All Chapters of SENTUHAN PANAS DI RUANG KERJA SANG CEO: Chapter 241 - Chapter 250

357 Chapters

241

"Boleh ya? Aku akan memberimu imbalan kalau kau berhasil membiarkan aku melambaikan hasratku padamu."Bram sudah membaringkan tubuhnya di sebelah Lidya, tepat di sofa berukuran luas kamar Angelica. Lidya memang belum mengizinkan Bram untuk menyentuhnya, tapi saat Bram memainkan tangannya di selangkangan Lidya, wanita itu justru menikmatinya. Tanpa harus diminta Lidya membuka pahanya lebar-lebar seolah mengizinkan Bram untuk bebas menyentuh miliknya. Bram memejamkan mata menikmati sentuhannya, miliknya sudah berdiri tegak seakan siap untuk menembus lubang sempit milik Lidya.Bukan berarti dia melupakan Dinda wanita yang sangat dia cintai, tapi hidup di dunia ini tentu sebagai pria dewasa dia tidak bisa mengabaikan hasratnya, terlebih setiap kali dia menyentuh dada Lidya dan menikmati asinya, hasratnya seketika tak bisa ditahan. Pernah suatu hari Bram sampai basah celananya karena saking tak sanggupnya menahan hasrat namun Lidya tak mengizinkannya menyentuh wanita itu.Lidya membisu.
last updateLast Updated : 2025-02-16
Read more

Bab 242

Di sisi lain Bryan duduk di dalam ruang kerjanya dengan pikiran yang kalut. Asap rokok memenuhi ruangan itu, sementara secangkir kopi hitam yang sudah mendingin terletak di atas meja.Tangannya menggenggam ponselnya erat-erat, matanya menatap kosong ke layar. Hari ini adalah hari paling sial dalam hidupnya. Gudang senjata api miliknya terbakar habis, tak tersisa sedikit pun yang bisa diselamatkan. Semua senjata yang selama ini menjadi sumber penghasilannya kini hanya menjadi abu.Namun, penderitaannya tak berhenti di situ. Berita buruk lain datang menambah beban pikirannya. Kiriman obat terlarangnya yang seharusnya sampai ke tangan pelanggan setianya telah digagalkan oleh polisi. Barang-barangnya disita, dan sejumlah orang kepercayaannya kini ditahan. Ini adalah pukulan telak bagi Bryan, yang selama ini dikenal sebagai mafia yang tak tersentuh. Kekuatannya kini goyah, dan ia mulai merasakan tekanan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.“Kenapa semuanya berakhir seperti, ini? Aku p
last updateLast Updated : 2025-02-16
Read more

Bab 243

Victor melajukan mobilnya menuju kediaman Markus. Jalanan gelap dan sepi, hanya sesekali diterangi lampu jalan yang berkedip lemah. Hatinya berdebar, bukan karena takut, tetapi karena langkah besar yang akan diambilnya malam ini.Dia sudah bekerja di bawah Bryan selama bertahun-tahun, mengenal kebiasaannya, ambisinya, dan juga kelemahannya. Namun, untuk pertama kalinya dalam hidupnya, dia merasa bahwa berpihak kepada Markus adalah keputusan yang paling masuk akal.Saat mobilnya berhenti di depan gerbang besar kediaman Markus, dua orang penjaga bersenjata lengkap segera menghampiri. Tanpa bicara, salah satu dari mereka membuka gerbang, membiarkannya masuk. Victor keluar dari mobilnya dan melangkah dengan mantap menuju pintu utama. Seorang pria berjas hitam menuntunnya ke dalam, ke sebuah ruangan yang mewah, dengan chandelier yang tergantung di langit-langit, dinding berlapis kayu mahal, dan perabotan yang menunjukkan kemewahan tanpa batas.Markus duduk di sebuah kursi besar di ujung r
last updateLast Updated : 2025-02-16
Read more

