Dilara tengah ketar-ketir, David yang duduk di pojok ruangan terus saja memperhatikannya. Ia ingin menjalankan tugasnya dengan sempurna, tetapi hadirnya David membuatnya grogi dan takut melakukan kesalahan. Apalagi, tatapan David yang begitu tajam seperti elang, terus saja menatapnya dan memperhatikan gerak geriknya. Akhirnya satu jam pun berlalu, Dilara berhasil memompa sebanyak sembilan puluh mililiter ASI. Sebenarnya jumlah itu masih tergolong sedikit, untuk ukuran ASI nya yang begitu deras. Namun, karena bayi David segera membutuhkannya, jadi memang tak ada pilihan lain. "Tu - tuan, hanya ini hasil pompa yang didapatkan," ujar suster yang sejak tadi membantu Dilara memompa ASI-nya. "Tapi, dia sudah bisa menggunakan alat pompa ASI itu bukan?" tanya David. Suster itu menanggapi pertanyaan David sembari menganggukkan kepalanya. "Iya Tuan, Dilara sudah bisa menggunakannya." Dilara pun segera menghela napas, setidaknya pekerjaannya selesai dengan lancar. Meskipun mas
Last Updated : 2024-11-16 Read more