Semua Bab Ibu Susu Bayi Mafia Kejam: Bab 81 - Bab 90

121 Bab

bab 81

"Ara cucu ku, akhirnya kita akan di pertemukan kembali. Dari awal Kakek yakin. Kalau kamu masih hidup sayang, walaupun para polisi dan agen yakin kamu tidak selamat, karena arus sungai saat itu pasti mengalir ke arah pedalaman dan melewati tebing yang curam," gumam Ditya dengan air mata yang terus menetes dan juga mengalir melewati ke dua pipi keriputnya. Tangan nya nampak menggenggam bingkai foto yang berisi gambar gadis kecil yang cantik. Selama beberapa tahun, Ditya berusaha untuk mencari keberadaan cucunya. Ia sudah membayar banyak agen, bahkan tak ayal dirinya juga menyewa para ninja. Untuk menelusuri arus sungai. Berharap jika cucunya terdampar di sekitaran sungai di mana cucunya itu terjatuh dan di pertemukan dalam keadaan hidup hidup. Namun, selepas cucunya jatuh ke sungai, Ditya tidak pernah melewatkan satu detik pun untuk tidak mencari keberadaan cucunya, dan hal itu berlangsung selama beberapa hari dirinya ikut mencari. Ditya melirik ke arah kertas yang berisi hasil tes
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-22
Baca selengkapnya

bab 82

Sebelum Arman dan juga ibunya Agnes itu datang ke ruangan milik Ibnu, Dilara merasa seperti bertemu dengan sosok ayah yang sudah sangat lama sekali dia rindukan. Ibnu terlihat hangat bahkan mau menerima kebaikannya. Namun, kebahagiaan yang di rasakan Dilara tiba tiba harus menghilang dalam sekejab, setelah kedatangan mantan suami dan juga mantan ibu mertuanya. Di tambah lagi, ternyata ayahnya yang ia kira berubah menjadi baik karena penyakitnya. Ternyata malah kembali menjual dirinya. "Ayah ... Apakah yang di katakan mereka itu benar?" tanya Dilara dengan tatapan nanar saat tatapannya itu menjurus ke arah ke dua bola mata Ibnu. Ibnu sendiri memasang ekpresi wajah yang sulit untuk di deskripsikan. Namun, kesedihan dan juga penyesalan terlihat dari ke dua bola matanya. "Kenapa Ayah begitu tega, melakukan hal ini berkali kali ke pada ku? Apa kesalahan ku? Kenapa tega menjual ku? Aku itu manusia bukan sebuah barang yang pantas untuk Ayah jual maupun sewakan berkali kali." Be
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-23
Baca selengkapnya

bab 83

Dengan air mata yang terus berderai, dan juga kesadaran yang semakin menipis, Ibnu terlihat menyesali kesalahannya. Kala tubuh Dilara di bawa paksa oleh pengawal Agnes. Saat para nakes atau keluarga pasien yang lain, menanyakan perihal Dilara yang pingsan. Agnes dengan enteng nampak menjawab jika pengawal yang menggendong Dilara adalah suaminya. Sungguh kebohongan yang luar biasa, Arman sendiri hanya bisa mengikuti ibunya tanpa bisa menyuarakan pendapat nya. Kini mereka melakukan perjalanan ke klinik pribadi dokter yang mau membantu mereka. Dokter yang terkenal akan kelicikannya. Tak berselang lama, mobil Maybach hitam yang membawa rombongan Agnes pun sampai di sebuah klinik yang berada di daerah terpencil. "Mah ... Apakah Mamah itu yakin? Melakukan ini? Kalau terjadi sesuatu pada Dilara bagaimana?" tanya Arman dengan nada khawatir sebelum turun dari mobil Maybach hitam itu. Arman nampak melirik dan terus melihat ke arah Dilara yang masih memejam kan mata dan dalam posisi yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-24
Baca selengkapnya

