All Chapters of SENTUHAN PANAS DI RUANG KERJA SANG CEO: Chapter 221 - Chapter 230

287 Chapters

Bab 221

“Lakukanlah, Andi. Aku sudah tidak tahan,” desah Laura.“Baik, nyonya.”Andi menggiring Laura dengan lembut menuju ke tempat tidur di villa tempat mereka menghabiskan waktu bersama. Pria itu sudah benar-benar lihai memanjakan sang majikan, dia mencium bibir Laura dengan penuh hasrat. Tangannya meremas dada Laura hingga membuat desahan kecil terus keluar dari mulut Laura. Setelah mereka kehabisan nafas, Andi pun mulai ciumannya. Dia mulai melakukan penyatuan. Pria itu menghentak tubuh Laura, namun setiap kali miliknya dijepit oleh milik Laura, Andi terus mendesah hingga suara desahan mereka saling bersahutan di dalam kamar Villa tersebut.“Aaah, kau benar-benar membuatku semakin tergila-gila dengan permainanmu, Andi!” “Saya pun ketagihan untuk menyentuh anda, nyonya. Anda mengajari saya menjadi lelaki seutuhnya,” jawab Andi.Laura tersenyum, namun matanya terpejam. Remasan tangan Andi di dadanya membuat Laura semakin panas. Pria itu menghentak Laura penuh hasrat.“Ooooh, saya mau kelu
last updateLast Updated : 2025-02-05
Read more

Bab 222

"Mommy, panggil Raka," terdengar suara lembut dari Raka yang sedang duduk di meja makan."Ya, sayang?" jawab Naura, sambil membawa piring-piring makan malam untuk disajikan kepada suaminya, Davin, dan kedua anak kembarnya. Mereka duduk dengan rapi di meja makan, menunggu hidangan disajikan. Naura meletakkan piring-piring itu dengan hati-hati, lalu mengangkat wajahnya dan tersenyum kepada keluarga kecilnya."Minggu depan itu ada kemah di sekolah, Mommy. Kami boleh ikut atau tidak?" tanya Raka dengan mata berbinar, penuh harap.Naura tersenyum lembut dan menjawab, "Tanya Daddy, dong, sayang." Ia menyeka tangan dengan serbet dan duduk di samping suaminya. Pandangannya beralih ke Davin, yang sedang fokus membaca koran bisnis yang belum sempat ia baca tadi pagi.“Daddy,” panggil keduanya menatap Davin.“Apa, sayang?” tanya Davin."Daddy, kami boleh ikut?" tanya Raka dan Rania kompak, seraya menatap ayah mereka dengan ekspresi penuh harap.Davin menurunkan koran dan menatap anak-anaknya de
last updateLast Updated : 2025-02-05
Read more

Bapaknya Mau ASI Juga

“Iya, nyonya sangat cantik. Pantas Angelica cantik banget, ternyata ibunya seperti bidadari. Semoga saja sifat Angelica nurun dari Ibunya.” Lidya melangkah menaiki anak tangga dan berhenti di samping Bram. “Kalau mirip ayahnya, pasti tidak akan punya banyak teman!”Lidya buru-buru naik ke lantai atas setelah membalas Bram. Jalannya masih sakit naik turun tangga, dan dia mendengar Bram memanggilnya, tapi Lidya mengabaikannya. Tangisan Angelica memenuhi kamarnya, saat Lidya hampir sampai di kamar bidadari cantik itu. Lidya mencuci tangannya di wastafel di depan kamar Angelica, lalu mengeringkannya sebelum masuk ke dalam kamar.“Cup… cup… cup. Anak cantik dan baik tak boleh rewel,” ujarnya. Lidya mengangkat tubuh mungil itu, dan membawanya dalam dekapan. Ia segera membuka kancing bajunya, untuk memberi ASI pada Angelica. Bayi mungil dan menggemaskan itu tampak sangat kehausan, padahal baru satu jam yang lalu minum sangat banyak.Setelah Angelica tenang, Lidya mengusap lembut pipinya.
last updateLast Updated : 2025-02-06
Read more

