All Chapters of Cinta Satu Malam: Dimanja Sang Presdir Dingin: Chapter 21 - Chapter 30

55 Chapters

21. Isi Hati Bellia

Sedan hitam itu melaju dengan kecepatan sedang di jalanan yang lumayan sepi. Mahes tampak serius mengendarai mobilnya sambil sesekali melirik Marvell yang duduk di kursi khusus anak di sampingnya."Kalau ngantuk tidur saja. Nanti om gendong kamu ke kamar kalau sudah sampai di rumah."Marvell menggeleng pelan meski matanya sudah terasa berat. "Marvell tadi makan pudding coklat sama cookies di sana. Mama nanti marah kalau Marvell gak gosok gigi sebelum tidur.""Anak pintar. Om Mahes bangga sekali sama kamu." Mahes menepuk puncak kepala Marvell dengan penuh sayang lalu menambah kecepatan mobilnya agar cepat tiba di rumah Bellia.Sebenarnya Mahes juga ingin mengajak Bellia ke pesta tadi. Akan tetapi, kondisi Nenek Amira tiba-tiba drop. Mahes pun terpaksa mengajak Marvell sendirian karena dia sudah berjanji akan memberi anak itu makanan enak.Mahes akhirnya tiba di rumah Bellia setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih tiga puluh menit. Mata Marvell yang semula terasa berat sontak ke
last updateLast Updated : 2024-11-06
Read more

22. We Meet Again

Bellia sejak tadi mondar-mandir dari depan ke dalam toko, mengambil bunga, menyiapkan pesanan, dan melayani pelanggan.Hari ini D'Marvell Florist kedatangan lumayan banyak pelanggan hingga membuat Bellia tidak sempat beristirahat sejak toko dibuka."Dit, ada pelanggan baru. Tolong kamu layani, ya? Aku mau masih belum selesai merangkai bunga ini.""Iya, Bell." Wanita yang dipanggil Dita itu segera melayani pelanggan yang baru saja datang sesuai perintah Bellia.Akhir-akhir ini Bellia merasa sedikit kualahan melayani pelanggan, karena itu dia meminta Dita untuk bekerja di toko bunganya. Hasil kerja Dita ternyata cukup memuaskan meski baru bekerja tiga bulan. Dita bahkan cepat akrab dengannya, seperti sahabat yang sudah kenal sejak lama."Ini bunga pesanan Anda, Pak." Bellia mengulurkan seikat bunga mawar merah hasil rangkaiannya ke pelanggan."Wah, bunga ini bagus sekali. Istri saya pasti menyukainya. Terima kasih banyak, Nona.""Sama-sama, Pak. Senang bisa membantu Anda."Pria paruh ba
last updateLast Updated : 2024-11-07
Read more

23. Kita Harus Bicara

Daniel tertegun, sepasang iris hitam miliknya terpaku pada Bellia yang berada tepat di hadapannya. Daniel tidak pernah menyangka Tuhan akan mempertemukannya lagi dengan wanita yang pernah menghabiskan malam dengannya.Jantung Daniel berdetak tidak nyaman. Pada detik ini waktu seolah-olah berhenti bergerak, dunia seolah-olah berhenti berputar, suara-suara di sekitarnya pun mendadak lenyap.Selama tiga puluh detik yang dia lakukan hanya diam memandangi Bellia yang terlihat cantik dalam floral dress tanpa lengan yang dilapisi kardigan tipis bermotif bunga-bunga.Lima tahun bukanlah waktu yang sebentar, ternyata ada banyak hal yang berubah dari Bellia. Daniel akui Bellia terlihat semakin cantik dan dewasa sekarang."Mama kenal sama Om Ganteng?"Bellia tergagap mendengar pertanyaan Marvell barusan setelah itu mengangguk pelan."Ini Om Ganteng yang waktu itu nemenin Marvell, Ma. Om Ganteng baik sekali ‘kan, Ma?"Bellia tidak tahu harus menjawab apa. Dia sendiri pun masih terkejut dengan apa
last updateLast Updated : 2024-11-08
Read more

