All Chapters of SENTUHAN PANAS DI RUANG KERJA SANG CEO: Chapter 201 - Chapter 210

289 Chapters

Bab 201

Davin yang sudah tidak tahan menyobek lingerie yang digunakan oleh sang istri dan membuangnya sembarangan. Dia sudah tak kuat dengan godaan ini Naura selalu berhasil membuatnya melayang seperti sedang berada di surga. Davin melepaskan celananya hanya sampai di lututnya saja sehingga sekarang Naura bisa memasukkan bagian intinya ke bagian intim Davin, lalu bergerak naik turun hingga membuat desahan demi desahan terus mengalir dari mulut pria tampan itu.Davin meraup dada sang istri yang seakan melambai-lambai ingin disentuh olehnya.“Kenapa setelah punya anak justru semakin besar dan padat,” gumam Davin.“Karena aku merawatnya dengan baik, sayang. Aku tak ingin kamu jajar nyari yang seger-seger.”“Itu tak akan pernah terjadi, sayang. Aku sudah cukup puas denganmu. Aaaaaaaaaah,” Davin kembali mendesah saat Naura kembali bergerak. Dia tak tahan, lalu membawa sang istri masuk ke dalam kamar. Celananya yang belum terlepas dengan sempurna, dibiarkan begitu saja tertinggal di halaman balkon.
last updateLast Updated : 2025-01-27
Read more

Bab 202

Bryan mengalihkan pandangannya ke arah Victor.“Baik. Sekarang, Victor, bagaimana dengan aspek legal? Ada potensi celah yang bisa digunakan mereka untuk menggugat kita?”Victor, yang sejak tadi diam, membuka dokumennya dan memeriksa ulang. “Tidak ada, Tuan. Kami sudah berkonsultasi dengan tim hukum internal dan memastikan semua dokumen ini sesuai dengan hukum yang berlaku. Selain itu, kami sengaja tidak memasukkan klausul yang terlalu berat agar mereka tidak merasa ditekan.”Bryan tersenyum tipis. “Bagus. Kita harus bermain halus. Abimanyu Group adalah perusahaan besar, tapi mereka juga sangat protektif terhadap aset mereka. Kalau ada kesalahan sedikit saja, mereka pasti tidak akan segan untuk memutuskan kerjasama.”Ia menoleh ke seluruh tim. “Apakah ada yang masih perlu direvisi dalam proposal ini? Saya tidak mau ada celah sedikit pun.”Semua orang saling pandang sejenak sebelum Selena angkat bicara. “Ada satu hal yang menurut saya perlu diperhatikan, Tuan. Waktu pertemuan nanti, kit
last updateLast Updated : 2025-01-28
Read more

Bab 203

Bram mendorong pelan tubuh Dinda, hingga tertidur di atas ranjang. Jadinya masih bermain di lubang penuh rasa nikmat itu.Bibirnya meraup bibir Dinda penuh nafsu.“Aaaaah, beb. Cepat lakukan, aku sudah tak tahan,” Dinda mulai merengek inginkan Bram melakukan lebih padanya. “Sabaaaar, apa kau benar-benar ingin aku melakukannya, hmmm?” Bram berbisik di samping telinga Dinda, disusul gigitan kecil di telinganya.“Aku mau keluar,” ucap Dinda dengan mata terpejam. “Uuuuuuh,” desahannya semakin kuat saat Bram menggerakan jarinya lebih cepat ke dalam sana. Dia tak peduli miliknya lecet dan perih, karena rasa nikmatnya mengalahkan semuanya.Bram akhirnya melakukan penyatuan. Dinda dengan sengaja menjepit milik pria itu dengan kuat dan lama, hingga Bram kembali mengerang kenikmatan.“Kenapa sih, milikmu senikmat ini, beb?” rancau Bram.Karena milikmu sangat besar dan panjang Bahkan seperti menekan perutku,” ujarnya.Puas membiarkan Bram mengambil permainan, kini Dinda meminta Bram untuk tidu
last updateLast Updated : 2025-01-28
Read more

