Home / Romansa / Ibu Susu Bayi Mafia Kejam / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Ibu Susu Bayi Mafia Kejam: Chapter 21 - Chapter 30

122 Chapters

bab 21

Sementara itu disebuah rumah sakit elit dan juga terbesar dikota ini. Seorang pria kekar dengan tinggi semampai nampak berjalan mondar mandir disebuah ruangan yang dikhususkan untuk masyarakat kelas atas. Pintu ruangan itu pun nampak dibuka dari dalam, menampilkan seorang dengan pakaian dokter. "Tuan David, perkenalkan saya adalah Tomi, dokter anak terbaik di rumah sakit ini! Menurut diagnosis saya, bayi anda itu demam tinggi bahkan hampir tidak sadarkan diri. Karena ada seseorang yang sengaja memasukkan racun ke dalam tubuhnya," jelas dokter itu sedikit memasang ekspresi wajah takut. "Apa?" Raut wajah David langsung merah padam, bahkan ketampanan yang tadi ditunjukkan wajahnya sekarang ini benar -benar sirna, berubah menjadi raut wajah yang menyeramkan. Melihat amarah yang begitu menyeramkan yang ditunjukkan dari wajah David, dokter spesialis anak yang bernama Tomi nampak begitu ketakutan. Ia yang takut memilih untuk berpamitan dan mencari alasan agar bisa kembali ke da
last updateLast Updated : 2024-11-13
Read more

bab 22

Arman juga tidak mau asal menuduh dan berbicara buruk maupun berbuat kasar pada istrinya, karena apapun yang terjadi ia ingin mencari tahu akar permasalahannya terlebih dahulu. Arman dan keluarganya akhirnya sampai didepan ruangan tindakan yang terletak di bangsal khusus untuk orang-orang kaya. Dalam hati, ia merasa ada yang janggal, meski tidak tahu apa itu. Tanpa disadarinya, sepasang mata terus memperhatikan setiap gerak-geriknya sejak tadi. "Saya akan ikut masuk ke dalam untuk menemani putri saya," ujar Arman pada dokter dan suster yang berada di ambang pintu ruang tindakan. Tidak ingin ada yang salah dalam proses penyembuhan putrinya, ia ingin menjaganya sejak dari awal hingga akhir. "Baik Pak, tapi hanya boleh dua orang yang masuk ke dalam ruang tindakan," sahut Suster itu dengan nada sopan sembari mengulurkan tangannya, agar Arman menyerahkan bayinya ke dalam gendongan Suster itu. Hatinya menciut; ia begitu khawatir, ragu dan ingin memastikan semuanya berjalan dengan b
last updateLast Updated : 2024-11-14
Read more

bab 23

"Aku apa Dilara?" tanya Etnan dengan nada tidak sabaran. "Ayo berikan segera jawaban mu!" imbuh Etnan sembari terus melakukan hal yang sungguh sangat membuat Dilara ingin muntah. Dilara nampak menjauhkan tangan Etnan dari tubuhnya, bahkan ia terlihat membalikkan badannya. "Apapun yang terjadi aku memang tidak bersalah! Bukankah orang licik sepertimu memang tidak bisa dipercaya sampai kapan pun! Kau pasti akan terus membuat segala cara agar aku itu terus tunduk di bawah perintahmu," gumam Dilara dalam hatinya, akhirnya ia menatapkan dirinya sendiri untuk mengambil sebuah keputusan. "Aku memilih untuk tidak meminta bantuan mu Etnan! Karena apapun yang terjadi. Aku memang tidak bersalah!" "Aku gak mau terus-terusan diperas dengan tubuhku!" ujar Dilara dengan nada tegas, bahkan ucapannya terdengar tidak terbantahkan, kedua bola matanya menunjukkan sebuah keberanian. Seketika mimik wajah Etnan pun berubah masam, bahkan percikan amarah juga terlihat dari kedua bola matanya. "
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

