Share

bab 107

last update Last Updated: 2025-01-08 18:36:42

David berjalan mondar-mandir di dalam kamar, matanya tak lepas dari jarum jam yang terus bergerak.

Bibirnya mengatup, tanda kekesalannya tak tertahankan lagi. “Sudah dua jam lebih Dilara di ruang kerja kakeknya. Apa sih yang sebenarnya ingin dikatakan kakek tua itu? Selalu saja mengganggu!” gumamnya dengan nada kesal yang terbungkus kegelisahan.

Detik berganti menit, David terus melangkah gelisah, hingga suara pintu terbuka memecah kesunyian.

Dengan gerak cepat, dia langsung merebahkan dirinya ke kasur, memalingkan muka ke arah dinding, berpura-pura tenggelam dalam tidur yang dalam.

Dilara memasuki kamar, napasnya terengah-engah, “David, jangan marah ya. Kakek sudah aku bilangin!” ucapnya dengan suara lembut, berusaha menenangkan.

Namun, David tetap diam, tak bergeming, mempertahankan pura-pura tidurnya sambil menahan rasa frustrasi yang mendalam.

Dilara mendekat, duduk di tepi kasur, mengusap lembut punggung David yang menghadap darinya, berharap dapat meredakan ket
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 108

    Keesokan paginya. Cahaya matahari menyelinap masuk melalui celah jendela, menari-nari di atas wajah Etnan yang terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit. Tangisan Devandra yang tajam dan terus-menerus sepanjang malam membuat tidurnya yang sudah penuh dengan mimpi buruk menjadi semakin terganggu. Meski tubuhnya penuh dengan selang infus dan Devandra yang baru berumur enam bulan terjaga di box bayi yang dijaga suster, suara tangisan itu seperti jarum yang menusuk-nusuk ke dalam otaknya. "Etnan, bangun. Karena aku sudah menyelamatkanmu, aku ingin membuat kesepakatan denganmu," suara wanita itu terdengar begitu akrab di telinganya. Perlahan, Etnan membuka matanya yang berat. Wajah Laras, wanita yang pernah sangat dekat dengannya, perlahan menguat dalam pandangannya yang masih kabur. "Laras," desahnya dengan suara serak, nama itu terasa asing namun begitu familiar di lidahnya. Tubuh Etnan terasa seperti terikat ketat oleh rasa sakit dan kelelahan, tetapi kedatangan La

    Last Updated : 2025-01-08
  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 109

    Matahari pagi baru saja memulai sinarnya yang hangat, menyinari ruangan tidur David dan Dilara. Dengan lembut, cahaya pagi itu mengelus-elus wajah mereka yang masih terlelap dalam dekapan. Namun, kenyamanan itu segera terganggu ketika Dilara mulai merasa gerah dengan sikap David yang terlalu posesif. "Dilara, kenapa harus keburu pagi? Aku masih belum puas berduaan denganmu!" keluh David dengan nada kesal, raut wajahnya memperlihatkan kekecewaan yang mendalam. Napasnya terdengar berat, seolah menahan rasa frustrasi yang menggebu. Dilara hanya bisa memutar kedua bola matanya dengan jengah. Merasa sikap David yang dulunya dingin menyeramkan sekarang berubah kekanak-kanakan. "David, semalaman aku sampai tidur hanya sebentar buat nemenin kamu, bahkan menuruti semua yang kamu inginkan. Kok malah bilang begitu," tegur Dilara. David diam dan malah mempererat pelukannya, seakan tak ingin melepaskan Dilara sedetik pun. Tangan besarnya yang hangat itu menyelimuti tubuh ram

    Last Updated : 2025-01-08
  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   Bab 110

    "Kamu yakin?" Tanya Dilara dengan tatapan penuh selidik. David mengangguk patuh. "Kamu mendingan mandi dulu gih, nanti kita sarapan bareng!" titah David, wajah dan suaranya nampak normal. Dilara nampak mengernyit, dia yang ingin bertanya lebih lanjut memilih untuk masuk ke dalam kamar mandi. Mengingat sekarang jamnya sudah mepet, waktunya berangkat kerja. "Okey," sahut Dilara patuh dan langsung masuk ke dalam kamar mandi. Sementara David sendiri buru-buru mengirimkan pesan kepada Esti. Sekarang diruang makan Suasana di ruang makan pagi itu sungguh berbeda dari biasanya. Jika sebelumnya David sering kali merasa cemburu terhadap interaksi hangat antara istrinya, Dilara, dengan kakek Ditya—yang kerap kali memicu pertengkaran di antara mereka—kali ini ia tampak tenang dan terkendali. Sambil menyantap sarapannya, David memperhatikan dengan rasa puas bagaimana Dilara dengan lembut melayani sang kakek, menyuguhkan teh dan roti bakar. Sekarang banyak sekali pikiran

