Semua Bab Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal: Bab 91 - Bab 100

145 Bab

Perempuan culas

Kehadiran Samantha di kediaman Rahardjo membawa perubahan besar yang tidak menyenangkan, terutama bagi para pelayan. Samantha, yang awalnya tampak lemah dan tidak berdaya, kini mulai bertindak seolah-olah dirinya adalah nyonya rumah. Ia memberi perintah kepada para pelayan dengan nada yang memerintah, tanpa sedikit pun rasa hormat. Suatu pagi, Samantha duduk di ruang makan, memanggil salah satu pelayan dengan nada tinggi. “Kopi ini terlalu dingin. Buatkan yang baru, dan kali ini pastikan panasnya pas,” katanya sambil mengernyitkan dahi. Pelayan itu, seorang wanita tua bernama Ibu Lastri, mengangguk dengan sopan, meski raut wajahnya menunjukkan ketidaksukaan. "Baik, Bu Samantha," jawabnya pendek, lalu membawa cangkir kopi itu ke dapur. Di dapur, para pelayan berkumpul dengan wajah penuh frustrasi. "Perempuan itu benar-benar tidak tahu diri," bisik Ibu Lastri dengan nada kesal. "Sejak kapan dia punya hak untuk memberi perintah seperti ini?" Seorang pelayan muda, Wulan, menimpali.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-10
Baca selengkapnya

Pertengkaran

Hari itu, Nathalia merasa lebih lelah dari biasanya. Setiap sudut rumah seolah menjadi medan pertempuran yang tak terlihat, dengan Samantha sebagai lawannya. Ketika Nathalia berjalan menuju ruang tamu, ia mendapati Samantha sedang berbicara dengan salah satu dekorator yang biasa Nathalia pekerjakan untuk acara keluarga. Samantha sedang dengan santainya memutuskan perubahan besar pada dekorasi ruang keluarga tanpa persetujuan Nathalia."Samantha, apa yang kau lakukan?" suara Nathalia gemetar, tetapi ada kekuatan di balik setiap kata.Samantha menoleh, wajahnya terlihat seolah-olah ia baru saja melakukan sesuatu yang sangat biasa. "Oh, Nathalia, aku hanya meminta beberapa perubahan kecil. Rumah ini butuh suasana baru, bukankah begitu?""Ini rumahku!" Nathalia berseru, suaranya penuh emosi. "Kau tidak punya hak untuk mengubah apa pun di sini tanpa izinku."Samantha tersenyum licik. "Kau terlalu sensitif, Nathalia. Aku hanya ingin membantu. Lagipula, dengan keadaanmu yang selalu sibuk, ku
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-15
Baca selengkapnya

Luka lama yang kembali terbuka

Bab Selanjutnya: Luka yang Kembali TerbukaNathalia duduk termenung di sudut kamar, memandangi jendela dengan pandangan kosong. Hatinya penuh dengan rasa sakit yang menumpuk. Tindakan Samantha yang semakin merajalela membuat rumah yang seharusnya menjadi tempat perlindungan terasa asing dan tidak ramah. Kenangan pahit masa lalu kembali menghantuinya, terutama saat kehamilannya yang penuh tekanan dan berakhir dengan kehilangan.Pintu kamar terbuka perlahan, menampilkan Kareena dengan ekspresi wajah yang dingin dan penuh ketegasan. Prasetyo mengikutinya dengan wajah khawatir, menyadari bahwa perbincangan ini akan berat."Nathalia," Kareena memulai dengan suara yang tenang tapi penuh maksud tersembunyi, "Kita perlu bicara."Nathalia mendongak, melihat mertuanya dengan sorot mata waspada. "Ada apa, Ibu?" tanyanya pelan, meski dalam hatinya sudah bisa menebak arah pembicaraan ini.Kareena duduk di kursi dekat tempat tidur, memandangi Nathalia dengan tatapan tajam. "Aku tahu ada ketegangan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-15
Baca selengkapnya

