Semua Bab SENTUHAN PANAS DI RUANG KERJA SANG CEO: Bab 231 - Bab 240

286 Bab

Bab 231

Davin berlari, kakinya hampir tidak bisa mengimbangi detak jantungnya yang berdetak semakin cepat. Setiap langkah yang diambil terasa seperti beban yang lebih berat. Nafasnya tersengal-sengal, seolah-olah udara di sekitarnya tidak cukup untuk mengisi paru-parunya yang sesak."Naura! Sayang!" teriaknya, suaranya serak, tapi tidak ada jawaban. Hanya riuh suara para tamu yang masih kebingungan setelah listrik padam.Lampu hotel yang sempat padam kini menyala lagi, tetapi itu tidak menenangkan Davin. Justru, cahaya itu semakin menyoroti kekosongan yang ada di sekitarnya.Ia berlari menyusuri ruang dansa, matanya liar mencari sosok yang sudah terlalu lama ia cintai. Setiap sudut ruangan ia lihat dengan harapan Naura akan muncul dari bayang-bayang, tapi tidak ada. Hanya tamu yang tampak bingung dan pelayan yang tampak tergesa-gesa menyelamatkan barang-barang dari meja prasmanan yang hampir tumpah."Sayaaaaang kamu di mana? Jangan bercanda!" teriaknya lagi, kali ini lebih panik, lebih pecah.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-10
Baca selengkapnya

Bab 232

Ketegangan di antara Davin dan Tuan Lee begitu terasa saat mereka meninggalkan hotel menuju kantor polisi. Pesta yang semula penuh dengan tawa dan kebahagiaan kini berubah menjadi kehampaan yang mencekam. Setiap langkah Davin terasa semakin berat, seolah dunia di sekitarnya ikut runtuh. Suasana di luar malam itu terasa lebih gelap dari biasanya, dan setiap detik yang berlalu semakin memaksanya tenggelam dalam kecemasan.“Pak Davin, anda harus tenang,” ujar Tuan Lee dengan suara yang berusaha meyakinkan meskipun matanya tak bisa menyembunyikan kekhawatirannya. “Kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk membantu.”Davin tidak bisa berkata apa-apa. Bibirnya terkunci, matanya hanya menatap lurus ke depan. Pikirannya hanya berputar pada satu hal: Naura.Sesampainya di kantor polisi, situasi langsung berubah. Kepala polisi yang menerima laporan mereka segera memerintahkan untuk melanjutkan penyelidikan. “Ini kasus besar, Pak Davin. Kami akan kerahkan semua personel untuk membantu,” ujar
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-10
Baca selengkapnya

Bab 233

Victor melangkah penuh percaya diri memasuki markas bawah tanah Bryan, membawa tubuh Naura yang tak sadarkan diri di dalam gendongan anak buahnya. Wajahnya dipenuhi kebanggaan, ekspresi puas terlihat jelas dalam sorot matanya. Hari ini, ia telah mencapai sesuatu yang selama ini gagal ia lakukan—menghancurkan Davin, meskipun secara tidak langsung.Di dalam ruangan yang luas dan megah, Bryan sudah menunggu. Duduk santai di kursi besar dengan cerutu di tangannya, pria itu menatap dengan tatapan penuh kepuasan ketika melihat Naura yang tak berdaya."Jadi, kau benar-benar berhasil kali ini, Victor?" Bryan terkekeh sambil mengembuskan asap cerutunya ke udara. "Aku kira kau hanya menggertak seperti biasanya."Bryan tidak bisa menyembunyikan rasa bangganya pada Victor. Dia benar-benar bangga karena kali ini Victor tidak mengecewakannya seperti yang sudah-sudah. Bryan juga akan memberikan bonus yang begitu besar untuk anak buahnya ini.Victor menyeringai. “Saya tidak akan membuang waktu hanya
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-11
Baca selengkapnya

