter yang memeriksa Cara. Pria itu mengabaikannya, tak melepaskan pengamatannya dari sang dokter. Namun, deringan yang tak kunjung berhenti tersebut tampak mengganggu, Ethan terpaksa mengurus panggilan terebut. Berjalan keluar menjauh. “Ada apa lagi, Bianca?” Cara masih bisa mendengar nada kesal yang diucapkan Ethan sebelum pria itu benar-benar menjauh. Hingga perhatiannya dialihkan oleh pertanyaan dokter tentang apa saja yang ia rasakan. “Mual dan pusing. Sepertinya saya hanya kecapekan, Dok.” “Riwayat penyakit maag?” “Tidak ada. Tapi beberapa hari ini saya kurang berselera makan. Mungkin karena itu.” “Hubungan dengan suami?” Cara menatap sang dokter, tak mengerti. “Ya, hubungan suami istri.” Cara semakin tak mengerti kenapa itu ada hubungannya dengan sakintnya. Dokter wanita itu tersenyum. “Apakah Anda melewatkan tamu bulanan Anda?” Wajah Cara yang sudah pucat tiba-tiba membeku. Menatap kedua mata sang dokter denga

  • Kembalinya Sang Istri Sah   43. Masa Lalu Bianca dan Ethan

    “Dia yang memaksa masuk menggunakan kartu aksesku, Ethan.” Emma mengulurkan kartu hitam mengkilat yang ada di tangannya. “Sepertinya aku harus mengembalikannya padamu, kan? Pengawalmu baru saja membawa barang-barangku ke mobil.” Ethan terdiam. Menatap kartu tersebut tetapi ada hal lain yang memenuhi pikirannya. Alis Emma menyatu melihat Ethan yang tampak lebih diam dari biasanya, dan yang satu ini pasti ada hubungannya dengan kemunculan Bianca yang begitu tiba-tiba tersebut. “Kenapa? Kau baik-baik saja?” Ethan melirik dengan ujung matanya. “Keluarlah. Urusan kita sudah selesai.” Emma terdiam sejenak. “Tidak. Belum, Ethan.” Ethan menghela napas sambil mengambil kartu yang diberikan Emma dan memasukkannya ke dalam laci. “Jika itu tentang perasaanmu. Lupakan, Emma. Aku tak butuh mendengar hal konyol semacam ini lagi.” Wajah Emma memerah, kecewa sekaligus malu. “Kau tak perlu memikirkan apa yang pernah Bianca lakukan untuk hidupmu, Ethan. Saat itu kau masih anak-anak dan dia meman

  • Kembalinya Sang Istri Sah   42. Cincin Pernikahan

    “Aku berhasil menemukannya. Setelah satu atau dua minggu menyelam di sana.”Cara masih membeku dalam keterkejutannya. Untuk waktu yang cukup lama. Menatap benda dengan hiasan permata tersebut. Ia sudah lupa bagaimana bentuk cincin yang Ethan selipkan di jari manisnya dengan penuh pemaksaan tersebut.“Apakah itu artinya pernikahan kalian juga …”“Ya, aku menggunakan pistol yang menempel di kepalanya untuk memaksanya mengucapka sumpah pernikahan.” Ethan menatap lurus kedua mata Cara. “Matanya yang jernih dipenuhi air mata. Bibirnya bergetar karena ketakutan dan wajahnya yang sepucat mayat tampak begitu cantik di mataku. Tapi …” Ethan sengaja mengulur kalimatnya, mengamati lebih lekat wajah Cara sebelum kemudian menyambar satu ciuman singkat di bibir wanita itu. “Dia memang selalu terlihat cantik. Tepat seperti yang dikatakan oleh Mano. Kau setuju?”Bianca menatap Cara dengan senyum yang lebih lebar. Menyembunyikan ribuan tanya yang mendadak muncul di benaknya. “Kau menyelam?”Ethan meng

  • Kembalinya Sang Istri Sah   41. Cincin Bianca

    Cara menatap punggung Ethan dan Zaheer yang menghilang di antara kerumunan para tamu. Acara sudah berubah menjadi lebih santai. Para undangan membentuk kerumunan. Saling mengobrol antara keluarga, teman lama, atau sekedar kolega. Hanya dirinyalah yang tak memiliki siapa pun untuk diajak bicara, apalagi mengobrol dan bercanda tawa.Tak ingin terlihat lebih tolol, Cara mengedarkan pandangan ke sekeliling. Mencari-cari sesuatu yang bisa dikerjakannya di tengah keramaian pesta ini. Dan rasa lapar yang mendadak datang membawa kakinya menuju meja prasmanan di seberang ruangan. menemukan pie telur di tepi meja. Tangannya terulur, tetapi pemilik tangan lain yang terulur seketika membuatnya membeku.“Kau memiliki keberanian yang besar datang ke tempat ini?” Irina meletakkan pie telur di tangannya ke piring milik Cara. Tatapannya dingin, begitu pun ujung bibirnya yang membentuk senyum datar. Seperti yang selalu dimiliki Ethan ketika tak menyukai keputusannya untuk tidak membalas perasaan pria i

