Hari ini tepat sebulan Ajeng mendaftarkan gugatan perceraiannya, dan hari ini juga adalah sidang putusan yang mengabulkan gugatan Ajeng untuk bercerai dari Ardi. Hakim mengabulka perceraian itu dengan keputusan hal asuh anak jatuh kepada Ajeng, dan perhitungan harta gono gini adalah Ardi harus membayar uang sebesar 10 juta rupiah atau menyerahkan motornya kepada Ajeng dan memberikan uang nafkah kepada Kaisar sebesar 1 juta rupiah setiap bulan. Tiga hari sebelum sidang Ajeng menghubungi Ardi karena Ardi mangkir dari dua kali sidang sebelumnya, Ardi sempat marah karena mengira Ajeng tidak pernah mendaftarkan perceraiannya. Setelah dia selidiki, ternyata surat panggilan sidang itu tidak pernah sampai ditangannya karena diterima dan dihancurkan oleh Dian. Ya, Dian yang menerima surat itu ketika dia berkunjung ke rumah Ardi, dan ketika kurir pengantar surat tiba, Dian yang menemuinya. Ardi marah besar kepada Dian, tapi mau bagaimana lagi, semua sudah terjadi, dan hari ini di
Semua telah berubah, memang hidup adalah pilihan, tapi dari setiap pilihan kita harus menerima konsekuensinya. Seperti Ardi yang memilih melanjutka hidup dengan menikahi Dian dengan konsekuensi tidak mendapatkan restu dari sang ibu dan adiknya. Dia sekarang hidup bersama Dian dan anak sambungnya,Risa di rumahnya. "Di, aku akan mengadaikan BPKB motorku untuk membayar pembagian harta gono gini ku bersama Ajeng, semua totalnya 13 juta. Karena harus menganti uang pembelian kulkas dan mesin cuci. Karena itu semua dibeli oleh Ajeng dengan mengadaikan ATM-nya dulu. " Kata Ardi. "Ya nggak segitulah Mas, dia bulan kemarin nggak bayar angsuran rumah, Mas tau sendirikan kemarin pas kita bayar angsuran pihak Bank bilang bulan kemarin ngga diangsur? dipotong itu donk! jadi 12 juta, enak aja.. Emang Mas Ardi mau gadaiin berapa?. " Tanya Dian. "Mau Mas gadai ke Bank saja, 20 juta, selebihnya bisa kita pakai untuk keperluan yang lain. Iya nanti aku bilang ke Ajeng soal angsuran itu. " "25 jut
Setelah sampai dirumah, Ardi masih terlihat kesal karena kata kata Ajeng, dia tidak menyangkal apa yang diucapkan Ajeng memang benar, tapi dirinya tidak bisa menerima kebenaran itu. Dian yang melihatnya sangat heran, tadi sebelum berangkat untuk menemui Ajeng, Ardi terlihat sangat bersemangat. 'Ada apa dengan Mas Ardi? kenapa kesal begitu, aku harus mencari tau, siapa tau bisa digunakan untuk membuat Mas Ardi membenci Ajeng. 'Ucap Dian didalam hati. "Kenapa Mas? pulang pulang kok mukanya lecek gitu, kayak cucian belum disetrika? nggak bertemu dengan Kaisar atau Kaisar nggak mengenali kamu lagi?. " Tanya Dian. "Buka, Kaisar sangat senang bertemu dengan aku, dia sangat merindukan aku. " Jawab Ardi. "lha terus, kenapa?. " Makin binggung Dian. "Ajeng meremehkan aku, dia mengatakan aku ini miskin, bukan orang kaya, bukan orang ahli Agama juga, jadi nggak pantes buat mikir mau poligami.. Kesel aku!. "Dian sangat terkejut dengan ucapan suaminya, siapa istri yang mau dipoligami? heran
Sore itu, Ardi datang kerumah Ibunya bersama dengan Dian, dia mendapat kabar Ibunya sakit dari tetangganya. Tok.. Tok.. Tok. Terdengar suara pintu diketuk, Anita yang sedang bersama Ibunya didalam kamar segera keluar untuk melihat siapa yang datang. 'Kriieet.. 'Pintu terbuka, Anita kaget melihat Ardi dan Dian didepan pintu rumahnya. "Mas Ar-di, mau apa Mas kesini? " tanya Anita. "Kamu keterlaluan Nit, Ibu sakit kenapa kamu nggak ngabarin Mas?" sergah Ardi. "Untuk apa? Ibu sakit karena Mas, sekarang lebih baik Mas bawa istri baru Mas pulang, dengan datangnya kalian tidak membuat Ibu lebih baik, mungkin justru Ibu akan memburuk. ""Jangan sembarangan bicara Nit, beliau juga Ibukku, minggir, biarkan aku bertemu Ibu. "Setelah terdiam sedikit lama, akhirnya Anita mengijinkan Ardi bertemu Ibu mereka. "Baiklah, Mas Ardi bisa bertemu Ibu, tapi tidak dengan wanita murahan itu. ""Yang sopan Nit, bagaimanapun sekarang dia adalah istriku, kakak iparmu. " Ardi terlihat kesak karena ucapa
