Beranda / Fantasi / Sang KAISAR PRODEO / Bab 084. SERANGAN MEMATIKAN

Share

Bab 084. SERANGAN MEMATIKAN

Penulis: BayS
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-10 07:32:31

"Ya Tuan Muda." Sahut Hadi, komandan pasukkan Harimau Besi, yang berada di salah satu Avanza hitam paling depan.

"Dalam hitungan tiga menit, aku akan sampai dan turun dengan tambang dari atas helikopter di lokasi target. Dalam dua menit, kau dan timmu harus sudah masuk dan memborbardir target dengan peredam..! Laksanakan..!"

Klik.!

Tinn..Tinn..!

klakson Avanza hitam yang membawa Hadi sang komandan membunyikan isyaratnya. Maka serentak,

Klek.! Klek.! Klek..!

Tiga mobil Avanza itu membuka pintunya secara serentak, dan seluruh pasukan Harimau Besi yang 15 orang pun turun dengan cepat.

***

Sementara di kediaman Marini.

"Sebentar ya Paman, sebaiknya Marini menghubungi Bara dulu. Untuk mengabarkan Paman sekalian sudah berada di sini," ucap Marini, seraya beranjak ke dalam rumahnya.

Marini segera masuk ke kamarnya dan mengangkat ponselnya dari meja kamar, dipanggilnya nomor putranya tersayang.

Tuttt ... Tutt ... Tuttt.!

Klikh!

"Ya Bu," sahut Bara.

"Bara. Paman Tedjo dan yang lain sudah sa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 085. TRAGEDI TAK TERKIRA

    "K-kauu..?! Pengkhianat kau Denta..!!" Tedjo meradang murka, seraya menunjuk bergetar wajah Denta."Denta bangsat pengkhianat..!!" Sethh..! Marco berteriak keras, seraya kembali melesat dan melayang hendak menghantam kepala Denta.Denta pun bersiaga kembali memusatkan pandangan matanya, untuk mengendalikan bobot tubuh Marco dengan telekinesisnya dan membantingnya dengan lebih keras ke tanah. Saat..."Hauurrmmhss..!!" Kraatzh..!! Blaaghk..!!Sesosok tubuh mengaum dan melesat turun begitu saja dari helikopter. Sosok itu pun langsung menghajar Marco yang tengah melayang ke arah Denta, dengan ke dua tangannya yang bak cakar harimau. Gerakannya begitu cepatnya hingga tubuh Marco langsung terhantam deras ke tanah.Kraagghk..!!Belum selesai sampai disitu. Tubuh Marco yang sudah terhempas itu masih juga harus menerima hantaman kedua tumit kakinya, yang deras menghujam dada Marco. "Huaarghsk..!!"Tulang dada Marco patah dan remuk amblas seketika, darah pun muncrat dari mulut Marco bersamaan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-10
  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 086. AMARAH SANG KAISAR

    Nnngunng...!!!"Awass semuaaa..!!"Sosok pengendara motor datang dengan cepat sekali seraya berteriak keras dari jauh, menyuruh massa yang berkerumun di depan gerbang pagar untuk menyingkir.Karuan semua orang yang berada di gerbang pagar menyingkir, memberi jalan bagi pengemudi motor yang mereka anggap gila itu.Nnnggg..!!! Bruuaakh..!! Klaang..!! Klontraang..!!Motor itu menabrak keras pagar besi gerbang hingga hancur, patah, dan roboh, dengan suara berdentang keras. Sosok pengemudinya sendiri telah melesat cepat ke teras rumah itu. Terlihat pengemudi motor itu melepas dan membanting helmnya begitu saja."IBUUUUU....!!! AYAHHH...!!" sosok Bara segera menghambur, memeluk jasad kaku kedua orangtuanya yang telah tewas tak terselamatkan lagi. Tubuh Bara bagai tersentak sentak, dalam isak tangis dan rasa emosi yang tengah ditekannya kuat-kuat."Maafkan Bara terlambat Ibu, Ayah.!" Bara berkata dengan sepenuh-penuh rasa sesal, dan kesedihan yang mendalam. Dia bagai menjadi anak yang tak be

