"Keputusanku sudah bulat, saatnya aku mengambil jalan sendiri untuk hidupku." Kata Arman dengan wajah yakin, ia membalikkan badannya sembari menarik koper miliknya.Dia sama sekali tidak memperdulikan ibunya yang marah. Sungguh sekarang ini Arman merasa lelah, dia seperti boneka yang terombang ambing Tidka jelas. "Arman ... Kau akan menjadi anak durhaka, kalau sampai melangkahkan kakimu keluar dari sini!" bentak Agnes dengan nada meninggi. "Ingat mamah ini yang melahirkanmu!" imbuh Agnes. Mendengar celaan itu, Arman merasa seakan beban yang ditanggungnya semakin berat. "Aku hanya ingin menjalani hidup dengan pilihan ku sendiri, bukan pilihan Mamah," batin Arman, mencoba menguatkan diri.Dia hanya berani mengatakan dalam hati, sama sekali tidak berani untuk mengatakannya langsung. "Bukankah Mamah selalu mengajarku untuk bertanggung jawab atas hidupku?" batin Arman. Dengan hati berdebar, Arman menjawab, "Stop, hanya karena sekali ini saja aku tidak menuruti apa yang Mamah katak
Terakhir Diperbarui : 2024-12-28 Baca selengkapnya