All Chapters of Ketika Suamiku Jatuh Cinta: Chapter 1 - Chapter 7

7 Chapters

Bab 1 : Kecelakaan & Kesepian

Liburan telah tiba, Salma dan Ariz bersiap untuk menyenangkan anak kembar mereka. Kali ini mereka akan ke Villa di luar kota dan menikmati waktu bersama untuk satu minggu. “Sayang, kamu sudah memasukkan semuanya ke dalam koper? Tidak ada yang ketinggalan?” Tanya Ariz sebelum menutup bagasi mobil. Salma menggelengkan kepala, “Tidak sayang, bahkan aku sudah menyiapkan semuanya dari beberapa hari yang lalu!” “Sepertinya kamu lebih senang daripada anak-anak, ya!” Goda Ariz, dia merangkul mesra istrinya, mereka berjalan menuju pintu depan. “Kamu tahu, aku sudah menunggu momen ini sejak lama, menghabiskan waktu dengan kalian tanpa memikirkan pekerjaan. Ya, walaupun aku tidak yakin liburan kali ini akan berjalan lancar dengan tiga lelakiku yang nakal!” Salma mencolek hidung mancung suaminya. Mereka menatap ke dalam mobil, di mana dua bocah lelaki berusia lima tahun sedang bercanda dan berebut mainan. Keduanya selalu bertengkar dan berisik sepanjang waktu, kecuali saat tidur. Me
Read more

Bab 2 Ular Mulai Masuk

Sambil makan malam bersama, Ariz mencurahkan isi hatinya mengenai Salma kepada Naura, dia berkata sangat rindu dan cemas dengan kondisi Salma yang masih belum ada perubahan, dia takut istrinya tidak selamat. Ariz bukan orang yang suka bercerita, dia lebih sering memendam isi hati dan pikirannya sendiri. Namun, karena Ibunya malah menyuruh Ariz menikah lagi seolah Salma tidak akan selamat, dia merasa dunianya runtuh dan harapannya dipatahkan. Dia tidak punya sandaran yang menguatkannya saat ini. "Sabar, Pak! Saya yakin Bu Salma akan segera pulih dan kembali ke sini, Kenan dan Kenzo sepertinya sudah sangat merindukan Ibunya!" "Aamiin, kamu benar-benar yakin istri saya akan sadar dari komanya?" Tanya Ariz setelah menerima tanggapan positif dari Naura. "Sangat yakin, Pak! Bahkan setiap hari saya mendoakan beliau, Bu Salma orang yang sangat baik kepada saya. Dia memberi saya pekerjaan, membantu renovasi rumah saya di kampung, dan suka memberi saya barang-barang yang bagus..." Na
Read more

Bab 3 Obat Tidur

Naura masuk ke dalam mobil disusul Ariz setelahnya, ketika mobil mulai malaju saat itulah kecanggungan di antara mereka sangat terasa. Meskipun, semalam keduanya makan bersama dan mengobrol layaknya teman akrab, tetap saja akan terasa canggung saat dua orang lawan jenis berada dalam satu mobil dan tidak ada siapapun selain mereka. "Naura, apa kamu tidak punya kesibukan lain, selain pekerjaan kamu sebagai Babysitter anak saya?" Tanya Ariz memecah keheningan. Sebelum menjawab, Naura menoleh ke arah Ariz, namun pria itu sangat fokus menyetir dan matanya hanya menatap jalan. "Iya, Pak. Saya tidak punya kesibukan lain, selain mengurus Kenan dan Kenzo. Kalau libur, sesekali saya bergaul dengan teman-teman saya atau berkunjung ke rumah orang tua!" "Rumah orang tua kamu di mana?" Tanya Ariz penasaran. "Tidak terlalu jauh, Pak, sekitar sepuluh kilometer dari apartemen saya!" "Begitu ya," Ariz mengangguk paham, dia memang tidak tahu apa-apa tentang Naura sebelumnya. "Sebelumny
Read more

