Share

Bab 110

last update Last Updated: 2025-01-08 22:20:26
"Kamu yakin?" Tanya Dilara dengan tatapan penuh selidik.

David mengangguk patuh.

"Kamu mendingan mandi dulu gih, nanti kita sarapan bareng!" titah David, wajah dan suaranya nampak normal.

Dilara nampak mengernyit, dia yang ingin bertanya lebih lanjut memilih untuk masuk ke dalam kamar mandi.

Mengingat sekarang jamnya sudah mepet, waktunya berangkat kerja.

"Okey," sahut Dilara patuh dan langsung masuk ke dalam kamar mandi.

Sementara David sendiri buru-buru mengirimkan pesan kepada Esti.

Sekarang diruang makan

Suasana di ruang makan pagi itu sungguh berbeda dari biasanya.

Jika sebelumnya David sering kali merasa cemburu terhadap interaksi hangat antara istrinya, Dilara, dengan kakek Ditya—yang kerap kali memicu pertengkaran di antara mereka—kali ini ia tampak tenang dan terkendali.

Sambil menyantap sarapannya, David memperhatikan dengan rasa puas bagaimana Dilara dengan lembut melayani sang kakek, menyuguhkan teh dan roti bakar.

Sekarang banyak sekali pikiran
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 111

    Sinar mata Ditya langsung berubah saat melihat Laras masuk ke ruangan dengan balutan pakaian yang minim dan menantang. Usia yang sudah tidak muda lagi, membuat Ditya terkejut dengan hasrat yang muncul tiba-tiba. Hatinya berdegup kencang, sebuah perasaan yang sudah lama dia tidak rasakan. Ditya harus menelan ludahnya beberapa kali, mencoba menahan diri dari dorongan yang menggelora. Laras, dengan senyum licik di bibirnya, berjalan mendekat, gerakannya penuh perhitungan. "Bagus, obat perangsang itu ternyata begitu mujarab untuk kakek tua seperti dia," batinnya dengan puas. Saat mendekat, dia sengaja memperlihatkan lebih banyak kulit, membuat Ditya semakin tidak berdaya. Tiba-tiba, dengan gerakan yang dibuat-buat, Laras berpura-pura terjatuh tepat di depan Ditya. Instingnya sebagai lelaki tua yang masih memiliki kekuatan, Ditya segera membantu Laras bangun. Namun, dalam kebingungan dan hasrat yang menguasai, tangannya malah menarik Laras lebih dekat ke arah ranjan

    Last Updated : 2025-01-09
  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 112

    Dilara menatap tajam ke arah Albert, matanya menyala-nyala dengan amarah yang terpendam. Bibirnya mengatup keras, mengendalikan emosi yang mendidih. Albert hanya tersenyum licik, seraya menyilangkan tangan di dada, seolah-olah sudah memenangkan pertarungan tanpa harus berperang. "Kamu pikir aku tak tahu? Sudah jelas ini permainanmu, Albert," ucap Dilara dengan suara yang terbata-bata, namun penuh tekad. "Mengancam perusahaanku, mencoba membuatku terjepit sehingga harus memilih antara suamiku dan warisan orang tuaku. Itu taktik kotor!" Albert mengangkat bahu, seolah tidak terpengaruh oleh kata-kata Dilara. "Semua ini bisnis, Dilara. Aku hanya melakukan apa yang terbaik untuk perusahaanku. Kalau itu berarti harus melibatkan David, ya sudah." Dilara menggertakkan giginya, jantungnya berdetak kencang. "Tapi tidak dengan cara ini. Aku tidak akan mengkhianati David. Aku tidak akan menjadi boneka dalam skenariomu yang licik ini!" Ketegangan meningkat di ruangan itu, aur

    Last Updated : 2025-01-11
  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 113

