Semua Bab Ibu Susu Bayi Mafia Kejam: Bab 91 - Bab 100

121 Bab

bab 91

"Tuan, banyak pasukan kita yang kalah. Jika dibandingkan dengan pasukan milik Tuan Ditya, mereka jauh lebih banyak dan memiliki tenaga serta kekuatan yang setara dengan kita. Kalau Tuan David nekat untuk melewati area kekacauan itu," ucap Esti untuk mengingatkan David, karena memang tugasnya adalah mengomando dalam peperangan mendadak ini. David terlihat berpikir sejenak, menimbang apa yang baru saja disampaikan oleh bawahannya itu. "Tapi... Mereka berhasil membawa Dilara begitu saja! Aku tidak bisa membiarkan semuanya berakhir begini," sahut David dengan suara gemetar dan nafas tersengal-sengal. Dia sadar bahwa peluangnya untuk menang melawan Ditya, kakek istrinya yang bersikeras membawa pergi istrinya itu, sangat kecil. Merasa sudah terlanjur, pikiranku berkecamuk, "Benarkah Dilara pergi dengan sukarela? Haruskah aku melepaskannya begitu saja?" Tak sanggup mengungkapkan kebingungannya, Esti berbicara lagi, "Tuan, maaf kalau saya lancang. Namun, bukankah Nyonya Dilara pergi atas
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-29
Baca selengkapnya

bab 92

Sebulan pun berlalu. Dengan tekad yang begitu kuat, Dilara bisa dengan cepat mempelajari semua bisnis Kakek nya. Karena dia lah yang akan menjadi penerus tunggal semua kekayaan milik Ditya. "Kakek bolehkah aku bertanya kepada mu?" tanya Dilara yang duduk berhadapan dengan Kakeknya di sebuah sofa yang ada di di taman belakang rumah mewah Ditya. "Boleh ... Memangnya apa yang ingin kamu tanyakan sama kakek?" sahut Ditya, namun dirinya malah balik mengajukan pertanyaan pada cucunya. "Setelah tahu, jika orang tua ku di bunuh oleh David. Kenapa Kakek masih mendonorkan ginjal ku padanya?" tanya Dilara dingin. Selama sebulan kebelakang, Dilara benar benar merenungi kehidupannya yang selama ini selalu baik dan tulus kepada orang orang. Namun, hanya kesakitan semata yang didirinya dapatkan.Ternyata benar kata sebuah pepatah, jika air susu pasti akan di balas dengan air tuba. Sontak saja, Ditya membulatkan kedua bola matanya sembari menatap cucunya Dilara. "Ara, donor itu di lakukan sebe
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-30
Baca selengkapnya

bab 93

Ditya nampak murka setelah mendengar penjelasan Dilara perihal Arman. Ditya tidak perlu lagi menyakan kebenaran yang baru saja cucunya katakan, karena ekspresi wajah yang di tunjukkan Dilara saat melihat mantan suami dan juga anaknya bisa menjelaskan semuanya. Ke dua tangan Ditya nampak terkepal, jika sebelumnya dirinya menatap Arman dengan tatapan kagum. Hal yang sekarang ini terjadi sungguh sangat jauh berbeda. Ia nampak menatap mantan cucu menantunya itu dengan tatapan benci. "Dilara ... Apakah kakek boleh melakukan perhitungan dengan mantan suami mu itu? Atau bahkan melenyapkan nyawanya?" tanya Ditya. Karena ia tidak ingin bertindak gegabah pada Arman, apalagi jika teringat Dilara yang sebelumnya hanya diam dan tidak berniat melakukan apapun ada Arman. Seperti nya Dilara memang tidak berniat melakukan pembalasan dendam pada mantan suaminya itu. Hal itulah yang membuat Ditya tidak berani langsung bertindak gegabah dengan membuat perhitungan pada Arman. "Tidak ... Aku
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-31
Baca selengkapnya

