แชร์

bab 84

ผู้เขียน: Fitria callista
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2024-12-25 22:01:15

Namun, wajah bahagia nan berseri seri yang sebelumnya di tunjukkan oleh David berubah datar. Bahkan semakin lama wajah David berubah dingin dan juga terlihat begitu menakutkan.

"Dimana Dilara ... ?" tanya David dengan ekspresi wajah yang sulit untuk di deskripsikan.

Empat orang pelayan yang tadi mengekor di belakangnya nampak memasang wajah takut. Mereka terlihat saling melirik satu sama lain.

"Apakah kalian itu tuli? Dan tidak mendengar pertanyaan ku ... "

"Nyonya Dilara dan seorang Agen wanita yang menemaninya belum kembali sejak siang tadi," sahut salah seorang pelayan dengan nada terbata.

"Apa?" tanya David dengan raut wajah terkejut.

Kala keterkejutan yang melanda dirinya, tiba tiba sebuah telepon masuk ke dalam hape yang ada di tangannya.

David langsung melihat ke layar hape miliknya, setelah mengetahui siapa yang melakukan panggilan telepon padanya

"Tuan ini dengan saya Esti ... Sekarang ini saya sedang berada di sebuah rumah sakit milik pemerintah. Dan saya di rawat di
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 85

    Tiga jam pun berlalu, bahkan restoran juga terlihat sepi, karena pihak resto sudah tidak menerima pembeli baru di karenakan sudah tutup. Tangan Ditya mulai terkepal, bahkan wajahnya keriputnya terlihat menunjukkan sebuah amarah. "David, apakah kau membohongi ku?" kata Ditya sembari menggertakkan gigi giginya. "Apakah kau pikir kakek tua seperti ku itu lemah dan tidak punya kekuatan? Memang aku akui, kalau setelah menghilangnya Ara aku selalu bermain aman. Bahkan menghindari para mafia yang ingin melakukan kerja sama dengan ku." "Tapi ... Jika di bandingkan dengan mu. Kekuatan ku dalam bisnis dan dunia kotor itu tentu saja jauh lebih ahli diriku jika di bandingkan dengan mu," gumam Ditya dengan wajah yang memperlihatkan sebuah dendam. Tiba tiba bayang bayang anaknya terlintas di benaknya, bahkan bayang bayang jasad anak dan juga menantunya juga ikut merasuk. Hal itu menambah kebencian tersendiri di dalam hati Ditya pada keturunan keluarga Moyes. Terutama David yang berani memperma

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-26
  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 86

    David baru saja mendapatkan informasi dari bawahannya tentang keberadaan Dilara. Hatinya berdegup kencang, seakan tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. "Tuan... Di klinik itu... informasinya akan dilakukan pengambilan sumsum tulang belakang nyonya Dilara," lapor salah satu bawahan David. "Apa?!" seru David terkejut, rasa takut dan marah bercampur menjadi satu. Dalam benaknya muncul pertanyaan-pertanyaan yang tak bisa ia jawab. "Berani-beraninya kau, Arman Maulana, mencari masalah denganku," gumam David penuh kebencian, hingga ponsel yang berada di tangannya sampai remuk karena dijepitnya terlalu keras. "Tuan... Tapi sepertinya Nyonya Dilara mau melakukan operasi pengambilan sumsum tulang belakangnya secara sukarela. Karena dia sudah membubuhkan beberapa tanda tangan di surat perjanjian sebelum dilakukannya operasi," kata salah satu bawahan David yang berada satu mobil dengannya. Terlihat bawahan David itu menunjukkan foto Dilara yang sedang memberikan tanda tangannya.

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-27
  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 87

    "Ini tidak mungkin. Ini tidak mungkin, Dilara mau mendonorkan sum sum tulang belakangnya untuk anaknya. Bukankah yang aku dengar dari Mamah, Dilara menolak mentah mentah untuk menyelamatkan anaknya demi bayi yang ia kandung sekarang ini," gumam Yasinta dalam hatinya.Dia sekarang ini merasa tersaingi dengan keberadaan Dilara. Yasinta tahu, dari ibu mertuanya. Jika Dilara sudah di nikahi oleh Tuan David, orang yang paling berpengaruh di negeri ini secara sirih (karena yang semua orang tahu, istri dari David Moyes adalah Keira) dan ia juga tahu, kalau Dilara sekarang ini mengandung bayi David. Bahkan sekarang ini semua orang di negeri ini belum mengetahui penghianatan yang di lakukan oleh Keira. "Apakah Dilara ingin membalas dendam padaku? Dengan merebut kembali mas Arman. Apakah dia melakukan ini karena sudah di buang oleh Tuan David?" Beberapa pertanyaan agaknya mengganjal di dalam hati Yasinta. Yasinta terus memandang punggung suaminya yang sekarang ini menghilang dari balik pin