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-10
  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 087. PERTEMUAN PARA PEWARIS

    Seth!Bara langsung beranjak duduk di tepi ranjang pasien yang di tidurinya entah sejak kapan. Di benaknya pun langsung terlintas wajah ibu dan ayahnya saat itu juga.Ya, Bara sangat berharap lintasan bayangan kematian ayah dan ibunya itu hanyalah mimpi belaka. Namun kesadarannya menepis harapannya itu. Kejadian dan kematian orangtuanya adalah Nyata dan Fakta adanya.! "Dokter..! Bagaimana dengan Ibu dan Ayah saya..?! Di mana mereka sekarang..?!" seru Bara seraya menghampiri seorang dokter, yang berada tak jauh dari posisinya."Maaf Mas. Maksud Mas, Ibu siapa ya..?" tanya sang Dokter agak bingung."Ibu Marini Dokter, dari Jati Padang..!" sahut Bara cepat."Ahh. Rupanya rombongan jenasah itu. Mereka semua langsung masuk ruang otopsi Mas. Masnya bisa langsung bertanya di ruang informasi di lobi rumah sakit," ujar sang Dokter.'Ahh..! Jadi ini semua bukan mimpi..!' seru bathin Bara, tubuhnya terasa lemas.Bara pun bergegas menuju ke ruang lobi, dan menanyakan keberadaan orangtuanya pada

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11
  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 088. PENYAKIT KELAINAN

    "Salam Bu Tedjo. Bara ikut berduka atas kepergian Paman Tedjo," ucap Bara serak, setelah dia merunduk dan mencium tangan wanita berumur yang menangisi Tedjo ini.Hati Bara diliputi rasa duka dan terimakasih mendalam pada Tedjo, yang telah membantu dan menjaga ibunya selama ini."Ahh, terimakasih Bara. Ibu juga turut berduka atas meninggalnya Ibu dan Ayahmu, Bara. Semoga mereka mendapat tempat yang baik di sana," sahut Retno istri Tedjo, dengan wajah yang nampak semakin sedih.'Pemuda yang baik dan sopan', bisik hatinya memuji.Kemudian Bara juga mencium tangan istri Marco,"Salam Bu Marco. Bara turut berduka untuk Paman Marco, semoga Paman Marco tenang di sana," ucap Bara pelan."Terimakasih Bara. Mas Marco sering bercerita tentangmu, ibu juga turut berduka untuk Ayah dan Ibumu Bara. Tabah ya Bara," Wulan berkata dengan serak.Dia sendiri sedang berduka di tinggal Marco suaminya, namun melihat Bara dia merasa duka di hati Bara pastilah lebih menyakitkan lagi."Terimakasih. Bara keluar

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11
  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 089. BERKUMPUL DAN DUA TOKOH RAHASIA

    "Apakah kau tidak tertarik pada wanita Freedy..?" tanya Denta dengan pandangan menyelidik ke arah putranya."Freedy sudah punya kekasih kok Ayah, Ibu," sahutnya berdusta.Beberapa hari kemudian, dibawanya teman wanita kampusnya itu ke rumahnya, dan diperkenalkannya dengan ayah serta ibunya. Tentu saja Freedy memberi kompensasi hadiah yang tak kecil, untuk mengajak teman wanita sekampusnya itu bersandiwara sebagai kekasihnya di depan kedua orangtuanya.Lalu sebulan kemudian, Freedy memasang wajah pura-pura bersedih dan patah hati di depan kedua orangtuanya. Karuan kedua orangtuanya langsung percaya sejak saat itu, bahwa putra mereka itu 'normal' dan suka kepada wanita. Tak ada lagi kecurigaan mereka, bahwa putranya mengidap kelainan dan frigid terhadap wanita."Nathan, kita lanjutkan lagi yuk permainan kita," ajak Freedy yang merasa staminanya sudah kembali, karena memang sudah sebulan lebih Freedy tak 'menyalurkan' hasrat melencengnya itu. Tentunya satu kali klimaks belumlah cukup mem