  • Kembalinya Sang Istri Sah   40. Seorang Teman Lama

    “Ada apa dengan malam ini?” Cara menurunkan gaun pesta yang baru saja dibawa Ethan masuk. Lengkap dengan sepatu dan penata rias yang akan datang beberapa saat lagi. “Kita perlu memberikan selamat untuk pertunangan Emma dan Zevan, kan? Bagaimana pun dia adalah saudaraku.” Cara baru teringat. Zevan sempat memberitahunya tentang kesepakatan dalam pernikahan tersebut ketika keduanya tak sengaja bertemu di lobi dua hari yang lalu. Pria itu baru saja mengunjungi butik yang kebetulan berada di sekitar gedung Ethan. “Kau lupa?” Ethan meletakkan kedua tangannya di pinggang Cara, membawa tubuh wanita itu menempel di tubuhnya. Tak ada lagi penolakan dari wanita itu, bahkan wanita itu sudah mulai terbiasa dengan sentuhan-sentuhan ringannya. Pun begitu, masih saja ada jarak jika itu pembicaraan tentang Zevan. Cara menggeleng pelan. “Aku terlalu sibuk. Aku tak ingat kalau acaranya malam ini. Dan aku tak yakin keberadaanku dibutuhkan di tempat itu. Itu acara yang ….” “Aku membutuhkanmu

  • Kembalinya Sang Istri Sah   39. Kesepakatan Baru

    “Kenapa kau tak memindahkannya di sini saja, Ethan. Aku tahu sejak awal kau berniat memindahkan si kembar di tempat ini, kan?” Cara mengamati wajah Ethan dengan hati-hati sebelum melanjutkan. “Jika tidak, kau tak mungkin mempersiapkan kamar untuk mereka di lantai dua.” Ethan memberikan senyum tipis. Tak akan menyangkal. “Kenapa tiba-tiba kau berubah pikiran?” “Kau lupa, aku selalu melakukan apa pun yang kusuka.” Jawaban klasik khas Ethan, Cara membatin. “Lalu apa yang harus kulakukan agar kau berubah pikiran?” “Kau tahu apa yang kuinginkan Cara.” Ethan memutar wajah menghadap Cara. Wanita itu bersandar miring di kepala ranjang dengan tangan memegang selimut di dada. Menghalangi pandangannya dari ketelanjangan tubuh wanita itu. Tangannya terulur, menarik turun selimut tersebut. “Berhenti berselingkuh di belakangku.” Cara menelan ludah. Ketegangan bercampur wajahnya yang merah padam akan tatapan intens Ethan yang mengamati dadanya. Ethan mengucapkannya dengan penuh ketenangan, t

  • Kembalinya Sang Istri Sah   38. Semakin Dekat Dengan Si Kembar

    Braakkk ….Telapak tangan Ethan menggebrak meja dengan keras.“Hanya karena aku menyukaimu, bukan berarti kau bisa mengabaikan pekerjaanmu seperti ini, Cara. Aku sudah mengatakan untuk mempersiapkannya sebelum tuan Heri datang. Bagaimana mungkin kau melakukan keteledoran semacam ini, hah?”Cara tetap bergeming. Tahu Ethan tak membutuhkan alasan konyol berkasnya tertumpah kopi apalagi mesin print yang mendadak kehabisan tinta.“Ini peringatan pertama, Cara. Dan sebaiknya kau tahu kalau kesempatan lain tak pernah ada untuk siapa pun.” Ethan melempar berkas di depannya ke hadapan Cara. “Keluar.”Cara mengambil berkas tersebut dan berjalan keluar. Ethan bukannya tak tahu Joannalah yang membuat masalah dengan Cara, tapi keterdiaman Cara yang seolah tak membutuhkan bantuannyalah yang membuatnya kesal. Dan campur tangan Emma yang masih saja berusaha mengusik Cara kali ini benar-benar melewati batas,“Aku tak butuh mengetahui apa yang diberikan Emma untuk membuat Cara berada dalam masalah. T

DMCA.com Protection Status