Bab 4 Bantuan Orang Dalam

Cahaya matahari menyorot tajam hingga menembus jendela kamar, Naura terisak di tepi ranjang sambil memegangi selimut untuk menutupi tubuhnya yang polos. Terusik dengan tangisan seorang wanita, Ariz menggeliat dan membuka matanya. Otaknya masih belum bisa merespons apa yang dia lihat saat ini. Ariz terus menggosok matanya, berharap ini hanya bagian dari mimpi. Namun, suara tangisan Naura semakin nyata menusuk telinganya. Dia bangun dengan perasaan takut, "Na... Naura? Kamu?" Ariz melihat dirinya yang tidak mengenakan apapun, begitu juga dengan Naura. Udara pagi bahkan tidak membuatnya kedinginan, sebaliknya butiran keringat keluar dari dahinya beriringan dengan dada yang terasa ingin meledak. "Ini semua karena Pak Ariz yang memaksa! Aku sudah bilang aku tidak mau melakukan hal ini, tapi Pak Ariz terus memaksaku!" Naura sangat marah dan melemparkan bantal ke wajah Ariz. Pria itu terdiam sejenak, lalu kemudian menyangkal, "Tidak mungkin, Naura! Saya tidak mabuk dan man
Read more

Bab 5 Naura Dijemput Kembali

Liana melangkah lebih dekat ke depan Naura, wanita itu gemetar dan melihat ke lantai, dia sudah tidak punya wajah setelah menjebak Ariz semalam, dan pastinya Liana mengerti akan hal itu, Naura sudah tidak bisa mengelak. "Jangan setengah-setengah melakukan sesuatu, Naura. Kamu sudah terlanjur malu, jadi lanjutkan saja! Nanti ketika Ariz datang ke sini mencari kamu, langsung lari ke pelukannya dan menangis!" Ujar Liana. "Bilang kalau kamu sangat menyesal dan merasa bersalah pada Salma, minta Ariz mengantarkan kamu ke rumah sakit untuk menjenguk Salma, setelah itu pura-pura pingsan!" Liana berbicara sambil berjalan memutari tubuh Naura, suaranya mengisi pendengaran Naura dari segala arah. "Bu Liana yakin membiarkan semua itu terjadi? Maksud saya, Bu Liana ingin saya dan Pak Ariz menjalin hubungan terlarang?" Tanya Naura mengerjap tidak percaya. Pikir Naura, Apakah Liana sungguh sudi membiarkan Ariz bersama dirinya? Seorang Salma yang cantik dan kaya raya saja selalu dibenci ole
Read more

Bab 6 Naura Hamil

Naura sedang sibuk berselancar di media sosial, mencari informasi lowongan pekerjaan. Akibat ulahnya yang gegabah, dia kehilangan pekerjaannya dalam sekejap, dan sekarang dia harus kembali bersusah payah mencari sumber penghasilan.Setiap kali melihat uang di rekeningnya menipis, dia merutuki tindakannya yang bodoh, seharusnya dia tidak menjebak Ariz dengan cara seperti itu, dia jadi malu dan mengundurkan diri dengan sendirinya. Sudah satu bulan lebih, tapi Ariz tidak mencarinya. Rencana Liana hanya omong kosong. Mana mungkin Ariz mencarinya, memangnya dia siapa? Pikir Naura. Bel pintu berbunyi, Naura menghela napas, dia kira itu adalah kurir laundry yang biasa mengantarkan pakaiannya. Dia melangkah malas, lalu membuka pintu tanpa melihat ke depan."Ya?" Dengan posisi miring di depan pintu, Naura masih sibuk menatap ponselnya. "Naura!" Pemilik nama membelalak, suara itu, dia sangat mengenalinya dan ketika mendongak, sosok Ariz yang tinggi kokoh sudah berdiri tegak di depannya.M
Read more

Bab 7 Ciuman Pertama

Naura terperanjat dari ranjang rawat, dia duduk dalam keadaan tegang sekujur tubuh. Dia tidak menyangka, kalau Liana benar-benar telah mempersiapkan semuanya sampai sejauh ini. Naura sudah terlanjur masuk ke dalam skenario drama yang dibuat oleh Liana, tidak mudah baginya untuk membuka jalan menuju hati Aris. Namun, Liana sudah mengerahkan usaha agar dirinya bisa mendapat celah, dan tidak mungkin dia akan mundur begitu saja. "Sa... Saya hamil? Pak, bagaimana ini?" Wajah polos Naura terlihat cemas. "Jawab dulu, apa kamu hanya berhubungan dengan saya?" Desak Ariz, pria itu masih berharap bukan dirinya yang menyebabkan kehamilan Naura. "I.. Iya Pak! Malam itu pengalaman pertama saya." Jawab Naura, kepalanya menunduk dan bibirnya terkatup. "Astaga! Jadi itu anak saya?" Ariz mendongak ke atas berusaha mengumpulkan kesabaran. Kemudian dia duduk di kursi, memijat pelipisnya yang berdenyut. Dia masih memiliki istri, tapi kini perempuan lain sedang mengandung anaknya!
Read more
DMCA.com Protection Status