bab 84

Namun, wajah bahagia nan berseri seri yang sebelumnya di tunjukkan oleh David berubah datar. Bahkan semakin lama wajah David berubah dingin dan juga terlihat begitu menakutkan. "Dimana Dilara ... ?" tanya David dengan ekspresi wajah yang sulit untuk di deskripsikan. Empat orang pelayan yang tadi mengekor di belakangnya nampak memasang wajah takut. Mereka terlihat saling melirik satu sama lain. "Apakah kalian itu tuli? Dan tidak mendengar pertanyaan ku ... " "Nyonya Dilara dan seorang Agen wanita yang menemaninya belum kembali sejak siang tadi," sahut salah seorang pelayan dengan nada terbata. "Apa?" tanya David dengan raut wajah terkejut. Kala keterkejutan yang melanda dirinya, tiba tiba sebuah telepon masuk ke dalam hape yang ada di tangannya. David langsung melihat ke layar hape miliknya, setelah mengetahui siapa yang melakukan panggilan telepon padanya "Tuan ini dengan saya Esti ... Sekarang ini saya sedang berada di sebuah rumah sakit milik pemerintah. Dan saya di rawat di
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-25
Baca selengkapnya

bab 85

Tiga jam pun berlalu, bahkan restoran juga terlihat sepi, karena pihak resto sudah tidak menerima pembeli baru di karenakan sudah tutup. Tangan Ditya mulai terkepal, bahkan wajahnya keriputnya terlihat menunjukkan sebuah amarah. "David, apakah kau membohongi ku?" kata Ditya sembari menggertakkan gigi giginya. "Apakah kau pikir kakek tua seperti ku itu lemah dan tidak punya kekuatan? Memang aku akui, kalau setelah menghilangnya Ara aku selalu bermain aman. Bahkan menghindari para mafia yang ingin melakukan kerja sama dengan ku." "Tapi ... Jika di bandingkan dengan mu. Kekuatan ku dalam bisnis dan dunia kotor itu tentu saja jauh lebih ahli diriku jika di bandingkan dengan mu," gumam Ditya dengan wajah yang memperlihatkan sebuah dendam. Tiba tiba bayang bayang anaknya terlintas di benaknya, bahkan bayang bayang jasad anak dan juga menantunya juga ikut merasuk. Hal itu menambah kebencian tersendiri di dalam hati Ditya pada keturunan keluarga Moyes. Terutama David yang berani memperma
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-26
Baca selengkapnya

bab 86

David baru saja mendapatkan informasi dari bawahannya tentang keberadaan Dilara. Hatinya berdegup kencang, seakan tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. "Tuan... Di klinik itu... informasinya akan dilakukan pengambilan sumsum tulang belakang nyonya Dilara," lapor salah satu bawahan David. "Apa?!" seru David terkejut, rasa takut dan marah bercampur menjadi satu. Dalam benaknya muncul pertanyaan-pertanyaan yang tak bisa ia jawab. "Berani-beraninya kau, Arman Maulana, mencari masalah denganku," gumam David penuh kebencian, hingga ponsel yang berada di tangannya sampai remuk karena dijepitnya terlalu keras. "Tuan... Tapi sepertinya Nyonya Dilara mau melakukan operasi pengambilan sumsum tulang belakangnya secara sukarela. Karena dia sudah membubuhkan beberapa tanda tangan di surat perjanjian sebelum dilakukannya operasi," kata salah satu bawahan David yang berada satu mobil dengannya. Terlihat bawahan David itu menunjukkan foto Dilara yang sedang memberikan tanda tangannya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-27
Baca selengkapnya

bab 87

"Ini tidak mungkin. Ini tidak mungkin, Dilara mau mendonorkan sum sum tulang belakangnya untuk anaknya. Bukankah yang aku dengar dari Mamah, Dilara menolak mentah mentah untuk menyelamatkan anaknya demi bayi yang ia kandung sekarang ini," gumam Yasinta dalam hatinya.Dia sekarang ini merasa tersaingi dengan keberadaan Dilara. Yasinta tahu, dari ibu mertuanya. Jika Dilara sudah di nikahi oleh Tuan David, orang yang paling berpengaruh di negeri ini secara sirih (karena yang semua orang tahu, istri dari David Moyes adalah Keira) dan ia juga tahu, kalau Dilara sekarang ini mengandung bayi David. Bahkan sekarang ini semua orang di negeri ini belum mengetahui penghianatan yang di lakukan oleh Keira. "Apakah Dilara ingin membalas dendam padaku? Dengan merebut kembali mas Arman. Apakah dia melakukan ini karena sudah di buang oleh Tuan David?" Beberapa pertanyaan agaknya mengganjal di dalam hati Yasinta. Yasinta terus memandang punggung suaminya yang sekarang ini menghilang dari balik pin
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-28
Baca selengkapnya

