Home / Romansa / Jodoh Malaikat Pelindung / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Jodoh Malaikat Pelindung: Chapter 61 - Chapter 70

118 Chapters

61. Meruntuhkan Pertahanan

Meninggalkan Nana, Badai bergegas menuju kamar pesanannya. Seperti Sasa, meski ia dijatah satu kamar dengan Gilang dan Arman dari publikasi dan kemahasiswaan, ia harus memberi ruang untuk tim Raider. Benar, di dalam kamar dengan view langsung menghadap ke seluruh pintu kamar penginapan, Badai dan anggota tim lain lebih mudah melakukan pengawasan. Posisi pengawasan di dalam kampus diambil alih oleh tim Raider 2 dan 5 sementara tim Raider 1 mengawal rombongan. Ada setidaknya 6 target operasi yang ada di daftar rombongan kunjungan ke Jogja ini."Kamar 204," ujar Badai begitu masuk ke dalam kamar dan Fadil menolehnya."Aman. Abang bisa langsung ambil rute lewat balkon Bang," kata Fadil fasih. "Lokasi keliling persegi panjang, 204 di seberang kanan, 8 kamar dari kita, dua lantai di bawah," sebutnya."Sorry," Badai menyeringai, "aku pengamanan pribadi dulu ya," cengirnya kemudian keluar ke balkon dengan tatapan kesal dari Lion dan Anung.Sementara di kamarnya, Sasa langsung merebahkan diri.
last updateLast Updated : 2024-10-31
Read more

62. Sesulit Percaya

"Mas ...," Sasa mendorong pelan dada telanjang Badai, ciuman mereka terlepas. Ia berpaling cepat, berbalik membelakangi Badai, menguatkan hatinya."Nduk," panggil Badai lirih. "Kalau kamu nggak mau aku di sini, aku pergi. Tapi ijinin aku cek kondisi, aku amanin dulu posisimu," katanya pilu.Sasa mengangguk lemah, "Maaf, aku masih nggak bisa ngilangin bayangan gila itu. Tiap kamu nyentuh aku, aku ngeliat bayangan Arleta di matamu," desisnya tertahan.Badai meraup wajahnya frustasi. Bagaimana lagi caranya agar ia bisa meluluhkan hati sang istri, meyakinkan Sasa agar tak lagi menolaknya."Apa aku perlu ngomong sama Arleta soal ini?" tanya Badai gegabah."Biar kalian bisa ketemu lagi dan ngulang kisah cinta kalian?" tuduh Sasa menohok."I love you, Sakura Kadita Rumi!" sengal Badai benar-benar habis kata.Tak ada yang bicara setelahnya. Sasa memilih untuk berjalan menuju jendela, melihat kondisi sekitar penginapan yang sudah mulai terang oleh cahaya matahari, menyusup di sela-sela tirainy
last updateLast Updated : 2024-11-01
Read more

63. Menginginkanmu

Tiba di kolam renang milik penginapan itu, mood Sasa yang hampir saja membaik, kembali memburuk. Bagaimana tidak? Badai yang tadi ia lihat pergi seperti laba-laba bergelantungan entah ke mana, ternyata sudah berendam nyaman di kolam renang, memamerkan tubuh seksinya pada semua orang."Mas Pacar udah di sini tuh?" gumam Nana menyenggol siku Sasa."Tau deh. Sibuk tebar pesona dia," desis Sasa melengos saja saat Badai menyadari kedatangannya."Bagi-bagi kali Sa," goda Dira yang melewati Sasa sambil berbinar menatap ke arah Badai."Liat aja sepuasnya, nggak buta juga mata lo!" ujar Sasa kasar."Santai Bos!" Dira menyeringai, "nggak berkurang juga kalau gue liat doang, pelit amat jadi orang," sungutnya."Tau pelit kenapa nanya lo? Ngajak gulat?" Sasa menantang."Udah, udah," Nana melerai, "laki lo udah naek," bisiknya menenangkan Sasa.Menuruti ucapan Nana, Sasa meninggalkan Dira yang siap meladeni ucapan sengaknya. Ia datangi Badai dengan tatapan siap membunuh, kesal sekali hatinya."Jadi
last updateLast Updated : 2024-11-01
Read more