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-28
  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 88

    "Keputusanku sudah bulat, saatnya aku mengambil jalan sendiri untuk hidupku." Kata Arman dengan wajah yakin, ia membalikkan badannya sembari menarik koper miliknya.Dia sama sekali tidak memperdulikan ibunya yang marah. Sungguh sekarang ini Arman merasa lelah, dia seperti boneka yang terombang ambing Tidka jelas. "Arman ... Kau akan menjadi anak durhaka, kalau sampai melangkahkan kakimu keluar dari sini!" bentak Agnes dengan nada meninggi. "Ingat mamah ini yang melahirkanmu!" imbuh Agnes. Mendengar celaan itu, Arman merasa seakan beban yang ditanggungnya semakin berat. "Aku hanya ingin menjalani hidup dengan pilihan ku sendiri, bukan pilihan Mamah," batin Arman, mencoba menguatkan diri.Dia hanya berani mengatakan dalam hati, sama sekali tidak berani untuk mengatakannya langsung. "Bukankah Mamah selalu mengajarku untuk bertanggung jawab atas hidupku?" batin Arman. Dengan hati berdebar, Arman menjawab, "Stop, hanya karena sekali ini saja aku tidak menuruti apa yang Mamah katak

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-28
  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 89

    Nafas kasar terus berhembus dari bibir tampan David, hatinya masih terluka mengingat kejadian yang baru saja terjadi di klinik. "Bagaimana bisa ini terjadi? Apa yang salah? Mengapa semua ini harus terjadi di saat seperti ini?" gumam David dalam hati. Ia merasa bingung untuk mencari solusi, atas permasalahan yang menghampirinya sekarang ini. Tak lama, suara ketukan pintu kamar David terdengar. "Masuk," jawab David dengan suara berat. "Tuan, ada orang yang mencari dan ingin bertemu dengan Anda," kata bawahan David. "Hmm. Aku sedang tidak ingin bertemu dengan siapa pun. Bukankan aku sudah mengatakannya kepadamu?" David terlihat menegur bawahannya. Bawahan itu tampak menggigit bibir bawahnya, menunjukkan bahwa ada sesuatu yang buruk tengah terjadi. Walaupun pandangan David seolah-olah terus menatap ke arah istrinya, sejatinya matanya sedang mencoba menangkap sesuatu yang janggal dari bawahan tersebut. "Katakanlah! Siapa yang ingin menemuiku itu?" tanya David, merasa curiga. "Saya

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-28
  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 90

    Meskipun telah diselamatkan oleh Ditya, kakek dari wanita yang selama ini dianggap sebagai saingannya, Laras tidak bisa mengesampingkan rasa amarah dan dendam yang menggebu di hatinya terhadap Dilara. Padahal, sebenarnya Dilara tidak pernah melakukan kesalahan apapun kepadanya.Rasa benci itu nyatanya, bahkan sudah merasuk ke dalam tulang dan juga jiwanya. "Sialan! Siapa yang bisa menyangka kalau wanita sialan itu ternyata keturunan orang berpengaruh di negeri ini?" desis Laras sambil merasa frustrasi. Dia merasa seolah dunia ini telah berkhianat kepadanya. Maka saat mendapati ada tembakan yang mengarah ke tubuhnya, refleks tinggi Laras segera menyelamatkan dirinya dari maut. "David... Kau ingin membunuhku, ha ha ha. Tapi kau tidak akan bisa melakukannya sekarang, karena keberuntungan akan selalu berpihak pada orang yang tersakiti," kata Laras dengan tatapan tajam dan nada serius.Wajah David merah padam dan semakin murka. Laras malah terlihat semakin menunjukan senyuman miring.