Bab 224

“Jangan bercanda Pak,” ucap Lidya.Dia berharap Bram hanya menggodanya bukan benar-benar menginginkan ASI yang sama seperti Angelica, sungguh tak bisa dia bayangkan kalau dia harus memberikan ASI pada ayahnya Angelica.“Aku serius, aku tidak pernah bercanda! Sekarang terserah kamu mau memberikanku ASI juga atau kamu harus berpisah dari Angelica,” jawab Bram sedikit mengancam.“Pak saya mohon jangan seperti ini, kenapa Angelica dijadikan alasan untuk pelampiasan hasrat anda? Seharusnya Anda bisa mencari perempuan lain Pak, bukan saya. Mungkin anda bisa pergi ke tempat hiburan malam untuk melampiaskan hasrat anda di sana,” jawab Lidya.Jantungnya berdetak dengan kencang ketika Bram duduk di sampingnya, sangat dekat. Pria itu mulai menyentuh dada Lidya, sementara Angelica masih asik menikmati ASI dari sang Ibu susu.“Kau tidak mungkin mau berpisah dari Angelica kan?” tanya Bram.Sebagai seorang pria dewasa tentu dia ingin melampiaskan hasratnya setiap hari, tapi untuk menikah lagi seper
last updateLast Updated : 2025-02-06
Read more

Bab 225

“Jangan coba-coba meminta lebih dari saya. Saya rendahkan harga diri karena Angelica. Tapi kalau anda nuntut lebih, maka saya tak segan-segan akan ungkap sikap anda ini pada keluarga anda.”Mata Lidya merah, dia sangat marah pada Bram. Menurutnya ini sudah keterlaluan, di masa lalu meski mereka pernah melakukannya, tapi sekarang keadaannya sudah berubah.Bram melepaskan bibirnya dari puting susu Lidya. Dia tahu Lidya sangat marah. Tapi Bram akan terus mengganggunya.“Dan kamu pikir keluargaku akan peduli? Masih mending kalau kamu gadis perawan, ini-”Bram tak melanjutkan ucapannya. Tapi dari seringainya tentu dia mengejek Lidya. Lidya meraih ponselnya, segera menghubungi Naura, tapi belum tersambung Bram merampasnya.“Oke, hanya sebatas minum ASI saja. Janji!” serunya menatap mata Lidya. Suara pintu diketuk membuat Bram dan Lidya merapikan penampilannya.Bram mendekati pintu kamar hotel tempatnya menginap, lalu membuka.Klik“Hay Uncle. Adik mana?” Suara nyempreng Raka dan Rania men
last updateLast Updated : 2025-02-07
Read more

Bab 226

“Jangan cerita soal apa yang kita lakukan pada Naura atau siapapun,” ucap Bram.Bram sedang mengenakan sepatu santai saat mereka sudah rapi, sambil bersiap menunggu Davin dan keluarga kecilnya. Sementara Lidya sedang memasukkan kebutuhan Angelica ke dalam tas bayi yang selalu dibawa kemanapun Mereka pergi.“Ngapain saya buka aib sendiri. Malu-maluin aja punya bos cabul!”Demi apapun Lidya akan sangat malu sekali bahkan harga dirinya akan hancur lebur kalau sampai ada orang lain yang mengetahui apa yang sudah Bram lakukan terhadap dirinya. Maka tanpa disuruh pun di dia pasti tidak akan membongkar aib dirinya dan Bram.“Bilang cabul lagi sekali?”Bram mendesak Lidya hingga terhimpit di dinding. Pria itu mencium Lidya dengan rakus, dia tak ingin punya komitmen apapun namun dia juga tak bisa menolak pesona Sang Mantan Kekasih. Meski tak ada respon dari Lidya setiap kali dia menciumnya, namun bagi Bram hal yang semacam ini biasa untuk perempuan. Mereka lebih jual mahal daripada laki-laki,
last updateLast Updated : 2025-02-07
Read more

Bab 227

“Hidup Davin begitu sempurna. Dia memiliki istri yang sangat cantik, bahkan tubuhnya seperti gadis, padahal dia sudah memiliki anak kembar. Beruntung sekali Davin," gumam Victor kepada rekannya yang lain. Matanya menatap tajam ke arah Davin dan Naura yang saat ini sedang berbincang. Sesekali, Victor melihat Naura dan Davin saling menyuapkan makanan. Keduanya tampak begitu romantis, membuat Victor seketika menjadi iri dengan kemesraan itu."Tapi Naura juga beruntung, Bos. Punya suami ganteng, kaya raya, setia, dan sayang sama dia. Sepertinya Davin mencintai istrinya lebih dari mencintai dirinya sendiri. Dari sikapnya, terlihat jelas," ujar anak buah Bryan yang lain, yang kebetulan sekarang bersama Victor di restoran tersebut.Victor kembali memperhatikan mereka. Sebetulnya, benar yang dibilang oleh rekannya ini. Naura pun beruntung memiliki suami dan anak-anak yang terlihat begitu sempurna. Bahkan hubungan mereka nyaris tanpa masalah."Maka jangan biarkan hidup mereka menjadi sempurna
last updateLast Updated : 2025-02-08
Read more

