Kehadiran Samantha di kediaman Rahardjo membawa perubahan besar yang tidak menyenangkan, terutama bagi para pelayan. Samantha, yang awalnya tampak lemah dan tidak berdaya, kini mulai bertindak seolah-olah dirinya adalah nyonya rumah. Ia memberi perintah kepada para pelayan dengan nada yang memerintah, tanpa sedikit pun rasa hormat. Suatu pagi, Samantha duduk di ruang makan, memanggil salah satu pelayan dengan nada tinggi. “Kopi ini terlalu dingin. Buatkan yang baru, dan kali ini pastikan panasnya pas,” katanya sambil mengernyitkan dahi. Pelayan itu, seorang wanita tua bernama Ibu Lastri, mengangguk dengan sopan, meski raut wajahnya menunjukkan ketidaksukaan. "Baik, Bu Samantha," jawabnya pendek, lalu membawa cangkir kopi itu ke dapur. Di dapur, para pelayan berkumpul dengan wajah penuh frustrasi. "Perempuan itu benar-benar tidak tahu diri," bisik Ibu Lastri dengan nada kesal. "Sejak kapan dia punya hak untuk memberi perintah seperti ini?" Seorang pelayan muda, Wulan, menimpali.
Terakhir Diperbarui : 2025-01-10 Baca selengkapnya