Share

Chapter-126

Author: AgathaQuiin20
last update Last Updated: 2025-02-17 15:15:50

Selena sudah menunggu dengan bosan. Sampai jam segini Rania dan juga Abrisam tak kunjung turun juga sedangkan dirinya susah sangat lapar. Di meja makan ini tidak hahaha ada Selena, tapi juga ada Alfa, Kara dan juga Bagas. Mereka semua menunggu Rania dan Abrisam untuk bergabung makan malam dengan mereka.

"Ini mereka kenapa lama sekali sih. Aku udah laper, Mami." ucap Kara.

"Mami lihat dulu deh, kok lama banget mereka ngapain aja."

Selena bangkit dia pun berjalan cepat ke arah tangga dan menuju kamar Abrisam yang terbuka sedikit. Disana Selena bisa melihat dia handuk yang tergeletak diatas lantai, tapi tidak melihat ada orang sama sekali. Tidak mungkin kan, handuk ini berjalan sendiri sampai di bawah lantai? Apalagi ini handuk Selena tahu betul, handuk yang selalu di tata oleh mbok Atun di kamar mandi.

Mengambil handuk itu dan menaruhnya di atas tempat tidur. Selena pun menatap pintu kamar mandi yang tertutup rapat. Rania mendekat, mungkin salah satu diantara mereka sedang mandi. D
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-127

    Rania mendadak sedih, ketika melihat Kara yang ingin pergi dari rumah ini. Wanita itu memutuskan untuk menjadi rakyat biasa, dia ingin menjadi karyawan bukan bos. Dan yang jelas Kara harus keluar dari rumah ini dan ingin mandiri. Dia sudah terlalu manja, hidupnya selalu saja tercukupi. Tapi kali ini Kara ingin mengatur hidupnya sendiri dan merasakan bagaimana bekerja di tempat lain dan bukan milik keluarga. Sekarang, sudah tidak ada lagi teman di rumah ini. Rania akan kembali kesepian, ketika tidak memiliki teman satu frekuensi. Yang dimana Kara sering sekali bercerita banyak hal tentang dirinya, dan Rania adalah orang yang telaten dan sabar mendengar cerita Kara. Tidak ada lagi rambut yang harus dia catok, dan mendengar dumelan Kara. Tidak ada lagi perdebatan antara warna eyeshadow yang gelap dan cerah. "Bakalan kangen kayaknya." kekeh Kara. "Jangan pergi." "Harus pergi!! Nanti kalau kangen, aku share lokasi tempat tinggal aku ya." Rania mengangguk dia pun memeluk Kara untuk ya

    Last Updated : 2025-02-18
  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-128

    Siang ini, sesuai permintaan Abrisam. Rania memutuskan untuk memasak banyak menu makanan rumahan. Wanita itu membawa dua kotak makan siang untuk suaminya dan juga Bagas. Kasihan juga kan, kalau Abrisam makan tapi Bagas tidak apalagi mereka satu ruangan. Wanita itu tersenyum kecil, setelah berhasil menyiapkan dua kotak makan siang. Dia juga akan memberitahu Bagas dan juga Abrisam jika Kara memutuskan untuk pergi dari rumah. Selain ingin mandiri Kara juga ingin tahu bagaimana susahnya hidup seorang karyawan. Jadi, jika nanti dia sudah menjabat sebagai pemimpin perusahaan dia tahu keluh kesah karyawannya seperti apa. Belum lagi Kara yang ingin sekali memiliki satu butik dengan rancangannya sendiri. "Kamu mau kemana?" tanya Selena aneh. "Mau nganter makan siang mas Abri, Mi. Kenapa?" Selena berpikir sejenak. "Boleh ikut nggak? Mami bosen loh di rumah. Nanti kita beli minum di langganan Mami untuk mereka." Entah sogokan atau apa. Nyatanya Rania menganggukkan kepalanya pelan. Dia mengi

    Last Updated : 2025-02-18
  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-129

