Beranda / Romansa / Cinta Kedua Kami / Bab 11 - Bab 20

Semua Bab Cinta Kedua Kami: Bab 11 - Bab 20

36 Bab

Bab. 11 Dukungan Keluarga

Ajeng dan Yuli tiba di rumah Mama Maya, terlihat Mama Maya dan Ayah Teguh sedang menikmati secangkir teh di teras depan rumah. Mereka terkejut melihat kedatangan Ajeng dan Yuli, buru buru Mama Maya mendekati mereka dan mengambil Kai untuk dia gendong. "Ajeng, Yuli, ada apa ini? kenapa kalian datang bawa kendaraan sendiri sendiri. " Tanya Bu Maya. Ajeng langsung menghambir memeluk Mama-nya sambil menangis, Pak Teguh yang melihat putrinya menangis langsung berdiri dan mendekat. "Ada apa ini? Mana Ardi? kenapa datang dengan Yuli?? bawa mereka kedalam Mah, jangan disini, kita bicara di dalam. "Mereka masuk ke dalam rumah dan duduk disofa ruang tamu, Bu Maya menurunkan Kaisar agar bermain sendiri, dan berlalu kedapur untuk mengambil air untuk mereka. "Ada apa Jeng? cerita ke kami." Tanya Pak Teguh. Ajeng menangis dan langsung memeluk Ayah-nya. "Maafin Ajeng Yah, Ajeng salah, Ajeng membantah Ayah untuk laki laki br*ngs*k itu dulu, padahal Ayah sudah memperingatkan Ajeng, tapi Ajeng
Baca selengkapnya

Bab. 12 Gugatan Perceraian

"Mas.. Jangan kasar kasar! aku tidak mau pergi Mas, kamu akan meninggalkan aku jika aku keluar dari sini. " Ucap Dian. "Kita belum menikah Di, apa kata orang orang disini, sekarang kamu pergi dulu, aku janji akan bertangungjawab, sekarang pergilah, kembali ke kos dulu. "Setelah mengatakan hal itu, Ardi bergegas menutup pintu dan mengunci pintu rumahnya. "Baiklah Mas, aku akan pergi, tapi ingat jika kamu ingkar janji aku akan mencarimu di manapun kamu berada, atau aku akan terus mengusik Ajeng dan Kaisar.. Ingat itu!! ".Teriak Dian. Dian pergi dari sana sambil memesan ojek onlen untuk kembali ke tempat kosnya. ***Tiga hari telah berlalu, kemarin Ajeng sudah mulai bekerja kembali. Bagaimanapun dia punya tanggungjawab terhadap putranya, jadi harus tetap bekerja, tidak ingin terus terusan terpuruk dalam kehancuran. Hari ini dia berniat mengubungi Ardi untuk menanyakan soal perceraian mereka. Tut.. Tutt.. Tut.. pangilan tersambung dan diangkat. "๐˜๐˜ข๐˜ญ๐˜ญ๐˜ฐ ๐˜‘๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ" "Hallo Mas,
Baca selengkapnya

Bab. 13 Perceraian dan Pernikahan

Hari ini tepat sebulan Ajeng mendaftarkan gugatan perceraiannya, dan hari ini juga adalah sidang putusan yang mengabulkan gugatan Ajeng untuk bercerai dari Ardi. Hakim mengabulka perceraian itu dengan keputusan hal asuh anak jatuh kepada Ajeng, dan perhitungan harta gono gini adalah Ardi harus membayar uang sebesar 10 juta rupiah atau menyerahkan motornya kepada Ajeng dan memberikan uang nafkah kepada Kaisar sebesar 1 juta rupiah setiap bulan. Tiga hari sebelum sidang Ajeng menghubungi Ardi karena Ardi mangkir dari dua kali sidang sebelumnya, Ardi sempat marah karena mengira Ajeng tidak pernah mendaftarkan perceraiannya. Setelah dia selidiki, ternyata surat panggilan sidang itu tidak pernah sampai ditangannya karena diterima dan dihancurkan oleh Dian. Ya, Dian yang menerima surat itu ketika dia berkunjung ke rumah Ardi, dan ketika kurir pengantar surat tiba, Dian yang menemuinya. Ardi marah besar kepada Dian, tapi mau bagaimana lagi, semua sudah terjadi, dan hari ini di
Baca selengkapnya

Bab. 14 Setelah Perceraian.