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11
  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 090. MR X DAN MARSHA DETECTED

    "Baik Jendral. Akan kukirimkan foto kelinci yang memang jelita luar biasa itu padamu. O iya, Jendral, apakah Jendral tertarik dengan 'senjata bawah tanah terbaru' inovasi tim peneliti di laboratoriumku..? Akan kukirimkan videonya nanti Jendral, masalah harga 'mudahlah' itu kita bicarakan nanti." "Hahaaa! Tuan Winston, tentu saja kutunggu terobosan para penelitimu itu." "Baiklah Jendral. Sampai bertemu pada saatnya nanti." "Baik Tuan Winston." Klik.! Bip.! Sebuah chat masuk ke ponsel sang Jendral, langsung dibukanya chat itu yang rupanya berisi sebuah foto wanita jelita di dalamnya. 'Hmm. Selera putramu berkelas juga Winston', bathin sang Jendral, memuji wanita jelita dalam foto itu. Ya, terbuka sudah kini identitas Mr. X adalah Jendral Graito.! Status Graito sebenarnya sama halnya dengan Tedjo yang sudah mengundurkan dirinya dari kemiliteran. Dia memang seorang Jendral penuh sebelum mundur dari kemiliteran, dan dia adalah bekas 'atasan' langsung dari Mayjend. Damarjati

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11
  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 091. KASMARAN DAN CEMBURU

    'Siapa kau sebenarnya Dewi cantik..? Mengapa wajahmu tak pernah pudar dari benak dan hatiku..? Mengapa baru sekarang kita dipertemukan..?' pertanyaan demi pertanyaan tak henti berputar di benak pemuda itu. Sedangkan matanya lekat memandang dan menjelajahi lekuk dan garis kecantikkan pada wajah jelita itu.Ya, dialah Leonard. Pemuda tampan bermata biru dari Amerika, yang pernah datang menyaksikan pertarungan semifinal kompetisi gelap level area di Indonesia.Kunjungannya ke pertarungan itu bukan tanpa maksud. Karena dia bermaksud menjajaki petarung-petarung potensial, yang kemungkinan akan berhadapan dengan petarung 'jagoannya' di kompetisi internasional nanti.Leonard adalah rekan bisnis Colby selaku promotor 'Garry King', petarung penguasa napi di negeri paman Sam itu.Leonard dikenal sebagai seorang pria playboy dan flamboyan, oleh wanita-wanita kelas atas di negerinya. Suatu hal yang tak aneh mengingat sifat Winston sang ayahnya, yang juga dikenal sebagai 'don yuan berkelas' pada

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12
  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 092. RENCANA PENCULIKKAN DAN PULANG

    Klikh. "Ya, Freedy." "Bara, apakah kau tak di vila saat ini..?" "Saya sedang di rumah Ibu saya Freedy," sahut Bara agak kesal dengan pertanyaan Freedy, yang seolah menyuruhnya kembali ke vila. "Ohh. Baiklah Bara, ingat pertarunganmu tinggal 9 hari lagi Bara. Harap kau mempersiapkan dirimu dengan sebaik mungkin, karena lawanmu di final nanti adalah 'Trenggiling Siluman'." "Jangan khawatir Freedy. Saya tak akan lari dari arena." Klik.! Dengan kesal Bara menutup panggilan Freedy. Ya, baginya kabar dari Freedy hanya membuatnya bertambah muak dengan pihak penyelenggara. Mereka benar-benar seperti menganggap para petarung itu bukan manusia! Alih-alih bertanya soal keadaan serta kondisi petarung mereka. Ini malah selalu mengingatkan akan jadwal pertarungan, sungguh memuakkan.! Sementara Freedy tersenyum puas di rumahnya, dia telah menghubungi David sebelum menghubungi Bara. Maksud dia menghubungi mereka berdua, sebenarnya hanya untuk memastikan keberadaan mereka. Jika Bara dan D