64. Sentuhan Manis Pertama

"Aku nggak akan maksa kalau kamu nggak siap," kata Badai."Arleta nggak akan ganggu kita kan?" tanya Sasa yang kini tinggal mengenakan setelan bra dan celana dalam warna hitamnya."Nggak akan," ungkap Badai sambil sesekali mengecupi leher istrinya, menghirup aroma cherry blossom yang memabukkan.Sasa menarik napas dalam-dalam, mempersiapkan dirinya. Ia tatap lagi mata Badai yang juga sibuk mengamati pahatan Tuhan dan wajah cantik nan menggemaskannya. Merasa malu, Sasa menggigit bibir bawahnya kuat-kuat. Apalagi saat kedua tangan Badai bergerak untuk melepas kaitan bra miliknya."Kenapa?" tanya Badai sejenak menghentikan gerakannya. "Ada yang sakit?"Sasa menggeleng."Kenap bibirnya digigit begitu? Gemes Nduk akunya. Takut nggak bisa maen pelan ntar karena saking geregetannya," ujar Badai sangat jujur."Aku malu," ungkap Sasa mengitarkan pandangannya, sengaja menghindar dari tatapan sendu Badai padanya."Kenapa malu? Suami kamu ini,""Ini kali pertamanya aku lepas baju di depan cowok l
last updateLast Updated : 2024-11-01
Read more

65. I Love You So Bad (21+)

"Mas—" ucapan Sasa menggantung. Ia lebih sibuk menahan dirinya agar tidak berteriak saat milik Badai mulai mengoyak pertahanannya. Panas di tubuhnya semakin terasa menyiksa, tapi ia tidak bisa berteriak dan mengerang sebebasnya. Tubuhnya melengkung ke atas, perih itu menjalari pangkal paha hingga ke punggungnya."Tahan bentar ya Nduk," ucap Badai seolah sadar bahwa Sasa benar-benar hampir hilang kendali.Kedua jemari Sasa spontan beralih mencengkeram pundak Badai, bibirnya masih aktif meracau nama serta panggilan Badai dalam mode timbul tenggelam. Sementara, Badai sudah mulai perlahan bergerak memompa, ia sendiri bahkan hampir tak kuasa menahan gelenyar nikmat yang diberi Sasa atas miliknya.Peluh membanjir di sekujur tubuh Badai, pun tubuh Sasa yang tidak berganti posisi. Ketika Badai menawarinya untuk berganti di atas, Sasa menolak, ia masih malu melakukannya. Justru, Sasa beberapa kali membawa wajah Badai ke ceruk lehernya agar ia tidak malu ditatap secara intens dan tanpa jeda ole
last updateLast Updated : 2024-11-02
Read more

66. Bahkan Jika Aku Mati (21+)

"Terus gimana dong Mas?" tanya Sasa panik."Ya udah nggak pa-pa, dibayar aja kena berapa," kata Badai santai.Sasa menghela napas panjang. Ia pandangi noda merah di sprei yang menjadi pengingat hari bersejarah dalam hidupnya. Hatinya lega, tanpa beban meski sebelumnya ia merasa takut jika Badai akan memperlakukannya sama seperti saat memperlakukan Arleta."Atau boleh diminta aja nggak sih itu sprei-nya? Buat kenang-kenangan gitu Mas," gumam Sasa absurd."Masa nyimpen begituan.""Ya nggak pa-pa, kan bersejarah. Aku ngelepas keperawananku sama kamu di sini," kata Sasa.Badai tertegun. Se-istimewa itu momen malam pertama ini bagi istri cantiknya dan ia merasa bersalah entah untuk alasan apa."Kemejanya tolong," ujar Badai mengalihkan topik pembicaraan. "Nggak mungkin aku gelantungan lewat balkon pake boxer doang gini kan?" pintanya."Sengaja ya kamu begitu Mas? Iya kan? Nggak mau ah, enak bau badan kamu, udah aku klaim jadi hak milik ini baju," ucap Sasa menggemaskan."Mancing, pengin ku
last updateLast Updated : 2024-11-02
Read more

67. Hampir Tertangkap Basah

Senyum Sasa terkembang. Ia rentangkan kedua tangannya, meminta gendong pada sang suami. Dengan senang hati, Badai membopong tubuh mungil Sasa itu hingga ke ranjang bak membawa satu karung kerupuk yang ringan. Dikecupnya kening Sasa, turun ke hidung mancungnya dan berakhir di bibir tipis indah itu."Gimana dong? Kemejanya basah," goda Sasa memainkan tulang selangka Badai dengan berani.Senyum Badai terkembang, "Nggak pa-pa. Basah bekas kamu ini," katanya pengertian. Mereka saling berpandangan dalam diam, melempar senyum penuh cinta, bentuk rasa syukur karena telah bersama. Namun, momen manis itu tidak bertahan lama karena sebuah gedoran keras datang dari pintu.Badai langsung tanggap. Ia melompat dari tempat tidur, diberinya Sasa baju dan dalaman yang ia ambilkan kilat dari dalam koper. Sementara ia pakai kemeja basahnya, membantu Sasa merapikan diri."Diaz," bisik Badai. "Pasti ada yang nggak suka, kamu siap-siap buka pintunya. Tetep tenang," pintanya menyempatkan diri mengecup kenin
last updateLast Updated : 2024-11-03
Read more