24. Penolakan

"Memangnya kamu siapa? Apa hakmu mencampuri urusan Bellia?" Suasana terasa begitu menegangkan, baik Daniel maupun Mahes tidak ada yang mau mengalah. Dua pria berbadan tegap itu saling melempar pandangan dengan tegas, mempertahankan ego masing-masing. Daniel terus memaksa Bellia agar ikut bersamanya, sedangkan Mahes terus menahan Daniel agar tidak membawa Bellia pergi. "Mama, Marvell takut. Mau pulang ....” Tangis Marvell yang terdengar keras membuat orang-orang semakin penasaran dengan apa yang terjadi dan berkumpul di sekeliling mereka. Bellia bahkan sampai kualahan menenangkan anak itu agar berhenti menangis. "Ini bukan tentang siapa yang berhak atas Bellia, tapi tolong hargai keputusannya. Dia tidak ingin pergi denganmu, Daniel." Kesabaran Mahes habis dan penghormatan yang biasa dia tunjukan pada Daniel lenyap. Mahes enggan menyebut Daniel dengan embel-embel 'Pak' seperti biasa. Amarah tergambar jelas di wajah tampan Daniel. Kedua matanya menatap Mahes dengan tajam dan ding
last updateLast Updated : 2024-11-09
Read more

25. Memutus Takdir

Sedan hitam itu melaju sedikit kencang, Mahes tampak fokus mengendarai mobilnya sambil sesekali melirik Bellia dan Marvell yang duduk di sampingnya.Untung saja Marvell sudah berhenti menangis, hanya terdengar isakan kecil yang sesekali lolos dari bibir mungilnya. Napasnya pun sudah lebih tenang.Tatapan Mahes beralih pada Bellia. Wanita itu tidak banyak bicara sejak masuk ke dalam mobilnya. Bellia hanya diam, memandangi jalanan dengan tatapan kosong sambil mengusap punggung Marvell dengan lembut. Entah apa yang Bellia pikirkan, Mahes tidak tahu. Ingin bertanya pun dia sungkan, dia akan menunggu sampai Bellia siap bercerita.Helaan napas panjang kembali lolos dari bibir Bellia. Tanpa sadar dia mendekap Marvell yang berada di atas pangkuannya lebih erat ketika teringat dengan pertemuannya dengan Daniel tadi.Sedikit pun Bellia tidak pernah menyangka Tuhan akan mempertemukan dirinya lagi dengan Daniel. Om Ganteng yang selama ini Marvell ceritakan sebelum tidur ternyata adalah Daniel. A
last updateLast Updated : 2024-11-11
Read more

26. Kabar Mengejutkan

Keesokan harinya, Bellia mencoba menjalani kehidupannya seperti biasa meskipun perasaannya sedikit cemas. Bagaimana pun juga Daniel sudah mengetahui keberadaannya. Dia takut lelaki itu kembali datang lalu memaksa dirinya seperti kemarin hingga membuat Marvell ketakutan. Bellia mengusap puncak kepala Marvell yang sedang makan dengan lembut. Sepasang iris hezel miliknya menatap Marvell dengan penuh sayang. Bellia tidak akan pernah siap jika Marvell diambil darinya. "Marvell, sudah selesai sarapan?" "Sudah, Ma." Marvell mengangguk lalu meletakkan gelas susunya yang sudah kosong di atas meja. Bellia tersenyum lalu mengusap susu yang mengotori sudut bibir anak itu. "Kita berangkat sekolah sekarang, ya?" tanya Bellia dan mendapat anggukan dari Marvell. Dia pun mengeluarkan motornya, setelah itu kembali ke dalam untuk berpamitan pada neneknya. Tiba-tiba saja ponselnya yang berada di dalam saku celana bergetar. Ada sebuah pesan masuk dari Mahes. Lelaki itu kembali bertanya apak
last updateLast Updated : 2024-11-12
Read more

27. Kapan Menikah?!

Raut cemas tergambar jelas di wajah tampan Daniel. Beberapa kali dia berdecak kesal ketika kendaraan yang ada di depan tidak mau memberi jalan. Padahal dia ingin segera tiba di rumah sakit untuk melihat kondisi kakeknya.Daniel memarkirkan mobilnya dengan asal begitu tiba di rumah sakit dan cepat-cepat pergi ke lobi. Sepasang iris hitam miliknya menelisik setiap orang yang berlalu-lalang dengan lekat, mencari di mana keberadaan Khaisar.Telepon dari Khaisar yang memberi tahu kalau kakeknya jatuh dan dilarikan ke rumah sakit membuat perasaan Daniel tidak tenang. Daniel takut sesuatu yang buruk terjadi pada satu-satunya keluarga yang paling dia sayang."Niel!" Daniel sontak menoleh, menatap Khaisar yang keluar dari lift. Tanpa menunggu waktu lama dia bergegas menghampiri lelaki itu."Bagaimana keadaan Kakek?" tanyanya dengan napas sedikit terengah."Kakekmu baik-baik saja. Beliau hanya terkilir."Embusan napas lega sontak lolos dari bibir Daniel. Dia benar-benar takut sang kakek kenapa
last updateLast Updated : 2024-11-13
Read more

