All Chapters of Istriku, Aku Benar-Benar Menyesal: Chapter 81 - Chapter 90

145 Chapters

Pendekatan

Hari itu, Nathalia memutuskan untuk menghabiskan waktu di pusat perbelanjaan, mencoba melupakan sejenak masalah yang membebani pikirannya. Ia berjalan dari satu toko ke toko lain, matanya menelusuri rak-rak yang penuh dengan barang-barang. Meskipun tampak sibuk dengan belanjaannya, benaknya terus dipenuhi oleh kecemasan akan hasil tes DNA Prasetyo. Di sudut lain pusat perbelanjaan, seorang pria dengan tatapan tajam mengawasinya dengan saksama. Arman, sahabat lama Prasetyo, mengikuti Nathalia sejak ia memasuki tempat itu. Awalnya, ia berusaha membujuk dirinya sendiri bahwa ia hanya ingin memastikan Nathalia baik-baik saja. Namun, jauh di dalam hatinya, ia tahu ada perasaan lain yang mendorongnya untuk terus berada di dekatnya. Arman mempercepat langkahnya saat Nathalia berhenti di depan sebuah kafe kecil. Dengan hati-hati, ia mendekatinya, berpura-pura tidak sengaja bertemu. "Nathalia?" panggil Arman dengan suara terkejut yang dibuat-buat. "Apa kabar? Lama tidak bertemu." Nathal
last updateLast Updated : 2025-01-06
Read more

Dalam Cengkeraman Kebencian

Chapter Berikutnya: Dalam Cengkeraman Kebencian Nathalia berdiri di ambang pintu, tubuhnya menegang saat melihat Samantha duduk di ruang tamu. Perempuan itu tampak santai, seolah-olah tidak ada yang salah dengan kunjungannya. Di sebelahnya, Kareena, ibu mertua Nathalia, duduk dengan senyum puas di wajahnya. Keduanya tampak akrab, seperti dua teman lama yang tengah berbagi cerita. "Nathalia," suara Kareena terdengar tajam, meskipun dibalut dengan nada sopan. "Samantha datang untuk berbicara, tidak sopan jika kau tidak menyapanya." Nathalia mengatur napasnya, mencoba menahan amarah yang berkecamuk di dadanya. "Apa yang dia lakukan di sini?" tanyanya dengan nada yang berusaha ia jaga tetap tenang. Samantha tersenyum tipis, meletakkan tangan di perutnya yang mulai membesar. "Aku hanya ingin berkunjung, Nathalia. Lagipula, aku mengandung anak Prasetyo, dan aku pikir keluarga berhak tahu bagaimana keadaanku." Nathalia merasa darahnya mendidih. "Kau pikir ini tempat yang pantas untuk da
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more

Perayaan Pahit dengan Rahasia Tersembunyi

Samantha kembali ke rumah Akbar dengan langkah pelan, menyembunyikan kepuasan di balik raut wajah yang tenang. Perasaan kosong masih menggelayuti dirinya meskipun rencananya untuk merusak hubungan Prasetyo dan Nathalia berjalan sesuai harapan. Duduk di sofa, ia menatap kosong pada layar televisi yang menyala tanpa suara, pikirannya sibuk memutar balik kenangan masa lalu. Ponselnya bergetar di atas meja, menampilkan nama Arman. Samantha menghela napas, kemudian tersenyum tipis sebelum menjawab panggilan tersebut. "Arman," sapanya dengan suara lembut namun penuh makna. "Bagaimana semuanya berjalan?" tanya Arman dengan nada antusias. "Aku dengar Kareena dan Nathalia terlibat dalam perdebatan sengit tadi." Samantha menyesap anggur dari gelasnya, mencoba menenangkan pikirannya. "Ya, Kareena benar-benar membuat Nathalia terpojok. Prasetyo mencoba membela istrinya, tetapi aku bisa melihat Nathalia semakin tertekan." Arman tertawa kecil di ujung telepon. "Bagus. Itu berarti rencana kit
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more