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-28
  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 91

    "Tuan, banyak pasukan kita yang kalah. Jika dibandingkan dengan pasukan milik Tuan Ditya, mereka jauh lebih banyak dan memiliki tenaga serta kekuatan yang setara dengan kita. Kalau Tuan David nekat untuk melewati area kekacauan itu," ucap Esti untuk mengingatkan David, karena memang tugasnya adalah mengomando dalam peperangan mendadak ini. David terlihat berpikir sejenak, menimbang apa yang baru saja disampaikan oleh bawahannya itu. "Tapi... Mereka berhasil membawa Dilara begitu saja! Aku tidak bisa membiarkan semuanya berakhir begini," sahut David dengan suara gemetar dan nafas tersengal-sengal. Dia sadar bahwa peluangnya untuk menang melawan Ditya, kakek istrinya yang bersikeras membawa pergi istrinya itu, sangat kecil. Merasa sudah terlanjur, pikiranku berkecamuk, "Benarkah Dilara pergi dengan sukarela? Haruskah aku melepaskannya begitu saja?" Tak sanggup mengungkapkan kebingungannya, Esti berbicara lagi, "Tuan, maaf kalau saya lancang. Namun, bukankah Nyonya Dilara pergi atas

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-29
  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 92

    Sebulan pun berlalu. Dengan tekad yang begitu kuat, Dilara bisa dengan cepat mempelajari semua bisnis Kakek nya. Karena dia lah yang akan menjadi penerus tunggal semua kekayaan milik Ditya. "Kakek bolehkah aku bertanya kepada mu?" tanya Dilara yang duduk berhadapan dengan Kakeknya di sebuah sofa yang ada di di taman belakang rumah mewah Ditya. "Boleh ... Memangnya apa yang ingin kamu tanyakan sama kakek?" sahut Ditya, namun dirinya malah balik mengajukan pertanyaan pada cucunya. "Setelah tahu, jika orang tua ku di bunuh oleh David. Kenapa Kakek masih mendonorkan ginjal ku padanya?" tanya Dilara dingin. Selama sebulan kebelakang, Dilara benar benar merenungi kehidupannya yang selama ini selalu baik dan tulus kepada orang orang. Namun, hanya kesakitan semata yang didirinya dapatkan.Ternyata benar kata sebuah pepatah, jika air susu pasti akan di balas dengan air tuba. Sontak saja, Ditya membulatkan kedua bola matanya sembari menatap cucunya Dilara. "Ara, donor itu di lakukan sebe

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-30

บทล่าสุด

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 145

    Semua orang di rumah sakit ini tahu, betapa bucinnya David kepada istrinya. "Ini mukjizat dari Tuhan. Keadaan Nyonya Dilara sangat baik dan juga stabil," ucap dokter itu disertai dengan senyuman. Dilara perlahan membuka matanya, setelah mendapatkan suntikan vitamin dari dokter. David menoleh ke arah istrinya, dia mengernyit melihat keadaan istrinya yang masih lemah dan pucat. David pun bertanya dengan wajah kurang yakin, "tapi kenapa istri saya seperti tidak bertenaga dan kelihatan lemah?" "Hal ini wajar, untuk wanita yang habis melahirkan! Mengingat saat mereka hamil, kurang tidur dan kurang istirahat." David pun mengangguk, netranya menatap ke arah monitor yang menunjukkan semuanya normal. Lalu dokter meminta para perawat yang ada disana untuk melepaskan alat alat medis syang sebelumnya menempel pada tubuh Dilara. "David!" panggil Dilara lirih. David yang bisa mendengarnya langsung menghampiri istrinya, memegang tangannya dengan lembut. "Apakah ada yang k

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 144

    Albert nampak tersenyum licik dan puas. Melihat para orang kaya sekarang ini berada di bawah kendalinya. "Laras, ternyata kamu sangat pintar. Kalau begini, perusahaan milik ku bisa berkembang dengan pesat," puji Albert. Tatapan Albert yang sebelumnya acuh dan penuh penghinaan pada Laras, sekarang berubah. Sementara Laras nampak tersenyum simpul, dari awal dia sudah membuat perhitungan pada Albert yang sombong dan juga sok kaya itu. Untuk urusan menghargai orang dengan kasta rendah seperti dirinya, memanglah David menjadi juaranya. David tidak pernah memandang rendah orang lain, sekalipun orang itu tidak memiliki kedudukan. Hal itulah yang membuat Laras sangat kesulitan untuk melupakan bayang-bayang David sampai sekarang. Semua tamu yang hadir di gedung pernikahan itu membeku ketika Laras, dalam balutan gaun pengantinnya yang mewah, berdiri di depan mereka dengan wajah tanpa emosi. Di sampingnya, beberapa bawahan bersenjata lengkap menodongkan pistol mereka ke