28. Menebus Janji

"Bell, ada orang yang mau pesan karangan bunga buat hari Sabtu. Apa kamu bisa?""Eh, apa?" Bellia tergagap mendengar pertanyaan Dita barusan.Bellia menjadi sering tidak fokus semenjak bertemu dengan Daniel beberapa hari yang lalu. Sejak saat itu ia kerap kali merasa cemas, ketakutan tanpa sebab, dan gelisah. Dia bahkan bisa langsung panik jika mendengar suara pintu yang diketuk atau dering telepon."Kamu kenapa sih, Bell? Kenapa kamu akhir-akhir ini sering kelihatan waswas?""A-aku gak kenapa-kenapa, Dit." Bellia mencoba menarik kedua sudut bibirnya ke atas agar Dita tidak berpikir macam-macam tentang dirinya.Namun, sepertinya dia sudah tidak perlu merasa cemas lagi karena sampai sekarang Daniel tidak pernah menampakkan diri di hadapannya lagi. Bellia menghela panjang, semoga saja penjelasannya waktu itu bisa diterima oleh Daniel sehingga lelaki itu berhenti mengganggu kehidupannya dan Marvell lagi."Maaf aku tadi tidak dengar. Kamu tadi tanya apa?"Kini giliran Dita yang menghela
last updateLast Updated : 2024-11-14
Read more

29. We Meet Again, Bellia

"Titip Marvell sebentar ya, Dit? Tolong kamu periksa kembali PR-nya. Aku tidak sempat memeriksanya karena Mas Mahes sebentar lagi datang.""Astaga, Bellia! Iya!!! Kamu sudah mengatakan hal itu berulang kali. Aku pasti mengingatnya." Dita memutar bola mata malas, tetapi Bellia malah terkikik pelan.Belum beberapa menit, terdengar suara mobil dari depan. Mahes pasti datang untuk menjemputnya.Bellia mensejajarkan tingginya dengan Marvell lalu berkata, "Marvell di rumah baik-baik ya sama Nenek dan Tante Dita. Mama pergi dulu.""Iya, Mama." Marvell mengangguk patuh."Aku pergi dulu ya, Dit. Maaf sudah merepotkanmu.""Bilang maaf sekali lagi aku pukul kepalamu!" sengit Dita dengan mata melotot. Lagi-lagi Bellia terkekeh geli melihatnya. Dia pun segera pergi ke depan agar Mahes tidak menunggu terlalu lama.Mahes tertegun, sepasang iris hitam miliknya terpaku pada Bellia yang sedang berjalan menghampirinya. Gaun sabrina tanpa lengan berwarna merah muda melekat sempurna di tubuhnya. Rambutnya
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

30. Penyangkalan

“Kita harus bicara!” Daniel menarik Bellia menjauh dari pesta. Dia mencengkeram pergelangan tangan Bellia dengan erat agar tidak kabur darinya.Daniel berani bersumpah, Bellia terlihat sangat cantik sekarang. Gaun sabrina tanpa lengan berwarna merah muda itu seolah-olah diciptakan khusus untuk Bellia. Daniel sempat tertegun sejenak saat melihat jepit rambut bergaya kuno yang menghiasi rambut wanita itu. Jepit rambut itu adalah jepit rambut yang sama yang ia temukan lima tahun lalu.Perasaan Daniel tidak karuan sekarang, ia harus cepat-cepat membawa Bellia pergi dari sana, selain untuk menuntut wanita itu memberi penjelasan padanya juga agar tidak ada pria lain yang menatap Bellia. Rasanya ia ingin sekali menyongkel semua mata lelaki yang sejak tadi terus mencuri pandang ke arah Bellia selama di pesta.“Tidak ada yang perlu kita bicarakan lagi, Pak. Semua sudah jelas. Tolong lepaskan tangan saya.” Bellia berusaha melepas tangannya, tapi cengkeraman Daniel malah semakin kuat. Lelaki i
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status