Semua Bab Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin: Bab 31 - Bab 40

55 Bab

31. Pemintaan Maaf

Napas Mahes terengah, amarah tergambar jelas di wajah tampannya melihat apa yang Daniel lakukan pada Bellia.Beberapa menit yang lalu Mahes kelimpungan mencari Bellia yang tiba-tiba menghilang. Dia sudah berusaha mencari Bellia ke seluruh ballroom hotel, bahkan sampai ke toilet. Namun, Bellia tidak ada di sana. Mahes pun bertanya pada beberapa orang yang ada di sana, siapa tahu salah satu dari mereka ada yang melihat Bellia. Setelah beberapa kali bertanya, akhirnya ada seseorang yang memberi tahunya ke mana Bellia pergi. Orang itu mengatakan jika Bellia dibawa pergi oleh seorang lelaki berjas hitam meninggalkan ballroom hotel.Perasaan Mahes seketika tidak tenang. Bagai orang kesetanan dia langsung mencari Bellia hingga ke basemen. Untung saja dia datang di waktu yang tepat. Jika tidak, Mahes tidak tahu apa yang akan Daniel lakukan pada Bellia selanjutnya.“Mas Mahes!?” Embusan napas lega lolos dari bibir mungil Bellia. Dia merasa sangat lega karena Tuhan akhirnya mengirim Mahes untu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-17
Baca selengkapnya

32. Pengakuan Mahes

"A-apa Mas Mahes benar-benar menyukaiku?"Napas Mahes tercekat, jantungnya seolah-olah berhenti berdetak selama beberapa saat mendengar pertanyaan Bellia barusan. Seluruh syaraf di dalam tubuhnya seolah-olah kehilangan fungsi.Mahes bergeming, kaku, lidahnya mendadak kelu. Sedikit pun dia tidak pernah menyangka akan mendapat pertanyaan seperti itu dari Bellia.Apa yang harus dia lakukan? Haruskah dia jujur pada Bellia tentang perasaannya?"Bellia, a-aku ...." "Apa yang Pak Daniel katakan tidak benar 'kan, Mas? Mas Mahes tidak mungkin menyukaiku, 'kan?"Mahes menghela napas panjang lalu menatap Bellia dengan lekat. "Bagaimana kalau yang Daniel katakan benar?"Tubuh Bellia menegang mendengar pertanyaan Mahes barusan. Kedua matanya menatap Mahes dengan lekat, berusaha mencari kebohongan di sana. Namun, dia tidak menemukannya.Apa Mahes benar-benar menyukainya?"Mas ...." Bellia menatap Mahes dengan sendu. Selama ini dia selalu menyangkal dengan perhatian yang Mahes berikan pada dirinya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-18
Baca selengkapnya

33. Isi Hati Daniel

Khaisar berjalan dengan cepat meninggalkan ballroom hotel. Kedua matanya memperhatikan sekitar dengan lekat, berusaha menemukan seseorang yang sudah dia cari sejak sepuluh menit yang lalu.Dia sudah berusaha menelepon, tetapi ponsel Daniel ternyata tidak aktif. Merasa panik dia pun bergegas mencari sahabatnya itu.Langkah Khaisar melambat ketika berhasil mendapati sosok yang dia cari. Embusan napas lega sontak lolos dari bibirnya ketika melihat Daniel yang sedang merokok di taman.Napas Khaisar tampak terengah-engah, bulir-bulir keringat keluar membasahi tubuhnya. Daniel tadi meminta dirinya untuk menemani pergi ke pesta. Namun, sahabatnya itu tiba-tiba menghilang ketika dia pergi ke toilet sebentar. “Aku sudah mencarimu dari tadi, ternyata kamu asyik merokok di sini.” Khaisar menepuk pundak Daniel pelan lalu duduk di sampingnya.“Ada apa, Khai?” tanya Daniel setelah Khaisar berhasil mengatur napas. “Kenapa kamu mencariku?”“Aku takut kamu pulang diam-diam.”“Cuma karena itu?” Daniel
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-19
Baca selengkapnya