Bab 244

"Ngapain kalian?" ulangnya membentak membuat Carlota gugup.Carlota buru-buru menumpahkan susu di samping Naura. Gerakannya cepat dan terkesan panik. Ia merasa ketakutan akan akibat dari percakapan yang baru saja mereka lakukan, apalagi jika Victor mengetahui apa yang sebenarnya sedang terjadi di antara mereka. Carlota tahu betul bahwa Victor adalah orang yang sangat berbahaya, dan dia tidak ingin menjadi sasaran kemarahan pria itu. Dalam hatinya, Carlota berdoa agar tidak ada yang mencurigai apa yang sedang dia lakukan."Maaf, Pak Victor. Dia ini tidak mau minum susu, makan juga tidak mau. Saya hanya mengancamnya sedikit agar dia mau makan, sebab kata penjaga, dia tidak boleh sakit," ujar Carlota berbohong dengan suara gemetar. Kalimat itu keluar dengan terburu-buru, mencoba menyembunyikan kecemasan yang mendalam. Carlota memaksakan diri tersenyum, meskipun senyuman itu terasa sangat dipaksakan.Victor berjalan mendekat dengan langkah berat, seolah-olah ingin menunjukkan kekuasaann
last updateLast Updated : 2025-02-17
Read more

Bab 245

"Kupikir Victor lagi yang datang," ucap Naura pada Carlota saat wanita paruh baya itu membawakan susu untuknya. Naura melihat sekilas wajah Carlota yang tampak sedikit cemas. Sesaat, wajah itu berusaha menunjukkan senyum, meski ada kesedihan yang terpendam di matanya."Pak Victor ada di dapur. Dia meminta saya untuk membawakan susu dan makanan lagi. Habiskanlah, biar Anda tidak sakit," ujar Carlota ramah, penuh perhatian. Tangan Carlota sedikit gemetar saat meletakkan cangkir dan mangkuk di meja dekat Naura, tetapi ia berusaha tetap tenang."Terima kasih, Carlota. Kamu selalu baik padaku. Aku tidak akan pernah melupakan kebaikanmu ini. Meskipun kamu berada di tempat yang salah, tapi aku tahu kamu orang baik," sahut Naura, mengambil makanan dan susu yang baru saja dibawakan oleh Carlota. Ucapan itu terlontar tulus, seolah menyentuh hati Carlota yang sudah lama terbiasa dengan ketidakpedulian dari orang-orang di sekitarnya."Saya juga sebenarnya terpaksa bekerja di sini. Saya terjebak
last updateLast Updated : 2025-02-17
Read more

Bab 246

"Tuan, tolong jemput Nyonya Naura di persimpangan Hutan Ampera, Kota Mars Country. Saya akan mengantarkan beliau sampai di tepi hutan. Kami tak punya banyak waktu, tolong suruh siapa saja menjemput dalam waktu satu jam ke depan."Davin memandangi pesan singkat itu dengan perasaan campur aduk. Tertulis dengan jelas, tapi isi pesan itu seolah mengguncang dunia yang selama ini dia kenal. Matanya menyipit, berusaha meyakinkan diri bahwa ini mungkin hanya lelucon atau mungkin pengingat dari seseorang yang salah kirim. Namun, meskipun begitu, ada rasa lain yang tumbuh di dalam dadanya—rasa cemas yang semakin dalam. Tak ada informasi lebih lanjut, hanya instruksi yang mendesak untuk menjemput Naura, istrinya, yang sudah lama diculik. Davin dengan tangan gemetar, mencoba menghubungi nomor yang tercantum di pesan itu. Namun, tanpa disangka, panggilan tersebut tidak tersambung. Nomor itu tidak aktif.Perasaan cemas berubah menjadi kebingungan. Di kota tempat Naura disekap, waktu menunjukkan p
last updateLast Updated : 2025-02-17
Read more

247

Dengan langkah terburu-buru, Carlota membantu Naura keluar dari kamar itu, menuntunnya melalui lorong gelap yang penuh bayangan. Mereka berjalan perlahan, berusaha tidak menimbulkan suara, setiap langkah seperti menggetarkan udara yang hening. Carlota tidak bisa membiarkan dirinya lengah. Ia tahu, meskipun para penjaga tertidur, bahaya masih mengintai di setiap sudut.Setelah beberapa menit, mereka sampai di pintu keluar markas. Carlota dengan hati-hati membuka pintu itu, dan mereka melangkah keluar ke udara malam yang dingin. Hutan yang lebat sudah menanti mereka.Namun, belum jauh mereka melangkah, sebuah teriakan tiba-tiba memecah kesunyian malam."Ah!" Naura menjerit keras, suaranya penuh dengan rasa sakit yang mencekam. Carlota berbalik dan melihat Naura terjatuh ke tanah, wajahnya tampak kebingungan dan ketakutan. Matanya yang memerah penuh air mata menatapnya dengan rasa panik yang sangat jelas.Naura menggenggam kakinya yang terluka. "Carlota... kakiku... digigit ular!"Carlot
last updateLast Updated : 2025-02-17
Read more