    Abrisam mengusap dadanya yang masih saja berdedar dia meminta izin pada Rania untuk pergi ke toilet sebentar. Dia hanya ingin memastikan jika jantungnya masih berdebar dengan normal, ini hanya efek lapar makanya jantung Abrisam berdebar kencang. Atau mungkin Abrisam hanya kekurangan kopi makanya dia berdebar. Ada akan dengan dirinya saat ini!! Kenapa dia merasakan sesuatu yang sama sekali tidak di suka oleh Abrisam!! Menarik nafasnya pelan, Abrisam memutuskan untuk kembali ke ruangannya. Dia memukul pintu kamar mandi iki dengan tongkatnya, dan berjalan keluar dengan pelanggan pula. Hingga Rania yang melihat hal itu langsung menghampiri Abrisam, membantu pria itu untuk berjalan. Bukannya meragukan tongkat yang Abrisam pakai, hanya saja banyak karpet dan barang Rania hanya takut jika Abrisam menambah meskipun dia sudah hafal dengan ruangan ini. "Duduk dulu Mas." kata Rania, dan meminta Abrisam untuk duduk di sofa. Abrisam berdehem sejenak, merapikan jasnya dengan harapan jika wani

    Last Updated : 2025-02-20
  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-130

    Jam menunjukkan pukul lima sore, sudah waktunya kantor ini ditutup. Tapi melihat ada tiga orang yang masih ada di tempat kerjanya membuat Rania menatap heran. "Kalian nggak pulang?" tanya Rania dengan wajahnya polosnya. Salah satu diantara mereka mendongak dan menggeleng. "Kita lembur Bu, ada banyak file penting yang harus diselesaikan hari ini." katanya. "Dan besok pagi ada rapat penting Bu, bahannya harus siap hari ini juga." tambah salah satu diantara mereka. "Ini juga lagi nyusun properti satu bulan yang lalu belum selesai." tambahnya. Rania mengangguk, meskipun dia tidak paham tapi wanita itu berharap jika mereka akan baik-baik saja. Menjaga kesehatan mereka dan juga pola makan mereka jangan sampai berantakan. Besok adalah hari penting, dan semoga rapatnya berjalan dengan cepat. Wanita itu membalik badannya dan kembali masuk ke dalam ruangan Abrisam. Tak lupa juga dia memesan makanan secara online untuk karyawan Abrisam. Kasihan jika mereka terlalu sibuk bekerja, yang ada m

    Last Updated : 2025-02-20
  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-131

    "Kamu ada masalah? Mau minum bersama?" tawar Abrisam. Saat ini, mereka sudah berada di depan rumah Abrisam. Tapi dua pria berhasil ini tak kunjung turun, dengan alasan ada beberapa hal penting yang ingin mereka bahwa. Meskipun di ruang kerja Abrisam bisa, nyatanya mereka memilih membahas hal penting itu di dalam mobil. Bagas menggeleng, dia pun mengusap wajahnya dengan kasar. "Lagi nggak mood minum!!" "Tumben. Biasanya ngajak duluan. "Situ enak, sekali minum habis itu ada musuhnya. Lah aku– tidur!!" Abrisam tertawa, tidak semua hal yang didasari dengan alkohol berakhir dengan hubungan intim. Meskipun Abrisam mengakui, akan lebih nikmat dan terasa seperti itu. Tapi kebanyakan Abrisam akan pergi tidur setelah membersihkan diri. Setidaknya Rania tidak mencium alkohol di tubuh Abrisam. Tau kan, jika pria itu pulang dalam keadaan mabuk dengan Bagas. Rania sudah dalam posisi terlelap. Jadi mana mungkin Abrisam bisa mengganggu Rania san untuk melayani nya? Itu tidak mungkin."Gas kamu y

    Last Updated : 2025-02-21
  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-132

    Rania menghirup aroma satu persatu pewangi ruangan. Dia ingin mencari satu pewangi yang aromanya elegan tapi semerbak. Kali ini, dia berada di salah satu pusat belanjaan. Dia datang seorang diri, karena Bagas cukup sibuk bersama dengan Abrisam. Dua orang itu tak ditemukan berada di rumah, itu sebabnya Rania harus pergi ke sini menggunakan taksi online. Mau bagaimana lagi, jika tidak begini semua cemilan dns juga bahan yang ada di rumah akan habis. Belum lagi, makan makanan yang harus Rania masak besok pagi untuk sarapan dan juga bekal Abrisam. Ya, setelah insiden roti dari karyawan. Rania meminta Abrisam untuk tidak memakan apapun. Rania akan membuatnya sendiri untuk Abrisam, meskipun itu hanya cemilan ringan pun jika salah satu karyawan Abrisam memberinya yang jelas Abrisam dilarang keras untuk memakannya. Dia bisa menerima makanan itu, tapi tidak untuk memakannya. Rania masih sanggup membelikannya untuk Abrisam. Ingat kata mas Abri, dia memberikan kartu itu untuk membeli kebutuhan

    Last Updated : 2025-02-21
  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-133

