Home / Romansa / Jodoh Malaikat Pelindung / Kabanata 41 - Kabanata 50

Lahat ng Kabanata ng Jodoh Malaikat Pelindung: Kabanata 41 - Kabanata 50

118 Kabanata

41. Semanis Cinta Pertama

Sasa mengangguk, meraih jemari kasar Badai dan balas menggenggamnya erat. Namun, bukannya berangkat, Badai justru menarik Sasa hingga menempel padanya, memeluk pinggangnya erat. "Mau ngapain?" tanya Sasa langsung peka, ia tutup bibirnya dengan punggung telapak tangan. "Mau cium. Nggak boleh?" Sasa tersipu sambil mengangguk, ia lingkarkan kedua lengannya di leher Badai sambil berjinjit. Keduanya berciuman singkat, membagi rasa bahagia bagi satu sama lain. Setelahnya, bergandengan tangan, mereka beriringan menuju mobil. Perjalanan menuju lapangan berlatih itu diisi dengan obrolan mengenai anggota tim Raider lainnya. "Pas SD aku pernah diajak Ayah ke sini," gumam Sasa. "Udah bagus sekarang," tambahnya. "Bapak jadi andalan Paspampres di masanya, beliau yang menginspirasiku buat terus berlatih menembak. Kapan kamu tau kalau Bapak adalah seorang sniper selain tugas asli beliau yang adalah pilot jet tempur?" gumam Badai sambil mengisi data yang disodorkan seorang petugas berseragam leng
last updateHuling Na-update : 2024-10-18
Magbasa pa

42. Battlefield

Sejak tiba di rumah makan di mana seluruh anggota tim Raider sepakat untuk makan malam, wajah Badai sudah ditekuk dan ia lebih banyak diam. Meski Sasa curiga dan menyadari gelagat aneh sang calon suami, ia memilih untuk ikut bungkam. Sasa berusaha meremas jemari Badai untuk mencari tahu ada apa sebenarnya, tapi Badai hanya menggeleng lemah. "Mohon ijin Mbak Sasa," panggil Ramdan, ketua tim Raider 3 yang duduk di seberang Sasa, "ini mumpung kami kumpul berdua belas, Mbak Sasa nggak pengin milih ulang gitu, yang kira-kira sesuai selera Mbak Sasa?" Pandangan Badai langsung berubah melirik Ramdan, satu gerakan yang sangat mengejutkan Sasa. Pasalnya, sorot dingin dan siap membunuh itu muncul lagi setelah sekian lama Sasa hanya menemukan Badai yang hangat dan perhatian. "Ehm," Sasa melirik Badai lagi sebelum menjawab, "Mas Badai aja, udah terlanjur cinta soalnya," katanya menggombal.Mendengar penuturan Sasa, ekspresi di wajah Badai berubah cerah seketika. Ia tersenyum penuh kebanggaan.
last updateHuling Na-update : 2024-10-19
Magbasa pa

43. Kedewasaan Sasa

Arleta hanya menatap tajam tanpa suara, menampilkan aura permusuhan yang diciptakannya sendiri. "Mbak masih cinta sama Mas Badai?" gumam Sasa melanjutkan, "kalau masih cinta, kenapa nggak dipertahanin?" "Gimana dipertahanin kalau ngerebutnya pake cara curang kayak lo!" sambar Arleta. "Curang? Mbak berapa tahun sih Mbak pacaran sama Mas Badai? Tau nggak Mas Badai tugas di mana? Unit apa?" pancing Sasa sengaja. "Jangan ngalihin topik ya lo!" tegur Arleta, "pokoknya gue cuma mau bilang, silakan nikmati aja kebersamaan lo sama Badai. Kalau aja lo nggak pake kekuasaan bokap lo, gue yakin dia nggak bakalan mau sama lo. Apalagi kalau dia pangkatnya tinggi dan kerjaannya ada di posisi yang bagus!" "Mbak!" Sasa mengeraskan suaranya. Beruntung hanya ada ia dan Arleta di dalam toilet. "Sadar nggak kenapa Mas Badai lebih milih buat nerima perjodohan ketimbang bertahan sama Mbak? Pertama, karena dia tau dia nggak bisa bertahan sama orang yang nggak menghargai dia sama sekali. Kedua, Mbak ngga
last updateHuling Na-update : 2024-10-20
Magbasa pa