68. All Of Me

Menjelang malam, Badai yang sudah bak pencuri datang dan pergi melalui balkon kamar Sasa, akhirnya duduk tenang di ranjang. Ia tunggui istrinya yang tengah sibuk menyiapkan beberapa cindera mata untuk diserahkan pada pihak Universitas Yogyakarta. Sebenarnya, Sasa ditugasi menyiapkan kenang-kenangan itu bersama Amelia dan Karin, tapi Sasa memilih untuk membungkusnya sendiri."Nggak perlu bantuan?" tanya Badai seusai memberesi handgun-nya."Mas udah selesai?" tanya Sasa balik, melongok ke atas ranjang yang spreinya sudah diganti oleh pihak hotel setelah Badai mengurus dendanya."Udah," balas Badai."Tugas Mas nemenin aku tidur, ngelonin. Urusan cindera mata ini biar aku yang tanganin," gumam Sasa yang kini merasa nyaman bersikap sopan pada Badai dengan tidak memanggilnya dengan sapaan 'kamu'.Senyum Badai terkembang, "Iya maksudku juga gitu Nduk," katanya. "Biar cepet dikelonin, pengin kubantuin.""Nggak usah, bentar lagi selesai," tolak Sasa. "Mas, nanti misal Mas nemenin aku tidur di
last updateLast Updated : 2024-11-03
Read more

69. Wahana Baru (21+)

Ragu, Sasa terima ponsel Badai. Ia amati sebentar layarnya, ada foto candid Sasa yang Badai jadikan sebagai latar belakang layarnya. Senyum Sasa terbit, hatinya membuncah. Badai sangat tahu bagaimana cara menyenangkan hatinya dan seperti apa cara membuat Sasa tenang atas perasaannya."Dia coba ngingetin Mas soal masa lalu indah kalian dulu ya," gumam Sasa kusyu membaca satu per satu isi pesan percakapan yang dikirim Arleta."Nagih janji yang belom sempat kutepati," sahut Badai."Kalau mau ngajak liburan sih itu bukan janji, emang penginnya pergi aja, tapi karena nggak ada waktu, makanya nggak sempat terealisasi.""Iya, gitu maksudku Nduk," ralat Badai tak ingin Sasa salah tanggap."Halaah, sok ngingetin jika mencintaimu adalah salah maka jangan ijinkan aku menjadi benar, kok geli aku baca ini," desis Sasa kesal. "Mas bener pernah bilang gitu ke dia?" tanyanya."Dulu, pas kami masih mesra-mesranya," jawab Badai jujur."Sama aku Mas nggak pernah mesra," desis Sasa iri.Badai tersenyum s
last updateLast Updated : 2024-11-03
Read more

70. Serangan Tiba-Tiba

"Kayaknya tadi aku liat kamu turun dari bus bareng mas pacar, sekarang ke mana?" tegur Nana saat mendapati Sasa menuju ke ruang pertemuan di Universitas Yogyakarta sendirian."Katanya mau ngabisin rokok dulu, kan ruang pertemuannya ber-AC," jawab Sasa sesuai ucapan Badai yang berpamitan padanya."Aku denger ada rame-rame di penginapan yang otaknya Dira ya?" tanya Nana."Dia nuduh aku masukin Badai ke kamar, ngajakin Mas Diaz sama yang laennya buat sidak langsung. And you know what, Bestie? Mereka ngegeledah kamarku dong. Sialan!""Sampe segitunya?" mata Nana membulat."Sampe segitunya. Dan mereka pasti malu banget karena udah nuduh tanpa bukti dan Badai nggak ada di kamarku. Lagian, Dira dipercaya!" sungut Sasa dengan senyum puasnya."Tapi serius lho Sa, emang rumor soal kamu sama Badai yang minta kamar sendiri-sendiri jadi bahan gosip anak-anak. Untungnya pas digrebek kamu lagi nggak sama Badai di dalem.""Aku minta kamar sendiri karena aku butuh privasi. Keinget pas kita KKL di Bali
last updateLast Updated : 2024-11-04
Read more
PREV
1
...
56789
...
12
DMCA.com Protection Status