    Last Updated : 2025-01-08
  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 111

    Sinar mata Ditya langsung berubah saat melihat Laras masuk ke ruangan dengan balutan pakaian yang minim dan menantang. Usia yang sudah tidak muda lagi, membuat Ditya terkejut dengan hasrat yang muncul tiba-tiba. Hatinya berdegup kencang, sebuah perasaan yang sudah lama dia tidak rasakan. Ditya harus menelan ludahnya beberapa kali, mencoba menahan diri dari dorongan yang menggelora. Laras, dengan senyum licik di bibirnya, berjalan mendekat, gerakannya penuh perhitungan. "Bagus, obat perangsang itu ternyata begitu mujarab untuk kakek tua seperti dia," batinnya dengan puas. Saat mendekat, dia sengaja memperlihatkan lebih banyak kulit, membuat Ditya semakin tidak berdaya. Tiba-tiba, dengan gerakan yang dibuat-buat, Laras berpura-pura terjatuh tepat di depan Ditya. Instingnya sebagai lelaki tua yang masih memiliki kekuatan, Ditya segera membantu Laras bangun. Namun, dalam kebingungan dan hasrat yang menguasai, tangannya malah menarik Laras lebih dekat ke arah ranjan

    Last Updated : 2025-01-09
  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 112

    Dilara menatap tajam ke arah Albert, matanya menyala-nyala dengan amarah yang terpendam. Bibirnya mengatup keras, mengendalikan emosi yang mendidih. Albert hanya tersenyum licik, seraya menyilangkan tangan di dada, seolah-olah sudah memenangkan pertarungan tanpa harus berperang. "Kamu pikir aku tak tahu? Sudah jelas ini permainanmu, Albert," ucap Dilara dengan suara yang terbata-bata, namun penuh tekad. "Mengancam perusahaanku, mencoba membuatku terjepit sehingga harus memilih antara suamiku dan warisan orang tuaku. Itu taktik kotor!" Albert mengangkat bahu, seolah tidak terpengaruh oleh kata-kata Dilara. "Semua ini bisnis, Dilara. Aku hanya melakukan apa yang terbaik untuk perusahaanku. Kalau itu berarti harus melibatkan David, ya sudah." Dilara menggertakkan giginya, jantungnya berdetak kencang. "Tapi tidak dengan cara ini. Aku tidak akan mengkhianati David. Aku tidak akan menjadi boneka dalam skenariomu yang licik ini!" Ketegangan meningkat di ruangan itu, aur

    Last Updated : 2025-01-11
  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 113

    Laras terisak dalam ruangan itu, air matanya mengalir membasahi pipinya yang pucat. Rambutnya yang biasanya rapi kini acak-acakan, dan bajunya yang terbuat dari kain halus tampak kusut dan berserakan. Namun, di balik air mata dan rupa yang menyedihkan itu, ada senyuman tipis yang tersembunyi di sudut bibirnya. Rencananya telah berjalan dengan mulus. Di hadapannya, Kakek Ditya berdiri dengan wajah yang bingung dan terkejut, tangannya gemetar. Giginya gemertak, merasakan sebuah amarah yang tak bisa tertahankan. Dia ingin sekali mengejar cucunya Dilara yang marah karena memergoki aksinya yang tdia "Kakek Ditya, kamu harus bertanggung jawab. Karena kamu telah melakukan hal buruk padaku," ucap Laras dengan suara yang lirih namun penuh dengan tuduhan. Kakek Ditya, yang semula ingin menyalahkan Laras, kini terhenti kata-katanya. Dia menatap Dilara, yang berlari ke luar kamarnya, ingin mengejarnya namun kaki tuanya tidak secepat dulu. Ditya menoleh kembali ke Laras,

    Last Updated : 2025-01-12
  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   114

