All Chapters of Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!: Chapter 111 - Chapter 120

155 Chapters

Cegah Romeo Sebelum Terlambat

Suri menatap layar televisi yang kini sudah beralih menampilkan iklan, tetapi pikirannya masih terpaku pada konferensi pers yang baru saja ia saksikan. Bibirnya bergetar dan telapak tangannya berkeringat dingin. Semua kata-kata Romeo terus terngiang di telinganya, berputar seperti rekaman yang tak mau berhenti. Raysa, yang duduk di sebelahnya, segera menyodorkan tisu dengan wajah prihatin. "Suri, kamu tidak apa-apa?" tanyanya lembut, suaranya sarat kekhawatiran. Suri mengangguk kecil walaupun gerakannya nyaris tak terlihat. Tisu yang diberikan Raysa ia gunakan untuk menghapus air mata yang terus mengalir.Azka, yang biasanya melontarkan lelucon untuk mencairkan suasana, kini hanya diam. Eskpresinya berubah serius saat memandangi Suri. "Mau pulang sekarang?" Raysa bertanya dengan hati-hati. "Atau masih mau nonton?" Suri menarik napas panjang sebelum menjawab dengan suara lemah, "Aku mau pulang, Ray." Tanpa banyak bicara, Raysa menggenggam tangan Suri dan membantunya berdiri.
last updateLast Updated : 2025-01-16
Read more

Depresi Berat

Ketegangan sedang melanda mansion keluarga Albantara. Nyonya Valerie, yang biasanya tampak anggun dan percaya diri, kini bersandar lemah di sofa ruang keluarga. Kepalanya terkulai, sementara tangannya memegang sapu tangan. Sesekali, ia mengangkat benda itu untuk menyeka keringat dingin di dahi. Pelayan pribadinya dengan lembut memijat pundak dan kepala Nyonya Valerie menggunakan minyak kelapa murni yang dihangatkan. Aroma lembut dari minyak itu memenuhi ruangan, meredakan ketegangan yang menggantung di udara. Sementara itu, pelayan lain berlari ke dapur, menyiapkan teh jahe hangat untuk sang nyonya. "Ini, Nyonya Besar," kata pelayan itu, sambil membawa nampan berisi cangkir teh jahe yang masih mengepul. Nyonya Valerie mengangkat tangannya dengan lemah, memberi isyarat agar minuman itu diletakkan di meja. "Biarkan di situ dulu. Aku ... masih pusing," katanya dengan suara nyaris berbisik. Di sudut ruangan, Aira tengah sibuk dengan ponselnya. Panggilan demi panggilan masuk tanpa
last updateLast Updated : 2025-01-16
Read more

Merindukanmu

Suri hampir tidak memejamkan mata semalaman. Pikiran tentang Romeo, hubungannya, dan semua kekacauan yang melingkupi hidupnya melintas silih berganti. Ketika akhirnya ia tertidur, mungkin hanya tiga jam berlalu sebelum matahari pagi menembus tirai. Cahaya itu mengusik tidurnya yang tak nyenyak, memaksanya untuk bangun.  Suri duduk di tepi tempat tidur, menatap kosong ke arah jendela. Ia menarik napas panjang, mencoba menenangkan jiwanya yang tertekan. Lalu, ia memutuskan untuk melakukan sesuatu yang dapat mengalihkan perhatian—melukis.  Sebelum memulai kegiatan, Suri pergi ke dapur, menuangkan segelas susu hangat, lalu membawanya ke ruang tengah. Di sana, kanvas dan peralatan lukis yang ia beli bersama Romeo beberapa hari lalu masih tertata rapi di sudut ruangan. Ketika melihat benda-benda itu, kenangan tentang Romeo kembali menyeruak.  Romeo ingin dilukis sebagai hukuman kecil atas kebohongannya. Permintaan itu sederhana, tetapi ia belum
last updateLast Updated : 2025-01-17
Read more

Giliranku yang Berjuang

Raysa menatap jam dinding di ruang tamu. Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh lewat tiga puluh. Dengan nada mendesak, ia berkata. “Suri, kita hanya punya beberapa jam lagi untuk mencegah Romeo pergi.” Kebimbangan tergambar jelas di wajah Suri. Hatinya berdebat sengit antara keinginan untuk bertahan dengan prinsipnya, atau mengikuti kerinduan yang terus menguat. “Mungkin kamu butuh sudut pandang lain,” ujar Raysa menggenggam tangan Suri dengan erat. "Bertanyalah pada Azka. Sebagai sesama lelaki, dia bisa menilai apakah Romeo tulus mencintai kamu.” Suri menghela napas panjang, tetapi akhirnya mengangguk pelan. Raysa pun menggandeng tangan Suri menuju ke ruang tamu, di mana Azka sedang asyik memainkan ponselnya. “Azka,” panggil Raysa, membuat adiknya menoleh. “Suri ingin bertanya padamu.” Azka meletakkan ponselnya, menatap Raysa dan Suri secara bergantian. “Tanya apa?” Raysa mendorong Suri untuk duduk di sofa, sementara ia sendiri berdiri di sampingnya.“Kemarin sore, kamu men
last updateLast Updated : 2025-01-17
Read more