248

"Aku akan membuat Carlota menyesal. Tidak ada maaf untuknya!" katanya dalam hati, jantungnya berdegup kencang. Dia bisa dibunuh oleh Bryan kalau Naura benar-benar lolos. Belum lagi Markus yang meminta Victor menyerahkan Naura padanya hidup-hidup.Tentu saja peluang besar untuk mendapatkan uang hampir lenyap.Setiap langkahnya semakin cepat, setiap detiknya semakin terbakar dengan kebencian yang mendalam. "Dia akan membayar atas semua ini," gumamnya pelan, seakan mengancam dirinya sendiri.Victor yakin, Carlota dan Naura belum terlalu jauh. Ia bisa merasakannya. Hanya satu hal yang ia tahu pasti: jika ia tidak menemui mereka segera, semuanya akan berantakan. "Aku tidak akan membiarkan mereka lolos," bisiknya keras, setiap kata yang keluar dari mulutnya dipenuhi kebencian. Tak ada kata maaf bagi siapa pun yang berani melawan perintah Bryan, dan Carlota—meskipun ia tahu betul akan risikonya—telah melanggar batas.Victor terus berlari, dan di dalam pikirannya, bayangan Carlota yang berla
last updateLast Updated : 2025-02-18
Read more

Bab 249

"Mampus kalian!" umpatan Victor terdengar tajam. Pria itu hendak mendekati Naura dan Carlota yang sudah terjatuh tak berdaya. Namun tiba-tiba, cahaya terang menyilaukan matanya.Bukan hanya satu senter berukuran besar yang mengarah kepadanya, tetapi puluhan lampu senter lain menyinari dari berbagai arah. Victor langsung menahan langkahnya, panik, dan dalam sekejap berbalik, berlari menjauh, berusaha melarikan diri agar tidak tertangkap."Jangan bergerak!" teriak salah satu pria yang memegang senter tersebut, tapi Victor sama sekali tak menghiraukannya. Dengan gerakan cepat, ia melompat ke dalam semak-semak, mencari jalan keluar."Kejar dia!" seru salah seorang dari mereka, memberi perintah kepada yang lain untuk mengejar. Sementara itu, pria yang memimpin kelompok itu, yang merupakan seorang polisi, segera memberi instruksi, "Cepat bawa mereka ke rumah sakit, mereka harus segera mendapatkan pertolongan!"Beruntung, kepolisian itu sudah menyiapkan ambulans, mengingat mereka tahu akan m
last updateLast Updated : 2025-02-18
Read more

Bab 250

Waktu berlalu, dan setiap detik terasa semakin berat. Setiap peralatan medis yang berbunyi menambah rasa cemas yang menggantung di udara. Naura terkulai tak berdaya, tubuhnya semakin dingin, namun dokter dan perawat tidak menyerah. Mereka bekerja tanpa henti, memberikan segala upaya yang mereka miliki."Bu Naura, bertahanlah," ucap seorang dokter dengan suara pelan, seolah berbicara langsung kepada pasien yang tak mampu mendengarnya. "Kami akan membawamu kembali."Monitor yang menunjukkan detak jantung Naura semakin lama semakin melemah. Setiap detak yang tertinggal mengundang ketegangan yang semakin dalam. Seolah waktu itu sendiri berhenti, setiap napas yang Naura hembuskan membawa harapan sekaligus ketakutan akan kehilangan.Di sisi lain, Davin memegang telepon dengan tangan yang gemetar, seakan-akan dunia di sekelilingnya perlahan menghilang. Suaranya terdengar tegang, hampir tak bisa diterima oleh pikirannya yang kacau. Polisi dari kota Mars Country yang menghubunginya terdengar j
last updateLast Updated : 2025-02-18
Read more
PREV
1
...
2324252627
...
36
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status