Home / Rumah Tangga / Istri Pengganti Suami Buta / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Istri Pengganti Suami Buta: Chapter 121 - Chapter 130

142 Chapters

Chapter-121

Rania menelan salivanya dengan kasar, di depannya ada Grace dan juga David yang berada di tempat yang sama. Jantung Rania berdebar lebih kencang dari biasanya, dadanya sesak hingga Rania kesulitan untuk bernafas. Tangan wanita itu menggenggam erat telapak tangan Abrisam. Belum lagi disisi lainnya ada Leon yang berdiri tak jauh dari tempatnya. Sungguh, kondisi seperti apa kali ini!! "Mama … " lirih Rania. Grace mendekat, dia pun menatap Adhitama dengan tatapan tidak suka. "Ini kenapa Ayahmu ada disini!!" katanya dengan nada sombing. Rania berdehem. "Pengen ngajakin Ayah keliling mall aja, Ma." Jawaban Rania yang terkesan asing, membuat Abrisam mengerutkan keningnya. Tidak biasanya wanita itu berkata seperti itu di depan banyak orang. Bahkan suara Rania juga berubah tidak selembut biasanya. Grace yang menyadari ada Abrisam dan yang lain pun tersenyum. Sikap Grace itu berubah drastis ketika melihat Bagas yang terus menatapnya.
last updateLast Updated : 2025-02-15
Read more

Chapter-122

Menatap bill belanjaan di tangannya Rania pun mendesah. Baju yang dia belikan untuk Adhitama hanya menguras dompet Abrisam seharga lima ratusan ribu rupiah. Karena Adhitama mengambil baju yang harganya bahkan sangat murah dan juga bertulisan diskon. Sedangkan Grace wanita itu mengambil satu tas dengan harga ratusan juta. Beberapa potong baju dengan harga paling murah dua juta. Begitu juga dengan David yang mengambil sepatu yang dia suka dengan harga puluhan juta.Sejujurnya Rania sungkan ketika dia ingin membelikan tas Grace dan juga sepatu David. Bukannya dia tidak ingin membelikannya, hanya saja kan masalahnya ini harganya di atas batas wajar. Kalaupun Rania ingin membelikan hadiah, bukannya itu tergantung Rania? Seharusnya Grace dan David menerima hadiah itu dengan lapang dada, tapi yang ada Grace dan juga David malah mengambil hadiah yang mampu menguras dompet Abrisam. Wanita itu mendesah, melempar bill belanjaan diatas meja. "Ya Tuhan .. " keluh nya.
last updateLast Updated : 2025-02-15
Read more

Chapter-123

Selena langsung memeluk Rania ketika melihat menantunya pulang bersama dengan Abrisam. Setelah menginap dua hari di rumah ayahnya, akhirnya Selena punya teman kembali di rumah. Apalagi Kara yang pulang ke ibukota malah lebih sibuk dengan temannya. Setelah muncak, Kara sudah bersama dengan temannya dulu. Itu sebabnya Selena suka kesepian ketika Rania tidak ada. "Mami nggak ada temen, sepi banget ini rumah. Kamu nginepnya lama banget sih." ucap Selena sedih. "Cuma dua hari Ma, masa iya lama." kekeh Rania. "Malah aku pikir mau menginap satu bulan disana." sahut Abrisam. Selena langsung cemberut, kalau saja hal itu sampai terjadi antara mereka, yang menginap selama satu bulan di rumah Adhitama. Sudah dipastikan Selena juga akan ikut menginap disana agar menjadi beban hidup Adhitama, ayah Rania. Selena tidak peduli dengan omelan atau tatapan heran dari besannya, yang penting Selena ikut dan tidak merasa kesepian di rumah sebesar milik Abrisam. "Mami perasaan ganggu mulu. Bisa nggak bi
last updateLast Updated : 2025-02-16
Read more