Bab 204

Dinda istirahat sebentar, menyeruput minuman miliknya. Bram yang melihat turun dari kursi santai. Dia mencium Dinda dengan rakus dari atas kolam. Tangannya meremas dada Dinda.“Aaaaaaaaah,” Dinda mendesah.Hasrat Bram terbakar ketika melihat banyaknya pasangan yang ada di kolam renang tersebut sedang bermesraan. Ternyata seperti ini kehidupan di atas kapal pesiar ketika mereka berlibur bersama orang-orang yang memiliki budaya barat. Untuk masuk ke kolam ini memang dikenakan tiket, namun ternyata berada di kolam ini suguhannya benar-benar membuat birahi keduanya naik.“Turun beb, aku juga mau kayak mereka,” bisik Dinda.Bram akhirnya menceburkan diri ke dalam kolam, mendesak tubuh wanita itu di pinggir kolam renang. Mencium leher dan me.beri tanda kepemilikan di leher wanita itu. Suara rintihan, jeritan, dan desahan yang semakin keras Bram dengar ketika dia sudah turun ke dalam kolam renang. Ciuman mereka juga semakin panas saat tangan Dinda dengan sengaja masuk ke dalam celana Bram,
last updateLast Updated : 2025-01-28
Read more

Bab 205

“Jadi kamu akan menerima kerja sama ini?” tanya Bram, memecah kesunyian di ruang kerja Davin.Davin bersandar di kursinya, menghela napas panjang sebelum menjawab. “Sebetulnya nggak ada yang salah dengan proposal mereka. Bahkan sebelum pertemuan tadi, aku cukup yakin kalau mereka adalah investor terbaik yang bisa membawa perusahaan ini ke tingkat lebih tinggi. Tapi setelah bertemu langsung, aku punya firasat buruk tentang mereka.”Naura yang duduk di sebelah Davin ikut mengangguk pelan. “Aku juga ngerasa ada sesuatu yang aneh. Aku nggak tahu apa itu, tapi dari tadi hati kecilku terus-terusan ngasih alarm bahaya. Seolah-olah, kalau kita tetap jalanin kerja sama ini, sesuatu yang buruk bakal terjadi.”Bram menyandarkan punggungnya ke kursi, memutar bolpoin di tangannya dengan ekspresi berpikir. “Alright, kalau kita semua ngerasa yang sama, berarti ini bukan cuma kebetulan. Mereka datang jauh-jauh dari luar negeri, menawarkan kerja sama yang menguntungkan, tapi firasat kita bilang ada se
last updateLast Updated : 2025-01-29
Read more

Bab 206

“Tolong selamatkan dua cucu nenek yang gemoy ini dali monstel,” rengeknya bersembunyi di belakang tubuh sang nenek.“Mommmyyyyyy, Daddyyyyy,” keduanya kembali berlari mendekati kedua orang tuanya. Sementara Bram cosplay jadi monster. Raka dan Rania tertawa renyah setiap kali Bram menyentuhnya. Keduanya terbatuk. Naura memberikan air putih untuk anak kembarnya.“Siapa yang matahin mata kaca nenek? Pasti Uncle,” tuduh Raka. Semua orang dewasa tergelak. Bahkan Naura mencubit gemas pipinya Raka. “Kaca mata, sayang,” Davin meralat. “Ya pokoknya itu.”“Yeeee bukan Uncle.”“Neeeek gak mau ngaku telsangkanya. Kunci saja di gudang Nek. Bial mau ngaku.”Bram terkekeh, hal semacam inilah yang dia rindukan bila tak bertemu Raka dan Rania.“Nenek coba tanya,” kata Rania.“Siapa yang matahin kaca mata Mama?” tanya Laura.“Davin, Ma. Kan udah Davin ganti,” jawab Davin.“Yeeeeee salah nuduh! Weeeeek,” Bram menjulurkan lidah pada Raka dan Rania.Bug bug bugTangan kecil mereka memukul sang Daddy, “
last updateLast Updated : 2025-01-29
Read more

Bab 207

Tiga hari kemudian,Davin, Bram, dan Naura sudah tiba lebih dulu di restoran yang mereka pilih untuk pertemuan kali ini. Sebuah tempat dengan suasana tenang di pusat kota Sun City, cukup eksklusif untuk membicarakan hal-hal penting tanpa takut ada orang lain yang ikut mendengar. Mereka memilih duduk di meja sudut, agak jauh dari keramaian, menunggu Selena dan timnya datang.“Kamu yakin ini cara yang paling tepat, sayang?” tanya Naura, mengaduk minumannya dengan pelan. Wajahnya terlihat sedikit tegang, meskipun dia sudah berusaha untuk tetap tenang.Davin menatap istrinya sekilas lalu mengangguk. “Aku sudah pikirkan ini matang-matang. Kita nggak bisa langsung menolak mereka begitu saja tanpa alasan yang bisa diterima. Kalau kita bikin mereka curiga, bisa jadi mereka malah menggali lebih dalam soal kita.”Bram yang duduk di sebelah Davin menimpali, “Iya, aku setuju. Kita kasih alasan yang halus, tapi tetap tegas. Kita nggak boleh kasih mereka celah untuk memaksa kita berubah pikiran.”N
last updateLast Updated : 2025-01-29
Read more