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 143

    Perawat itu mendatangi David dengan wajah pucat. "Tuan David, tolong Anda segera masuk ke dalam ruang operasi!" ucap perawat itu, tanpa menunggu jawaban dari David dia pergi begitu saja. "Untuk sekarang, aku ingin fokus pada istriku. Untuk urusan Albert dan juga Ditya, aku serahkan pada kalian. Ntah apa hasilnya, aku akan menerimanya," ucap David pada bawahannya yang paling dia percaya. Lalu dia buru-buru berjalan mengikuti perawat itu. David merasakan dadanya seolah diperas ketika mendengar berita dari dokter bahwa Dilara masih sadar meskipun diberikan bius total. Kaki-kakinya terasa lemas mendekati meja operasi tempat Dilara berbaring dengan pucat. Dengan suara yang lemah, Dilara memanggil namanya, "David," ucapnya, mata yang sembab menatap suaminya dengan perasaan campur aduk. David segera menggenggam tangan Dilara, mencoba memberikan kekuatan meskipun jantungnya sendiri berdebar kencang. "Tuan David, nyonya Dilara kebal terhadap anestesi, namun operasi berjalan d

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 142

    "Dilara, apa yang terjadi?" tanya David terkejut, saat di kaki istrinya keluar darah. David buru-buru menggendong istrinya mendudukkannya di ranjang dan memberikan istrinya minum. "Sekarang aku akan membawamu ke rumah sakit," titah David, meminta ijin. Sejak kematian Esti, Dilara menjadi orang pendiam dan lebih sensitif. David tahu, jika istrinya itu menyimpan luka yang begitu dalam atas kepergian Esti. Bukan hanya luka, tapi rasa bersalah dan juga penyesalan yang begitu dalam. "David, kalau aku tiada apakah kamu akan sedih?" tanya Dilara datar, wajahnya terlihat sedih dan juga putus. "Dilara sayang, kamu ini bicara apa? Bukan hanya sedih, tapi aku akan mendatangi dan meminta malaikat pencabut nyawa untuk mengembalikan nyawamu. Bahkan aku bersumpah, aku akan menukar nyawaku sendiri untukmu," kata David dengan tulus, wajahnya yang biasanya garang sekarang nampak sayu dan sedikit ketakutan. Dilara menatap ke arah suaminya, untuk mencari kebohongan disetiap tutur ka

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 141

    Air mata mengalir deras di koridor rumah sakit, memecah kesunyian yang sesekali terganggu oleh langkah kaki yang tergesa-gesa. Peti mati putih berada di tengah ruangan, di dalamnya terbaring Esti yang wajahnya tampak damai meski pucat. Indira, dengan tangan gemetar, membuka sebuah amplop yang lusuh, bahkan ada noda darah yang mengering. Suara Indira bergetar saat ia mulai membacakan isi surat tersebut, "David, sejak pertama bertemu, hatiku telah memilihmu. Cinta ini tumbuh tanpa ku pinta, mengakar dalam diam, menyubur dalam senyumu yang lembut. Aku tahu, hatimu milik Dilara, dan itu tidak pernah membuatku berharap lebih. Aku mencintaimu dalam diam, mencintaimu dalam doaku, mencintaimu tanpa pernah kau tahu. Sekarang, saat aku tidak lagi bisa bernapas di dunia ini, izinkanlah aku memberikan bagian terakhir dari diriku untukmu, melalui sumbangan organ ini. Semoga ini bisa menjadi bukti cintaku yang murni, cinta yang tidak pernah meminta balasan. Terima kasih telah menjadi cahay