bab 24

Kedua mata mereka bertemu dalam tatapan yang begitu lama, Arman saat itu sedang berada diluar ruangan untuk mengurus administrasi putri tunggalnya di meja resepsionis yang tidak jauh dari bangsal orang-orang kaya. Namun, langkah Arman terpaksa terhenti seketika ketika ia menyadari sosok mantan istrinya yang pernah hidup bersama dalam bahtera rumah tangga kini hadir di hadapannya. Pernah menjadi pasangan hidup, namun kini berpisah, Arman memilih untuk kembali pada cinta pertamanya. Dilara, mantan istrinya, memandang Arman dengan perasaan yang sulit untuk diungkapkan. Arman adalah satu-satunya orang di dunia ini yang pernah memperlakukan dirinya dengan begitu baik, selain almarhumah ibunya. "Mas Arman," gumam Dilara dengan nada sendu, merasakan sejuta kenangan yang kembali mengalir dalam benaknya. Namun, apa daya, rasa haru dan rindu dalam tatapan Dilara seolah tak berarti lagi di mata Arman. Dihadapkan dengan kenyataan pahit bahwa mantan suaminya kini tak lagi mengena
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

bab 25

Dilara tengah ketar-ketir, David yang duduk di pojok ruangan terus saja memperhatikannya. Ia ingin menjalankan tugasnya dengan sempurna, tetapi hadirnya David membuatnya grogi dan takut melakukan kesalahan. Apalagi, tatapan David yang begitu tajam seperti elang, terus saja menatapnya dan memperhatikan gerak geriknya. Akhirnya satu jam pun berlalu, Dilara berhasil memompa sebanyak sembilan puluh mililiter ASI. Sebenarnya jumlah itu masih tergolong sedikit, untuk ukuran ASI nya yang begitu deras. Namun, karena bayi David segera membutuhkannya, jadi memang tak ada pilihan lain. "Tu - tuan, hanya ini hasil pompa yang didapatkan," ujar suster yang sejak tadi membantu Dilara memompa ASI-nya. "Tapi, dia sudah bisa menggunakan alat pompa ASI itu bukan?" tanya David. Suster itu menanggapi pertanyaan David sembari menganggukkan kepalanya. "Iya Tuan, Dilara sudah bisa menggunakannya." Dilara pun segera menghela napas, setidaknya pekerjaannya selesai dengan lancar. Meskipun mas
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

bab 26

Dilara nampak meringis, bahkan ia merasa pandangan matanya semakin lama terasa kabur. Kala dokter itu mulai mengambil kantong ke tiga darah dari tubuhnya. "Nona, semoga anda kuat!" kata Suster itu dengan tatapan iba saat menatap ke arah Dilara. Karena wajah Dilara sekarang ini benar benar terlihat pucat pasi, seperti seorang mayat hidup. Benar benar tidak ada rona kemerahan ditubuh maupun wajahnya. Sekuat tenaga, Dilara mencoba untuk menahan agar dirinya itu tidak menangis. Namun, nyatanya air mata itu nampak keluar dari ke dua pelupuk matanya. Hal itu tak luput dari pandangan mata David, lantas ia pun menatap ke arah Dilara dalam dalam. Ntah kenapa melihat Dilara kesakitan dan mengeluarkan air mata, sesuatu dalam diri David bangkit. Bangkit sebuah keinginan untuk menyentuh Dilara, bahkan hasratnya itu lebih menggebu gebu dibandingkan dengan sebelumnya. Dia sendiri heran, kenapa bisa seperti ini? Sebenarnya David sendiri juga bingung, awalnya ia adalah orang yang norm
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

bab 27

Suster itu merasa dilema, kemudian mematung seraya menggumamkan pertanyaan dalam hati, "Haruskah aku mengambil ASI Dilara saat kondisinya sedang sekarat seperti ini? Apakah aku sudah kehilangan rasa kemanusiaan?" Dia berusaha berpikir keras, menimbang segala kemungkinan yang ada. "Cepat lakukan! Apakah kau kira aku main-main? Bahkan aku tahu, kalau anakmu itu sakit dan dirawat di rumah sakit yang tak jauh dari sini. Dan dirumah sakit itu, anakmu ditemani oleh kakak kandungmu!" ujar David dengan mengejek, ingin menunjukkan kuasanya. Hatinya seperti teriris mendengar David mengancam anak dan keluarganya. "Bagaimana bisa Tuan David mengetahui semuanya?" pikir Suster itu dengan wajah bingung, sambil menatap mata David yang tajam itu. Terasa seperti semua kedalaman hatinya berhasil dilihat dan diselami oleh David. "Jika kau ingin keluargamu selamat dan berumur panjang, segera lakukan perintahku!""Karena sekarang aku dalam posisi mood yang tidak baik, bisa saja aku mengebom rumah
last updateLast Updated : 2024-11-17
Read more