34. Menghindar

"Bunga untuk pesanan jam satu siang nanti apa sudah siap, Dit?" tanya Bellia sambil merangkai bunga baby's breath pesanan pemuda berseragam SMA yang ada di hadapannya. Setelah selesai, dia langsung memberikan bunga tersebut ke pemuda itu."Ini bunga untuk mendiang ibumu. Lain kali jangan bolos sekolah lagi, ya?" ucap Bellia membuat pemuda itu tersenyum malu.Setelah membayar bunga dan mengucapkan terima kasih, pemuda itu segera pergi meninggalkan toko.Bellia hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah pemuda yang sudah menjadi pelanggan tetap di toko bunganya itu. Dia sudah sering mengingatkan pemuda itu agar tidak bolos sekolah. Namun, pemuda itu hanya mendengar nasehatnya sekali, setelah itu mengulangi lagi."Jadi, gimana, Dit? Apa sudah selesai?" tanya Bellia dengan suara yang sedikit keras, mengingat Dita ada di ruang sebelah."Astaga! Aku lupa, Bell!" pekik Dita terdengar panik.Bellia cepat-cepat menghampiri Dita yang sedang gelisah di tengah bunga yang berserakan. "Kenapa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-20
Baca selengkapnya

35. Mobil Penculik

Cuaca siang ini cukup cerah. Daniel mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang, membelah jalanan yang ramai tetapi lancar. Matanya yang tajam sesekali memperhatikan sekitar, menikmati pemandangan di sepanjang jalan yang dilaluinya.Bukit-bukit hijau yang membentang di tepi jalan menyuguhkan panorama yang menyejukkan mata. Pemandangan seperti ini jarang sekali bisa dia nikmati saat berada di tengah hiruk-pikuk kota yang begitu menyesakkan. Seharusnya dia kembali ke kantor setelah meninjau proyek pembangunan pusat perbelanjaan baru yang dikembangkan oleh perusahaannya. Namun, dia malah membawa mobilnya ke luar kota.Kota kecil tempat Bellia tinggal.Daniel sendiri tidak mengerti mengapa dia bisa seperti ini, padahal Bellia sudah menolaknya berkali-kali. Namun, dia hanya mengikuti kata hatinya yang memintanya untuk pergi ke kota ini.Daniel memarkir mobilnya di seberang sekolah yang terlihat mulai lengang. Waktu pulang sekolah telah tiba dan satu per satu anak-anak meninggalkan gerban
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-21
Baca selengkapnya

36. Tak Punya Pilihan

Bellia tertegun, sepasang iris hezel miliknya terpaku pada Daniel yang sedang berjalan dengan tegap dan mantap sambil menggandeng tangan kecil Marvell. Selama tiga puluh detik yang dia lakukan hanya diam memandangi lelaki itu.Masih tergambar jelas di ingatan Bellia apa yang Daniel lakukan pada dirinya saat terakhir kali mereka bertemu. Daniel dengan lancang mencium bibirnya karena dia terus menyangkal kebenaran yang lelaki itu coba ungkapkan.Bukan tanpa alasan mengapa Bellia selama ini terus menyangkal. Dia takut Daniel akan merebut Marvell darinya jika lelaki itu tahu kalau Marvell adalah putranya karena mereka pernah menghabiskan malam bersama.Lagi pula Daniel sudah memiliki tunangan dan dia tidak ingin menjadi penghalang di antara hubungan Daniel dengan tunangannya.Akan tetapi, Daniel ada di hadapannya sekarang. Lelaki itu bahkan berani membalas tatapan matanya, seolah-olah tidak pernah melakukan kesalahan pada dirinya.Menyebalkan!Bellia tanpa sadar mengepalkan kedua tangann
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-22
Baca selengkapnya

37. Keras Kepala

Kaki Bellia bergerak gelisah, berkali-kali dia menggigit kuku jari tangannya sambil memperhatikan jalanan melalui kaca mobil yang ada di sampingnya dengan cemas. Tarikan napas panjang tidak berhasil membuat perasaannya menjadi lebih tenang. Dia malah semakin merasa gelisah, takut, dan cemas.Nenek memang sering sakit-sakitan, tetapi baru pertama kali ini beliau jatuh hingga tidak sadarkan diri dan dilarikan ke rumah sakit.Bellia takut terjadi sesuatu yang buruk dengan neneknya karena hanya wanita itu satu-satunya keluarga yang dia miliki selain Marvell.Sementara itu Daniel fokus mengendarai mobilnya sambil sesekali melirik Bellia yang duduk di sampingnya, dan Marvell yang duduk di kursi penumpang belakang melalui kaca spion depan.Marvell terlihat kebingungan, meskipun begitu Marvell patuh duduk diam di belakang. Sedangkan Bellia terlihat begitu panik.Sebagai seorang lelaki, Daniel tidak bisa diam saja melihat Bellia yang terlihat panik. Dia harus melakukan sesuatu agar perasaan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-25
Baca selengkapnya