44. Calon Kakak Ipar

Sasa dan Badai tak sempat mengobrol berdua setelah kejadian bertemu dengan Arleta kemarin, karena seluruh tim Raider tiba-tiba mendapat panggilan mendadak dari Danjen langsung. Jadi, mau tak mau, Sasa menunggu Waskito mengirim sopir untuk menjemputnya. Dan, di dua hari berikutnya, Badai datang ke kediaman Damar untuk menemui calon istrinya. Alangkah beruntungnya Badai karena Ernest yang menemuinya di beranda."Sasa lagi mandi," kata Ernest sambil berbasa-basi menawarkan rokok untuk sang calon adik ipar."Siap! Makasih Mas," kata Badai sopan."Kita pernah ketemu kan ya beberapa bulan yang lalu? Pas aku keluar sama Sasa makan?" gumam Ernest mengingat-ingat."Siap! Iya Mas, waktu ini maaf saya nggak tau kalau Mas ini adalah kakaknya Sasa," ujar Badai malu sekali."Ernest, panggil nama aja. Kita kayaknya seumuran kan? Aku 26 bulan Februari kemaren.""Siap! 26 tahun bulan Juli nanti," sahut Badai."Lemes aja Men, kayak temen nongkrong. Geli dengernya kamu bilang siap, siap mulu," kekeh Ern
last updateHuling Na-update : 2024-10-21
Magbasa pa

45. Sejauh Apa?

"Mau langsung berangkat?" tawar Sasa menyadarkan Badai dari lamunan."Masih ada waktu buat ngobrol nggak? Pengin ngobrol sebentar," ucap Badai lalu melirik jam di tangannya."Soal Arleta yang kemaren itu ya? Kan aku udah bilang, bisa aja kita ngobrol soal dia lewat WA kan?""Bahasa WA sama bahasa ngobrol langsung itu beda Nduk, aku lebih nyaman kita ngobrol begini."Sasa membasahi bibirnya, " Ya udah, masih ada sih waktu buat ngobrol. Di sini aja?" putusnya."Iya, boleh," kata Badai setuju. "Maaf ya," ujarnya memulai."Maaf buat apa Mas?" pancing Sasa tenang, tidak terlihat emosi atau bahkan merasa disakiti."Arleta hafal tempat di mana aku sama anak-anak sering nongkrong abis latihan, makanya dia sengaja ngajak tim dari bank-nya buat ke sana juga," ungkap Badai berusaha jujur."Kan malah bagus, dia jadi bisa liat kamu dateng sama aku. Keuntungan bukan sih? Kok aku malah seneng bisa ketemu dia di sana kemaren itu dan ngobrol walau sebentar.""Nduk, aku serius lho," kata Badai selalu
last updateHuling Na-update : 2024-10-21
Magbasa pa

46. Perubahan Sikapnya

"Kenapa serius banget gitu sih Mas mukanya? Seminarnya yang dibahas perasaan nggak berat-berat banget," gumam Sasa heran karena Badai terdiam sejak seminar dimulai dan tak mengajaknya bicara sekalipun."Hem?" Badai menoleh, "iya, ya," ujarnya misterius."Udah? Gitu doang tanggapannya?" desis Sasa gemas. "Ada yang lagi kamu pikirin? Selalu deh kamu kalau lagi fokus ke hal laen ekspresi wajahnya begitu," gumam Sasa sedikit kesal juga karena Badai tak mengindahkannya."Nggak ada apa-apa Nduk," dusta Badai. "Pembicaranya dari universitas sebelah kan ya?" tanyanya mengubah topik, sengaja mengalihkan perhatian Sasa agar tidak fokus pada ekspresi dan sikapnya."Iya," Sasa mengangguk. "Dari tadi kamu nggak nyimak sih, makanya nggak tau," sindirnya."Nduk, kamu tau siapa aku," bisik Badai lirih, "umurku udah sebegini tuanya, udah bosen sama yang beginian.""Terus dari tadi mikir apa kamu Mas?""Ehm, ada tersirat di bayanganku soal acara nikahan kita sih," ucap Badai."Nggak mungkin. Bukan soal
last updateHuling Na-update : 2024-10-22
Magbasa pa

47. Kejutan

"Nggak duduk bareng Ayang?" tegur Nana yang kaget karena Sasa tiba-tiba duduk di sebelahnya."Ayang lagi sibuk sendiri. Badannya ikut seminar tapi nggak tau pikirannya. Na," Sasa memberi jeda pada ucapannya, antara perlu atau tidak bercerita pada Nana. "Ehm, menurut kamu, aku wajar nggak sih nanya sama dia selama sama mantan dia ngapain aja?" tanyanya.Nana melirik Sasa sekejap, "Ngapain yang gimana maksudmu?" tanyanya balik."Ya you know what-lah. Secara, mantan pacarnya itu cantik banget Na, dewasa dan kayak tangguh gitu. Untung nggak keder aku ngehadepinnya," cerita Sasa menggebu."Kalau Badai udah sama kamu dan mantep sama hubungan kalian, menurutku, kamu nggak perlu deh menggali kubur kamu sendiri. Maksudku adalah, tau kenyataan bahwa dia udah ngapain aja sama mantannya yang menurut kamu perfect itu sama aja mancing rasa sakit hati. Kamu bakalan menuntut diri kamu buat bisa menerima kalau itu nggak sesuai bayanganmu, dan itu berat lho Beb," ungkap Nana sangat bijak."Bener juga s
last updateHuling Na-update : 2024-10-22
Magbasa pa