bab 88

"Keputusanku sudah bulat, saatnya aku mengambil jalan sendiri untuk hidupku." Kata Arman dengan wajah yakin, ia membalikkan badannya sembari menarik koper miliknya.Dia sama sekali tidak memperdulikan ibunya yang marah. Sungguh sekarang ini Arman merasa lelah, dia seperti boneka yang terombang ambing Tidka jelas. "Arman ... Kau akan menjadi anak durhaka, kalau sampai melangkahkan kakimu keluar dari sini!" bentak Agnes dengan nada meninggi. "Ingat mamah ini yang melahirkanmu!" imbuh Agnes. Mendengar celaan itu, Arman merasa seakan beban yang ditanggungnya semakin berat. "Aku hanya ingin menjalani hidup dengan pilihan ku sendiri, bukan pilihan Mamah," batin Arman, mencoba menguatkan diri.Dia hanya berani mengatakan dalam hati, sama sekali tidak berani untuk mengatakannya langsung. "Bukankah Mamah selalu mengajarku untuk bertanggung jawab atas hidupku?" batin Arman. Dengan hati berdebar, Arman menjawab, "Stop, hanya karena sekali ini saja aku tidak menuruti apa yang Mamah katak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-28
Baca selengkapnya

bab 89

Nafas kasar terus berhembus dari bibir tampan David, hatinya masih terluka mengingat kejadian yang baru saja terjadi di klinik. "Bagaimana bisa ini terjadi? Apa yang salah? Mengapa semua ini harus terjadi di saat seperti ini?" gumam David dalam hati. Ia merasa bingung untuk mencari solusi, atas permasalahan yang menghampirinya sekarang ini. Tak lama, suara ketukan pintu kamar David terdengar. "Masuk," jawab David dengan suara berat. "Tuan, ada orang yang mencari dan ingin bertemu dengan Anda," kata bawahan David. "Hmm. Aku sedang tidak ingin bertemu dengan siapa pun. Bukankan aku sudah mengatakannya kepadamu?" David terlihat menegur bawahannya. Bawahan itu tampak menggigit bibir bawahnya, menunjukkan bahwa ada sesuatu yang buruk tengah terjadi. Walaupun pandangan David seolah-olah terus menatap ke arah istrinya, sejatinya matanya sedang mencoba menangkap sesuatu yang janggal dari bawahan tersebut. "Katakanlah! Siapa yang ingin menemuiku itu?" tanya David, merasa curiga. "Saya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-28
Baca selengkapnya

bab 90

Meskipun telah diselamatkan oleh Ditya, kakek dari wanita yang selama ini dianggap sebagai saingannya, Laras tidak bisa mengesampingkan rasa amarah dan dendam yang menggebu di hatinya terhadap Dilara. Padahal, sebenarnya Dilara tidak pernah melakukan kesalahan apapun kepadanya.Rasa benci itu nyatanya, bahkan sudah merasuk ke dalam tulang dan juga jiwanya. "Sialan! Siapa yang bisa menyangka kalau wanita sialan itu ternyata keturunan orang berpengaruh di negeri ini?" desis Laras sambil merasa frustrasi. Dia merasa seolah dunia ini telah berkhianat kepadanya. Maka saat mendapati ada tembakan yang mengarah ke tubuhnya, refleks tinggi Laras segera menyelamatkan dirinya dari maut. "David... Kau ingin membunuhku, ha ha ha. Tapi kau tidak akan bisa melakukannya sekarang, karena keberuntungan akan selalu berpihak pada orang yang tersakiti," kata Laras dengan tatapan tajam dan nada serius.Wajah David merah padam dan semakin murka. Laras malah terlihat semakin menunjukan senyuman miring.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-28
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
13
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status