    Setelah minimal, Abrisam kembali ke kamarnya dengan sempoyongan. Bagas menuntunnya dengan hati-hati, sesekali menatap ke arah pintu dan juga sekeliling rumah ini. Memastikan jika Rania tidak ada di rumah. Ini sudah mengurus jam tujuh, dan semua orang pasti akan keluar ruangan mereka hanya untuk makan malam. Buru-buru Bagas meminta Abrisam untuk mandi. Setidaknya, dengan guyuran air dingin mampu membuat kesadaran Abrisam kembali, meskipun tidak seratus persen. Dan lagi, Rania juga tidak akan tahu jika Abrisam baru saja mabuk dengan Bagas. Apalagi selama ini, ketika Abrisam mabuk, dalam posisi Rania sudah terlelap. "Nanti saja, aku mau tidur dulu." kata Abrisam memiringkan tubuhnya di tempat tidur. Baru kali ini dia mencoba minuman baru dan tidak bisa bangun. Bagas menghela nafasnya kasar. "Jangan bergaya!! Kalau Rana datang, dia pasti marah." "Aku harus marah kenapa?" Ucapan itu membuat Bagas mendelik, dia pun menatap pintu kamar ini dan lihat Rania yang baru saja sampai di rumah

    Last Updated : 2025-02-22
  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-134

    Pertarungan itu begitu panas dan cukup memakan waktu yang cukup lama. Tidak hanya satu atau dua kali, tapi berkali-kali hingga membuat kedua belah pihak merasa lelah dengan nafas yang nyaris putus. Mengabaikan teriakan banyak orang hanya untuk meminta mereka makan malam bersama. Kali ini, ketika mereka turun tak ada satupun lampu yang menyala, tidak ada satu orangpun yang keluar dari kamar mereka. Menutup kembali pintu kamarnya, Rania kembali mendekati Abrisam. "Mas sepi banget." kata Rania berbisik, seolah dia takut jika ada orang lain yang mendengar ucapannya. "Kamu udah turun ke bawah?" Rania menggeleng. "Nggak aku cuma ngintip dari pintu." Abrisam mendengus, harusnya Rania turun kebawah memastikan jika ada orang dibawah sana atau tidak. Atau mungkin … ada makanan malam yang mereka susakan untuk Rania dan juga Abrisam. Tapi nyatanya Rania malah hanya menyembuhkan kepalanya tanpa mau turun ke bawah dan melihat situasi rumah. Rania meringis, dia pun menggunakan baju yang tadi y

    Last Updated : 2025-02-22

Latest chapter

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter- 194

    "Abrisam!!! Buka pintu nya!!" teriak Claudia. Pagi ini, terpaksa dia datang ke rumah Abrisam untuk bertemu dengan pria itu. Dia meminta kejelasan pada pria itu dan alasan apa kenapa dia menolaknya. Bukannya dia sudah meminta maaf atas apa yang dia lakukan? sungguh, Claudia menyesal akan hal itu. Dia menyesal telah meninggalkan abrisam waktu itu. Itu sebabnya dia kembali ingin berbaikan dengan Abrisam. Tapi yang ada wanita itu malah mendapat penolakan yang sama sekali tidak diharapkan oleh Claudia. "Abrisam buka pintunya!!" teriak Claudia kembali. Tak lama pintu rumah ini pun terbuka menunjukkan mbok Atun dengan wajah bingungnya. "Non Claudia mau ngapain kesini pagi-pagi? Den Abri masih tidur, Non." "Saya mau bicara sama Abrisam!! Ini penting, Mbok!!" "Tapi den Abri masih tidur, Non!!" Nyatanya cLaudia sama sekali tidak peduli dengan hal itu. Dia mendorong mbok Atun untuk minggir dari hadapannya. Lalu, berteriak kembali di dalam rumah sambil memecahkan barang mahal milik Abrisam.