    Laras terisak dalam ruangan itu, air matanya mengalir membasahi pipinya yang pucat. Rambutnya yang biasanya rapi kini acak-acakan, dan bajunya yang terbuat dari kain halus tampak kusut dan berserakan. Namun, di balik air mata dan rupa yang menyedihkan itu, ada senyuman tipis yang tersembunyi di sudut bibirnya. Rencananya telah berjalan dengan mulus. Di hadapannya, Kakek Ditya berdiri dengan wajah yang bingung dan terkejut, tangannya gemetar. Giginya gemertak, merasakan sebuah amarah yang tak bisa tertahankan. Dia ingin sekali mengejar cucunya Dilara yang marah karena memergoki aksinya yang tdia "Kakek Ditya, kamu harus bertanggung jawab. Karena kamu telah melakukan hal buruk padaku," ucap Laras dengan suara yang lirih namun penuh dengan tuduhan. Kakek Ditya, yang semula ingin menyalahkan Laras, kini terhenti kata-katanya. Dia menatap Dilara, yang berlari ke luar kamarnya, ingin mengejarnya namun kaki tuanya tidak secepat dulu. Ditya menoleh kembali ke Laras,

    Last Updated : 2025-01-12
  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   114

    Dilara merasa kesulitan untuk melanjutkan kata-katanya. Sementara kedua alis David nampak menyatu. "Ada apa memangnya antara kakek Ditya dan juga Laras?" tanya David bingung. Bahkan rasa penasaran mulai membuncah didalam dirinya. Baru kali ini, David merasa sekepo ini tentang urusan yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan dirinya. "Kakek Ditya melakukan hubungan terlarang dengan Laras, nanti aku akan menikahkan mereka berdua kalau Laras itu hamil," celetuk Dilara yang mana membuat David semakin terkejut. Mengingat Laras juga seumurannya. "Astaga," sahut David, kedua bola matanya langsung menatap ke arah langit yang dipenuhi bintang. "Ayo sekarang pindah dari rumah kakekku, kita tinggal dimansionmu!" titah Dilara matanya sembab. David ingin menolak mengingat sudah tengah malam, tapi istrinya bersikeras. Di bawah langit yang berkelip bintang, David menelan ludah, berusaha mencerna informasi yang baru saja dihembuskan oleh istrinya. "Mengapa kau bilang

    Last Updated : 2025-01-13
  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 115

    Indira melahirkan, tapi dia tidak dibawa ke layanan kesehatan melainkan melahirkan di camp agen. Indira menggenggam erat tangan Esti saat mengucapkan kata-kata penuh kebencian itu. Matanya yang merah menatap lurus ke arah bayi yang baru saja dia lahirkan. "Aku benci anak ini," gumamnya hampir tak terdengar. Bayi itu menangis, suaranya melengking kecil memecah kesunyian ruangan, namun tidak mampu mencairkan kebekuan di hati Indira. Esti, dengan lembut membelai punggung Indira, mencoba menenangkan teman baiknya itu. "Indira, dia bayi yang tidak berdosa. Jangan biarkan luka dari masa lalumu meracuni hati ini," ucap Esti, suaranya penuh kelembutan dan pengertian. Tetapi, Indira hanya menggigit bibirnya, matanya tak lepas dari wajah bayi yang terlalu mirip dengan Etnan, pria yang telah memberinya luka begitu dalam. "Bagaimana mungkin aku mencintai sesuatu yang selalu mengingatkanku pada dia?" kata Indira dengan nada getir. Esti menghela napas, hatinya terasa berat m

    Last Updated : 2025-01-16
  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 116

    Laras merasakan jantungnya berdebar kencang saat menerima telepon dari Aland. Dia tahu, dirinya sebelumnya terlalu sombong. Demi membuat David dan Dilara menderita, dia harus mengeluarkan banyak sekali uang untuk Devandra. Bahkan seluruh tabungannya yang dia kumpulkan saat bekerja pada David sebelumnya sudah habis. Suara Aland terdengar lelah namun lega, "Laras, aku dan Devandra sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Tapi aku butuh uang untuk biaya taksi dan beberapa keperluan lain." Laras menggigit bibirnya, berusaha keras untuk tenang. Dengan suara yang berusaha terdengar meyakinkan, dia menjawab, "Tenang, aku akan mengurusnya. Aku tahu bagaimana mendapatkan uang dari kakek Ditya. Aku akan segera mengirimkan uangnya padamu." Dari balik telepon Aland bingung, dahinya nampak berkerut. Tapi, dia dan Laras hanya partner. Dia membantu Laras, dan Laras sendiri membantunya untuk tetap hidup. Garis ketegangan tergambar jelas di wajah Laras saat dia memutuskan panggilan

    Last Updated : 2025-01-17
  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 117