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12

Bab terbaru

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 222. DINGIN DAN PERINGATAN KEDUA

    Di ruang tamu villa, nampak berkumpul Bara serta para sahabatnya. Sementara Leonard juga di dampingi 2 orang kepercayaannya, Jason dan Tommy. Mereka berbicara akrab dan hangat saat itu. Seperti tak pernah ada permusuhan di antara mereka. "Leonard. Terimakasih atas kesediaanmu mengantar sendiri pesanan kami," ucap Bara tersenyum. "Sama-sama Bara, aku senang bisa bersahabat dengan kalian semua. O ya, Marsha titip salam buat kalian semua. Tadinya dia memaksa ikut, namun dilarang keras sama Ibuku," ujar Leonard menyampaikan. "Ahh. Bagaimana kabar Marsha di sana Leonard..? Kapan kalian menikah..?" tanya Dimas. Dia memang sudah mulai bisa menerima kenyataan pahit itu. Ya, Dimas sudah belajar menghilangkan kebencian di hatinya pada Leonard. Dia sadar, kepentingan bersama para sahabatnya lebih utama, dibanding perasaan pribadinya. Namun tentu saja hal itu masih meninggalkan 'bekas mendalam' di hatinya. Hal yang berdampak pada dinginnya hati Dimas terhadap wanita. Dimas merasa sudah t

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 221. PENGIRIMAN PERDANA

    "Ahh..! Aku datang untuk mengantarkan dompet tanganmu yang tertinggal di dalam mobilku semalam Dewi," seru Dimas agak terpana melihat kecantikkan Dewi, seraya menyerahkan dompet itu pada Dewi. 'Tak kusangka di pagi hari kau malah semakin nampak cantik Dewi', batin Dimas mengakui. "Wah..! Terimakasih Mas Dimas, pantas Dewi cari-cari di tas semalam tak ketemu. Masuk dulu Mas Dimas ya," seru Dewi senang, dia pun membuka lebar pintu rumahnya mempersilahkan Dimas masuk. "Baiklah Dewi, tapi aku tak bisa lama-lama ya. Para sahabat menanti di rumah Mas Bara," sahut Dimas, seraya duduk di kursi tamu rumah. 'Mas Dimas pasti kurang tidur semalam', bathin Dewi, saat melihat mata Dimas yang terlihat cekung dan lelah."Mas Dimas, Dewi ucapkan terimakasih atas pertolongan Mas semalam, dan juga antaran dompet Dewi ya," ucap Dewi tersenyum. "Bukan apa-apa Dewi. Aku hanya kebetulan saja sedang berada di lokasi kejadian," sahut Dimas. Jujur saja Dimas agak jengah juga, karena Dewi menatapnya den

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 220. KECOLONGAN DAN KESIANGAN

    "Bagaimana hasil pengamatan kalian terhadap rumah Bara cs, Pandu..?" "Bersih di sana Paman Jendral, tak ada helikopter maupun orang-orang kita yang hilang di sana. Kami juga sudah memberi peringatan pada kediaman Bara, yang dijadikan markas oleh mereka itu paman," sahut Pandu apa adanya. "Hmm. Kau beri peringatan apa pada mereka Pandu..?" tanya sang Jendral penasaran. "Pandu melepaskan pukulan level ke 4 aji 'Singa Langit' pada kediaman mereka paman Jendral, namun Bara berhasil menangkis pukulan Pandu itu di udara. Dan dari situ ada kabar mengejutkan buat kita Paman Jendral," sahut Pandu, berhenti sejenak dari ucapannya. "Katakan cepat kabar itu Pandu..! Jangan sepotong-potong memberikan informasi padaku..!" sentak sang Jendral, yang menjadi gemas dan penasaran dengan penuturan Pandu. "Paman Jendral, dari beradunya pukulan Pandu dan pemuda bernama Bara itu, maka Pandu jadi yakin, jika saat ini Paman Drajat si 'Tapak Es' ada bersama mereka. Karena energi yang dilepaskan Bara te