Didepan pintu ruangan yang tertutup itu Ardi berjalan mondar mandir, dia mengkhawatirkan keadaan Dian yang terjatuh tadi, karena darah mengalir di pahanya, dia takut terjadi apa apa dengan anaknya. Tak berselang lama, pintu terbuka dan muncullah seorang wanita berpakaian putih, Ardi bergegas mendekat. "Bagaimana keadaan istri saya Dok?" tanya Ardi. "Anda suami pasien?" tanya Dokter dengan nametag Irma itu. "Iya Dok, saya suami pasien atas nama Dian Novitasari. ""Bisa kita bicara di ruangan saya Pak? istri anda sekarang sedang istirahat, bayinya masih bisa diselamatkan, tapi ada yang harus saya beritahukan kepada Anda" ucap Dokter Irma. Ardi mengikuti Dokter Irma masuk ke ruangannya, Dokter mempersilahkan Ardi untuk duduk. "Begini Pak Ardi, setelah kami USG ternyata ada benjolan di rahim istri anda, kami belum bisa memastikan benjolan tersebut apa,karena istri anda sedang hamil. Untuk memastikannya kami hanya bisa memantau lewat pemeriksaan rutin kehamilannya disetiap bulannya
Setelah mendapatkan penjelasan dari Dokter Fahri, Ajeng menghubungi Ardi untuk memberitahu bahwa Kaisar sakit. Sambungan diangkat pada dering pertama. "Hallo Mas Ardi? " "๐๐ข๐ญ๐ญ๐ฐ, ๐ฌ๐ฆ๐ฏ๐ข๐ฑ๐ข ๐ฌ๐ข๐ฎ๐ถ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ฉ๐ถ๐ฃ๐ถ๐ฏ๐จ๐ช ๐ด๐ถ๐ข๐ฎ๐ช๐ฌ๐ถ? ๐ฎ๐ข๐ถ ๐ฎ๐ฆ๐ณ๐ข๐บ๐ถ๐ฏ๐บ๐ข ๐บ๐ข?. " Ternyata yang mengangkat telpon adalah Dian. Mereka masih dirumah sakit, dan Ardi sedang dikamar mandi. "Oh, jadi istri baru Mas Ardi yang jawab. Ardi kemana? ada hal penting yang harus aku katakan padanya. " "๐๐ข๐ญ ๐ฑ๐ฆ๐ฏ๐ต๐ช๐ฏ๐จ ๐ข๐ฑ๐ข? ๐ฏ๐ข๐ฏ๐ต๐ช ๐ข๐ฌ๐ถ ๐ด๐ข๐ฎ๐ฑ๐ฆ๐ช๐ฏ. " ๐๐ฆ๐ต๐ช๐ฌ๐ข ๐๐ช๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ญ๐ช๐ฉ๐ข๐ต ๐ด๐ถ๐ข๐ฎ๐ช๐ฏ๐บ๐ข ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ฃ๐ถ๐ฌ๐ข ๐ฑ๐ช๐ฏ๐ต๐ถ ๐ฌ๐ข๐ฎ๐ข๐ณ ๐ฎ๐ข๐ฏ๐ฅ๐ช, ๐ฅ๐ช๐ข ๐ญ๐ข๐ฏ๐จ๐ด๐ถ๐ฏ๐จ ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ค๐ฆ๐ต ๐ฎ๐ฐ๐ฅ๐ฆ ๐ญ๐ฐ๐ถ๐ฅ๐ด๐ฑ๐ฆ๐ข๐ฌ๐ฆ๐ณ ๐ข๐จ๐ข๐ณ ๐๐ณ๐ฅ๐ช ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ฅ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ข๐ณ ๐ถ๐ค๐ข๐ฑ๐ข๐ฏ ๐๐ซ๐ฆ๐ฏ๐จ. "Cck, perempuan ular sepertimu memang bisa dipercaya? tidak ada pelakor yang bisa dipercaya, kamu... " Belum sempat Ajeng melanjutkan kata katanya sudah terdengar suara yang menggelegar d
Tak terasa sudah seminggu Ajeng dan Kaisar berasa di Bali. Ajeng juga sudah bekerja ditempat yang sama dengan Ayu. Rahayu Puspita, teman kecilnya yang bersamanya sampai Kelas tiga sekolah menengah pertama. Ayu pindah mengikuti orang tuanya yang mendapatkan pindah tugas keluar pulau. Setelah menyelesaikan pendidikannya Ayu bekerja di sebuah hotel internasional. Hotel and Resort HW, salah satu hotel terbaik di pulau dewata Bali. Hotel mewah yang berkelas internasional, yang terletak di pinggir pantai dan menyajikan pemandangan yang memukau. Mereka tinggal di sebuah rumah kontrakan yang terdapat dua kamar, satu kamar mandi dengan sebuah dapur kecil dan ruang TV. Rumah itu dikontrak Ayu selama dua tahun. Ajeng baru bekerja selama tiga hari dan dia sedang menjalankan masa percobaan selama tiga bulan. Ajeng menyewa seorang wanita untuk menjaga Kaisar ketika dia harus bekerja di shif masuk pagi. Nama wanita itu Ibu Rukmi, rumah Bu Rukmi berada disebelah rumah kontrakan Ayu.