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 140

    "Esti .... " teriakan yang begitu keras terdengar dari bibir Indira. Semua orang yang ada disana langsung berhambur menghampiri Indira. "Gak Esti .... Gak boleh," kata Indira dengan air mata yang terus mengalir dari kedua pelupuk matanya. Esti menusuk perutnya sendiri. "Indira, jaga dirimu baik-baik. Aku memang sudah sekarat." "Esti, tolong. Pikirkan baik-baik," kata Indira, ia berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan pegangan orang-orang yang sekarang ini sedang memegangi tubuhnya. Melihat Indira yang sangat histeris, para tenaga medis yang ada disana memegangi tubuh Indira, takut kalau sampai Indira akan melakukan hal lebih yang akan membuat nyawanya sendiri terancam. Sementara Esti, nampak tersenyum puas. Esti melakukan tindakan yang terlihat sangat cepat dan juga tangkas, para tenaga medis di rumah sakit itu tidak menyangka jika Esti memilih untuk menyakiti dirinya sendiri dengan cara seperti itu. Dan mereka pun tidak bisa berbuat apa-apa. "Indira, tolong

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 139

    Dilara meneguk ludahnya, mencoba meredam amarah yang mulai memuncak. Mengingat jika Esti memiliki perasaan pada suaminya. Bibirnya menggigil, matanya menatap tajam ke arah David. Ada secercah kelegaan yang terpancar dari wajahnya saat mendengar Esti ingin menemui suaminya, namun seketika itu juga perasaan itu tergantikan oleh kecemasan saat mendengar penolakan dingin dari suaminya. "Maaf, aku menolaknya," ucap David dengan suara serak, tidak menunjukkan emosi apa pun. Dilara, dengan napas yang terengah-engah, cepat-cepat menyela. "Temuilah dia, karena dia telah menyelamatkanku," katanya dengan nada mendesak. Rasa terima kasih dan hutang budi terhadap Esti membuatnya lupa sejenak tentang perasaan pahit yang mungkin dia rasakan karena Esti, yang tanpa ragu, telah mencintai suaminya. Dilara ingat betul bagaimana Esti, dengan berani, melindunginya dari serangan yang menyerang mereka beberapa waktu lalu. Esti banyak terkena tembakan, tubuhnya berlumuran darah ketika dia melin

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 138

    "Keputusanku sudah bulat! Tolong buatkan suratnya, akan segera aku tandatangani," ungkap Esti, walaupun sangat lemah dia mengerahkan seluruh tenaganya untuk berbicara. Para dokter dan juga pesawat yang ada disana nampak saling pandang. Walaupun mereka merasa mengambil keputusan ini sangatlah berat, tapi semua ini adalah keputusan pasien. Seorang perawat yang memakai masker menatap Esti tanpa berkedip, bahkan air mata terus luruh dari kedua pelupuk matanya. "Kalau aku masih bucin dengan Etnan, apakah aku akan berakhir seperti Esti?" gumamnya. Dia mengusap air mata yang sebelumnya mengalir dari kedua pelupuk matanya. Lalu dia menyerahkan berkas itu pada seorang perawat yang berada didekat Esti. Surat untuk menyerahkan semua organ tubuh miliknya pada David akan ditandatangani oleh Esti. "Nona apakah kamu yakin akan melakukan semua ini? Ini hanya luka-luka tembak. Bahkan beberapa infeksi dengan berjalannya waktu aku yakin bisa sembuh," kata seorang dokter pria menatap

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 137

    Esti tentu saja merasa sangat sakit hati, apalgi mengingat jika cintanya pada David begitu dalam. Tapi, dia yang dari awal memang tidak akan meminta balasan akhirnya memilih untuk tidak peduli lagi dengan perasaannya. Tak berselang lama. Dentuman mesin yang bising mulai memenuhi ruang kosong gedung tua, mengumumkan kedatangan mereka. David, dengan langkahnya yang cepat dan tegas, langsung turun dari kendaraan. Matanya yang tajam segera menemukan sosok yang dicarinya. David menatap istrinya dengan penuh cinta. Dilara dengan sikap manja nampak mengulurkan tangannya. Esti, meski terluka dengan beberapa luka tembak di kaki dan perutnya, merasakan detak jantungnya yang seakan melompat dari dada. Kesakitan yang sebelumnya menyiksa, tiba-tiba memudar saat sosok David yang gagah berada dalam pandangannya. Namun, harapan yang sempat membara dalam dirinya perlahan padam ketika David melewatinya tanpa henti, tanpa sekedar tatapan. David, dengan langkah yang pasti,

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status