    Dilara merasa kesulitan untuk melanjutkan kata-katanya. Sementara kedua alis David nampak menyatu. "Ada apa memangnya antara kakek Ditya dan juga Laras?" tanya David bingung. Bahkan rasa penasaran mulai membuncah didalam dirinya. Baru kali ini, David merasa sekepo ini tentang urusan yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan dirinya. "Kakek Ditya melakukan hubungan terlarang dengan Laras, nanti aku akan menikahkan mereka berdua kalau Laras itu hamil," celetuk Dilara yang mana membuat David semakin terkejut. Mengingat Laras juga seumurannya. "Astaga," sahut David, kedua bola matanya langsung menatap ke arah langit yang dipenuhi bintang. "Ayo sekarang pindah dari rumah kakekku, kita tinggal dimansionmu!" titah Dilara matanya sembab. David ingin menolak mengingat sudah tengah malam, tapi istrinya bersikeras. Di bawah langit yang berkelip bintang, David menelan ludah, berusaha mencerna informasi yang baru saja dihembuskan oleh istrinya. "Mengapa kau bilang

    Last Updated : 2025-01-13
  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 115

    Indira melahirkan, tapi dia tidak dibawa ke layanan kesehatan melainkan melahirkan di camp agen. Indira menggenggam erat tangan Esti saat mengucapkan kata-kata penuh kebencian itu. Matanya yang merah menatap lurus ke arah bayi yang baru saja dia lahirkan. "Aku benci anak ini," gumamnya hampir tak terdengar. Bayi itu menangis, suaranya melengking kecil memecah kesunyian ruangan, namun tidak mampu mencairkan kebekuan di hati Indira. Esti, dengan lembut membelai punggung Indira, mencoba menenangkan teman baiknya itu. "Indira, dia bayi yang tidak berdosa. Jangan biarkan luka dari masa lalumu meracuni hati ini," ucap Esti, suaranya penuh kelembutan dan pengertian. Tetapi, Indira hanya menggigit bibirnya, matanya tak lepas dari wajah bayi yang terlalu mirip dengan Etnan, pria yang telah memberinya luka begitu dalam. "Bagaimana mungkin aku mencintai sesuatu yang selalu mengingatkanku pada dia?" kata Indira dengan nada getir. Esti menghela napas, hatinya terasa berat m

    Last Updated : 2025-01-16

Latest chapter

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 121

    Laras dengan santainya berjalan ke arah sisi Albert Wongso, tatapan matanya sinis melirik ke arah Ditya yang mematung dengan raut muka merah padam. Darah Ditya seakan mendidih, jantungnya berdegup kencang saat menyaksikan pembantunya yang tak tahu malu itu berdiri dengan angkuh di samping orang yang selama ini sangat dia percayai. Ditya tertawa sini, lalu dia berkata, "Ternyata, hal buruk itu sudah kalian berdua rencanakan sebelumnya." Suaranya gemetar, mengingat kejadian di kamar dimana Laras dengan liciknya memberikan obat perangsang kepadanya. "Iya, tentu saja. Aku adalah orang yang pintar, gak mungkin jika seorang pelayan rendahan memiliki banyak uang untuk membeli beberapa kamera tersembunyi itu, ingat apapun yang terjadi kau harus bertanggung Jawab apa yang sudah kamu lakukan,," sahut Laras dengan nada tinggi dan penuh keangkuhan. Dia menatap Ditya dengan pandangan yang penuh kemenangan, seolah-olah telah memenangkan pertarungan yang tidak seimbang. "Kalau kau

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 120

    David bingung melihat ekspresi wajah istrinya yang terlihat begitu terkejut. "Sayang, apa yang terjadi?" tanya David khawatir. 'Gimana ini? Apakah harus jujur, tapi sekarang ini kakek melakukan hal yang membuatku membencinya. Bahkan David bisa juga muak dengannya.' 'Tapi bagaimana pun juga, kakek adalah kakek kandungku. Orang yang berjasa merawat ku setelah kedua orang tuaku tiada, takutnya nanti kalau David itu beneran benci sama kakek.' Melihat istrinya melamun gak jelas, David pun mencium bibir istrinya. Hal itu langsung membuat lamunan Dilara buyar, bahkan wajah malah menjadi merah merona. "David," teriak Dilara pura-pura kesal. "Kenapa kamu tiba-tiba mencium ku." "Kenapa? Gak ada yang salah dengan mencium bibir istriku sendiri, hmm ... Bahkan seluruh tubuhmu, aku juga sudah melihatnya," goda David dengan nada nakal. Hal itu membuat wajah Dilara semakin merah, bahkan terlihat seperti kepiting rebus. "Ayo kita main dulu!" ajak David seraya menaikkan turunkan