Nenek Umi membuat secangkir teh dan membawa beberapa camilan yang ditemukan di dapur. Karena tidak mungkinkan tidak menyuguhi apapun untuk tamu. lagipula Ajeng dan Ayu tidak melarangnya memakan apapun disana. Ajeng dan Ayu sudah menganggapnya seperti ibu mereka sendiri. "Ini silahkan diminum Mister. Pasti tadi Mister ketakutan, jadi biar lebih tenang sebaiknya Mister minum dulu. " Ucap Bu Rukmi. "Saya tidak ketakutan Nyonya, saya hanya sedikit syok. Ternyata disini banyak preman. " "Mister jangan panggil saya Nyonya, panggil nenek saja, kok berasa orang kaya dipanggil Nyonya. " "Nenek? oke, tapi jangan panggil saya Mister juga, panggil saja Allard. " "Susah Mister, lidah saya nggak bisa manggil begitu, jadinya nanti 'Alat' kan malah lucu. Masa ganteng begini dipanggil 'Alat'?. " Kaisar tertawa mendengar ucapan neneknya, memang nama uncle bule ini agak susah. Kalo tidak bisa jadinya memang 'Alat. " "Kita panggil Uncle bule saja Nek, bolehkan Uncle?. " "Tentu saja,
Selama dua minggu ini, Ajeng disibukkan dengan persiapan pernikahannya, meskipun semua sudah diatur oleh calon suaminya tapi tetap saja ada hal hal yang membutuhkan dirinya untuk terjun langsung, seperti gaun pernikahan. Entah konsep pernikahan seperti apa yang disiapkan oleh Allard hingga Ajeng mendapatkan banyak sekali model gaun pengantinnya, tak tanggung tanggung total ada enam gaun termasuk baju yang akan dia pakai saat akad nikah. Ajeng harus melakukan fitting ke enam baju itu agar nanti muat saat dia kenakan di moment sakral itu. Dan bisa dilihat dimana butik yang membuat gaun itu, pasti semua gaun itu berharga mahal. Semua pernak perniknya sangat detail disiapkan, bahkan ada sebuah tiara yang akan dia pakai nantinya. Ajeng sudah pernah mengatakan jika hanya ingin mengadakan pernikahan yang sederhana, tapi tentu saja Allard menolaknya, karena Allard yang seorang pembisnis, maka dia pasti ingin mengenalkan istrinya kepada semua rekan bisnisnya. Allard juga mengatakan aka
Sudah dua minggu berlalu setelah hari lamaran, dan Ajeng sekarang sudah libur dari segala aktifitas kerjaannya, Allard yang memintanya. Saat ini, mereka sedang berkumpul dirumah Ajeng, tapi orang tua Allard tidak hadir. Mereka sedang berada di Solo, menyiapkan sesuatu untuk resepsi pernikahan. "Ajeng, apa yang kamu inginkan sebagai mahar?. " tanya Allard. "Apapun akan aku terima Mister, selama tidak memberatkan Mister. " ucap Ajeng. "Jeng, kenapa panggilannya masih Mister, diganti dong, apa kek. " ucap Ayu. "Apa dong Yu?. " ucap Ajeng. "Ya nggak tau, kok tanya saya!. " ucap Ayu mengikuti ucapan Pak Presiden. "Cck..!" "Jeng, Ayu benar. Ganti panggilannya, Masa sama calon suami manggilnya masih Mister. 'Mas' gitu, atau yang lainnya. " ucap Bu Maya. "Em, Mister maunya dipanggil apa?. " tanya Ajeng. "Untuk sekarang 'Mas' juga tidak masalah, tapi nanti setelah menikah saya mau dipanggil 'Papa', Kaisar sudah saya ajari agar tidak memanggil uncle bule lagi, tapi l