Bab 228

Bila Davin dan Naura tengah asyik bercinta, berbeda dengan Bram yang tampak tak punya semangat hidup karena si kembar memilih menginap di kamarnya.“Mbar,” panggil Bram.“Hmmmmmmm,” jawab Raka dan Rania. Bram terkekeh, biasanya keduanya sangat marah kalau dipanggil kembar!Keduanya sudah memejamkan mata di atas ranjang, mereka tidur di antara Bram dan Lidya sementara Angelica sudah terlelap di box bayi yang disediakan oleh pihak hotel.“Sana pergi ke kamar. Mommy sama Daddy buat adik lagi tuh!” kata Bram. Lidya yang mendengar hanya menggeleng.“Udah biarin aja. Kalau Uncle gak mau Daddy buat adik lagi, sana Uncle aja di kamar Mommy sama Daddy,” jawab si jutek Rania.Bram yang hendak membuka mulut, melihat Lidya cekikikan, ia kembali mengatupkan bibirnya.“Tidur, Uncle. Bukankah besok malam Uncle harus ajak kami ke Mall. Kami mau belanja banyak loh!” Raka menimpali. Tapi bocah tampan itu juga enggan membuka matanya.“Kan pergi ke Mall nya baru sore. Pagi dan siang masih bisa istiraha
last updateLast Updated : 2025-02-08
Read more

Bab 229

Naura dan Davin melangkah memasuki ballroom hotel berbintang dengan penuh percaya diri. Malam ini, perayaan ulang tahun pernikahan emas Tuan Lee dan istrinya berlangsung dengan meriah, ditambah dengan pertunangan putri semata wayang mereka. Sejumlah tamu undangan, yang mayoritas adalah para pebisnis berpengaruh dari berbagai negara, telah memadati ruangan yang luas itu.Davin melirik Naura yang berjalan di sampingnya. Gaun malam berwarna navy yang dikenakan istrinya membingkai tubuhnya dengan anggun. Tanpa banyak bicara, Davin menggenggam tangan Naura dan menuntunnya lebih dalam ke keramaian. Beberapa orang sudah mulai memperhatikan mereka. Davin hanya membalas dengan anggukan kecil dan senyum tipis, lalu terus melangkah menuju tuan rumah.Begitu tiba di depan Tuan Lee dan istrinya, Davin segera menyerahkan kotak kecil berisi jam tangan couple yang sudah dipersiapkannya. "Selamat ulang tahun pernikahan, Tuan Lee. Dan juga selamat atas pertunangan putri Anda," ujar Davin dengan sopa
last updateLast Updated : 2025-02-09
Read more

Bab 230

"Kalian mau makan apa?" tanya Bram pada Raka dan Rania. Mereka baru saja mengakhiri permainan di sebuah mal. Keduanya tampak kelelahan. Bram benar-benar mengasuh Raka dan Rania dengan baik; dia juga sesekali mengajak Angelica ikut bermain."Uncle mau makan apa?" Rania yang bertanya."Ditanya malah tanya balik," kata Bram. Namun, pria itu kembali menjawab, "Ya sudah deh, Uncle mau makan ayam goreng aja."Tentu saja itu bukan makanan favoritnya; ayam goreng adalah makanan favorit Raka dan Rania. Tapi demi keponakannya, Bram tidak apa-apa memesan makanan yang tidak terlalu ia sukai tersebut.Namun, di luar dugaan, jawaban Raka dan Rania malah berbeda. Mereka tidak ingin makan makanan kesukaannya tersebut karena makanan itu dipilih oleh sang uncle."Ya sudah deh, kalau begitu kami makan steak sapi aja. Yang premium ya, Uncle," ucapnya lagi penuh penekanan.Mata Bram membulat sempurna. Tentu saja steak yang dimaksud harganya sangat fantastis karena mereka tidak terbiasa makan daging yang
last updateLast Updated : 2025-02-09
Read more
PREV
1
...
2122232425
...
29
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status