Share

bab 94

last update Last Updated: 2024-12-31 14:43:22

Dilara nampak memberontak hal yang barusan di lakukan oleh David.

"David ... Berani beraninya kau ..." ancam Dilara dengan ke dua bola mata yang nampak membulat sempurna.

Walaupun David dalam keadaan seperti orang yang sudah tidak berniat lagi untuk hidup.

Namun, tenaga miliknya sungguh sangat jauh jika dibandingkan dengan milik Dilara.

Melihat Dilara yang memberontak dan malah mencoba kabur darinya, David malah merasa semakin tertantang.

Bahkan hasrat yang ada di dalam diri David pun terlihat bangkit.

"Dilara ..." David terlihat menggendong tubuh istrinya itu ala karung beras.

Dilara masih berusaha berteriak dengan keras. Bahkan ke dua tangannya yang menggantung di punggung David terlihat terus digerakkan, sebagai tanda kalau dirinya itu menolak apa yang di lakukan oleh David.

Mendengar teriakan yang keluar dari bibir istrinya, hasrat yang ada didalam diri David semakin di buat menggebu gebu.

"Dilara ... Bukankah sekarang ini kamu yang memancing ku? Tenanglah aku a
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 95

    David terus menerus menyakinkan Dilara, agar istrinya itu mau kembali. "Kalau kamu memang tidak mau bersama lagi dengan ku, biarlah peluru pistol ini bersarang di dalam otak ku," ucap David dengan suara serius. Bahkan David terlihat mengambil pistol yang sebelumnya berada di atas laci meja yang ada di dalam kamarnya. Walaupun dirinya sudah berusaha untuk merayu istrinya itu, Dilara masih saja dalam keputusan nya. Ya, memang Dilara adalah tipe orang yang begitu keras kepala. "Aku sudah tidak punya siapa siapa pun di dunia ini Dilara. Bahkan Alfa sudah tiada, hanya kamu dan bayi yang ada di dalam perut mu ini yang menjadi tujuan hidup ku sekarang ini. Tanpa mu, lebih baik aku mati. Nanti kamu bisa mengambil ginjal yang ada di dalam tubuh ku," ujar David lagi, ia terlihat mulai mendekatkan pistol itu di kepalanya. Bagaimana pun juga, David juga manusia biasa. Dia juga mempunyai rasa lelah, kecewa dengan kehidupan yang dirinya jalani. "Aku juga ingin mengatakan pada mu untuk yang t

    Last Updated : 2024-12-31
  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 96

    Dengan langkah cepat dan tangan yang terampil, Yasinta memindahkan setiap perhiasan, uang, dan barang-barang berharga lainnya ke dalam tas besar berwarna hitam. Matanya berkilat licik saat dia memasukkan arloji mewah milik Arman ke dalam saku jaketnya. "Semua ini akan laku keras di pasar gelap," desisnya dengan suara rendah, penuh dengan kalkulasi. Kamar yang semula rapi kini berantakan, lemari pakaian terbuka lebar dan laci-laci dibiarkan kosong melompong. Yasinta tidak meninggalkan satu pun barang yang bisa bernilai. Dia tahu waktu untuk melarikan diri semakin sempit. Sambil menyesuaikan kacamata hitam yang menutupi separuh wajahnya, dia menoleh sekali lagi ke sekeliling kamar. “Maafkan aku, Arman, tapi aku tak bisa tertangkap,” gumamnya, suara bergetar antara ketakutan dan penyesalan. Namun, keputusasaannya untuk meloloskan diri lebih kuat dari segalanya. Dia melangkah keluar kamar, mengendap-endap melewati koridor yang sunyi. Setiap langkahnya begitu hati-hati,

    Last Updated : 2024-12-31
  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 97

    Di sebuah ruangan yang ada di mansion. David tak bisa menyembunyikan senyum bahagianya yang mengembang lebar di bibirnya. Saat dirinya mencium bantal tempat Dilara meletakkan kepalanya, hatinya berkata, "Apa yang terjadi siang tadi benar-benar mengejutkan, ternyata cinta sejati memang ada dalam kehidupan nyata, bukan hanya dalam dongeng atau novel roman." Memikirkan kembali peristiwa di mana peluru yang seharusnya melukai kepala telah meleset kala tangan istrinya itu mengalihkan arah peluru ke tempat lain, lalu Dilara yang begitu mencintainya memeluknya dengan penuh rasa sayang. Sebuah perasaan haru dan bahagia bercampur aduk dalam hatinya. Ternyata Dilara mau membalas cintanya, bukan hanya itu saja. Cinta Dilara untuknya masih begitu banyak seperti waktu dulu. Amarah yang sebelumnya di tunjukkan oleh Dilara, ternyata hanya karena dirinya itu membutuhkan nafkah batin sempat membuat David terkejut dan merasa bersalah. "Ternyata aku itu begitu bodoh. Kenapa aku itu lupa?