48. Alasan Memilih Sasa

"Mas Badai," Sasa mendesis lirih, tatapannya meredup setelah tahu bahwa orang yang menodongnya dengan senjata api adalah lelaki yang sangat dicintainya.Hening. Badai masih menempelkan ujung senjata apinya di kening Sasa, bibirnya terkatup rapat. Mata teduh Badai itu tetap ada, menatap lekat pada Sasa, memberi kebesaran cinta."Kamu tau kan sekarang, kenapa kupilih Sasa ketimbang kamu? Apa bedanya kamu sama Sasa?" gumam Badai tegas, penuh penekanan. Sorot matanya tak lepas dari manik indah Sasa, tapi sepertinya ia sedang tidak berbicara dengan calon istrinya ini. "Dia tau aku bisa menyakitinya kapan aja," desisnya lantas menurunkan arah todongan senjatanya di dada Sasa. "Tapi dia nggak pernah hilang percaya sekalipun ke aku," lantas, ia toleh ke samping kirinya.Sasa ikut menoleh, di sanalah Arleta duduk di kursi kayu, dijaga oleh Lion dan juga Anung. Sorot mata penuh amarah yang meluap juga kekecewaan yang mendalam muncul dari ekspresi wajah berantakan itu."Buat apa sih ini Dai?" de
last updateHuling Na-update : 2024-10-23
Magbasa pa

49. Easy On Me

"Kamu nggak akan berani!" tantang Arleta melotot."Nung, coba kasih tau sama kakak cantik ini SOP kita," desis Badai penuh kebekuan.Anung mengangguk, "Jika terjadi sesuatu dalam misi dan itu mengancam kerahasiaan seluruh anggota tim termasuk kelancaran operasi, tim berhak melenyapkan segala bentuk tindakan perlawanan, termasuk ijin penghilangan nyawa!" ungkapnya."Kamu nggak akan tega, Dai," ucap Arleta meremehkan."Kalaupun Badai nggak tega," Lion angkat bicara, "gue yang bakalan eksekusi," ujarnya tanpa tawanya yang biasa."Cuma dua orang yang tau identitas kami sebagai prajurit yang kuliah di kampus ini, kamu dan Sasa," kata Badai belum menurunkan senjatanya. "Kalau sampe kami mengalami kegagalan misi karena bocornya informasi, pelakunya nggak laen adalah Arleta," tuduhnya menohok."Nggak bisa gitu! Apa salahku sih Dai? Aku penasaran sama hubungan kalian, aku pikir kalian cuma pura-pura saling cinta, makanya aku cari tau ke sini dan aku ketemu fakta soal kamu yang jadi mahasiswa j
last updateHuling Na-update : 2024-10-23
Magbasa pa

50. Rasa Cemburu

"Please, masuk dulu ke mobil ya," kata Badai akhirnya, setelah terdiam cukup lama.Merasa bersalah karena tindakan spontannya, Sasa akhirnya menurut. Ia masuk ke dalam mobil, menunggu Badai yang juga masuk ke kursi kemudinya dengan sabar. Saat Badai melajukan mobil dengan mode mengebut malaikat maut, Sasa tak berkomentar. Ya, meski jantungnya berdebar sangat kencang karena sepanjang mereka berhubungan, Badai tidak pernah menyetir seliar ini."Kita ke kost?" gumam Sasa saat tiba di tempat tujuan mereka."Aku nggak mau kamu salah paham terus Nduk, kita nikah tinggal 2 minggu lagi.""Kamu tau kita nikah 2 minggu lagi tapi apa tadi Mas? Nggak ngerti aku tu," protes Sasa memunculkan sikap ABG labilnya.Siapa yang tidak cemburu dan marah ketika melihat calon suaminya bertemu sang mantan dan Sasa justru ditodong senjata tanpa persiapan seperti tadi? Bukan hanya Sasa, perempuan manapun pasti akan syok jika mengalaminya sendiri.Badai tak buru-buru menanggapi Sasa. Ia memilih turun dari mobil
last updateHuling Na-update : 2024-10-24
Magbasa pa
PREV
1
...
34567
...
12
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status