Kecurigaan Akbar

Chapter SelanjutnyaAkbar berdiri di balik pintu dapur, napasnya tertahan saat mendengar percakapan antara Samantha dan Arman. Ia tidak sengaja mendengar semuanya ketika kembali ke rumah setelah lembur di kantor Prasetyo. Kebingungan dan rasa tidak percaya bercampur dalam pikirannya. Sejak kapan Samantha dekat dengan Arman? pikirnya. Arman selama ini dikenal sebagai sosok penuh intrik, seseorang yang selalu mencari keuntungan di setiap kesempatan. Dan sekarang, Samantha, sepupunya sendiri, tampak terlibat dalam rencana jahat melawan Prasetyo—atasannya sekaligus sahabatnya.Dengan hati-hati, Akbar melangkah mundur, berusaha menghindari suara yang mungkin mengkhianati keberadaannya. Namun, suara tawa Samantha dan Arman membuat tubuhnya seolah membeku. Percakapan itu terus terngiang di telinganya."Kau pikir Prasetyo akan menyerah begitu saja?" tanya Arman dengan nada penuh keyakinan. "Dia pria keras kepala, tapi semua orang punya batasnya. Dan Nathalia... dia terlalu rapuh untuk bertaha
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more

Pilih kasih

Chapter Selanjutnya (Revisi)Nathalia duduk di sudut ruang tamu, matanya sembab setelah tangisan panjang semalam. Bayangan kegugurannya beberapa bulan lalu masih menghantui, luka yang belum sempat sembuh kini terasa diperparah oleh kehadiran Samantha. Wanita itu terus menggunakan kehamilannya sebagai senjata untuk menarik perhatian Prasetyo, bahkan berani memanipulasi situasi hingga membuat Nathalia tampak sebagai pihak yang tidak berperasaan.Sementara itu, Samantha semakin memainkan perannya dengan sempurna. Setiap kali berada di hadapan Prasetyo, ia menunjukkan sisi rapuhnya sebagai calon ibu yang membutuhkan perhatian. Dengan penuh kepura-puraan, ia sering mengeluhkan rasa sakit atau kelelahan, memancing simpati dari Prasetyo yang merasa harus menjaga hubungannya dengan Samantha tetap baik demi masa depan anak dalam kandungannya.Suatu sore, Samantha sengaja datang ke kantor Prasetyo dengan membawa makanan yang ia klaim sebagai "bentuk perhatian seorang calon ibu." Di hadapan Nath
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more

Rencana yang sempurna

Chapter SelanjutnyaNathalia duduk di kamar, menatap kosong ke luar jendela. Hatinya masih perih setelah kejadian di ruang tamu. Kata-kata Kareena dan kepura-puraan Samantha terus berputar di benaknya. Ia merasa semakin terkucilkan di rumah yang seharusnya menjadi tempat ia merasa nyaman. Kegugurannya yang belum sepenuhnya ia terima menjadi luka yang diperburuk oleh tekanan dari Samantha dan Kareena.Prasetyo, yang merasa bersalah atas situasi tersebut, mengetuk pintu kamar dengan lembut. "Nathalia, boleh aku masuk?"Nathalia mengusap air matanya, berusaha terlihat lebih tenang. "Masuklah."Prasetyo duduk di sebelahnya, menggenggam tangannya dengan lembut. "Aku tahu kau sedang tidak baik-baik saja. Aku minta maaf jika apa yang terjadi tadi membuatmu semakin terluka. Aku benar-benar tidak ingin kau merasa seperti ini."Nathalia menatap Prasetyo, matanya masih berkaca-kaca. "Pras, aku merasa aku tidak pernah cukup baik untuk keluargamu. Kehadiran Samantha membuatku merasa tidak ada temp
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more

Lingkaran kematian

Chapter SelanjutnyaArman duduk di sebuah lounge eksklusif dengan segelas minuman di tangannya, senyum licik terlukis di wajahnya. Suasana ruangan remang-remang, diiringi alunan musik jazz lembut. Di depannya, seorang pria misterius dengan jas hitam elegan duduk tenang, mengamati Arman dengan tatapan tajam. Pria itu tidak banyak bicara, hanya sesekali menyesap minuman dari gelas kristal yang ia pegang."Jadi," kata pria itu dengan suara berat, akhirnya memecah keheningan. "Aku dengar rencanamu mulai membuahkan hasil. Nathalia dan Prasetyo bertengkar hebat tadi malam, bukan?"Arman tertawa kecil, meletakkan gelasnya di atas meja. "Tentu saja. Segalanya berjalan lebih mulus dari yang kubayangkan. Prasetyo terlalu mudah dipancing cemburu. Sedangkan Nathalia... dia terlalu lemah untuk melawan tekanan ini."Pria itu mengangguk pelan, senyum tipis menghiasi wajahnya. "Bagus. Kau tahu, kehancuran rumah tangga mereka hanyalah awal. Aku butuh lebih dari itu. Kau dan Samantha harus memastikan s
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more

