Beranda / Urban / Sang KAISAR PRODEO / Bab 81 - Bab 90

Semua Bab Sang KAISAR PRODEO: Bab 81 - Bab 90

111 Bab

Bab 081. TARGET MISI Mr. X

"O ya Resti. Kabarnya Ayah mas Bara akan kembali ke rumah dalam beberapa hari ini. Benarkah itu Resti..?""Itu benar Vina. Kemarin malam aku sempat berbicara panjang lebar dengan Ibu. Dia mengatakan dalam 3 hari ini Ayah mas Bara sudah diperbolehkan menjalani rawat jalan saja. Sedih juga mendengar kisah kasih mereka Vina, sudah puluhan tahun mereka terpisah dan akhirnya kini dipertemukan lagi.""Kau beruntung memiliki calon mertua yang baik dan pengertian seperti Bu Marini, Resti.""Kamu juga beruntung Vina, aku lihat Mamah Vivian sangat menyukaimu.""Yah, semoga saja kedua orangtua kita bisa merubah pendiriannya, dan bisa lebih memahami 'perasaan' kita pada akhirnya nanti.""Semoga saja begitu Vina. Hoaammmh."Lalu hening, lama tak terdengar lagi kata-kata di kamar itu. Ahh, rupanya dua sahabat itu sudah terlelap dalam mimpinya masing-masing.Keesokkan harinya.Tuttt ... Tuttt ... Tuttt.!Klik."Ya, Paman Tedjo." sapa Marini, menjawab panggilan Tedjo."Pagi Marini. Bagaimana kabarmu.
Baca selengkapnya

Bab 082. PERGERAKKAN DAN MOMENT

"Baik Paman sekalian. Sebentar ya," ucap Marini tersenyum, seraya melangkah ke dalam rumah."Bi Ijah, tolong buatkan 4 gelas kopi hitam dan sediakan camilannya sekalian ya," pesan Marini pada bi Ijah yang saat itu tengah di dapur."Baik Bu, biar nanti bibi yang antarkan sekalian ke teras," sahut bi Ijah. "Mas Banu. Ada Paman Tedjo dan rekannya datang berkunjung. Mas Banu ikut temui mereka ya," ucap Marini seraya menyiapkan kursi roda, untuk suaminya yang masih belum boleh banyak bergerak itu."Baik Marini. Apakah mereka empat orang anak buah Ayahmu dulu itu ya..?" sahut Banu seraya bertanya. Dia teringat dulu saat dia apel ke rumah Marini ini, dia pernah bertemu dengan para anak buah calon mertuanya itu."Hehee, Mas Banu masih ingat sama mereka rupanya," Marini tersenyum, dia merasa senang suaminya masih mengingat masa-masa mereka masih berpacaran dulu.Tak lama kemudian Marini dan Banu pun tiba dan bergabung dengan ke empat serangkai, mereka berbicara dengan akrab dan penuh canda.S
Baca selengkapnya

Bab 083. MISI MARSHA DAN PERSIAPAN

"Iya Marsha sayang. Mas tunggu ya," sahut Samuel mesra.Setelah berada di dalam kamar mandi kamar, Marsha segera menyalakan shower untuk mengelabui Samuel. Dia pun segera mengeluarkan ponselnya dari saku celana panjang katun relax yang dikenakannya.Dipanggilnya nomor David dan dibiarkannya panggilan menyala, agar suara percakapannya dan Samuel bisa terdengar oleh David dan Bara di luar sana. Lalu dimasukkannya kembali ponsel itu ke dalam saku celananya. Marsha pun keluar dari kamar mandi setelah mematikan showernya."Mas Samuel, seperti yang Marsha katakan kemarin. Bisakah Mas Samuel menandatangani berkas penjaminan atas pinjaman Marsha. Marsha sangat membutuhkan rekomendasi dari perusahaan mas Samuel, agar pinjaman Marsha segera disetujui," ucap Marsha seraya membuka tas ransel yang dibawanya, dan mengeluarkan sebuah map berisi beberapa berkas dari dalamnya.Samuel langsung menerima map berisi berkas dari Marsha dan langsung membukanya."Marsha sayang, kenapa tidak meminjam saja pad
Baca selengkapnya

