Ayana berputar dengan mengenakan gamis pilihan Bas.“Cantik, Pak?” tanyanya.“Hemmm .…” Hanya begitu jawaban Bas, bikin Ayana memonyongkan bibir.“Ah, sepertinya jelek!”“Ayolah, Ayana, kita tak punya banyak waktu!” Bas sekali lagi melirik arlojinya.“Tapi cantik, nggak, Pak?” desak Ayana. “Iya!”“Iya apa?”“Iya, cantik.”“Siapa yang cantik?”Bas mengehela napas. “Kamu cantik, Ayana!” Ia menjawab dengan gemas.“Nah, gitu, dong. Ayo, Pak!” Ayana melingkarkan tangannya ke lengan sang suami yang hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan istri bocilnya.“Kuatkan imanku ya Tuhan …” ujar Bas dalam hati.“Eh, tunggu, Ayana!” Tiba-tiba Bas menghentikan langkah ketika ia hampir sampai ke depan kasir. “Kau mau ke kondangan dengan memakai sandal jepit?”Pertanyaan Bas membuat Ayana melirik ke bawah, melihat ke arah kakinya. “Oh, iya!”“Cari sepatu sekalian. Cepatlah! Kau pilih sendiri ya, aku lelah!”Ayana menurut, dengan sigap ia memilih sepatu yang menurutnya paling bagus lalu mencobany
Read more