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 119

    "Apa gara-gara baku hantam tadi? Ada sesuatu yang serius dengan kepalamu?" Wajah David nampak kebingungan setelah mendengar celotehan istrinya. David sontak memegang kepalanya sendiri, dia mencoba mengingat. 'Bukankah tadi saat bertengkar dengan Samuel, tidak memakai kepala?' gumam David tanpa sadar dalam hatinya. Otaknya masih terus mengingat. Tapi yang dia ingat, tadi otaknya masih utuh dan tidak terkena guncangan apapun. "Ayo kita kerumah sakit! Periksakan kepalamu, kenapa bisa kamu itu tiba -tiba lupa. Jika semua uangmu itu ada di aku," kata Dilara dengan nada khawatir. Wajah kebingungan yang sebelumnya ditunjukkan David langsung berubah masam. Setelah dia menyadari pikiran konyol yang ada didalam otak istrinya. "Astaga Dilara, kamu mengira kalau aku itu pikun. Bahkan takutnya nanti aku dengan mudah melupakan jika kamu itu istriku, itu-kan hal yang kamu takutkan sekarang," tebak David yang mana langsung mendapatkan anggukan kepala dari Dilara. Dilara memas

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 118

    "Dilara, ayo kita pergi dari sini!" titah David dengan wajah masam. Melihat tangan istrinya yang masih disentuh orang lain, sifat posesif David muncul. "Dilara sepertinya kamu sudah menikah, kenapa tidak mengundangku?" tanya pria itu, dia enggan melepaskan tangannya dari tangan Dilara. "Samuel, sudah lama sekali kita gak bertemu. Bahkan aku belum pernah mendengar kabarmu. Bagaimana caranya aku memberikan undangan?" jawab Dilara tanpa rasa canggung menghangat kedekatan mereka dulu. Dilara terus memperhatikan Samuel dari atas ke bawah. "Samuel, aku gak tahu kalau kamu bisa berubah begini! Lepaskan dulu, suamiku sangat posesif," titah Dilara dengan senyuman lebar, bahkan ucapannya diselingi dengan canda dan tawa. Dahi David mengernyit, dia bingung dengan sikap istrinya. 'Kenapa dia begitu berani? Bermesraan dengan pria lain didepanku?' David menatap tajam ke arah istrinya. "Oh ... Ya." Samuel menaikkan satu alisnya. Dia menatap Dilara dengan tatapan yang sulit untuk didesk

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 117

    "Aku ingin sekali menghancurkan kehidupan cucumu dengan suami bucin -nya. Cucumu itu telah merebut David- ku," jawab Laras berbisik tepat ditelinga Ditya. Dengan wajah yang terlihat jijik, Ditya menjauhkan tubuh Laras yang begitu dekat dengannya. Selama ini dia bisa bertahan menjadi duda yang hanya setia kepada mendiang istrinya, kalau tidak gara-gara Laras. Ditya mungkin saja masih duda sampai sekarang. Melihat tatapan Ditya, Laras hanya tersenyum sarkas. Tapi Ditya mengerti arti dari senyuman Laras itu. "Jadi kau menjebakku agar menikahimu demi menghancurkan cucuku sendiri. Kau gak pantas buat David. Kau harusnya sadar diri, hanya pembantu," kata Ditya melotot tajam. Laras tertawa sarkas lalu berkata, "setelah kamu menikahiku, tentu saja aku bukan pembantu lagi." Ditya ingin mencekik Laras, tapi Laras malah tertawa keras dan terlihat seperti orang gila. "Disini ada beberapa kamera yang sudah aku pasang, dan kamera itu sudah terhubung dengan seseorang." U

