David berjalan mondar-mandir di dalam kamar, matanya tak lepas dari jarum jam yang terus bergerak. Bibirnya mengatup, tanda kekesalannya tak tertahankan lagi. “Sudah dua jam lebih Dilara di ruang kerja kakeknya. Apa sih yang sebenarnya ingin dikatakan kakek tua itu? Selalu saja mengganggu!” gumamnya dengan nada kesal yang terbungkus kegelisahan. Detik berganti menit, David terus melangkah gelisah, hingga suara pintu terbuka memecah kesunyian. Dengan gerak cepat, dia langsung merebahkan dirinya ke kasur, memalingkan muka ke arah dinding, berpura-pura tenggelam dalam tidur yang dalam. Dilara memasuki kamar, napasnya terengah-engah, “David, jangan marah ya. Kakek sudah aku bilangin!” ucapnya dengan suara lembut, berusaha menenangkan. Namun, David tetap diam, tak bergeming, mempertahankan pura-pura tidurnya sambil menahan rasa frustrasi yang mendalam. Dilara mendekat, duduk di tepi kasur, mengusap lembut punggung David yang menghadap darinya, berharap dapat meredakan ket
Terakhir Diperbarui : 2025-01-08 Baca selengkapnya