Simpul yang kusut

Chapter SelanjutnyaMalam sudah larut ketika Nathalia akhirnya pulang ke rumah. Dengan langkah pelan, ia masuk ke dalam, mencoba menghindari perhatian. Namun, suara pintu yang tertutup membuat Prasetyo, yang sedang duduk di ruang tamu dengan raut wajah penuh kekhawatiran, langsung menoleh. Matanya berbinar lega ketika melihat Nathalia berdiri di sana.“Nathalia,” ucap Prasetyo, berdiri dan menghampirinya. “Kau baik-baik saja? Aku sudah mencoba menghubungimu sepanjang malam.”Nathalia menunduk, mencoba menahan air matanya. “Aku hanya butuh waktu sendiri, Pras.”Prasetyo menghela napas panjang. “Aku mengerti. Aku minta maaf atas semua yang terjadi tadi malam. Aku tidak seharusnya berbicara seperti itu. Aku terlalu terbawa emosi.”Namun, sebelum Nathalia sempat menjawab, suara langkah kaki terdengar dari arah tangga. Kareena, yang rupanya belum tidur, muncul dengan ekspresi tidak senang. Wajahnya memancarkan ketegasan yang dingin saat ia menatap Nathalia.“Jadi, kau akhirnya pulang,” uja
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more

Mendekatkan hati

Chapter Selanjutnya (Revisi)Samantha berdiri di depan cermin kamarnya, memandangi bayangan dirinya dengan perut yang mulai membesar. Senyum puas terlukis di wajahnya. Kehamilan ini adalah senjata terkuatnya untuk merebut perhatian Prasetyo. Ia yakin, dengan waktu dan manipulasi yang tepat, ia bisa membuat Prasetyo menyayangi anak ini tanpa syarat. Namun, kali ini, rencananya tidak berjalan semulus yang ia bayangkan.Hari itu, Samantha memutuskan untuk pergi ke kantor Prasetyo. Dengan membawa makanan yang ia klaim baik untuk kehamilan, ia mengetuk pintu ruangan Prasetyo."Masuk," terdengar suara Prasetyo dari dalam.Samantha membuka pintu dengan senyum lebar. "Hai, Pras. Aku membawakan sesuatu untukmu," katanya dengan nada lembut.Prasetyo mengangkat wajahnya dari dokumen yang sedang ia baca, tampak terkejut melihat Samantha. "Samantha? Kau tidak perlu repot datang ke sini. Kau seharusnya lebih banyak istirahat."Samantha meletakkan makanan di meja Prasetyo dan duduk di kursi di hadap
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more

Tinggal bersama

Chapter SelanjutnyaSamantha duduk di tepi ranjangnya, memikirkan langkah berikutnya. Ia tahu, setelah penolakan Prasetyo di kantor, ia harus bermain lebih cerdik. Dengan senyum tipis, ia menghubungi seseorang untuk memastikan rencananya berjalan lancar.Malam itu, Samantha sengaja berpura-pura mengalami pendarahan. Ia menelepon Kareena dengan suara panik, memohon bantuan. “Bu, aku takut! Aku merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan kehamilanku.”Kareena yang mendengar suara putus asa Samantha langsung panik. “Samantha, tenang! Aku akan segera ke sana. Jangan bergerak terlalu banyak.”Kareena tiba di rumah Samantha beberapa menit kemudian bersama sopir keluarga. Melihat Samantha yang terbaring di sofa dengan ekspresi lemah, Kareena semakin khawatir. “Kita harus membawamu ke dokter sekarang juga!” katanya tegas.Samantha dengan suara lirih menjawab, “Bu, aku takut bayi ini dalam bahaya. Aku tidak tahu harus bagaimana.”Setelah diperiksa di rumah sakit, dokter mengatakan tidak ada mas
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more
PREV
1
...
7891011
...
15
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status