Bab 208

“Apa mungkin kita terlalu dini merayakan kemenangan? Dan sekarang lihatlah, semua hancur. Aku masih belum percaya mereka membatalkan kerjasamanya.” “Aku juga masih tak percaya dengan alasan mereka,” balas Selena.Niat kembali ke hotel, namun langkah keduanya terasa berat. Akhirnya mereka masih duduk di tempat yang sama.Panggilan telepon yang terputus tadi terasa menggantung membuat keduanya serba salah akan melangkah hingga membawa suasana tegang yang semakin memuncak. Selena meletakkan ponselnya dengan kasar di atas meja, suara klik kecil dari tombol ponsel yang jatuh kembali ke dalam kesunyian ruangan.Victor menatapnya, ragu. Hanya beberapa detik yang lalu, mereka baru saja mendengar kemarahan Bryan yang membuat bulu kuduk merinding. Kini, mereka harus menanggung konsekuensi dari kegagalan yang ada di depan mata mereka. Tentu saja, itu bukanlah kegagalan mereka sendiri, tetapi mereka yang harus menyelesaikan masalah ini."Selena," Victor mulai, suara yang lebih rendah dari biasa
last updateLast Updated : 2025-01-30
Read more

Bab 209

ByuuuuuuurBila orang tuanya sedang bercinta di kantor, maka kedua anak kembar ini memilih untuk berenang.Tak butuh waktu lama membuat mereka paham teknik berenang yang sesungguhnya. Hal ini membuat Laura teringat Davin di masa lalu. Kedua cucunya seperti flashback ke masa lalunya. Karena tak ada sedikitpun keahlian atau kebiasaan sang papa dibuang oleh Twin’s. Minusnya hanya mereka sering bertengkar saja kalau Bram tak ada.“Enak ya mbem, belenang jam segini,” ucap Raka.“Iya ndut, seling-seling aja batal belajal, jadi kita bisa lenang,” sahut Rania, dan keduanya terkikik geli. “Neeeeek,” panggil Raka. Laura yang sedang main hp pun menoleh ke arah sang cucu.“Ya, sayang? Udahan?” tanyanya.Twin”s tergelak, “mau minum, nek. Balu juga mulai,” kata Raka.Laura terkekeh, “oke baiklah bos, sebentar ya,” kata Laura. Dia menghubungi kedua pengasuh Raka dan Rania, lalu mereka datang membawa nampan. Raka dan Rania tersenyum. Sang pengasuh meletakan minumannya di pinggir kolam, tampak Raka
last updateLast Updated : 2025-01-30
Read more

Bab 210

“Rakaaaaaaaa, Raniaaaaaaa,” jerit sang nenek.Kedua cucunya berenang bersama ikan koi yang dibeli sang daddy dengan harga fantastis.Laura hanya meninggalkan keduanya sekitar 10 menit, merasa kalau kedua cucunya sudah pintar berenang dan tak mungkin tenggelam. Namun saat dia kembali, dia justru melihat ikan koi itu sudah pada mengapung di dalam kolam.Laura memijat kepalanya yang julai sakit.“Pak Udiiiiiiiin!” teriaknya lagi. Sopir pribadi Davin segera mendekati Laura.“Saya, nyonya?” “Lihat itu, Pak!” Mata Pak Udin membulat melihat tujuh ikan koi mengambang di dalam kolam. Di pinggir kolam ada jaring yang dipakai memindahkan ikan saat baru sampai di rumah itu.“Raka, Rania, naik!” perintah sang nenek. “Ayo naik, kita main lagi besok,” kata Raka pada ikan yang sudah mati karena air kaporit kolam renang.“Nenek gak tahu ya, kalau Daddy marah ikannya mati,” ujar Laura. Suaranya lembut tak seperti tadi.“Meleka gak mati, cuma bobok. Sebental tak tanya dulu pasti meleka gelak,” ucap R
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more
PREV
1
...
1920212223
...
29
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status