Playing victim

Bab Selanjutnya: Konfrontasi yang Tak TerelakkanPrasetyo berjalan dengan langkah berat menuju kamar tamu tempat Samantha tinggal. Kepalanya penuh dengan pikiran yang berkecamuk, tetapi ia tahu satu hal pasti—sudah saatnya ia berbicara dengan Samantha. Ia tidak bisa membiarkan keadaan di rumah terus memburuk dan menghancurkan pernikahannya dengan Nathalia.Ketika Prasetyo mengetuk pintu, Samantha membuka dengan senyuman manis yang selalu ia tunjukkan, meskipun di baliknya tersembunyi niat yang tidak tulus. "Pras, ada apa? Kau terlihat tegang," katanya dengan nada yang terdengar manis namun penuh dengan kepalsuan.Prasetyo masuk dan menutup pintu di belakangnya, berdiri tegak di tengah ruangan. Wajahnya serius, tidak ada tanda-tanda kelembutan seperti biasanya. "Kita perlu bicara, Samantha," katanya tanpa basa-basi.Samantha memiringkan kepala, mencoba terlihat tidak mengerti. "Tentu, ada apa?"Prasetyo menatapnya tajam. "Aku tahu apa yang kau lakukan, Samantha. Aku tahu kau terus-mene
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-15
Baca selengkapnya

Percakapan rahasia

Bab Selanjutnya: Percakapan Rahasia yang BerbahayaSamantha menggenggam ponselnya erat-erat, kemarahan membakar setiap inci dari dirinya. Matanya memandang lurus ke depan dengan sorot yang tajam, penuh kebencian yang memuncak. Ia menekan nomor yang telah ia hafal di luar kepala, menunggu sambungan terhubung. Jantungnya berdetak cepat, bukan karena gugup, tetapi karena amarah yang tertahan.Di seberang sana, Arman menjawab dengan suara yang rendah dan tenang, nyaris seperti seseorang yang baru saja bangun dari tidur siang yang nyaman. "Samantha, ada apa? Kau terdengar... kesal," katanya, seolah menikmati setiap detik dari penderitaan yang Samantha rasakan."Kesal?" Samantha meludah penuh kemarahan. "Prasetyo baru saja datang ke kamarku, menuduhku merusak pernikahannya dengan Nathalia. Dia bahkan berbicara tentang tes DNA, Arman! Seolah-olah aku ini penipu yang hanya berusaha menjeratnya!"Arman terdiam sejenak, dan kemudian tawa kecil terdengar dari seberang telepon. Suara tawanya rend
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-15
Baca selengkapnya

Dilema Akbar

Akbar duduk di ruang kerjanya, dengan tangan terlipat di depan dada, menatap kosong ke arah berkas-berkas yang berserakan di atas meja. Pikirannya melayang jauh dari pekerjaan, tenggelam dalam dilema yang tak kunjung usai. Matanya sayu, mencerminkan beban berat yang menghimpit hatinya. Akbar, yang selama ini dikenal sebagai sosok yang bijak dan selalu mampu menemukan solusi, kini berada di titik terendah dalam hidupnya, tersudut oleh pilihan-pilihan yang sulit. Di satu sisi, ada Prasetyo, sahabatnya sejak masa kuliah. Mereka telah melewati banyak hal bersama—dari masa-masa sulit, kegagalan, hingga kesuksesan. Prasetyo adalah sosok yang Akbar anggap sebagai keluarga, bukan hanya sekadar teman. Persahabatan mereka dibangun di atas kepercayaan dan loyalitas yang tidak tergoyahkan. Namun, kini kepercayaan itu terancam oleh sesuatu yang Akbar tahu tetapi tidak bisa diabaikan. Di sisi lain, ada Samantha, adik sepupu yang selalu ia sayangi. Samantha tumbuh besar di bawah pengawasan Akbar
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-15
Baca selengkapnya

Pertengkaran Akbar dan Samantha

Malam itu, Akbar berdiri di depan pintu kediaman Raharjo, merasa cemas dan gelisah. Dalam hatinya, ia tahu bahwa percakapan ini tidak akan mudah. Samantha, adik sepupunya, telah berubah menjadi sosok yang nyaris tak dikenalnya. Dengan tangan gemetar, ia mengetuk pintu kayu besar itu. Pintu terbuka dengan cepat, memperlihatkan Samantha yang berdiri di ambang pintu, matanya menyipit penuh kecurigaan."Apa yang kamu lakukan di sini malam-malam begini?" Samantha bertanya dengan nada dingin, suaranya penuh dengan ketidakpedulian.Akbar menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya. "Kita perlu bicara, Samantha. Aku khawatir dengan apa yang sedang terjadi antara kamu dan Prasetyo."Samantha mengangkat alis, seolah-olah ucapan Akbar adalah lelucon. "Oh, begitu? Kamu tiba-tiba jadi peduli dengan urusanku?" Ia tertawa sinis dan mempersilakannya masuk. "Silakan, katakan apa yang ingin kamu katakan, Akbar. Aku punya waktu sebentar sebelum aku benar-benar bosan."Mereka duduk di ruang ta
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-16
Baca selengkapnya