Setelah diterimanya lamaran Allard, mereka melanjutkan dengan pemasangan tanda lamaran, bukan cincin yang didapat Ajeng, tapi sebuah gelang dan kalung berhiaskan berlian asli. Setelah itu mereka menikmati makan malam, hasil masakan Bu Maya, Ajeng dan Ayu. Masakan sederhana dan untungnya keluarga Allard bisa menikmatinya, yang penting tidak pedas, jika ingin pedas tinggal tambahkan sambal saja. Pernikahan Allard dan Ajeng rencananya akan diadakan satu bulan lagi dihitung dari hari lamaran ini. Dan Allard meminta keluarga Ajeng untuk tidak repot repot melakukan apapun, karena semua dia yang akan menyiapkannya. Mulai dari akad nikah sampai resepsi semua Allard yang akan menyiapkan, jika ditanya akan dilakukan akad dan resepsi dimana, maka Allard akan menjawab, nanti juga tau. Ajeng hanya menyiapkan dokumen dokumen untuk mengesahkan pernikahan mereka baik secara agama maupun negara saja. "Allard, dalam agamamu saat akan menikah bukannya harus ada mahar? kenapa kamu tidak bertany
Dan setelah ditentukan jika seminggu lagi acara lamaran resmi untuk Ajeng, Allard sudah memberitahu keluarganya, dan hari ini seluruh keluarga Allard tiba di Indonesia. Ada Daddy, Mommy, adiknya Allard dan Neneknya. Allard memberitahu keluarga tentang rencana pernikahannya dengan wanita Indonesia, dan wanita yang sama dengan Agama yang baru saja dia yakini. Tuan William Harold Wycliffe adalah Daddy dari Allard, Nyonya Julia adalah Mommynya sedangkan adik perempuannya bernama Sydney Harold Wycliffe. Grany nya bernama Maria Belleza. Mereka sangat antusias dalam menyambut kabar gembira dari Allard yang sudah bisa move on dari mantan istrinya. Dan sore ini, rencananya acara lamaran resmi itu akan dilakukan, baik dari keluarga Allar maupun Ajeng saat ini sedang sibuk dengan berbagai macam persiapannya. Seperti yang terjadi di rumah Ajeng, perbedaan kulture dan kebiasaan serta selera makan, membuat Ibu Maya heboh sendiri. "Ini kira kira sudah sesuai belum dengan selera mereka ya
"Surat Perjanjian Pra Nikah?? memangnya harus banget ya pakai begituan?. " tanya Ayu. "Nak Allard, apa harus pakai seperti itu? memang apa yang harus diperjanjikan?" tanya Pak Teguh. "Surat itu hanya untuk pengukuhan hak dan kewajiban antaran suami dan istri, saya akan membuatnya, nanti kita sah kan surat itu disini, dibawah saksi kuasa hukum saya, jadi surat itu ada perlindungan hukumnya. " ucap Allard. "Nggak perlu Mister, saya percaya dengan anda kok. Jadi kita tidak memerlukan surat itu. " ucap Ajeng. "Sudah saya putuskan, kita akan membuat surat Perjanjian Pra Nikah. Nanti kamu tinggal menambah Poin poin yang lain jika dirasa tidak sesuai dengan keinginanmu. Apakah masih ada yang ingin kamu tanyakan lagi? tanyakan saja semuanya, jadi tidak ada beban yang akan mengganjal dihatimu. "ucap Allard. " Baiklah, terserah Mister saja. Pertanyaan terakhir saya, Mister tidak akan merubah keyakinan Mister kan, setelah kita menikah?. "tanya Ajeng. " InsyaAllah tidak akan, karena
Selama seminggu ini, baik Ajeng dan Allard tidak pernah saling bertemu, Allard akan datang menemui Kaisar saat Ajeng bekerja, dan saat jam pulang kerja, Allard akan kembali ke hotel. Bukan karena mereka saling menghindar, tapi memang mereka sedang memantapkan hati, dan mendalami perasaan masing masing jika lama tidak bertemu apakah sudah tumbuh rindu. Dan memang benar, Allard sudah merasakan perasaan ingin menemui Ajeng, tapi tidak dia lakukan karena dia benar benar ingin agar Ajeng juga memahami perasaannya sendiri. Ajeng pun juga mulai merasakan hal yang sama, tapi dia masih ingin lebih memahami keinginan hatinya, karena dia merasa jika ingin bersama Allard rintangan yang harus dia hadapi akan semakin lebih besar. Allard, pria sejuta pesona, tampan dan kaya. Serta perbedaan karakter dan kebudayaan negara, semua itu juga menjadi bahan pertimbangan Ajeng. Apalagi dia sama sekali tidak mengetahui bagaimana tanggapan keluarga Allard mengenai dirinya dan Kaisar, sanggup kan dia be