Bab 084. SERANGAN MEMATIKAN

"Ya Tuan Muda." Sahut Hadi, komandan pasukkan Harimau Besi, yang berada di salah satu Avanza hitam paling depan."Dalam hitungan tiga menit, aku akan sampai dan turun dengan tambang dari atas helikopter di lokasi target. Dalam dua menit, kau dan timmu harus sudah masuk dan memborbardir target dengan peredam..! Laksanakan..!"Klik.!Tinn..Tinn..!klakson Avanza hitam yang membawa Hadi sang komandan membunyikan isyaratnya. Maka serentak,Klek.! Klek.! Klek..! Tiga mobil Avanza itu membuka pintunya secara serentak, dan seluruh pasukan Harimau Besi yang 15 orang pun turun dengan cepat. *** Sementara di kediaman Marini."Sebentar ya Paman, sebaiknya Marini menghubungi Bara dulu. Untuk mengabarkan Paman sekalian sudah berada di sini," ucap Marini, seraya beranjak ke dalam rumahnya.Marini segera masuk ke kamarnya dan mengangkat ponselnya dari meja kamar, dipanggilnya nomor putranya tersayang.Tuttt ... Tutt ... Tuttt.!Klikh!"Ya Bu," sahut Bara."Bara. Paman Tedjo dan yang lain sudah sa
Baca selengkapnya

Bab 085. TRAGEDI TAK TERKIRA

"K-kauu..?! Pengkhianat kau Denta..!!" Tedjo meradang murka, seraya menunjuk bergetar wajah Denta."Denta bangsat pengkhianat..!!" Sethh..! Marco berteriak keras, seraya kembali melesat dan melayang hendak menghantam kepala Denta.Denta pun bersiaga kembali memusatkan pandangan matanya, untuk mengendalikan bobot tubuh Marco dengan telekinesisnya dan membantingnya dengan lebih keras ke tanah. Saat..."Hauurrmmhss..!!" Kraatzh..!! Blaaghk..!!Sesosok tubuh mengaum dan melesat turun begitu saja dari helikopter. Sosok itu pun langsung menghajar Marco yang tengah melayang ke arah Denta, dengan ke dua tangannya yang bak cakar harimau. Gerakannya begitu cepatnya hingga tubuh Marco langsung terhantam deras ke tanah.Kraagghk..!!Belum selesai sampai disitu. Tubuh Marco yang sudah terhempas itu masih juga harus menerima hantaman kedua tumit kakinya, yang deras menghujam dada Marco. "Huaarghsk..!!"Tulang dada Marco patah dan remuk amblas seketika, darah pun muncrat dari mulut Marco bersamaan
Baca selengkapnya

Bab 086. AMARAH SANG KAISAR

Nnngunng...!!!"Awass semuaaa..!!"Sosok pengendara motor datang dengan cepat sekali seraya berteriak keras dari jauh, menyuruh massa yang berkerumun di depan gerbang pagar untuk menyingkir.Karuan semua orang yang berada di gerbang pagar menyingkir, memberi jalan bagi pengemudi motor yang mereka anggap gila itu.Nnnggg..!!! Bruuaakh..!! Klaang..!! Klontraang..!!Motor itu menabrak keras pagar besi gerbang hingga hancur, patah, dan roboh, dengan suara berdentang keras. Sosok pengemudinya sendiri telah melesat cepat ke teras rumah itu. Terlihat pengemudi motor itu melepas dan membanting helmnya begitu saja."IBUUUUU....!!! AYAHHH...!!" sosok Bara segera menghambur, memeluk jasad kaku kedua orangtuanya yang telah tewas tak terselamatkan lagi. Tubuh Bara bagai tersentak sentak, dalam isak tangis dan rasa emosi yang tengah ditekannya kuat-kuat."Maafkan Bara terlambat Ibu, Ayah.!" Bara berkata dengan sepenuh-penuh rasa sesal, dan kesedihan yang mendalam. Dia bagai menjadi anak yang tak be
Baca selengkapnya

Bab 087. PERTEMUAN PARA PEWARIS

Seth!Bara langsung beranjak duduk di tepi ranjang pasien yang di tidurinya entah sejak kapan. Di benaknya pun langsung terlintas wajah ibu dan ayahnya saat itu juga.Ya, Bara sangat berharap lintasan bayangan kematian ayah dan ibunya itu hanyalah mimpi belaka. Namun kesadarannya menepis harapannya itu. Kejadian dan kematian orangtuanya adalah Nyata dan Fakta adanya.! "Dokter..! Bagaimana dengan Ibu dan Ayah saya..?! Di mana mereka sekarang..?!" seru Bara seraya menghampiri seorang dokter, yang berada tak jauh dari posisinya."Maaf Mas. Maksud Mas, Ibu siapa ya..?" tanya sang Dokter agak bingung."Ibu Marini Dokter, dari Jati Padang..!" sahut Bara cepat."Ahh. Rupanya rombongan jenasah itu. Mereka semua langsung masuk ruang otopsi Mas. Masnya bisa langsung bertanya di ruang informasi di lobi rumah sakit," ujar sang Dokter.'Ahh..! Jadi ini semua bukan mimpi..!' seru bathin Bara, tubuhnya terasa lemas.Bara pun bergegas menuju ke ruang lobi, dan menanyakan keberadaan orangtuanya pada
Baca selengkapnya