    Last Updated : 2024-12-31
  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 98

    Melihat suami nya, David, terjatuh di atas ring dengan kedua bola mata yang nampak memutih, Dilara merasa hatinya seperti di sayat- sayat. Dilara nampak berteriak histeris, "David..." Saat Dilara hendak naik ke atas ring untuk menghampiri suami nya yang terbaring di sana, langkahnya tiba tiba terhenti. Ditya lah yang mencegah langkah kakinya dan mencoba menenangkan cucu tunggalnya itu. "Dilara, bukankah suami mu sendiri yang mengatakan kepadaku bahwa dia rela berkorban apapun, termasuk berkorban nyawa? Hanya untuk demi mendapatkan sebuah restu. Bahkan dia juga sudah memberikan semua asetnya padamu. Kenapa harus takut? Jika terjadi apapun pada David, kamu juga tidak akan rugi," ujar Ditya dengan nada dingin. Kebencian yang mendalam nampak terlihat di wajah keriput Ditya. Mendengar kata -kata yang keluar dari bibir Kakek nya itu, perasaan Dilara semakin campur aduk. "Tapi Kek, aku tidak tega melihat David begini. Aku mencintainya begitu dalam," sergah Dilara, mencoba menah

    Last Updated : 2024-12-31
  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 99

    Teriakan dari Dilara, nyatanya mampu membangunkan David yang sebelumnya terkapar dilantai ring. Demi cintanya pada Dilara. Akhirnya David berusaha sekuat tenaga untuk melawan dua petinju profesional itu. "Menang!" Suara wasit membuat Dilara menangis haru. Namun hal yang berbeda, ditunjukkan oleh Ditya. Wajahnya nampak masam, tidak enak dilihat. "Kakek apa aku bilang! David menang!" kata Dilara senang. Lalu dia berlari ke arah David yang babak belur. Bahkan ada satu gigi David yang lepas. "Sayang, maafkan aku! Ketampanan ku sekarang berkurang," kata David. Dilara lantas menggeleng. "Nggak David. Sampai kapan pun, kamu akan tetap selalu tampan. Nanti aku akan memberikanmu uang untuk pasang gigi palsu di dokter gigi," kata Dilara. David memanyunkan bibirnya, teringat jika sekarang dia tidak mempunyai uang walaupun hanya satu ser pun. "Aku tahu, kalau istriku itu sangatlah baik hati," kata David lemah sebelum pingsan. "David ... " Dilara bingung dan p

    Last Updated : 2024-12-31
  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 100

    David, dengan setelan jas hitam mengkilap, melangkah mantap menuju panggung pernikahan yang megah, dekorasi bunga putih dan ungu memenuhi setiap sudut ruangan. Cahaya lilin lembut menerangi wajahnya yang tampan, namun ada getaran kecil di bibirnya yang memberikan indikasi kegugupan. Dilara, mengenakan gaun pengantin yang anggun dengan ekor panjang, berjalan perlahan di lorong menuju ke arah David. Rambutnya yang terurai dengan mahkota sederhana menambah kilau pada penampilannya yang mempesona. Wajahnya yang bercahaya dipenuhi dengan air mata kebahagiaan saat matanya bertemu dengan David. "Dilara, kamu sangat cantik," bisik David dengan suara yang bergetar, mencoba menstabilkan emosinya. Dia memegang tangan Dilara, matanya berbinar tidak hanya karena cinta tetapi juga rasa terima kasih yang dalam. Dilara tersenyum lembut, matanya juga berbinar, menyimpan cerita perjuangan dan kasih yang mendalam. Mereka berdiri berhadapan, tangan mereka saling menggenggam. Penghu

    Last Updated : 2025-01-01
  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 101