    "Aku ingin sekali menghancurkan kehidupan cucumu dengan suami bucin -nya. Cucumu itu telah merebut David- ku," jawab Laras berbisik tepat ditelinga Ditya. Dengan wajah yang terlihat jijik, Ditya menjauhkan tubuh Laras yang begitu dekat dengannya. Selama ini dia bisa bertahan menjadi duda yang hanya setia kepada mendiang istrinya, kalau tidak gara-gara Laras. Ditya mungkin saja masih duda sampai sekarang. Melihat tatapan Ditya, Laras hanya tersenyum sarkas. Tapi Ditya mengerti arti dari senyuman Laras itu. "Jadi kau menjebakku agar menikahimu demi menghancurkan cucuku sendiri. Kau gak pantas buat David. Kau harusnya sadar diri, hanya pembantu," kata Ditya melotot tajam. Laras tertawa sarkas lalu berkata, "setelah kamu menikahiku, tentu saja aku bukan pembantu lagi." Ditya ingin mencekik Laras, tapi Laras malah tertawa keras dan terlihat seperti orang gila. "Disini ada beberapa kamera yang sudah aku pasang, dan kamera itu sudah terhubung dengan seseorang." U

    Last Updated : 2025-01-18
  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   Bab 1

    "Maaf, bayi yang ibu lahirkan telah tiada." Ucapan suster itu sontak membuat hati Dilara terasa seperti dihempas ke tanah."Ini tidak mungkin," lirihnya tanpa sadar. Bagaimana bisa?Dilara ingat sehari sebelumnya, saat pembukaan dan kontraksi, bayinya yang masih dalam kandungannya itu tampak sehat dan sempurna saat pemeriksaan USG.Segera, ia menoleh ke arah suami dan ibu mertuanya yang berdiri tidak jauh dari tempat tidurnya, guna mencari pertolongan. Mungkin dia salah dengar, kan? Atau sedang dikerjai?Namun, ucapan ibu mertuanya justru tak disangka, "Ternyata kau seorang wanita yang sungguh tidak berguna! Gara-gara kau tidak menjaga anakmu dengan baik, aku kehilangan cucuku, dan anakku kehilangan darah dagingnya." “Sia-sia, mahar 2 miliar yang kami berikan pada keluargamu.”Mendengar itu, jantung Dilara seperti dibuat berhenti berdetak.Ditambah lagi, tatapan dingin suaminya begitu tajam. "Kalau kamu gak suka ibuku, kamu tidak perlu sampai meminum racun untuk membunuh anak kita

    Last Updated : 2024-10-10

Latest chapter

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 117

    "Aku ingin sekali menghancurkan kehidupan cucumu dengan suami bucin -nya. Cucumu itu telah merebut David- ku," jawab Laras berbisik tepat ditelinga Ditya. Dengan wajah yang terlihat jijik, Ditya menjauhkan tubuh Laras yang begitu dekat dengannya. Selama ini dia bisa bertahan menjadi duda yang hanya setia kepada mendiang istrinya, kalau tidak gara-gara Laras. Ditya mungkin saja masih duda sampai sekarang. Melihat tatapan Ditya, Laras hanya tersenyum sarkas. Tapi Ditya mengerti arti dari senyuman Laras itu. "Jadi kau menjebakku agar menikahimu demi menghancurkan cucuku sendiri. Kau gak pantas buat David. Kau harusnya sadar diri, hanya pembantu," kata Ditya melotot tajam. Laras tertawa sarkas lalu berkata, "setelah kamu menikahiku, tentu saja aku bukan pembantu lagi." Ditya ingin mencekik Laras, tapi Laras malah tertawa keras dan terlihat seperti orang gila. "Disini ada beberapa kamera yang sudah aku pasang, dan kamera itu sudah terhubung dengan seseorang." U

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 116

    Laras merasakan jantungnya berdebar kencang saat menerima telepon dari Aland. Dia tahu, dirinya sebelumnya terlalu sombong. Demi membuat David dan Dilara menderita, dia harus mengeluarkan banyak sekali uang untuk Devandra. Bahkan seluruh tabungannya yang dia kumpulkan saat bekerja pada David sebelumnya sudah habis. Suara Aland terdengar lelah namun lega, "Laras, aku dan Devandra sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Tapi aku butuh uang untuk biaya taksi dan beberapa keperluan lain." Laras menggigit bibirnya, berusaha keras untuk tenang. Dengan suara yang berusaha terdengar meyakinkan, dia menjawab, "Tenang, aku akan mengurusnya. Aku tahu bagaimana mendapatkan uang dari kakek Ditya. Aku akan segera mengirimkan uangnya padamu." Dari balik telepon Aland bingung, dahinya nampak berkerut. Tapi, dia dan Laras hanya partner. Dia membantu Laras, dan Laras sendiri membantunya untuk tetap hidup. Garis ketegangan tergambar jelas di wajah Laras saat dia memutuskan panggilan