Ajeng dan Ayu ikut bergabung dengan keluarga dan Allard. Ada sedikit rasa canggung yang Ajeng rasakan setelah mendengar pengakuan Allard, dan Allard menyadarinya. Mereka sedang berbincang santai dan bermain dengan Kaisar sambil menunggu waktu Maghrib tiba. "Ajeng, apa tadi kamu sudah mendengar percakapan ku dengan orang tuamu?. " tanya Allard. Ajeng yang ditanya seperti itu mendadak diam, dia bingung ingin menjawab apa. Ayu yang mengerti situasi Ajeng dengan jahilnya menjawab. "Ya, kami berdua mendengar dengan sangat jelas Mister. " ucap Ayu. Ajeng menoleh dan menatap Ayu dengan melotot, seakan bola matanya ingin melompat keluar, berharap temannya ini diam dan tidak membuatnya lebih malu lagi. "Bagus kalau kalian sudah mendengar, jadi aku bisa mengatakan tujuanku dengan jelas. " ucap Allard. "Memang Mister punya tujuan apa?. " ucap Ayu. "Ayu udah deh, kamu ini apa apaan sih. " ucap Ajeng. "Lohh, ya harus ditanya dong, kita ngga mau kalau ternyata si Mister punya maksud dan tu
Sudah hampir tiga bulan Allard meninggalkan Indonesia, meskipun begitu berita tentang Kaisar dan keluarga semua diketahui olehnya. Ajeng dan keluarganya sudah resmi pindah kerumah Bu Rahmi, karena pembangunannya sudah selesai, rumah dua tingkat dengan empat buah kamar. Uang penjualan rumah di Solo sudah sangat cukup untuk mereka membeli dan membangun rumah di Bali. Dan untungnya Bu Rahmi memberikan harga yang murah untuk Ajeng. Meskipun tiga bulan tidak berada di Indonesia, Allard selalu berkomunikasi dengan Kaisar, hanya seminggu waktu dia dirawat Paul saja, Allard tidak menghubungi Kaisar. Hari ini, Allard sudah mendarat kembali ke Indonesia, dia sudah sangat merindukan bocah ganteng itu. Dan dia sudah menyiapkan semua hal yang dia butuhkan nanti untuk memulai misinya. Allard tiba dihotel sekitar jam 2 siang, saat ini dia sedang beristirahat sebentar karena rencananya nanti sore akan berkunjung kerumah baru Kaisar. Sore hari sekitar jam 4, Allard tiba didepan rumah baru Ajeng,
Dan nun jauh disana, di negara Jerman seorang pria sedang belajar Agama yang selama ini tidak pernah terpikirkan olehnya akan mempelajarinya. Disela sela kesibukannya mengurus bisnisnya, dia selalu menyempatkan diri membaca sebuah buku yang mengupas tentang Agama Islam, entah kenapa dia melakukannya. Apakah ucapannya waktu itu terhadap Ajeng memang sebenar benarnya keluar dari dalam hatinya sehingga dia melakukan hal sampai sejauh ini. "Bos, bos yakin ingin belajar agama itu?. " ucap Eddie. "Kenapa?. " ucap Allard. "Agama itu susah lho, banyak sekali larangannya, dan semua hal yang dilarang adalah kegemaran Bos semua. " ucap Eddie. "Kan baru belajar, tidak semua harus diikuti kan?. " ucap Allard. "Bos salah, karena dalam Agama itu tidak ada yang namanya setengah setengah. Jika memang yakin mau mengikuti Agama itu ya harus mau meninggalkan semua kebiasaan Bos yang bertentangan dengan ajaran dalam Agama itu. " ucap Eddie. "Benarkah harus begitu? tidak bisa sedikit