Chapter-124

Siangnya, Rania sudah siap dengan dress panjang berwarna putih yang dia kenakan. Rania juga sudah meminta pada Selena, jika dia juga mengajak Abrisam kali ini. Lagian, kasihan juga kan kalau Abrisam berada di rumah sendiri tanpa melakukan apapun. Rania yang tidak tega dengan semua ini. Menuruni tangga, Selena menunjukkan wajah cemberutnya. Dia hanya mengajak Rania pergi, tapi kenapa Abrisam ikut? "Gak papa ya, Mi." kata Rania tidak enak hati. Selama memutar bola matanya malas. Tentu saja tidak boleh ada kaum pria di antara mereka. Tapi apa boleh buat, lebih baik dia ikut daripada nanti malah Rania tidak bisa keluar dengan Selena. "Yaudah ayo." ajak Selena. Rania tersenyum bahagia, dia pun menarik tangan Abrisam untuk mengikuti langkah kaki Rania. Wanita itu juga menjelaskan apa saja yang nanti akan mereka lakukan. Dari melihat ikan, baik di timezone jika mereka bertemunya di mall. Atau mungkin Rania dan juga Abrisam bisa menghabiskan waktu untuk berkeliling. "Simpan dulu keingin
last updateLast Updated : 2025-02-16
Read more

Chapter-125

Rania jatuh di atas pangkuan Abrisam, setelah dia selesai mandi sore. Sebenarnya ini tidak sengaja, dia duduk di samping Abrisam yang ingin menggunakan lotion untuk badannya. Tapi ketika dirinya ingin bangkit, dan menyimpan lotion itu. Abrisam malah dengan cekatan langsung menarik tangan Rania, hingga membuat wanita itu duduk diatas pangkuannya. "Ini kalau kakinya di sisi kiri dan juga kanan kayaknya lebih enak deh, Ran." ucap Abrisam. Rania menatap kedua kakinya dengan heran. Lalu menatap Abrisam dengan tatapan bingung. "Gak ah, Mas. Aku cuma pakai handuk, mau pakai baju dulu. Mas mandi sana." perintah Rania. Abrisam tersenyum kecil, dia tidak menurut dengan apa yang Rania katakan. Pria itu memegang satu kaki Rania dan memutarnya sendiri. Dan saat ini posisi Rania yang masih duduk di depan Abrisam, dengan kedua kaki yang menghimpit kaki Abrisam. Belum lagi, tangan Abrisam yang langsung memeluk pinggang Rania, mampu membuat Rania gugup. Siapa juga sih yang tidak gugup dengan hal i
last updateLast Updated : 2025-02-17
Read more

Chapter-126

Selena sudah menunggu dengan bosan. Sampai jam segini Rania dan juga Abrisam tak kunjung turun juga sedangkan dirinya susah sangat lapar. Di meja makan ini tidak hahaha ada Selena, tapi juga ada Alfa, Kara dan juga Bagas. Mereka semua menunggu Rania dan Abrisam untuk bergabung makan malam dengan mereka. "Ini mereka kenapa lama sekali sih. Aku udah laper, Mami." ucap Kara. "Mami lihat dulu deh, kok lama banget mereka ngapain aja." Selena bangkit dia pun berjalan cepat ke arah tangga dan menuju kamar Abrisam yang terbuka sedikit. Disana Selena bisa melihat dia handuk yang tergeletak diatas lantai, tapi tidak melihat ada orang sama sekali. Tidak mungkin kan, handuk ini berjalan sendiri sampai di bawah lantai? Apalagi ini handuk Selena tahu betul, handuk yang selalu di tata oleh mbok Atun di kamar mandi. Mengambil handuk itu dan menaruhnya di atas tempat tidur. Selena pun menatap pintu kamar mandi yang tertutup rapat. Rania mendekat, mungkin salah satu diantara mereka sedang mandi. D
last updateLast Updated : 2025-02-17
Read more

Chapter-127

Rania mendadak sedih, ketika melihat Kara yang ingin pergi dari rumah ini. Wanita itu memutuskan untuk menjadi rakyat biasa, dia ingin menjadi karyawan bukan bos. Dan yang jelas Kara harus keluar dari rumah ini dan ingin mandiri. Dia sudah terlalu manja, hidupnya selalu saja tercukupi. Tapi kali ini Kara ingin mengatur hidupnya sendiri dan merasakan bagaimana bekerja di tempat lain dan bukan milik keluarga. Sekarang, sudah tidak ada lagi teman di rumah ini. Rania akan kembali kesepian, ketika tidak memiliki teman satu frekuensi. Yang dimana Kara sering sekali bercerita banyak hal tentang dirinya, dan Rania adalah orang yang telaten dan sabar mendengar cerita Kara. Tidak ada lagi rambut yang harus dia catok, dan mendengar dumelan Kara. Tidak ada lagi perdebatan antara warna eyeshadow yang gelap dan cerah. "Bakalan kangen kayaknya." kekeh Kara. "Jangan pergi." "Harus pergi!! Nanti kalau kangen, aku share lokasi tempat tinggal aku ya." Rania mengangguk dia pun memeluk Kara untuk ya
last updateLast Updated : 2025-02-18
Read more