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 115

    Indira melahirkan, tapi dia tidak dibawa ke layanan kesehatan melainkan melahirkan di camp agen. Indira menggenggam erat tangan Esti saat mengucapkan kata-kata penuh kebencian itu. Matanya yang merah menatap lurus ke arah bayi yang baru saja dia lahirkan. "Aku benci anak ini," gumamnya hampir tak terdengar. Bayi itu menangis, suaranya melengking kecil memecah kesunyian ruangan, namun tidak mampu mencairkan kebekuan di hati Indira. Esti, dengan lembut membelai punggung Indira, mencoba menenangkan teman baiknya itu. "Indira, dia bayi yang tidak berdosa. Jangan biarkan luka dari masa lalumu meracuni hati ini," ucap Esti, suaranya penuh kelembutan dan pengertian. Tetapi, Indira hanya menggigit bibirnya, matanya tak lepas dari wajah bayi yang terlalu mirip dengan Etnan, pria yang telah memberinya luka begitu dalam. "Bagaimana mungkin aku mencintai sesuatu yang selalu mengingatkanku pada dia?" kata Indira dengan nada getir. Esti menghela napas, hatinya terasa berat m

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   114

    Dilara merasa kesulitan untuk melanjutkan kata-katanya. Sementara kedua alis David nampak menyatu. "Ada apa memangnya antara kakek Ditya dan juga Laras?" tanya David bingung. Bahkan rasa penasaran mulai membuncah didalam dirinya. Baru kali ini, David merasa sekepo ini tentang urusan yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan dirinya. "Kakek Ditya melakukan hubungan terlarang dengan Laras, nanti aku akan menikahkan mereka berdua kalau Laras itu hamil," celetuk Dilara yang mana membuat David semakin terkejut. Mengingat Laras juga seumurannya. "Astaga," sahut David, kedua bola matanya langsung menatap ke arah langit yang dipenuhi bintang. "Ayo sekarang pindah dari rumah kakekku, kita tinggal dimansionmu!" titah Dilara matanya sembab. David ingin menolak mengingat sudah tengah malam, tapi istrinya bersikeras. Di bawah langit yang berkelip bintang, David menelan ludah, berusaha mencerna informasi yang baru saja dihembuskan oleh istrinya. "Mengapa kau bilang

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 113

    Laras terisak dalam ruangan itu, air matanya mengalir membasahi pipinya yang pucat. Rambutnya yang biasanya rapi kini acak-acakan, dan bajunya yang terbuat dari kain halus tampak kusut dan berserakan. Namun, di balik air mata dan rupa yang menyedihkan itu, ada senyuman tipis yang tersembunyi di sudut bibirnya. Rencananya telah berjalan dengan mulus. Di hadapannya, Kakek Ditya berdiri dengan wajah yang bingung dan terkejut, tangannya gemetar. Giginya gemertak, merasakan sebuah amarah yang tak bisa tertahankan. Dia ingin sekali mengejar cucunya Dilara yang marah karena memergoki aksinya yang tdia "Kakek Ditya, kamu harus bertanggung jawab. Karena kamu telah melakukan hal buruk padaku," ucap Laras dengan suara yang lirih namun penuh dengan tuduhan. Kakek Ditya, yang semula ingin menyalahkan Laras, kini terhenti kata-katanya. Dia menatap Dilara, yang berlari ke luar kamarnya, ingin mengejarnya namun kaki tuanya tidak secepat dulu. Ditya menoleh kembali ke Laras,