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-193

    Menjelang malam, mendadak Rania menjadi gugup. Jantungnya berdebar lebih kencang dari biasanya, dan yang jelas Rania tidak kunjung pergi ke kamarnya untuk memenuhi kebutuhannya sebagai istri. Padahal tadi, Abrisam berpesan setelah makan malam selesai, Abrisam ingin Rania masuk ke dalam kamarnya dengan cepat. Sayangnya, Rania malah menyibukkan dirinya di dapur, dengan membuat jus dingin untuknya. Sedangkan selama ini, selama tinggal dengan mereka. Tak sekalipun Rania membuat jus tengah malam macam ini, tentu saja hal itu menarik perhatian Selena. Wanita tua itu berdehem, hingga membuat Rania memokeh kaget. "Lagi buat apa Rana?" tanya Selena selembut mungkin. Meskipun dia sempat mendengar ucapan Rania dan juga Abrisam. "Ha … ini loh Ma, bikin jus." jawab Rania gagap."Tumben banget minta buatin jus malem-malem begini. Biasanya kan gak pernah." Rania mati kutu dia buat jus juga hanya alasan saja. Tapi kenapa Selena bertanya lebih jauh lagi sih. W

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-192

    “Tadi aku ketemu Leon.” ucap Rania.Saat ini wanita itu berada di ruang tengah, menemani Abrisam minum kopi sore hari. wanita itu tidak ingin terjadi kesalahpahaman antara Rania dan juga Abrisam, itu sebabnya dia mengatakan ini pada Abrisam. Wanita itu juga menjelaskan jika pertemuan mereka secara tidak sengaja, siang tadi rania memang sempat izin pada Abrisam untuk menemui Gaby di tempat kerjanya. sekalin minum kopi dan menemano Gaby makan siang. Entah datangnya dari mana, Rania juga tidak tahu kenapa bisa Leon datang dan bergabung dengan mereka. Leon hanya ingin mendengar jawaban Rania kembali, mungkin pria itu masih berharap jika Rania akan berubah pikiran dan mau menerima Leon. Hanya saja karena Rania tidak ingin dia menolak Leon kembali. Mendengar hal itu entah kenapa malah membuat Abrisam tersenyum. padahal dia sudah ketakutan, jika suatu saat nanti Rania akan berpaling pada pria lainnya setelah merasa bosan, atau malu memiliki Abrisam. Ternyata tidak, wani

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-191

    Mendapat penolakan dari Rania, Leon pun memutuskan untuk menemui wanita itu kembali. Dia masih tidak terima dengan apa yang rania katakan, bagaimana bisa dia menolak Leon dan memilih Abrisam? Pria buta yang tidak bisa berbuat banyak hal dalam hidupnya. Dia hanya bisa diam, duduk diam, dan merepotkan banyak orang. Sedangkan Leon? Bisa dilihat dia tampan, gagah, dan memiliki segalanya. bahkan Leon berpikir tidak ada yang bisa menolak pesona dirinya selama ini. Untung saja saat ini mereka bertemu di salah satu cafe, dimana rania sedang minum kopi bersama dengan Gaby. Leon pun mendekat, dia pun langsung duduk di antara mereka sehingga membuat Rania maupun Gaby terkejut. “Pak Leon disini juga.” tanya Gaby kaget. Dia bahkan sampai melirik ke arah Rania yang hanya diam saja. Leon tak menjawab, dia malah lebih memilih menatap rania yang diam saja. Wanita itu seolah tidak keberatan dengan apa yang dilakukan Leon. “Kita butuh bicara.” ucap Leon.Alis Rania mengkerut. “Mau bahas apalagi? masa

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-190

    "Jadi ditolak atau diterima?" ucap Abrisam. "Apanya?" Kali ini mereka berada di ruang tengah. Rania yang duduk gugup di samping Abrisam, sedangkan pria itu yang hanya diam saja tanpa melakukan apapun. Abrisam sempat mendengar ucapan Leon, yang dimana pria itu menyatakan cintanya pada Rania, istrinya. Dan Abrisam juga sudah mendengar penolakan Rania dengan tegas. Jika dia tetap ingin bersama dengan Abrisam bukan dengan Leon. "Susah ya kalau punya istri cantik, banyak yang suka jadi rebutan lagi." sindiran Abrisam. Rania menyiku Abrisam dengan gemas. sehingga membuat pria itu meringis. "Ngomong apa sih, nggak nyambung belas." "Aku gak tuli, sayang!!" Rania menggulung bibirnya untuk tidak berteriak, tertawa atau bahkan jingkrak-jingkrak layaknya sapi kepanasan. Dia harus tetap tenang, kalem dan juga jaga image. Setidaknya begini, meskipun wanita itu cerewet dan juga banyak tingkah, asalkan Rania tetap terdengar anggun di telin