38. Perhatian Kecil Daniel

Bellia berulang kali menghela napas panjang lalu menatap pintu kaca yang ada di hadapannya dengan cemas. Sudah tiga jam berlalu, tetapi operasi sang nenek belum juga selesai.Marvell yang duduk di atas pangkuannya sejak tadi terus menguap. Anak itu pasti bosan menunggu nenek buyutnya. Bellia sebenarnya tidak tega membiarkan Marvell berlama-lama di rumah sakit. Dia takut Marvell tertular penyakit karena sistem kekebalan tubuhnya tidak sekuat orang dewasa.Biasanya dia selalu minta tolong Mahes untuk menjaga Marvell. Akan tetapi, dia tidak mungkin melakukannya karena sedang menghindari lelaki itu. Sebenarnya Daniel tadi sudah menawarkan diri untuk menjaga Marvell. Namun, dia tidak mungkin membiarkan Marvell bersama lelaki itu. Terdengar jahat memang, tetapi Bellia meyakinkan dirinya sekali lagi kalau dia tidak punya pilihan.Dia takut Marvell akan semakin dekat dengan Daniel jika terlalu sering menghabiskan waktu dengan lelaki itu.Helaan napas panjang kembali lolos dari bibir mungil
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-26
Baca selengkapnya

39. Keputusan Sepihak Daniel

Bellia memakan nasi kepalnya dalam diam. Setelah selesai dia langsung membuang bungkus makanan itu ke tempat sampah dan kembali duduk di samping Daniel.Alis Daniel mengernyit melihat makanan yang dia beli untuk Bellia masih tersisa banyak. “Kamu tidak akan kenyang kalau cuma makan sedikit, Bellia. Cepat makan lagi!”Bellia tergagap mendengar ucapan Daniel. “Ta-tapi saya sudah kenyang, Pak.”Daniel menghela napas panjang. “Kalau begitu buang saja sisanya,” ucapnya terdengar dingin.Bellia menunduk dalam melihat wajah Daniel yang terlihat kesal. Tanpa sadar kedua tangannya meremas ujung baju yang dipakainya hingga kusut. Bellia sebenarnya tidak bermaksud mengabaikan perhatian Daniel yang sudah membeli makanan untuknya. Dia hanya sungkan jika mengambil makanan terlalu banyak.“Bukan itu maksud—” Bellia ingin menjelaskan, tetapi urung ketika mendengar pintu ruangan operasi terbuka. Bellia lebih memilih untuk cepat-cepat menghampiri seorang dokter yang baru saja keluar dari sana daripada
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-02
Baca selengkapnya

40. Konfrontasi Daniel

Bellia duduk di sudut ruang tunggu rumah sakit, tubuhnya sedikit condong ke belakang, sementara Marvell tertidur lelap di dalam dekapan hangatnya. Wajah Marvell yang polos serta napasnya yang teratur saat tidur berhasil membuat perasaan Bellia menjadi lebih tenang.Akan tetapi, hal itu ternyata tidak cukup meredam amarahnya pada Daniel.Bagaimana bisa Daniel melunasi biaya operasi sang nenek tanpa meminta persetujuan darinya? Bagaimana bisa Daniel dengan mudahnya mengambil keputusan atas hidupnya semau lelaki itu?Memangnya di antara mereka berdua memiliki hubungan dan ... apa dia terlihat tidak mampu?Bellia kembali menatap Marvell di pangkuan. Kini, dadanya semakin sesak.Bellia menarik napas dalam-dalam lalu mengembuskannya perlahan, berusaha menahan emosinya agar tidak meledak karena dia tak ingin membangunkan Marvell yang sedang tidur lelap.Dibesarkan tanpa orang tua, membuat Bellia tumbuh menjadi pribadi yang tidak mudah bergantung pada orang lain dan mengerjakan apa-apa sendi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-03
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status