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 219. SESUATU TERTINGGAL

    Sementara itu, Dimas telah tiba di garasi kediamannya, Dimas bermaksud hendak langsung masuk ke kamarnya, dan menyendiri di sana. Namun saat dia turun dari mobilnya, dan hendak menutup kembali pintu mobil. "Ahh..!" Dimas berseru kaget, saat mendapati sebuah dompet tangan tergeletak di kursi sebelah kemudi. Dan Dimas langsung saja berpikir, jika dompet itu pasti dompet milik Dewi yang tertinggal. 'Biarlah besok saja kuantarkan ke rumahnya sekalian ke rumah Mas Bara', bathinnya. Dia tak hendak membawa dompet itu masuk ke dalam rumah. Maka disimpannya dompet milik Dewi itu di laci mobil. Lalu Dimas pun bergegas keluar dari garasi, menuju ke dalam kamarnya di lantai atas. Ya, hari itu adalah hari paling kelabu di hati Dimas. Di dalam kamar pun, Dimas tak bisa berhenti berpikir tentang Marsha. Hati dan pikirannya seolah terus 'terparkir' pada sosok wanita, yang memang sangat spesial di hatinya itu. Sungguh hal yang sangat 'menguras' energi Dimas. Sulit baginya saat itu, untuk fok

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 218. IPTU DEWINDA PRATIWI

    "Maaf Mas Bara dan semuanya. Sepertinya malam ini aku ingin pulang dulu, sekalian mengantarkan Dewi. Dia baru saja lolos dari aksi kejahatan di jalan. Kebetulan aku ada di dekat situ, usai dari warung bang Madi. Karena tinggalnya di Lenteng Agung, maka aku sekalian akan mengantarkannya pulang," ujar Dimas. Menjelaskan sekaligus menjawab tanda tanya di benak semua sahabatnya, tentang siapa wanita yang bersamanya itu. "Maaf Mas Dimas dan semuanya. Dewi jadi merepotkan dan mengganggu acara kalian," Dewi berkata dengan senyum jengah, dan wajah merasa bersalah. "Tak apa Dewi, namanya juga kejadian tak terduga. Silahkan Mas Dimas, besok main lagi ke sini kan Mas..?" sahut Bara, seraya bertanya pada Dimas. "Semoga Mas Bara, mari semuanya," sahut Dimas tersenyum, seraya beranjak menuju mobilnya. Tinn.. Tiinn..! Dimas membunyikan klakson mobilnya, saat hendak keluar dari rumah Bara. Hal yang disambut lambaian tangan dari para sahabatnya. Akhirnya mobilnya meluncur di atas jalan raya

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 217. PENJAHAT KELAS CORO

    "Itu bukan urusanmu..! Minggirr..!!" sentak orang itu, seraya menepis kasar tangan Dimas yang menahannya. Dagh..! Namun betapa terkejutnya orang itu. Karena saat menepis tangan Dimas, tangannya bagai menghantam besi baja. "Akhs..!" seru kesakitan lelaki sangar itu, dengan wajah meringis. Spontan tangannya terasa sakit dan kesemutan, sedangkan tangan Dimas masih pada posisinya di depan dadanya. "Bangsat..! Kau mau bermain-main dengan kami rupanya..!" seru orang itu emosi. Dan temannya yang sejak tadi hanya diam, dan mengamati di sebelahnya mulai ikut merangsek maju. Seth..! Seth..! Slaakh..!! Bagai dikomando, kedua orang itu secara serentak dan cepat menghunus pisau lipat mereka."Aduhh..! Awas Mas ..!!" teriak si wanita, yang panik dan ketakutan. Tentu saja dia menjadi cemas, melihat kedua orang yang memburu dirinya itu menghunus pisau, untuk mengeroyok pemuda penolongnya. Pisau di kedua tangan orang itu, dimainkan dengan cepat bergerak ke kiri dan ke kanan. Bagai hendak mem