Bab 234

Tidak ada jawaban.Ia menggedor pintu sekuat tenaga, jari-jarinya mulai sakit, tetapi ia tidak peduli."SIAPA PUN DI LUAR SANA, KELUARKAN AKU DARI SINI! TOLONG!" suaranya semakin keras, semakin putus asa. "AKU MAU PULANG! SIAPA PUN YANG MELAKUKAN INI, LEPASKAN AKU!!"Matanya mulai panas, air mata yang sejak tadi ia tahan akhirnya mengalir. Ia menggigit bibirnya keras, menahan isakan yang mulai pecah. "Daviiiin, tolong aku, sayang. Hiks hiks…" suaranya melemah, hanya sebuah bisikan. "Sayaaaaaang, tolong aku…"Tidak ada yang menjawab.Tidak ada yang peduli.Ia tersungkur di lantai, bahunya terguncang saat tangisnya semakin pecah. Ketakutan merayap ke dalam setiap sarafnya. Apa yang mereka inginkan darinya? Kenapa mereka menculiknya? Apa yang akan mereka lakukan padanya?Berbagai kemungkinan buruk mulai memenuhi pikirannya. Ia tidak tahu siapa penculiknya.Naura mengangkat wajahnya, matanya yang membengkak menatap jeruji besi di depannya. Ia tidak bisa terus menangis. Ia harus keluar. Ia
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-11
Baca selengkapnya

Bab 235

“Tuan, dia kembali mengamuk,” ucap anak buah Bryan. Baru saja Bryan mulai bersenang-senang dengan para wanita penghibur itu, kembali anak buahnya datang melapor. Mereka memang tak diizinkan masuk ke dalam tanpa Bryan, sehingga saat Naura ngamuk, penjaga itu harus menemui sang mafia.“Fuck! Mau apa perempuan sialan itu!” desisnya marah.Pria itu berjalan dengan tergesa-gesa menuju ke kamar yang ditempati Naura. Naura menoleh, saat pintu terbuka. Kamar itu sudah berantakan dan tak berbentuk lagi. Semua barang dilempar oleh Naura.“Kau pikir dengan mengacak-ngacak kamar ini, lalu berteriak seperti orang gila, aku akan melepaskanmu, huh?” bentak Bryan.“Keluarkan aku dari sini!” balas Naura berteriak.Plak PlakTamparan kali ini lebih keras dari yang sebelumnya, sehingga kedua sudut bibir Naura mengeluarkan darah.“Ikat tangan dan kakinya!” perintah Bryan pada anak buahnya. Naura terus berteriak berusaha untuk melawan, namun tentu saja perlawanan itu sia-sia belaka. Anak buah Bryan mengi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-12
Baca selengkapnya

Bab 236

Dengan frustrasi, ia mencoba melacak nomor itu melalui sistem keamanan yang ada di kota ini, tetapi hasilnya nihil. Nomor itu tidak terdeteksi, seakan-akan baru saja dihapus dari jaringan.Davin menghempaskan ponselnya ke kasur, lalu mengayunkan tangannya ke meja di samping ranjang. Benda-benda yang ada di atasnya jatuh berhamburan, suara kaca pecah kembali terdengar di kamar hotelnya.Dadanya naik turun dengan cepat, napasnya tersengal. Ia tidak bisa menahan emosinya. Ia ingin menghancurkan sesuatu, ingin melampiaskan kemarahan yang memenuhi dadanya.“Brengsek!!!” teriaknya, suaranya memenuhi ruangan.Tangannya mencengkeram rambutnya sendiri, tubuhnya gemetar hebat. Ia merasa seperti orang gila, tidak bisa berpikir jernih.Lalu, ia tersungkur ke lantai, kedua tangannya menutup wajahnya yang basah oleh keringat dan air mata yang tidak bisa ia tahan lagi.“Sayang, bertahanlah.” gumamnya, suara penuh kepedihan. “Aku akan menemukanmu… Aku janji…”Davin kembali meraih ponselnya untuk sege
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-12
Baca selengkapnya

237

Davin merasakan sentuhan di bahunya ketika dia sejenak memejamkan mata, persis di samping ranjang anak kembarnya.Sang Mama ternyata yang datang dengan mata sembab.“Mama,” Davin menyapanya, sontak Laura memeluk Putra bungsunya, dan mereka menangis berdua seakan saling merasakan sakit yang mereka rasakan karena kehilangan Naura, sosok yang paling mereka cintai."Sabar ya, Sayang. Mama yakin Laura akan ketemu, dia pasti akan pulang. Kamu harus kuat demi Raka dan Rania, mereka benar-benar membutuhkan kamu. Mama mohon kamu kuat, Mama dan Bram akan selalu ada di samping kamu, mendukung apapun yang menjadi keputusanmu," ucap Laura sambil berlinang air mata.Tidak hanya Davin yang merasa kehilangan, tapi dirinya juga benar-benar tak sanggup membayangkan kalau sampai sesuatu yang buruk terjadi pada Naura."Terima kasih, Ma. Davin terus berdoa pada Tuhan agar kita bisa melewati ujian ini. Davin terus memohon agar Naura dalam keadaan sehat dan bisa bertemu lagi dengan kita dalam keadaan sehat
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-13
Baca selengkapnya