bab 28

Beberapa hari pun berlalu, Dilara masih berada di ruangan yang sama dan terbaring lemah di atas barngkar rumah sakit. Ruangan yang Dilara tempati sekarang ini bernuansa putih dan terlihat begitu luas, bahkan lebih luas dari ruangan VVIP. Namun, ruangan yang terlihat begitu luas itu hanya berisi dirinya yang sendirian. Dan di dalam ruangan itu tidak ada barang barang mewah, hanya berisi kehampaan. JIka didalam Ruangan VVIP biasanya di isi dengan barang barang mewah, di ruangan yang di tempati Dilara hanya berisi sebuah brangkar miliknya, dan sebuah nakas kecil yang ada di sampingnya. Jangankan TV mewah, sofa atau pun kulkas. Minuman saja juga tidak disediakan diruangan itu, bukankah sekarang ini Dilara seperti orang yang terkurung di dalam sebuah penjara. Dilara membuka kelopak matanya secara perlahan, mendapati dirinya yang masih berada dalam ruangan sama. Rasa kecewa benar benar terlihat dari wajahnya. "Ya Allah, Ya Tuhan ku. Sekarang ini aku benar benar merasa lapar dan
last updateLast Updated : 2024-11-17
Read more

bab 29

"Kau tahu Dilara, jika kekejaman yang aku lakukan sekarang ini kepadamu. Sudah mendapatkan restu dari ayah kandungmu. Bahkan kemarin dia juga menawarkan untuk menjual nyawamu kepadaku sebesar dua miliar rupiah. Namun, bagi ku angka itu sungguh terlalu mahal. Untuk untuk seonggok daging manusia yang hanya tersisa kulit dan juga tulang. Bahkan hanya mempunyai fungsi seperti sapi perah sepertimu." David nampak menjeda ucapannya itu sebentar. Ia nampak menatap ke arah wajah Dilara begitu dalam. Dilara hanya merespon dengan tatapan nanar nan kosong ke arah lain. Hatinya sekarang ini benar benar terasa begitu sakit.Sekarang ini dia seperti dilemparkan ke dalam sebuah jurang yang dalam. Karena Dilara merasa sudah tidak ada orang didunia ini yang peduli padanya, termasuk ayahnya sendiri Ibnu Mohen. "Dan apa yang ingin kau dengar? Ayahmu itu malah dengan sukarela menurunkan harga nyawamu menjadi satu miliar. Hahaha, tentu saja aku masih menolaknya. Dan akhirnya aku hanya membayarnya
last updateLast Updated : 2024-11-17
Read more

bab 30

"Tuan David, tolong mengerti! Bisakah Anda mengurangi hukuman untuk Dilara? Jika terus seperti ini, dia akan mengalami gangguan mental, bahkan lama kelamaan dia bisa menjadi gila," ujar Etnan dengan nada memohon, berharap David bisa melihat betapa besar pengaruh hukuman itu bagi Dilara. "Apa urusanmu dengan mental Dilara? Biarkan saja dia gila, tidak ada hubungannya denganmu, juga tidak akan mempengaruhi anakku yang dia susui." Tanpa Etnan sadari jika sekarang ini David terlihat geram, seolah-olah Etnan telah menentang keputusan yang sudah ia buat. Melihat wajah David yang semakin marah, Etnan sadar bahwa ia telah melangkah terlalu jauh. Hatinya berkecamuk, "Apakah aku seharusnya tidak membahas hal ini? Mungkin aku cuma akan menambah masalah." Akhirnya, ia memutuskan untuk meminta maaf pada David sebelum semuanya semakin buruk. Etnan sudah berusaha meminta bantuan Laras, namun Laras malah mengancam dan dengan halus menolak permintaannya. Ia benar benar tidak ada pilihan la
last updateLast Updated : 2024-11-17
Read more
PREV
123456
...
13
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status