bab 94

Dilara nampak memberontak hal yang barusan di lakukan oleh David. "David ... Berani beraninya kau ..." ancam Dilara dengan ke dua bola mata yang nampak membulat sempurna. Walaupun David dalam keadaan seperti orang yang sudah tidak berniat lagi untuk hidup. Namun, tenaga miliknya sungguh sangat jauh jika dibandingkan dengan milik Dilara. Melihat Dilara yang memberontak dan malah mencoba kabur darinya, David malah merasa semakin tertantang. Bahkan hasrat yang ada di dalam diri David pun terlihat bangkit. "Dilara ..." David terlihat menggendong tubuh istrinya itu ala karung beras. Dilara masih berusaha berteriak dengan keras. Bahkan ke dua tangannya yang menggantung di punggung David terlihat terus digerakkan, sebagai tanda kalau dirinya itu menolak apa yang di lakukan oleh David. Mendengar teriakan yang keluar dari bibir istrinya, hasrat yang ada didalam diri David semakin di buat menggebu gebu. "Dilara ... Bukankah sekarang ini kamu yang memancing ku? Tenanglah aku a
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-31
Baca selengkapnya

bab 95

David terus menerus menyakinkan Dilara, agar istrinya itu mau kembali. "Kalau kamu memang tidak mau bersama lagi dengan ku, biarlah peluru pistol ini bersarang di dalam otak ku," ucap David dengan suara serius. Bahkan David terlihat mengambil pistol yang sebelumnya berada di atas laci meja yang ada di dalam kamarnya. Walaupun dirinya sudah berusaha untuk merayu istrinya itu, Dilara masih saja dalam keputusan nya. Ya, memang Dilara adalah tipe orang yang begitu keras kepala. "Aku sudah tidak punya siapa siapa pun di dunia ini Dilara. Bahkan Alfa sudah tiada, hanya kamu dan bayi yang ada di dalam perut mu ini yang menjadi tujuan hidup ku sekarang ini. Tanpa mu, lebih baik aku mati. Nanti kamu bisa mengambil ginjal yang ada di dalam tubuh ku," ujar David lagi, ia terlihat mulai mendekatkan pistol itu di kepalanya. Bagaimana pun juga, David juga manusia biasa. Dia juga mempunyai rasa lelah, kecewa dengan kehidupan yang dirinya jalani. "Aku juga ingin mengatakan pada mu untuk yang t
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-31
Baca selengkapnya

bab 96

Dengan langkah cepat dan tangan yang terampil, Yasinta memindahkan setiap perhiasan, uang, dan barang-barang berharga lainnya ke dalam tas besar berwarna hitam. Matanya berkilat licik saat dia memasukkan arloji mewah milik Arman ke dalam saku jaketnya. "Semua ini akan laku keras di pasar gelap," desisnya dengan suara rendah, penuh dengan kalkulasi. Kamar yang semula rapi kini berantakan, lemari pakaian terbuka lebar dan laci-laci dibiarkan kosong melompong. Yasinta tidak meninggalkan satu pun barang yang bisa bernilai. Dia tahu waktu untuk melarikan diri semakin sempit. Sambil menyesuaikan kacamata hitam yang menutupi separuh wajahnya, dia menoleh sekali lagi ke sekeliling kamar. “Maafkan aku, Arman, tapi aku tak bisa tertangkap,” gumamnya, suara bergetar antara ketakutan dan penyesalan. Namun, keputusasaannya untuk meloloskan diri lebih kuat dari segalanya. Dia melangkah keluar kamar, mengendap-endap melewati koridor yang sunyi. Setiap langkahnya begitu hati-hati,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-31
Baca selengkapnya

bab 97

Di sebuah ruangan yang ada di mansion. David tak bisa menyembunyikan senyum bahagianya yang mengembang lebar di bibirnya. Saat dirinya mencium bantal tempat Dilara meletakkan kepalanya, hatinya berkata, "Apa yang terjadi siang tadi benar-benar mengejutkan, ternyata cinta sejati memang ada dalam kehidupan nyata, bukan hanya dalam dongeng atau novel roman." Memikirkan kembali peristiwa di mana peluru yang seharusnya melukai kepala telah meleset kala tangan istrinya itu mengalihkan arah peluru ke tempat lain, lalu Dilara yang begitu mencintainya memeluknya dengan penuh rasa sayang. Sebuah perasaan haru dan bahagia bercampur aduk dalam hatinya. Ternyata Dilara mau membalas cintanya, bukan hanya itu saja. Cinta Dilara untuknya masih begitu banyak seperti waktu dulu. Amarah yang sebelumnya di tunjukkan oleh Dilara, ternyata hanya karena dirinya itu membutuhkan nafkah batin sempat membuat David terkejut dan merasa bersalah. "Ternyata aku itu begitu bodoh. Kenapa aku itu lupa?
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-31
Baca selengkapnya