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 112

    Dilara menatap tajam ke arah Albert, matanya menyala-nyala dengan amarah yang terpendam. Bibirnya mengatup keras, mengendalikan emosi yang mendidih. Albert hanya tersenyum licik, seraya menyilangkan tangan di dada, seolah-olah sudah memenangkan pertarungan tanpa harus berperang. "Kamu pikir aku tak tahu? Sudah jelas ini permainanmu, Albert," ucap Dilara dengan suara yang terbata-bata, namun penuh tekad. "Mengancam perusahaanku, mencoba membuatku terjepit sehingga harus memilih antara suamiku dan warisan orang tuaku. Itu taktik kotor!" Albert mengangkat bahu, seolah tidak terpengaruh oleh kata-kata Dilara. "Semua ini bisnis, Dilara. Aku hanya melakukan apa yang terbaik untuk perusahaanku. Kalau itu berarti harus melibatkan David, ya sudah." Dilara menggertakkan giginya, jantungnya berdetak kencang. "Tapi tidak dengan cara ini. Aku tidak akan mengkhianati David. Aku tidak akan menjadi boneka dalam skenariomu yang licik ini!" Ketegangan meningkat di ruangan itu, aur

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 111

    Sinar mata Ditya langsung berubah saat melihat Laras masuk ke ruangan dengan balutan pakaian yang minim dan menantang. Usia yang sudah tidak muda lagi, membuat Ditya terkejut dengan hasrat yang muncul tiba-tiba. Hatinya berdegup kencang, sebuah perasaan yang sudah lama dia tidak rasakan. Ditya harus menelan ludahnya beberapa kali, mencoba menahan diri dari dorongan yang menggelora. Laras, dengan senyum licik di bibirnya, berjalan mendekat, gerakannya penuh perhitungan. "Bagus, obat perangsang itu ternyata begitu mujarab untuk kakek tua seperti dia," batinnya dengan puas. Saat mendekat, dia sengaja memperlihatkan lebih banyak kulit, membuat Ditya semakin tidak berdaya. Tiba-tiba, dengan gerakan yang dibuat-buat, Laras berpura-pura terjatuh tepat di depan Ditya. Instingnya sebagai lelaki tua yang masih memiliki kekuatan, Ditya segera membantu Laras bangun. Namun, dalam kebingungan dan hasrat yang menguasai, tangannya malah menarik Laras lebih dekat ke arah ranjan

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   Bab 110

    "Kamu yakin?" Tanya Dilara dengan tatapan penuh selidik. David mengangguk patuh. "Kamu mendingan mandi dulu gih, nanti kita sarapan bareng!" titah David, wajah dan suaranya nampak normal. Dilara nampak mengernyit, dia yang ingin bertanya lebih lanjut memilih untuk masuk ke dalam kamar mandi. Mengingat sekarang jamnya sudah mepet, waktunya berangkat kerja. "Okey," sahut Dilara patuh dan langsung masuk ke dalam kamar mandi. Sementara David sendiri buru-buru mengirimkan pesan kepada Esti. Sekarang diruang makan Suasana di ruang makan pagi itu sungguh berbeda dari biasanya. Jika sebelumnya David sering kali merasa cemburu terhadap interaksi hangat antara istrinya, Dilara, dengan kakek Ditya—yang kerap kali memicu pertengkaran di antara mereka—kali ini ia tampak tenang dan terkendali. Sambil menyantap sarapannya, David memperhatikan dengan rasa puas bagaimana Dilara dengan lembut melayani sang kakek, menyuguhkan teh dan roti bakar. Sekarang banyak sekali pikiran

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 109

    Matahari pagi baru saja memulai sinarnya yang hangat, menyinari ruangan tidur David dan Dilara. Dengan lembut, cahaya pagi itu mengelus-elus wajah mereka yang masih terlelap dalam dekapan. Namun, kenyamanan itu segera terganggu ketika Dilara mulai merasa gerah dengan sikap David yang terlalu posesif. "Dilara, kenapa harus keburu pagi? Aku masih belum puas berduaan denganmu!" keluh David dengan nada kesal, raut wajahnya memperlihatkan kekecewaan yang mendalam. Napasnya terdengar berat, seolah menahan rasa frustrasi yang menggebu. Dilara hanya bisa memutar kedua bola matanya dengan jengah. Merasa sikap David yang dulunya dingin menyeramkan sekarang berubah kekanak-kanakan. "David, semalaman aku sampai tidur hanya sebentar buat nemenin kamu, bahkan menuruti semua yang kamu inginkan. Kok malah bilang begitu," tegur Dilara. David diam dan malah mempererat pelukannya, seakan tak ingin melepaskan Dilara sedetik pun. Tangan besarnya yang hangat itu menyelimuti tubuh ram

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status