Semua telah berubah, memang hidup adalah pilihan, tapi dari setiap pilihan kita harus menerima konsekuensinya. Seperti Ardi yang memilih melanjutka hidup dengan menikahi Dian dengan konsekuensi tidak mendapatkan restu dari sang ibu dan adiknya. Dia sekarang hidup bersama Dian dan anak sambungnya,Risa di rumahnya. "Di, aku akan mengadaikan BPKB motorku untuk membayar pembagian harta gono gini ku bersama Ajeng, semua totalnya 13 juta. Karena harus menganti uang pembelian kulkas dan mesin cuci. Karena itu semua dibeli oleh Ajeng dengan mengadaikan ATM-nya dulu. " Kata Ardi. "Ya nggak segitulah Mas, dia bulan kemarin nggak bayar angsuran rumah, Mas tau sendirikan kemarin pas kita bayar angsuran pihak Bank bilang bulan kemarin ngga diangsur? dipotong itu donk! jadi 12 juta, enak aja.. Emang Mas Ardi mau gadaiin berapa?. " Tanya Dian. "Mau Mas gadai ke Bank saja, 20 juta, selebihnya bisa kita pakai untuk keperluan yang lain. Iya nanti aku bilang ke Ajeng soal angsuran itu. " "25 jut
Baca selengkapnya

Bab. 15 Tekanan

Setelah sampai dirumah, Ardi masih terlihat kesal karena kata kata Ajeng, dia tidak menyangkal apa yang diucapkan Ajeng memang benar, tapi dirinya tidak bisa menerima kebenaran itu. Dian yang melihatnya sangat heran, tadi sebelum berangkat untuk menemui Ajeng, Ardi terlihat sangat bersemangat. 'Ada apa dengan Mas Ardi? kenapa kesal begitu, aku harus mencari tau, siapa tau bisa digunakan untuk membuat Mas Ardi membenci Ajeng. 'Ucap Dian didalam hati. "Kenapa Mas? pulang pulang kok mukanya lecek gitu, kayak cucian belum disetrika? nggak bertemu dengan Kaisar atau Kaisar nggak mengenali kamu lagi?. " Tanya Dian. "Buka, Kaisar sangat senang bertemu dengan aku, dia sangat merindukan aku. " Jawab Ardi. "lha terus, kenapa?. " Makin binggung Dian. "Ajeng meremehkan aku, dia mengatakan aku ini miskin, bukan orang kaya, bukan orang ahli Agama juga, jadi nggak pantes buat mikir mau poligami.. Kesel aku!. "Dian sangat terkejut dengan ucapan suaminya, siapa istri yang mau dipoligami? heran
Baca selengkapnya

Bab. 16 Menyerang Mental Kaisar

Sore itu, Ardi datang kerumah Ibunya bersama dengan Dian, dia mendapat kabar Ibunya sakit dari tetangganya. Tok.. Tok.. Tok. Terdengar suara pintu diketuk, Anita yang sedang bersama Ibunya didalam kamar segera keluar untuk melihat siapa yang datang. 'Kriieet.. 'Pintu terbuka, Anita kaget melihat Ardi dan Dian didepan pintu rumahnya. "Mas Ar-di, mau apa Mas kesini? " tanya Anita. "Kamu keterlaluan Nit, Ibu sakit kenapa kamu nggak ngabarin Mas?" sergah Ardi. "Untuk apa? Ibu sakit karena Mas, sekarang lebih baik Mas bawa istri baru Mas pulang, dengan datangnya kalian tidak membuat Ibu lebih baik, mungkin justru Ibu akan memburuk. ""Jangan sembarangan bicara Nit, beliau juga Ibukku, minggir, biarkan aku bertemu Ibu. "Setelah terdiam sedikit lama, akhirnya Anita mengijinkan Ardi bertemu Ibu mereka. "Baiklah, Mas Ardi bisa bertemu Ibu, tapi tidak dengan wanita murahan itu. ""Yang sopan Nit, bagaimanapun sekarang dia adalah istriku, kakak iparmu. " Ardi terlihat kesak karena ucapa
Baca selengkapnya

Bab. 17 Kaisar Sakit

Didepan pintu ruangan yang tertutup itu Ardi berjalan mondar mandir, dia mengkhawatirkan keadaan Dian yang terjatuh tadi, karena darah mengalir di pahanya, dia takut terjadi apa apa dengan anaknya. Tak berselang lama, pintu terbuka dan muncullah seorang wanita berpakaian putih, Ardi bergegas mendekat. "Bagaimana keadaan istri saya Dok?" tanya Ardi. "Anda suami pasien?" tanya Dokter dengan nametag Irma itu. "Iya Dok, saya suami pasien atas nama Dian Novitasari. ""Bisa kita bicara di ruangan saya Pak? istri anda sekarang sedang istirahat, bayinya masih bisa diselamatkan, tapi ada yang harus saya beritahukan kepada Anda" ucap Dokter Irma. Ardi mengikuti Dokter Irma masuk ke ruangannya, Dokter mempersilahkan Ardi untuk duduk. "Begini Pak Ardi, setelah kami USG ternyata ada benjolan di rahim istri anda, kami belum bisa memastikan benjolan tersebut apa,karena istri anda sedang hamil. Untuk memastikannya kami hanya bisa memantau lewat pemeriksaan rutin kehamilannya disetiap bulannya
Baca selengkapnya

