Home / Romansa / Jodoh Malaikat Pelindung / Kabanata 21 - Kabanata 30

Lahat ng Kabanata ng Jodoh Malaikat Pelindung: Kabanata 21 - Kabanata 30

118 Kabanata

21. Cara Egois Sasa

"Sekarang aku tanya ke kamu, apa ketika kamu bilang pengin segera nikah, itu beneran keegoisan kamu semata?" tanya Badai serius. "Kalau kita nikah, kamu jadi milikku yang sah secara hukum dan agama. Jadi, kamu nggak akan bisa bikin aku ngejauh lagi, bahkan sejengkalpun!""Bukan karena kamu berusaha nyelametin nama baik keluargaku di depan orang-orang kesatuan yang tau soal perjodohan kita?" tebak Badai sangat peka. Sasa tertegun. Bagaimana ini? Dari mana Badai tahu maksud terselebungnya setelah dengan rapatnya ia jaga pikiran itu untuk dirinya sendiri?"Apaan? Aku nggak paham maksud kamu, ih!" elak Sasa berpaling. "Kamu tau banget maksudku apa, Som. Aku tau kalau perjodohan antara kita dibatalin, yang bahagia mungkin kita, tapi kedua orang tua kita belom tentu. Apalagi orang tuaku, bakalan banyak obrolan sumbang soal keluarga kami nantinya. Apa kami ada kesalahan? Atau aku kurang kompeten sebagai suami kamu, itu kan yang melandasi keputusan kamu? Kamu ngejaga keluarga kita dari omo
last updateHuling Na-update : 2024-10-07
Magbasa pa

22. Calon Istri

Dan kemudian, keputusan untuk menikah itu tersampaikan pada kedua pihak keluarga. Meski sempat khawatir, Damar akhirnya legowo dan setuju menikahkan Sasa dengan Badai karena penggagas perjodohan itu adalah dirinya sendiri. Lagipula, di mata Damar, tidak akan ada lagi menantu yang lebih baik dari Badai dalam hal menjaga dan melindungi anak gadis kesayangannya. "Pernah mikir nggak kalau pada akhirnya calon suami kamu itu ternyata aku?" tanya Badai saat ia memiliki kesempatan untuk menjemput Sasa berangkat ke kampus dengan mobilnya. "Enggak sama sekali," jawab Sasa jujur. "Gimana mau mikir sampe ke situ kalau penampilan kamu aja nggak kayak tentara Mas," sebutnya tertawa kecil. Badai ikut tertawa, "Keluarganya Arleta sejauh ini taunya aku dinas di tingkat Koramil, kayak Babinsa dan semacamnya. Mereka nggak tau aku ada di pasukan elite dan apa pangkatku sebenernya," ungkapnya. "Kenapa mereka bisa nggak tau?""Untuk kepentingan klandestin, semua harus dijaga, Som. Termasuk identitas gu
last updateHuling Na-update : 2024-10-09
Magbasa pa

23. Tugas Pacar Baru

"Kejam banget ya perjodohan kita," desis Sasa. "Egoisnya aku," tambahnya berganti sendu. "Ada di posisiku dan ngejalanin hubungan monoton tanpa restu itu nggak gampang, Som. Setiap kali aku dateng ke rumahnya, selalu yang ditanyain soal kerjaan dan tabungan. Mau jujur itu nggak sesuai SOP, nggak jujur aku makan ati terus. Makanya selama setahun terakhir kami selalu ketemu di luar. Dan lima bulan belakangan, kami bahkan jarang ketemu, saling ngirim kabar aja nggak pernah. Kamu tau alasannya apa? Dia ngejar karir demi kehidupan yang lebih baik kalau besok kami jadi nikah," urai Badai panjang lebar, begitu jujurnya. "Sebagai cowok dan prajurit, rada ngelukain harga diriku kan yang begitu?" tambahnya tersenyum getir. "Mungkin dia ngerasa butuh jaminan, Mas," kata Sasa berusaha ada di posisi netral."Jaminan?" dahi Badai mengerut. "Iya. Semua perempuan pengin hidupnya bahagia sama pasangannya, nggak ada lah yang pengin sengsara. Dengan pemahaman dia soal profesi kamu yang menurut dia ng
last updateHuling Na-update : 2024-10-09
Magbasa pa