    Cahaya pagi yang menyelinap lewat tirai kamar pengantin menerangi wajah Dilara yang kelelahan namun tetap memancarkan kecantikan yang tak terbantahkan. David dengan lembut mengelus rambut panjang Dilara, matanya menatap dalam ke dalam mata istrinya yang sembab. "Dilara, maafkan aku. Aku tidak bermaksud membuatmu kelelahan," kata David dengan suara rendah penuh penyesalan. Dilara menghela napas, mencoba tersenyum meski tubuhnya terasa remuk. "David, aku tahu kamu telah menantikan malam ini sejak lama," Dilara berbisik, tangannya yang halus menyentuh wajah David. "Tapi, tolong ingat tentang kehadiran kecil di dalam perutku. Dia juga merasakan apa yang aku rasakan." David mengangguk, rasa bersalah menggelayuti hatinya. Dia duduk di tepi ranjang, menggenggam tangan Dilara. "Aku berjanji akan lebih berhati-hati, cinta. Kesehatanmu dan bayi kita adalah prioritasku," ucapnya, mencium kening Dilara dengan penuh kasih. Dilara menggenggam balik tangan David, matanya berk

    Last Updated : 2025-01-02
  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 102

    Satu jam pun berlalu, Ditya masih mondar-mandir didepan kamar Dilara. "Kenapa Dilara gak buruan keluar?" gerutu Ditya dengan wajah kesal. Lantas dengan ekspresi wajah tidak sabar, Ditya terlihat mengetuk pintu lagi. Sementara itu didalam kamar, Dilara yang sudah memakai dress-nya, berajalan ke arah pintu. Dia terlihat buru-buru karena sedari tadi, kakeknya nampak tidak sabar dan terus menerus mengetuk pintu kamarnya. Dilara memutar kedua bola matanya keatas, saat melihat ke arah kakinya. David masih memegang kaki Dilara, matanya memandang Dilara dengan pandangan yang memelas, seolah mengemis agar Dilara tidak pergi. Wajahnya yang biasanya tegar dan penuh wibawa, kini terlihat lemah dan hampir seperti anak kecil yang takut kehilangan mainannya. Dilara menatap suaminya itu, sejenak merasa bingung dengan perubahan sikap David yang drastis. Dari mafia yang dikenal kejam dan tak tergoyahkan, kini berubah menjadi suami yang terlihat rapuh hanya karena tak ingin mak

    Last Updated : 2025-01-03

Latest chapter

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 121

    Laras dengan santainya berjalan ke arah sisi Albert Wongso, tatapan matanya sinis melirik ke arah Ditya yang mematung dengan raut muka merah padam. Darah Ditya seakan mendidih, jantungnya berdegup kencang saat menyaksikan pembantunya yang tak tahu malu itu berdiri dengan angkuh di samping orang yang selama ini sangat dia percayai. Ditya tertawa sini, lalu dia berkata, "Ternyata, hal buruk itu sudah kalian berdua rencanakan sebelumnya." Suaranya gemetar, mengingat kejadian di kamar dimana Laras dengan liciknya memberikan obat perangsang kepadanya. "Iya, tentu saja. Aku adalah orang yang pintar, gak mungkin jika seorang pelayan rendahan memiliki banyak uang untuk membeli beberapa kamera tersembunyi itu, ingat apapun yang terjadi kau harus bertanggung Jawab apa yang sudah kamu lakukan,," sahut Laras dengan nada tinggi dan penuh keangkuhan. Dia menatap Ditya dengan pandangan yang penuh kemenangan, seolah-olah telah memenangkan pertarungan yang tidak seimbang. "Kalau kau

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 120

    David bingung melihat ekspresi wajah istrinya yang terlihat begitu terkejut. "Sayang, apa yang terjadi?" tanya David khawatir. 'Gimana ini? Apakah harus jujur, tapi sekarang ini kakek melakukan hal yang membuatku membencinya. Bahkan David bisa juga muak dengannya.' 'Tapi bagaimana pun juga, kakek adalah kakek kandungku. Orang yang berjasa merawat ku setelah kedua orang tuaku tiada, takutnya nanti kalau David itu beneran benci sama kakek.' Melihat istrinya melamun gak jelas, David pun mencium bibir istrinya. Hal itu langsung membuat lamunan Dilara buyar, bahkan wajah malah menjadi merah merona. "David," teriak Dilara pura-pura kesal. "Kenapa kamu tiba-tiba mencium ku." "Kenapa? Gak ada yang salah dengan mencium bibir istriku sendiri, hmm ... Bahkan seluruh tubuhmu, aku juga sudah melihatnya," goda David dengan nada nakal. Hal itu membuat wajah Dilara semakin merah, bahkan terlihat seperti kepiting rebus. "Ayo kita main dulu!" ajak David seraya menaikkan turunkan

