Dua puluh menit kemudian Livia melihat Langit sedang melangkah ke arahnya. Pria itu mengenakan kaos oblong putih dan celana jeans. Ada rasa kasihan di matanya melihat Livia duduk bersama orang-orang lain yang juga sedang menanti antrian di apotik."Liv," sapa Langit yang berdiri di depan Livia. Kursi tunggu sudah pada penuh sehingga Langit tidak bisa duduk.Livia tersenyum. "Kenapa ke sini?" tanyanya."Buat meyakinkan diriku sendiri kalau kamu baik-baik saja," jawab Langit. Keresahan di hatinya tidak kunjung hilang. "Masih lama?""40 antrian lagi," jawab Livia sambil menunjukkan nomor antriannya.Langit mengerutkan dahinya melihat giliran Utary yang masih jauh. Sumpah, ia benar-benar kesal pada Rajendra."Ya udah sih, Liv, tinggalin dulu, nanti kita ke sini lagi," kata Langit mencetuskan ide. Lebih baik mereka pergi ke tempat lain untuk menyegarkan pikiran daripada ikut berkerumun di tempat sesak ini.Livia mengangguk setuju. Ia berdiri kemudian melangkah terpincang di sebelah Langit
Terakhir Diperbarui : 2024-11-03 Baca selengkapnya