24. Bertahan Pada Status Sekarang

Rapat HIMA yang diadakan di ruang kelas untuk kuliah itu tampak ramai oleh para pengurus baru, termasuk Badai dan Sasa yang baru pertama kali ini ikut dalam kegiatan HIMA. Rapat berlangsung cukup cepat dengan pembagian tugas di masing-masing bidang, juga bagaimana skema penyambutan untuk para mahasiswa tamu nantinya."Jadi, kita mulai dari dekanat kan?" tanya Sasa saat beberapa orang sudah mulai membubarkan diri, termasuk anggota bidang Humas lainnya kecuali ia dan Badai. Keduanya ada di departemen yang sama, Badai bertindak sebagai Ketua Departemen Humas."Emang ini cuma lingkup dekanat aja. Kita perlu tembusan dari Humas dekanat buat pinjaman ruang Ki Hajar Dewantoro yang nanti dipake buat acara penyambutan sama ijin pelaksanaan kegiatan," jawab Badai nampak serius. "Oke, nanti kamu bagi-bagi aja siapa yang ke mana, biar efisien waktunya," balas Sasa. "Udah nggak ada kuliah abis ini, kamu mau acara ke mana lagi Mas? Ke kost?" tanyanya. "Iya, kamu perlu kenal sama seluruh timku," b
last updateHuling Na-update : 2024-10-09
Magbasa pa

25. Semanis Cinta Pertama

"Gimana rasanya nyolong start dan bisa ngedapetin hatinya Sasa duluan?" tegur Diaz yang muncul dari arah gedung UKM dan langsung duduk menghadapi Badai. "Sejak awal gue nggak pernah ngerasa saingan atau bertanding sama lo buat dapetin hatinya Sasa," jawab Badai santai tapi tatapannya tak berubah ke arah Diaz, tetap tajam dan menusuk. "Dengan gaya sok melindungi dan menjaga, sampe berapa lama lo bakalan maenin perasaannya?""Wah," Badai tertawa meremehkan, "lo emang udah niat gitu ke Sasa makanya lo nuduh gue juga? Bisa nggak lo berhenti ngurusin hubungan gue sama Sasa dan fokus aja sama HIMA? Ngebet amat sama cewek gue. Apa karena dia anak Panglima makanya lo merasa perlu ngedeketin dia? Biar apa?" tantangnya hampir kelepasan bicara. "Nggak tau gue, apa yang diliat Sasa dari lo," gumam Diaz geleng-geleng kepala. "Hati-hati lo di sini!" katanya setengah mengancam. "Lo juga!" balas Badai memilih untuk beranjak dan menunggu Sasa di dekat ruang tamu Humas dekanat. Menghadapi orang se
last updateHuling Na-update : 2024-10-09
Magbasa pa

26. Menurutmu Begitu?

"Letda Anung, Angkatan Darat, kode nama Romeo," ujar Badai memperkenalkan rekan kerja termudanya pada Sasa. "Siap!" Anung spontan memberi hormat, "selamat datang Kakak Ipar Cherry Blossom!" sambutnya. "Ni anak!!" Lion cekikikan, "panik dia kayak biasa," kekehnya lalu mendekat pada Sasa dan Badai. "Halo Cherry Blossom, udah pernah ketemu ya kan? Lion, Letnan Satu, Angkatan Darat, kode nama King!" sebutnya. "Halo Lettu Lion," sapa Sasa balik, "sama kayak Mas Badai ya kalau Mas Lion? Mas Anung satu korps sama Ayah di AU," katanya. "Itu Letda Fadil, Angkatan Laut," ucap Badai menunjuk Fadil yang memberi hormat pada Sasa dari tempatnya berdiri."Hah," Sasa mendesah kasar, "nggak nyangka kalau ternyata ini pos rahasia kalian. Postur kalian sama sekali nggak keliatan kayak tentara," ujarnya. "Bagus, berarti kami berhasil mengelabuhi semua orang. Sekelas anak Panglima pun nggak sadar," ujar Lion bangga. "Maaf, ijin menjawab tidak sopan!" ujarnya tersadar setelah mendapat lirikan maut dar
last updateHuling Na-update : 2024-10-10
Magbasa pa

27. I Wanna Be With You

Sasa terdiam. Ia tatap Badai lekat seolah tak ingin melepaskan sang calon suami dari pengakuan dusta yang sempat diungkapkannya. Namun, Badai membalas tatapan itu tak kalah dalam dan teduh, membuat Sasa menyerah dan berpaling lebih dulu. Kabur adalah satu-satunya jalan yang bisa Sasa lakukan saat ini, jadi ia berbalik untuk melangkah keluar ruangan tapi Badai sigap menahan pergelangan tangannya. "Apa menurut kamu perasaan semacam itu bisa kurekayasa cuma biar bisa nahan kamu nggak deket-deket sama Diaz? Aku bisa ngelindungin kamu dengan caraku tanpa perlu ngaku omong kosong begitu, Som!" tegas Badai dengan raut seriusnya yang sedikit menyeramkan. Sasa tertegun kali ini. Posisi tubuhnya yang tadinya sudah menghadap ke arah pintu ia putar lagi menjadi saling tatap dengan Badai."Aku tipe orang yang nggak pernah basa-basi soal perasaan. Jadi, aku serius soal bilang suka waktu itu. Oke, kamu bisa nganggep aku emosional atau lagi galau karena hubunganku sama Arleta makanya aku asal bilan
last updateHuling Na-update : 2024-10-10
Magbasa pa

