Saat mereka masih duduk di ruang tamu, tiba-tiba suara tangisan bayi Angelica kembali terdengar jelas. Bram menarik napas berat, lalu berdiri. Dengan suara yang sarat emosi, ia berkata,"Aku serahkan semuanya padamu, Naura. Aku yakin apa yang kalian lakukan untukku dan Angelica adalah yang terbaik. Setidaknya, anakku bisa kuat dan bertahan," ucap Bram.Tanpa menunggu jawaban dari adik iparnya, ia langsung melangkah menuju lantai dua, masuk ke kamar sang buah hati.Naura menatap nanar kepergian kakak iparnya. Ia tahu betul betapa besar cinta Bram pada Dinda. Bahkan, rasa itu jauh lebih dalam dibandingkan cintanya pada Maria, mantan kekasihnya dulu."Kasihan sekali melihat Bram seperti ini. Dia benar-benar terpukul," lirih Naura."Semua akan segera berlalu, Sayang. Dia pasti akan pulih, aku jamin," sahut Davin, yang duduk di samping istrinya. Tangannya mengusap lembut rambut Naura, berusaha menenangkan."Iya, Sayang. Mudah-mudahan hari itu segera tiba. Kasihan Angelica," balas Naura, su
Terakhir Diperbarui : 2025-02-03 Baca selengkapnya