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 119

    "Apa gara-gara baku hantam tadi? Ada sesuatu yang serius dengan kepalamu?" Wajah David nampak kebingungan setelah mendengar celotehan istrinya. David sontak memegang kepalanya sendiri, dia mencoba mengingat. 'Bukankah tadi saat bertengkar dengan Samuel, tidak memakai kepala?' gumam David tanpa sadar dalam hatinya. Otaknya masih terus mengingat. Tapi yang dia ingat, tadi otaknya masih utuh dan tidak terkena guncangan apapun. "Ayo kita kerumah sakit! Periksakan kepalamu, kenapa bisa kamu itu tiba -tiba lupa. Jika semua uangmu itu ada di aku," kata Dilara dengan nada khawatir. Wajah kebingungan yang sebelumnya ditunjukkan David langsung berubah masam. Setelah dia menyadari pikiran konyol yang ada didalam otak istrinya. "Astaga Dilara, kamu mengira kalau aku itu pikun. Bahkan takutnya nanti aku dengan mudah melupakan jika kamu itu istriku, itu-kan hal yang kamu takutkan sekarang," tebak David yang mana langsung mendapatkan anggukan kepala dari Dilara. Dilara memas

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 118

    "Dilara, ayo kita pergi dari sini!" titah David dengan wajah masam. Melihat tangan istrinya yang masih disentuh orang lain, sifat posesif David muncul. "Dilara sepertinya kamu sudah menikah, kenapa tidak mengundangku?" tanya pria itu, dia enggan melepaskan tangannya dari tangan Dilara. "Samuel, sudah lama sekali kita gak bertemu. Bahkan aku belum pernah mendengar kabarmu. Bagaimana caranya aku memberikan undangan?" jawab Dilara tanpa rasa canggung menghangat kedekatan mereka dulu. Dilara terus memperhatikan Samuel dari atas ke bawah. "Samuel, aku gak tahu kalau kamu bisa berubah begini! Lepaskan dulu, suamiku sangat posesif," titah Dilara dengan senyuman lebar, bahkan ucapannya diselingi dengan canda dan tawa. Dahi David mengernyit, dia bingung dengan sikap istrinya. 'Kenapa dia begitu berani? Bermesraan dengan pria lain didepanku?' David menatap tajam ke arah istrinya. "Oh ... Ya." Samuel menaikkan satu alisnya. Dia menatap Dilara dengan tatapan yang sulit untuk didesk

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 117

    "Aku ingin sekali menghancurkan kehidupan cucumu dengan suami bucin -nya. Cucumu itu telah merebut David- ku," jawab Laras berbisik tepat ditelinga Ditya. Dengan wajah yang terlihat jijik, Ditya menjauhkan tubuh Laras yang begitu dekat dengannya. Selama ini dia bisa bertahan menjadi duda yang hanya setia kepada mendiang istrinya, kalau tidak gara-gara Laras. Ditya mungkin saja masih duda sampai sekarang. Melihat tatapan Ditya, Laras hanya tersenyum sarkas. Tapi Ditya mengerti arti dari senyuman Laras itu. "Jadi kau menjebakku agar menikahimu demi menghancurkan cucuku sendiri. Kau gak pantas buat David. Kau harusnya sadar diri, hanya pembantu," kata Ditya melotot tajam. Laras tertawa sarkas lalu berkata, "setelah kamu menikahiku, tentu saja aku bukan pembantu lagi." Ditya ingin mencekik Laras, tapi Laras malah tertawa keras dan terlihat seperti orang gila. "Disini ada beberapa kamera yang sudah aku pasang, dan kamera itu sudah terhubung dengan seseorang." U