28. Cinta Pertama Sakura

Sasa mengitarkan pandangannya ke sekeliling sementara Badai nampak sibuk memberesi beberapa barang dan memasukkannya secara paksa ke dalam almari. Suasa sederhana dan lengang benar-benar terasa di kamar besar milik Badai itu. Karena Riana belum selesai dengan masakan untuk makan malamnya, ia minta sang putra tampan untuk membiarkan Sasa baring-baring di kamar. Sambil menunggu, Riana ingin Sasa beristirahat sejenak. "Kenangan sama Arleta?" tebak Sasa sangat peka. "Sorry, aku lebih sering tidur di kost ketimbang di rumah, jadi beberapa barang yang ada sangkut-pautnya sama dia belom sempet kuberesin," ungkap Badai jujur. Sasa menggeleng santai, "Nggak masalah, kamu pasti butuh waktu," ujarnya mendekat dan meneliti satu potret cantik yang ia taksir itulah sosok Arleta. "Cantik banget, dewasa dan anggun keliatannya," gumamnya lirih. "Keliatannya kan?" gumam Badai sengaja menghentikan aktivitasnya sebentar. "Anggun, cantik, santun, semua itu cuma cover. Ini bukan aku mau ngejelek-jeleki
last updateHuling Na-update : 2024-10-11
Magbasa pa

29. Ikrar Setia

"Mas!" panggil Sasa lirih, antara berniat memanggil atau sekadar mengetes daya tangkap telinga sang calon suami."Ya?" jawab Badai langsung menoleh, reaksi yang tidak diperkirakan oleh Sasa. "Cepet amat responnya. Padahal aku nggak niat manggil juga sih," desis Sasa heran. "Kamu lupa calon suami kamu ini tugas di mana? Apa kemampuannya? Gimana cara kerjanya?" tanya Badai di ambang pintu. "Makasih ya udah jadiin aku cinta pertama lo," kekehnya geli kemudian berlalu pergi. "Sialan!" sengal Sasa merasa senang dan malu di saat yang bersamaan. "Salah siapa ganteng dan seksi gitu, kan aku gampang jatoh cintanya," tambahnya seraya berbaring ke ranjang Badai nan rapi. "Wangi pemiliknya khas banget. Jadi pengin meluk yang punya tiap hari."Dan saking menikmatinya aroma Badai yang tertinggal di ranjang putih bersih itu, Sasa terlena hingga ketiduran. Bahkan, setengah jam setelahnya saat Badai masuk untuk memberitahunya makan malam siap, Sasa tak merasa sama sekali. Seolah mendapat kesempatan
last updateHuling Na-update : 2024-10-11
Magbasa pa

30. Si Lugu Menggemaskan

"Ayah kenapa nggak bertato?" tanya Sasa suatu ketika saat ia dan Damar duduk santai sambil menonton televisi. "Hem? Kenapa tiba-tiba tanya gitu?" gumam Damar heran, matanya tetap melihat ke layar televisi, tapi seperti biasa, fokus Damar yang kini masih aktif sebagai salah satu penembak runduk terbaik negara, bisa dibagi-bagi. "Mas Badai bertato, Mas Ernest bertato. Kenapa Ayah bolehin Mas Ernest bertato?" desis Sasa lugu. "Masmu kan orang reserse.""Kalau Mas Badai?" Sasa masih mengejar jawaban. "Pacarmu kan orang intelejen," jawab Damar sabar. Mendengar Damar menyebut Badai sebagai pacarnya, Sasa tersenyum-senyum, tersipu. Ia mainkan ujung piyamanya malu-malu, hatinya membuncah senang. "Emang boleh ya Yah begitu? Maksudku, sama kesatuannya diperbolehkan bertato?" tanya Sasa semakin tertarik dengan profesi Badai. "Selama itu untuk mendukung penyelidikan dan pekerjaan ya boleh. Yang nggak boleh itu kalau
last updateHuling Na-update : 2024-10-12
Magbasa pa
PREV
123456
...
12
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status