“Paaak, jangan nekat,” ucap Lidya.Tapi Bagas tidak peduli ucapan Lidya. Pria itu justru berusaha menarik celana dalam Lidya, membuat sang pemilik berusaha menahannya.“Paaaaaaak,” desahnya, padahal dia ingin sekali menolak sentuhan Bagas, sebab Lidya takut kalau Bram tiba-tiba muncul.“Kau yang menggodaku, kau membalas ciumanku. Sebagai lelaki yang sudah terbiasa bermain dengan banyak perempuan tentu itu sebuah kode untukku,” bisik Bagas, “lebarkan pahamu,” ujarnya lagi.Saat ini Lidya masih duduk di atas kursi, sementara Bagas berlutut di bawahnya. Entah kenapa Bagas ingin mencicipi tubuh pengasuh sang keponakan. Bagas tahu kalau wanita ini merespon permintaannya. Sudut bibirnya ditarik, saat melihat Lidya dengan sukarela semakin melebarkan kakinya.“Angkat kakimu, Lidya,” kata Bagas lagi.“Kita di kamar saja, ya Pak. Saya takut ada Pak Bram,” jawabnya.“Tapi aku ingin di sini, sebagai salam perkenalan kita, nanti kita pindah ke kamar,” jawabnya menyebalkan.“Tapi-”“Naikkan kakimu,
Last Updated : 2025-02-26 Read more