Fight dan Chaos

Akbar duduk di dalam mobilnya, pikirannya kacau balau setelah konfrontasi dengan Samantha. Pikirannya terus-menerus berputar mencari solusi, tetapi setiap jalan yang ia pikirkan tampak buntu. Ia merasa semakin terperangkap dalam dilema yang tidak kunjung usai, hingga teleponnya berdering. Nama Arman tertera di layar. Akbar terdiam sejenak sebelum menjawab panggilan itu."Akbar, kita perlu bicara," suara Arman terdengar santai di seberang sana. "Aku pikir kamu punya banyak pertanyaan, dan aku mungkin punya beberapa jawaban."Akbar menggeram pelan, menahan amarah yang tiba-tiba muncul. Arman, pria yang ia curigai selama ini menjadi dalang di balik perubahan Samantha, kini menghubunginya dengan santai, seolah-olah tidak ada masalah. "Di mana kita bisa bertemu?" Akbar bertanya dengan nada tegas."Tempat biasa, kafe di sudut jalan. Lima belas menit lagi," jawab Arman dengan tenang sebelum menutup telepon.Akbar mengepalkan tangannya di kemudi, menahan dorongan untuk segera menuju tempat it
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-16
Baca selengkapnya

Musuh dalam selimut

Chapter 4: Percakapan BerbahayaArman duduk di balkon apartemennya yang mewah, memandang kota yang gemerlap di bawah langit malam. Angin malam berhembus lembut, tetapi tidak cukup kuat untuk mengusir aroma tajam dari rokok yang ia hisap perlahan. Di tangannya, segelas anggur merah berkilau dalam cahaya bulan, memberikan sentuhan mewah pada malam yang sunyi. Dia menyesap anggurnya dengan tenang, matanya yang gelap memancarkan kilatan kesombongan dan kelicikan.Dengan satu tarikan napas panjang, Arman mengeluarkan ponselnya, menekan nomor Samantha dengan jemarinya yang lentur namun tegas. Ketika nada sambung terdengar, sebuah senyum licik menghiasi wajahnya. Di balik segala ketenangannya, ada seorang pria yang terbiasa mengendalikan segala situasi dan memanipulasi orang-orang di sekitarnya."Halo," suara Samantha terdengar di ujung telepon, tenang tetapi penuh kewaspadaan."Samantha," sapa Arman dengan suara yang lembut tetapi sarat dengan dominasi terselubung. "Aku baru saja bertemu de
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-16
Baca selengkapnya

Pagi hari yang menegangkan

Prasetyo melangkah turun dengan langkah perlahan, berharap bisa menikmati pagi yang damai di rumahnya. Namun, harapannya pupus begitu suara tajam Samantha menyambutnya. Dari lantai atas, ia bisa mendengar kemarahan Samantha yang meledak-ledak, menghardik seorang pelayan dengan kata-kata kasar. Prasetyo menghela napas panjang, menyadari bahwa suasana di rumahnya kembali memanas."Aku sudah bilang, jangan pernah menyentuh barang-barangku tanpa izin! Apa kau tuli?!" Samantha membentak pelayan itu, matanya memancarkan kilatan amarah.Pelayan muda itu berdiri dengan kepala tertunduk, tubuhnya sedikit gemetar. "Maaf, Nona Samantha. Saya tidak sengaja."Nathalia yang berada di dekat situ, mencoba meredakan situasi. "Samantha, sudah cukup. Dia tidak sengaja. Tidak perlu memperbesar masalah ini."Samantha berbalik dengan cepat, tatapannya berubah tajam ke arah Nathalia. "Kau pikir ini urusanmu? Jangan ikut campur, Nathalia!"Nathalia terkejut sejenak, tetapi tidak mundur. "Samantha, aku hanya
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-16
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
89101112
...
15
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status