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 216. BROKEN HEART DAN INSIDEN

    Tinn.. Tiinn..! Menjelang senja, mobil yang dikendarai David pun tiba di kediaman Bara. Dimas, Sandi, dan David, turun dari mobil dan langsung hendak menuju teras rumah. Di mana Bara dan Gatot telah menanti mereka. Namun setelah turun, langkah Dimas malah langsung menuju ke warung kopi 24 jam milik bang Madi. Yang berada diseberang rumah Bara. "Kalian duluanlah, aku hendak ngopi sejenak di warung seberang," ucap Dimas, pada David dan Sandi. Lalu Dimas kembali balik badan, meneruskan langkahnya ke warung bang Madi. "Mas ... " Sandi urung meneruskan ucapannya."Ssssttt. Sudahlah Sandi, sepertinya dia baru mengalami pukulan berat," bisik David, seraya menepuk dan menggelengkan kepalanya pada Sandi. Sandi pun akhirnya terdiam dengan wajah bingung, menuruti saran dari David. Sementara Bara yang melihat hal itu dari kejauhan, dia pun langsung menangkap makna dari sikap Dimas. Yang langsung berjalan ke warung seberang, tanpa menoleh padanya dan Gatot. Di tatapnya tubuh Dimas yang n

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 215. SERANGAN DARI ATAS

    Nampak helikopter itu agak oleng, akibat pengaruh getar energi yang dikeluarkan oleh Pandu. Di saat yang sama, Bara dan Gatot telah berada di luar kediaman Bara. Mereka berdua segera memandang ke arah atas rumah, dan sontak mereka terkejut sekaligus bersiap melepaskan pukulan jarak jauh mereka. Karena mereka melihat sebuah helikopter dengan ketinggian hanya sekitar 25 meter di atas kediaman Bara! Nampak di dalam helikopter itu, sesosok pemuda yang tengah bersiap memukul ke arah kediaman Bara. "Hajar saja kediamannya, Pandu..!" teriak Denta. Saat dia juga melihat Bara dan seorang temannya telah bersiap melepas pukulan jarak jauh dari bawah. Denta berspekulasi, tentunya Bara akan melindungi kediamannya lebih dulu, dari terjangan pukulan jarak jauh yang dilepaskan Pandu. "Hiyaahh.!!" Wuursshk..!! Dengan diiringi teriakkan kerasnya, Pandu melontarkan pukulannya tanpa ragu ke arah kediaman Bara. Seberkas cahaya merah keemasan melesat cepat, menuju ke atap rumah Bara. "Gatot kau p

  • Sang KAISAR PRODEO   Bab 214. PATAH DAN PENGINTAIAN

    Tuttt ... Tuttt ... Tuttt.!"Hahh..! Marsha..?!" seru Dimas terkejut bukan main, saat dilihatnya nomor Marsha tertera di layar ponselnya. Saat itu dia masih berada di halaman vila markas yang baru saja dibelinya. Klik.! "Ya Marsha ...?! " sahut Dimas, penuh rasa rindu dan kecemasan. "Mas Dimas, Marsha saat ini berada di kediaman Leonard di Washington. Marsha baik-baik saja disini Mas Dimas," ucap Marsha serak. Dia tahu Dimas sangat mencemaskan dirinya. "Syukurlah Marsha. Tenanglah, sesegera mungkin aku akan menjemputmu pulang ke Indonesia. Aku sedang mempersiapkan visa untuk ke sana bersama Mas Bara," ucap Dimas, ingin menenangkan Marsha disana. "Maaf Mas Dimas, sepertinya itu tak perlu Mas lakukan. Karena Marsha disini sudah berkomitmen dengan Leonard. Hal ini benar-benar diluar dugaan Marsha Mas Dimas," ucap Marsha penuh rasa sesal. Karena mau tak mau, dia harus mengatakan hal yang pasti menyakitkan hati Dimas. "Apa maksudmu Marsha..?! Komitmen dengan Leonard..?" Dimas ber

DMCA.com Protection Status