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-189

    Selena tersentak mendengar teriakan itu, dia pun menempelkan telinganya di pintu kamar Abrisam. Memastikan jika suara itu berasal dari kamar itu bukan yang lain."Rana … kamu gak papa kan?" tanya Selena memastikan. "Aku–" "Nggak papa Mi." Itu suara Abrisam dan juga Selena yang saling bersautan satu sama lain. Selena yang mendengar hal itu langsung cekikikan, wanita itu memutuskan untuk turun ke bawah. Disana sudah ada banyak orang yang menunggu, dan Selena tidak ingin menunggu terlalu lama. "Kita makan duluan aja ya." ucap Selena. "Nunggu Rana sama Abrisam dulu, Mi." jawab Alfa. Selena menggeleng, "Abrisam sudah makan makanan pembukanya. Mungkin dia akan menyusul nanti setelah makanan pembuka sudah habis." Alfa dan Bagas yang satu meja dengan Selena pun bingung. Makanan pembuka apa yang dimaksud Selena? Biasanya mereka suka makan bersama, jika salah satu diantara mereka belum ada yang turun, tidak ada sa

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-188

    Mencoba itu bukan hal yang mudah untuk Abrisam. Bagas pasti tau itu, dia tidak suka mencoba dan tidak ingin mencoba hal yang sama sekali tidak ingin dia coba. Tapi kali ini … Abrisam mendesah kesal. Dia pun langsung masuk kedalam kamarnya dengan cepat dan berniat untuk membersihkan diri. Tapi yang ada dia malah menabrak sesuatu yang langsung membuat kakinya terluka. "Aduh … " teriak pria itu. Rania yang baru saja keluar dari tempat ini langsung menghampiri Abrisam. Melihat kaki Abrisam yang terluka. "Hati-hati dong Mas. Kamu itu gimana sih." "Gak kelihatan Rania." "Yaudah duduk dulu Mas, aku obatin." Abrisam mengangguk, dia pun mencari kursi yang ada di samping kiri atau kanan. Hingga dia menemukan kursi yang mungkin dia tabrak nanti, sehingga membuat kakinya sakit. Rania juga langsung mengambil kotak obat di kamar ini dan mengobatinya dengan pelan. Sesekali meniup luka itu agar Abrisam tidak merasa sakit atau perih. Menahan luka itu tidak gampang, Abrisam pernah tergores cuku

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-187

    Karena Abrisam mengaduh lapar, akhirnya Rania memutuskan untuk meminta Bagas untuk membelokkan mobilnya ke sebuah tempat makan terdekat. Dia tidak tega jika harus melihat Abrisam kelaparan setelah mengantarkan dirinya jalan-jalan seharian ini. "Mas Abri mau pesen apa? Menunya banyak banget, seafood kesukaan Mas juga ada." ucap Rania. Satu persatu wanita itu membaca menu yang ada di depannya dengan seksama. Dia juga menyebutkan banyak sekali masakan, sayangnya ada masakan yang sulit sekali disebut. Lidahnya begitu kaku untuk membaca tulisan itu yang menurut Rania aneh. Yang ada Rania hanya menunjuk tulisan itu dan memberitahu pelayanan, jika dia memesan itu dia porsi untuk dirinya dan juga Abrisam. Tak hanya itu, Rania juga langsung memberikan daftar menu yang ada di tangannya pada Bagas. Meminta Bagas untuk memilih makanan yang dia ingin makan malam ini. "Oh ya, habis ini kita ngapain?" tanya Bagas akhirnya. "Pulang. Tau capek nggak?" ucap Abr

  • Istri Pengganti Suami Buta   Chapter-186

    Meskipun tidak piknik atau apapun itu, hari ini Abrisam mengajak Rania untuk jalan-jalan sebentar. Dia meminta apapun yang Rania inginkan, akan Abrisam belikan. Hanya saja istrinya ini begitu lucu, dia hanya meminta dua cup teh dan terus mengajak Abrisam jalan-jalan di salah satu pusat perbelanjaan ini. Keliling-keliling nyaris satu jam dan tidak membeli apapun, membuat kaki Abrisam pegal.“Ini kamu yakin nggak mau beli apapun?” tanya Abrisam memastikan. Jika tidak ingin beli apapun lebih baik mereka pulang saja. Kalau jalan terus menerus tentu saja Abrisam yang lelah, tau kan wanita itu kalau di suruh keliling pusat perbelanjaan ini mau lima puluh kali pun tidak akan membuat dia lelah. Beda cerita kalau itu pria, bahkan baru saja masuk sudah merasa kesal.“Boleh minta cincin?” “Boleh, tadi kan aku sudah bilang kamu pengen apa aku beliin.”Rania mengangguk, dia pun langsung menarik tangan Abrisam pelan untuk masuk ke salah satu toko perhiasan. Rania mengamati satu persatu cincin yang

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status