Bab 238

Seperti mayat hidup, Naura benar-benar kehilangan gairah untuk melanjutkan hidupnya. Sudah lebih dari satu bulan ia diculik oleh Bryan.Pelayan yang setiap hari membawakan makanan untuknya merasa iba melihat kondisinya. Wanita paruh baya itu bernama Carlota."Nyonya, saya mohon, makanlah sedikit saja agar Anda punya tenaga. Apa Anda tidak ingin bertemu dengan keluarga Anda lagi? Anda harus bertahan, Nyonya," ucap Carlota dengan suara nyaris berbisik. Ia tidak ingin ucapannya terdengar oleh orang kepercayaan Bryan yang berjaga di depan kamar tempat Naura dikurung."Buat apa aku hidup kalau pada akhirnya aku akan dibunuh oleh bajingan itu?" sahut Naura lirih.Tubuhnya jauh lebih kurus dari biasanya. Wajah dan tubuhnya penuh luka lebam akibat siksaan yang terus-menerus dilakukan oleh Bryan setiap kali ia melawan. Namun, satu hal yang Naura tahu—mafia itu tidak akan pernah membebaskannya. Yang Bryan inginkan hanyalah kematiannya, agar Davin menderita."Jangan bicara seperti itu, Nyonya. B
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-14
Baca selengkapnya

Bab 239

Sementara itu Bryan duduk terdiam di ruang kerjanya yang suram, matanya kosong menatap ke luar jendela, menyaksikan hujan deras yang turun tanpa ampun. Suasana di luar mencerminkan apa yang sedang dirasakannya—hujan seolah ikut mengguyur kegagalan yang terus memburunya. Setelah kebakaran besar yang menghancurkan gudang senjata api miliknya, sebuah musibah lain datang, memukul telak jantung bisnisnya. Obat terlarang yang harusnya sudah sampai ke tangan konsumen—jaringan yang selama ini ia andalkan untuk menjalankan sebagian besar operasinya—ternyata ditahan oleh polisi. Keadaan itu semakin memperburuk posisinya yang sudah rapuh.Informasi itu datang seperti petir yang menyambar di siang bolong. Anak buah Bryan yang biasanya begitu setia dan cepat memberikan laporan, kali ini tampak ketakutan saat menyampaikan kabar itu. Tak ada yang pernah menduga bahwa barang yang telah dikirim, yang begitu penting bagi kelangsungan bisnis gelapnya, tiba-tiba bisa terhenti di tengah jalan. Obat-obat
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-14
Baca selengkapnya

Bab 240

Bram baru saja tiba di rumahnya, setelah seharian penuh di rumah sakit membahas mengenai perkembangan perusahaan dengan Davin. Bram langsung menuju ke kamar Angelica, gadis kecil itu sedang terlelap di box bayinya, sementara Lidya duduk di sofa. Pria itu segera menghempas bokongnya duduk di samping Lidya.“Bagaimana keadaan Raka dan Rania, Pak?” tanya Lidya.Demi apapun semenjak Naura diculik hingga detik ini Lidya tak enak makan. Bahkan berpengaruh pada asinya. Namun dia tidak berani bilang pada Bram, dia lebih memilih segera mengatasi stress berlebihan akibat memikirkan Naura, agar ASI yang dia keluarkan punya kualitas baik untuk Angelica.“Mereka kondisinya sangat lemah, semoga Naura segera bisa ditemukan.”Bram merebahkan kepalanya di sandaran sofa, pria itu memijat pangkal hidungnya hingga berwarna merah. Demi apapun dirinya tak tega kalau terus-terusan melihat Davin terpuruk seperti ini. Rasa cinta Davin pada Naura begitu besar bahkan sang adik tiri tak segan memamerkan kemesraa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-15
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2223242526
...
29
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status