"Tuan, banyak pasukan kita yang kalah. Jika dibandingkan dengan pasukan milik Tuan Ditya, mereka jauh lebih banyak dan memiliki tenaga serta kekuatan yang setara dengan kita. Kalau Tuan David nekat untuk melewati area kekacauan itu," ucap Esti untuk mengingatkan David, karena memang tugasnya adalah mengomando dalam peperangan mendadak ini. David terlihat berpikir sejenak, menimbang apa yang baru saja disampaikan oleh bawahannya itu. "Tapi... Mereka berhasil membawa Dilara begitu saja! Aku tidak bisa membiarkan semuanya berakhir begini," sahut David dengan suara gemetar dan nafas tersengal-sengal. Dia sadar bahwa peluangnya untuk menang melawan Ditya, kakek istrinya yang bersikeras membawa pergi istrinya itu, sangat kecil. Merasa sudah terlanjur, pikiranku berkecamuk, "Benarkah Dilara pergi dengan sukarela? Haruskah aku melepaskannya begitu saja?" Tak sanggup mengungkapkan kebingungannya, Esti berbicara lagi, "Tuan, maaf kalau saya lancang. Namun, bukankah Nyonya Dilara pergi atas
Terakhir Diperbarui : 2024-12-29 Baca selengkapnya