Chapter-128

Siang ini, sesuai permintaan Abrisam. Rania memutuskan untuk memasak banyak menu makanan rumahan. Wanita itu membawa dua kotak makan siang untuk suaminya dan juga Bagas. Kasihan juga kan, kalau Abrisam makan tapi Bagas tidak apalagi mereka satu ruangan. Wanita itu tersenyum kecil, setelah berhasil menyiapkan dua kotak makan siang. Dia juga akan memberitahu Bagas dan juga Abrisam jika Kara memutuskan untuk pergi dari rumah. Selain ingin mandiri Kara juga ingin tahu bagaimana susahnya hidup seorang karyawan. Jadi, jika nanti dia sudah menjabat sebagai pemimpin perusahaan dia tahu keluh kesah karyawannya seperti apa. Belum lagi Kara yang ingin sekali memiliki satu butik dengan rancangannya sendiri. "Kamu mau kemana?" tanya Selena aneh. "Mau nganter makan siang mas Abri, Mi. Kenapa?" Selena berpikir sejenak. "Boleh ikut nggak? Mami bosen loh di rumah. Nanti kita beli minum di langganan Mami untuk mereka." Entah sogokan atau apa. Nyatanya Rania menganggukkan kepalanya pelan. Dia mengi
last updateLast Updated : 2025-02-18
Read more

Chapter-129

Abrisam mengusap dadanya yang masih saja berdedar dia meminta izin pada Rania untuk pergi ke toilet sebentar. Dia hanya ingin memastikan jika jantungnya masih berdebar dengan normal, ini hanya efek lapar makanya jantung Abrisam berdebar kencang. Atau mungkin Abrisam hanya kekurangan kopi makanya dia berdebar. Ada akan dengan dirinya saat ini!! Kenapa dia merasakan sesuatu yang sama sekali tidak di suka oleh Abrisam!! Menarik nafasnya pelan, Abrisam memutuskan untuk kembali ke ruangannya. Dia memukul pintu kamar mandi iki dengan tongkatnya, dan berjalan keluar dengan pelanggan pula. Hingga Rania yang melihat hal itu langsung menghampiri Abrisam, membantu pria itu untuk berjalan. Bukannya meragukan tongkat yang Abrisam pakai, hanya saja banyak karpet dan barang Rania hanya takut jika Abrisam menambah meskipun dia sudah hafal dengan ruangan ini. "Duduk dulu Mas." kata Rania, dan meminta Abrisam untuk duduk di sofa. Abrisam berdehem sejenak, merapikan jasnya dengan harapan jika wani
last updateLast Updated : 2025-02-20
Read more

Chapter-130

Jam menunjukkan pukul lima sore, sudah waktunya kantor ini ditutup. Tapi melihat ada tiga orang yang masih ada di tempat kerjanya membuat Rania menatap heran. "Kalian nggak pulang?" tanya Rania dengan wajahnya polosnya. Salah satu diantara mereka mendongak dan menggeleng. "Kita lembur Bu, ada banyak file penting yang harus diselesaikan hari ini." katanya. "Dan besok pagi ada rapat penting Bu, bahannya harus siap hari ini juga." tambah salah satu diantara mereka. "Ini juga lagi nyusun properti satu bulan yang lalu belum selesai." tambahnya. Rania mengangguk, meskipun dia tidak paham tapi wanita itu berharap jika mereka akan baik-baik saja. Menjaga kesehatan mereka dan juga pola makan mereka jangan sampai berantakan. Besok adalah hari penting, dan semoga rapatnya berjalan dengan cepat. Wanita itu membalik badannya dan kembali masuk ke dalam ruangan Abrisam. Tak lupa juga dia memesan makanan secara online untuk karyawan Abrisam. Kasihan jika mereka terlalu sibuk bekerja, yang ada m
last updateLast Updated : 2025-02-20
Read more
PREV
1
...
101112131415
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status