Bab 088. PENYAKIT KELAINAN

"Salam Bu Tedjo. Bara ikut berduka atas kepergian Paman Tedjo," ucap Bara serak, setelah dia merunduk dan mencium tangan wanita berumur yang menangisi Tedjo ini.Hati Bara diliputi rasa duka dan terimakasih mendalam pada Tedjo, yang telah membantu dan menjaga ibunya selama ini."Ahh, terimakasih Bara. Ibu juga turut berduka atas meninggalnya Ibu dan Ayahmu, Bara. Semoga mereka mendapat tempat yang baik di sana," sahut Retno istri Tedjo, dengan wajah yang nampak semakin sedih.'Pemuda yang baik dan sopan', bisik hatinya memuji.Kemudian Bara juga mencium tangan istri Marco,"Salam Bu Marco. Bara turut berduka untuk Paman Marco, semoga Paman Marco tenang di sana," ucap Bara pelan."Terimakasih Bara. Mas Marco sering bercerita tentangmu, ibu juga turut berduka untuk Ayah dan Ibumu Bara. Tabah ya Bara," Wulan berkata dengan serak.Dia sendiri sedang berduka di tinggal Marco suaminya, namun melihat Bara dia merasa duka di hati Bara pastilah lebih menyakitkan lagi."Terimakasih. Bara keluar
Baca selengkapnya

Bab 089. BERKUMPUL DAN DUA TOKOH RAHASIA

"Apakah kau tidak tertarik pada wanita Freedy..?" tanya Denta dengan pandangan menyelidik ke arah putranya."Freedy sudah punya kekasih kok Ayah, Ibu," sahutnya berdusta.Beberapa hari kemudian, dibawanya teman wanita kampusnya itu ke rumahnya, dan diperkenalkannya dengan ayah serta ibunya. Tentu saja Freedy memberi kompensasi hadiah yang tak kecil, untuk mengajak teman wanita sekampusnya itu bersandiwara sebagai kekasihnya di depan kedua orangtuanya.Lalu sebulan kemudian, Freedy memasang wajah pura-pura bersedih dan patah hati di depan kedua orangtuanya. Karuan kedua orangtuanya langsung percaya sejak saat itu, bahwa putra mereka itu 'normal' dan suka kepada wanita. Tak ada lagi kecurigaan mereka, bahwa putranya mengidap kelainan dan frigid terhadap wanita."Nathan, kita lanjutkan lagi yuk permainan kita," ajak Freedy yang merasa staminanya sudah kembali, karena memang sudah sebulan lebih Freedy tak 'menyalurkan' hasrat melencengnya itu. Tentunya satu kali klimaks belumlah cukup mem
Baca selengkapnya

Bab 090. MR X DAN MARSHA DETECTED

"Baik Jendral. Akan kukirimkan foto kelinci yang memang jelita luar biasa itu padamu. O iya, Jendral, apakah Jendral tertarik dengan 'senjata bawah tanah terbaru' inovasi tim peneliti di laboratoriumku..? Akan kukirimkan videonya nanti Jendral, masalah harga 'mudahlah' itu kita bicarakan nanti." "Hahaaa! Tuan Winston, tentu saja kutunggu terobosan para penelitimu itu." "Baiklah Jendral. Sampai bertemu pada saatnya nanti." "Baik Tuan Winston." Klik.! Bip.! Sebuah chat masuk ke ponsel sang Jendral, langsung dibukanya chat itu yang rupanya berisi sebuah foto wanita jelita di dalamnya. 'Hmm. Selera putramu berkelas juga Winston', bathin sang Jendral, memuji wanita jelita dalam foto itu. Ya, terbuka sudah kini identitas Mr. X adalah Jendral Graito.! Status Graito sebenarnya sama halnya dengan Tedjo yang sudah mengundurkan dirinya dari kemiliteran. Dia memang seorang Jendral penuh sebelum mundur dari kemiliteran, dan dia adalah bekas 'atasan' langsung dari Mayjend. Damarjati
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status