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 116

    Laras merasakan jantungnya berdebar kencang saat menerima telepon dari Aland. Dia tahu, dirinya sebelumnya terlalu sombong. Demi membuat David dan Dilara menderita, dia harus mengeluarkan banyak sekali uang untuk Devandra. Bahkan seluruh tabungannya yang dia kumpulkan saat bekerja pada David sebelumnya sudah habis. Suara Aland terdengar lelah namun lega, "Laras, aku dan Devandra sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Tapi aku butuh uang untuk biaya taksi dan beberapa keperluan lain." Laras menggigit bibirnya, berusaha keras untuk tenang. Dengan suara yang berusaha terdengar meyakinkan, dia menjawab, "Tenang, aku akan mengurusnya. Aku tahu bagaimana mendapatkan uang dari kakek Ditya. Aku akan segera mengirimkan uangnya padamu." Dari balik telepon Aland bingung, dahinya nampak berkerut. Tapi, dia dan Laras hanya partner. Dia membantu Laras, dan Laras sendiri membantunya untuk tetap hidup. Garis ketegangan tergambar jelas di wajah Laras saat dia memutuskan panggilan

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 115

    Indira melahirkan, tapi dia tidak dibawa ke layanan kesehatan melainkan melahirkan di camp agen. Indira menggenggam erat tangan Esti saat mengucapkan kata-kata penuh kebencian itu. Matanya yang merah menatap lurus ke arah bayi yang baru saja dia lahirkan. "Aku benci anak ini," gumamnya hampir tak terdengar. Bayi itu menangis, suaranya melengking kecil memecah kesunyian ruangan, namun tidak mampu mencairkan kebekuan di hati Indira. Esti, dengan lembut membelai punggung Indira, mencoba menenangkan teman baiknya itu. "Indira, dia bayi yang tidak berdosa. Jangan biarkan luka dari masa lalumu meracuni hati ini," ucap Esti, suaranya penuh kelembutan dan pengertian. Tetapi, Indira hanya menggigit bibirnya, matanya tak lepas dari wajah bayi yang terlalu mirip dengan Etnan, pria yang telah memberinya luka begitu dalam. "Bagaimana mungkin aku mencintai sesuatu yang selalu mengingatkanku pada dia?" kata Indira dengan nada getir. Esti menghela napas, hatinya terasa berat m

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   114

    Dilara merasa kesulitan untuk melanjutkan kata-katanya. Sementara kedua alis David nampak menyatu. "Ada apa memangnya antara kakek Ditya dan juga Laras?" tanya David bingung. Bahkan rasa penasaran mulai membuncah didalam dirinya. Baru kali ini, David merasa sekepo ini tentang urusan yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan dirinya. "Kakek Ditya melakukan hubungan terlarang dengan Laras, nanti aku akan menikahkan mereka berdua kalau Laras itu hamil," celetuk Dilara yang mana membuat David semakin terkejut. Mengingat Laras juga seumurannya. "Astaga," sahut David, kedua bola matanya langsung menatap ke arah langit yang dipenuhi bintang. "Ayo sekarang pindah dari rumah kakekku, kita tinggal dimansionmu!" titah Dilara matanya sembab. David ingin menolak mengingat sudah tengah malam, tapi istrinya bersikeras. Di bawah langit yang berkelip bintang, David menelan ludah, berusaha mencerna informasi yang baru saja dihembuskan oleh istrinya. "Mengapa kau bilang

  • Ibu Susu Bayi Mafia Kejam   bab 113

    Laras terisak dalam ruangan itu, air matanya mengalir membasahi pipinya yang pucat. Rambutnya yang biasanya rapi kini acak-acakan, dan bajunya yang terbuat dari kain halus tampak kusut dan berserakan. Namun, di balik air mata dan rupa yang menyedihkan itu, ada senyuman tipis yang tersembunyi di sudut bibirnya. Rencananya telah berjalan dengan mulus. Di hadapannya, Kakek Ditya berdiri dengan wajah yang bingung dan terkejut, tangannya gemetar. Giginya gemertak, merasakan sebuah amarah yang tak bisa tertahankan. Dia ingin sekali mengejar cucunya Dilara yang marah karena memergoki aksinya yang tdia "Kakek Ditya, kamu harus bertanggung jawab. Karena kamu telah melakukan hal buruk padaku," ucap Laras dengan suara yang lirih namun penuh dengan tuduhan. Kakek Ditya, yang semula ingin menyalahkan Laras, kini terhenti kata-katanya. Dia menatap Dilara, yang berlari ke luar kamarnya, ingin mengejarnya namun kaki tuanya tidak secepat dulu. Ditya menoleh kembali ke Laras,

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status