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 116

    Laras merasakan jantungnya berdebar kencang saat menerima telepon dari Aland. Dia tahu, dirinya sebelumnya terlalu sombong. Demi membuat David dan Dilara menderita, dia harus mengeluarkan banyak sekali uang untuk Devandra. Bahkan seluruh tabungannya yang dia kumpulkan saat bekerja pada David sebelumnya sudah habis. Suara Aland terdengar lelah namun lega, "Laras, aku dan Devandra sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Tapi aku butuh uang untuk biaya taksi dan beberapa keperluan lain." Laras menggigit bibirnya, berusaha keras untuk tenang. Dengan suara yang berusaha terdengar meyakinkan, dia menjawab, "Tenang, aku akan mengurusnya. Aku tahu bagaimana mendapatkan uang dari kakek Ditya. Aku akan segera mengirimkan uangnya padamu." Dari balik telepon Aland bingung, dahinya nampak berkerut. Tapi, dia dan Laras hanya partner. Dia membantu Laras, dan Laras sendiri membantunya untuk tetap hidup. Garis ketegangan tergambar jelas di wajah Laras saat dia memutuskan panggilan

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 115

    Indira melahirkan, tapi dia tidak dibawa ke layanan kesehatan melainkan melahirkan di camp agen. Indira menggenggam erat tangan Esti saat mengucapkan kata-kata penuh kebencian itu. Matanya yang merah menatap lurus ke arah bayi yang baru saja dia lahirkan. "Aku benci anak ini," gumamnya hampir tak terdengar. Bayi itu menangis, suaranya melengking kecil memecah kesunyian ruangan, namun tidak mampu mencairkan kebekuan di hati Indira. Esti, dengan lembut membelai punggung Indira, mencoba menenangkan teman baiknya itu. "Indira, dia bayi yang tidak berdosa. Jangan biarkan luka dari masa lalumu meracuni hati ini," ucap Esti, suaranya penuh kelembutan dan pengertian. Tetapi, Indira hanya menggigit bibirnya, matanya tak lepas dari wajah bayi yang terlalu mirip dengan Etnan, pria yang telah memberinya luka begitu dalam. "Bagaimana mungkin aku mencintai sesuatu yang selalu mengingatkanku pada dia?" kata Indira dengan nada getir. Esti menghela napas, hatinya terasa berat m

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   114

    Dilara merasa kesulitan untuk melanjutkan kata-katanya. Sementara kedua alis David nampak menyatu. "Ada apa memangnya antara kakek Ditya dan juga Laras?" tanya David bingung. Bahkan rasa penasaran mulai membuncah didalam dirinya. Baru kali ini, David merasa sekepo ini tentang urusan yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan dirinya. "Kakek Ditya melakukan hubungan terlarang dengan Laras, nanti aku akan menikahkan mereka berdua kalau Laras itu hamil," celetuk Dilara yang mana membuat David semakin terkejut. Mengingat Laras juga seumurannya. "Astaga," sahut David, kedua bola matanya langsung menatap ke arah langit yang dipenuhi bintang. "Ayo sekarang pindah dari rumah kakekku, kita tinggal dimansionmu!" titah Dilara matanya sembab. David ingin menolak mengingat sudah tengah malam, tapi istrinya bersikeras. Di bawah langit yang berkelip bintang, David menelan ludah, berusaha mencerna informasi yang baru saja dihembuskan oleh istrinya. "Mengapa kau bilang

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 113

    Laras terisak dalam ruangan itu, air matanya mengalir membasahi pipinya yang pucat. Rambutnya yang biasanya rapi kini acak-acakan, dan bajunya yang terbuat dari kain halus tampak kusut dan berserakan. Namun, di balik air mata dan rupa yang menyedihkan itu, ada senyuman tipis yang tersembunyi di sudut bibirnya. Rencananya telah berjalan dengan mulus. Di hadapannya, Kakek Ditya berdiri dengan wajah yang bingung dan terkejut, tangannya gemetar. Giginya gemertak, merasakan sebuah amarah yang tak bisa tertahankan. Dia ingin sekali mengejar cucunya Dilara yang marah karena memergoki aksinya yang tdia "Kakek Ditya, kamu harus bertanggung jawab. Karena kamu telah melakukan hal buruk padaku," ucap Laras dengan suara yang lirih namun penuh dengan tuduhan. Kakek Ditya, yang semula ingin menyalahkan Laras, kini terhenti kata-katanya. Dia menatap Dilara, yang berlari ke luar kamarnya, ingin mengejarnya namun kaki tuanya tidak secepat dulu. Ditya menoleh kembali ke Laras,

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status