Bab. 18 Langkah yang diambil Ajeng

Setelah mendapatkan penjelasan dari Dokter Fahri, Ajeng menghubungi Ardi untuk memberitahu bahwa Kaisar sakit. Sambungan diangkat pada dering pertama. "Hallo Mas Ardi? " "๐˜๐˜ข๐˜ญ๐˜ญ๐˜ฐ, ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ข๐˜ฑ๐˜ข ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ถ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ฉ๐˜ถ๐˜ฃ๐˜ถ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ช ๐˜ด๐˜ถ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ช๐˜ฌ๐˜ถ? ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ถ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ข๐˜บ๐˜ถ๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข ๐˜บ๐˜ข?. " Ternyata yang mengangkat telpon adalah Dian. Mereka masih dirumah sakit, dan Ardi sedang dikamar mandi. "Oh, jadi istri baru Mas Ardi yang jawab. Ardi kemana? ada hal penting yang harus aku katakan padanya. " "๐˜๐˜ข๐˜ญ ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ต๐˜ช๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ข๐˜ฑ๐˜ข? ๐˜ฏ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ต๐˜ช ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ถ ๐˜ด๐˜ข๐˜ฎ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ช๐˜ฏ. " ๐˜’๐˜ฆ๐˜ต๐˜ช๐˜ฌ๐˜ข ๐˜‹๐˜ช๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ช๐˜ฉ๐˜ข๐˜ต ๐˜ด๐˜ถ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ช๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฃ๐˜ถ๐˜ฌ๐˜ข ๐˜ฑ๐˜ช๐˜ฏ๐˜ต๐˜ถ ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ข๐˜ณ ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ฅ๐˜ช, ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ข ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ด๐˜ถ๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ค๐˜ฆ๐˜ต ๐˜ฎ๐˜ฐ๐˜ฅ๐˜ฆ ๐˜ญ๐˜ฐ๐˜ถ๐˜ฅ๐˜ด๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ณ ๐˜ข๐˜จ๐˜ข๐˜ณ ๐˜ˆ๐˜ณ๐˜ฅ๐˜ช ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ฅ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ณ ๐˜ถ๐˜ค๐˜ข๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ˆ๐˜ซ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ. "Cck, perempuan ular sepertimu memang bisa dipercaya? tidak ada pelakor yang bisa dipercaya, kamu... " Belum sempat Ajeng melanjutkan kata katanya sudah terdengar suara yang menggelegar d
Baca selengkapnya

Bab. 19 Allard Harold Wycliffe

Tak terasa sudah seminggu Ajeng dan Kaisar berasa di Bali. Ajeng juga sudah bekerja ditempat yang sama dengan Ayu. Rahayu Puspita, teman kecilnya yang bersamanya sampai Kelas tiga sekolah menengah pertama. Ayu pindah mengikuti orang tuanya yang mendapatkan pindah tugas keluar pulau. Setelah menyelesaikan pendidikannya Ayu bekerja di sebuah hotel internasional. Hotel and Resort HW, salah satu hotel terbaik di pulau dewata Bali. Hotel mewah yang berkelas internasional, yang terletak di pinggir pantai dan menyajikan pemandangan yang memukau. Mereka tinggal di sebuah rumah kontrakan yang terdapat dua kamar, satu kamar mandi dengan sebuah dapur kecil dan ruang TV. Rumah itu dikontrak Ayu selama dua tahun. Ajeng baru bekerja selama tiga hari dan dia sedang menjalankan masa percobaan selama tiga bulan. Ajeng menyewa seorang wanita untuk menjaga Kaisar ketika dia harus bekerja di shif masuk pagi. Nama wanita itu Ibu Rukmi, rumah Bu Rukmi berada disebelah rumah kontrakan Ayu.
Baca selengkapnya

Bab. 20 Telepon dari Rumah

Nenek Umi membuat secangkir teh dan membawa beberapa camilan yang ditemukan di dapur. Karena tidak mungkinkan tidak menyuguhi apapun untuk tamu. lagipula Ajeng dan Ayu tidak melarangnya memakan apapun disana. Ajeng dan Ayu sudah menganggapnya seperti ibu mereka sendiri. "Ini silahkan diminum Mister. Pasti tadi Mister ketakutan, jadi biar lebih tenang sebaiknya Mister minum dulu. " Ucap Bu Rukmi. "Saya tidak ketakutan Nyonya, saya hanya sedikit syok. Ternyata disini banyak preman. " "Mister jangan panggil saya Nyonya, panggil nenek saja, kok berasa orang kaya dipanggil Nyonya. " "Nenek? oke, tapi jangan panggil saya Mister juga, panggil saja Allard. " "Susah Mister, lidah saya nggak bisa manggil begitu, jadinya nanti 'Alat' kan malah lucu. Masa ganteng begini dipanggil 'Alat'?. " Kaisar tertawa mendengar ucapan neneknya, memang nama uncle bule ini agak susah. Kalo tidak bisa jadinya memang 'Alat. " "Kita panggil Uncle bule saja Nek, bolehkan Uncle?. " "Tentu saja,
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status