bab 98

Melihat suami nya, David, terjatuh di atas ring dengan kedua bola mata yang nampak memutih, Dilara merasa hatinya seperti di sayat- sayat. Dilara nampak berteriak histeris, "David..." Saat Dilara hendak naik ke atas ring untuk menghampiri suami nya yang terbaring di sana, langkahnya tiba tiba terhenti. Ditya lah yang mencegah langkah kakinya dan mencoba menenangkan cucu tunggalnya itu. "Dilara, bukankah suami mu sendiri yang mengatakan kepadaku bahwa dia rela berkorban apapun, termasuk berkorban nyawa? Hanya untuk demi mendapatkan sebuah restu. Bahkan dia juga sudah memberikan semua asetnya padamu. Kenapa harus takut? Jika terjadi apapun pada David, kamu juga tidak akan rugi," ujar Ditya dengan nada dingin. Kebencian yang mendalam nampak terlihat di wajah keriput Ditya. Mendengar kata -kata yang keluar dari bibir Kakek nya itu, perasaan Dilara semakin campur aduk. "Tapi Kek, aku tidak tega melihat David begini. Aku mencintainya begitu dalam," sergah Dilara, mencoba menah
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-31
Baca selengkapnya

bab 99

Teriakan dari Dilara, nyatanya mampu membangunkan David yang sebelumnya terkapar dilantai ring. Demi cintanya pada Dilara. Akhirnya David berusaha sekuat tenaga untuk melawan dua petinju profesional itu. "Menang!" Suara wasit membuat Dilara menangis haru. Namun hal yang berbeda, ditunjukkan oleh Ditya. Wajahnya nampak masam, tidak enak dilihat. "Kakek apa aku bilang! David menang!" kata Dilara senang. Lalu dia berlari ke arah David yang babak belur. Bahkan ada satu gigi David yang lepas. "Sayang, maafkan aku! Ketampanan ku sekarang berkurang," kata David. Dilara lantas menggeleng. "Nggak David. Sampai kapan pun, kamu akan tetap selalu tampan. Nanti aku akan memberikanmu uang untuk pasang gigi palsu di dokter gigi," kata Dilara. David memanyunkan bibirnya, teringat jika sekarang dia tidak mempunyai uang walaupun hanya satu ser pun. "Aku tahu, kalau istriku itu sangatlah baik hati," kata David lemah sebelum pingsan. "David ... " Dilara bingung dan p
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-31
Baca selengkapnya

bab 100

David, dengan setelan jas hitam mengkilap, melangkah mantap menuju panggung pernikahan yang megah, dekorasi bunga putih dan ungu memenuhi setiap sudut ruangan. Cahaya lilin lembut menerangi wajahnya yang tampan, namun ada getaran kecil di bibirnya yang memberikan indikasi kegugupan. Dilara, mengenakan gaun pengantin yang anggun dengan ekor panjang, berjalan perlahan di lorong menuju ke arah David. Rambutnya yang terurai dengan mahkota sederhana menambah kilau pada penampilannya yang mempesona. Wajahnya yang bercahaya dipenuhi dengan air mata kebahagiaan saat matanya bertemu dengan David. "Dilara, kamu sangat cantik," bisik David dengan suara yang bergetar, mencoba menstabilkan emosinya. Dia memegang tangan Dilara, matanya berbinar tidak hanya karena cinta tetapi juga rasa terima kasih yang dalam. Dilara tersenyum lembut, matanya juga berbinar, menyimpan cerita perjuangan dan kasih yang mendalam. Mereka berdiri berhadapan, tangan mereka saling menggenggam. Penghu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-01
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
8910111213
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status