Perjalanan Mengejar Cinta

Suri berjalan mondar-mandir di ruang tamu dengan gelisah. Jemarinya sesekali meremas tas selempang yang telah ia siapkan. Setiap detik yang berlalu terasa seperti jarum yang menusuk kesabaran Suri. Sejak tadi, Suri sudah bersiap. Ia berganti pakaian dengan blouse lengan panjang berwarna dusty pink, yang diselipkan ke dalam celana jeans biru muda. Rambutnya diikat ekor kuda, supaya lebih praktis untuk melakukan pergerakan cepat. Di sudut ruangan, Raysa duduk dengan tangan terlipat di dada, memperhatikan Suri yang tidak bisa diam. "Suri, santai sedikit. Kita akan sampai di sana tepat waktu," ujar Raysa, mencoba menenangkan. Suri berhenti sejenak, menatap sahabatnya, lalu mendesah panjang. "Aku tahu, tapi aku tidak bisa tenang sebelum bertemu Romeo." Baru saja kata-kata itu terucap, suara deru mesin mobil dan decit ban terdengar dari luar rumah. Suri hampir melompat dari tempatnya berdiri. Tanpa pikir panjang, ia berlari menuju pintu depan dan membukanya lebar. Raysa dan Azka, men
last updateLast Updated : 2025-01-18
Read more

Sudah Terlambat

Suri hanya mengangguk kecil, terlalu cemas untuk berkata apa-apa. Mobil terus melaju melewati jalan setapak yang menanjak, diapit pepohonan lebat yang membuat suasana terasa semakin sepi. Namun, di kejauhan, terlihat sebuah kawasan hijau yang luas. Di tengah kawasan itu, sebuah vila berdiri megah. Bangunannya bertingkat dua, terbuat dari kayu berkualitas tinggi yang dipoles mengilap, dipadu dengan beberapa jendela kaca dan balkon besar yang menghadap ke arah pegunungan. Kenzo menghentikan mobilnya di halaman vila. Ia turun lebih dulu, membuka pintu untuk Suri dan Raysa. "Ini vila Romeo," katanya singkat. Suri melangkah keluar, matanya langsung mencari tanda keberadaan mobil Romeo di sekitar vila. Namun, tidak ada satu pun mobil yang terlihat selain mobil mereka sendiri. Sontak, hatinya mulai tenggelam dalam kecemasan. Kenzo melangkah menuju pintu utama, diikuti Suri dan Raysa. Raysa memegang bahu Suri, mencoba memberinya semangat. "Tenang saja, Suri. Kamu pasti sempat bertemu
last updateLast Updated : 2025-01-18
Read more

Menguji Cintamu

Suri masih berbaring di atas ranjang, tubuhnya terasa lemah. Pusing yang sebelumnya mengganggu mulai mereda. Namun, kini kepalanya justru terasa seringan kapas. Hati Suri masih diiliputi kecemasan, menunggu kabar dari Raysa dan Kenzo tentang Romeo. Tangannya pun terulur meraih ponsel yang tergeletak di meja samping tempat tidur.Suri membuka layarnya, tetapi segera sadar bahwa Raysa dan Kenzo baru saja pergi. Mereka pasti belum sampai di bandara. Menelpon mereka saat ini hanya akan sia-sia.Dengan helaan napas panjang, Suri meletakkan kembali ponselnya tanpa beranjak dari tempat tidur. Tubuhnya masih terlalu lemah untuk bergerak. Terpaksa, Suri memejamkan mata lagi, berharap waktu bisa berlalu lebih cepat. Tanpa disadari, kelelahan fisik dan jiwa yang begitu dalam menyeret Suri ke dalam tidur. Awalnya, ia bergerak gelisah, tetapi lambat laun ia menjadi lebih tenang.Di ambang batas antara mimpi dan kenyataan, ia merasakan pelukan hangat seseorang. Pelukan itu begitu lembut, penuh ke
last updateLast Updated : 2025-01-19
Read more

Maukah Kau Menjadi Milikku?

Wajah Suri merona merah ketika mendengar ucapan Romeo yang menggoda. Dengan perlahan, ia melepaskan tangan Romeo yang memeluknya erat. "Aku... aku mau mandi dulu. Badanku lengket," ucapnya, suaranya nyaris berbisik.Romeo tersenyum lembut, matanya penuh perhatian. "Tentu, Sayang. Mandi saja, tapi di kamar utama kita di atas. Baju-bajumu ada di sana.”Suri mengangguk pelan, setuju dengan saran dari sang suami. Ketika ia mencoba bangkit dari tempat tidur, Romeo tiba-tiba mengulurkan tangannya. "Mau kugendong saja ke atas? Kalau kamu masih lemas, aku tidak keberatan."Suri menggeleng cepat, matanya melebar karena terkejut. “Tidak usah. Aku masih bisa jalan sendiri. Lagi pula, tidak enak kalau nanti dilihat Pak Gading dan Bu Murni.”Romeo mengangguk, senyum di bibirnya tak kunjung surut. “Kalau begitu, aku akan menemanimu.”Tanpa menunggu lebih lama, Romeo melingkarkan tangannya ke pinggang sang istri dengan lembut. Bersama-sama mereka keluar dari kamar dan berjalan menuju tangga. Saat
last updateLast Updated : 2025-01-19
Read more

Malam Pengantin - Hanya Kau dan Aku

Suri menatap Romeo dengan bulir bening yang masih membasahi pipinya. Ia tidak pernah merasa begitu dicintai seperti saat ini. Tanpa ragu, Suri mengangguk, matanya berkilauan dengan kebahagiaan yang sulit ia sembunyikan.“Iya,” jawabnya penuh keyakinan. “Aku adalah milikmu, selamanya.”Romeo tersenyum lega, senyum yang membuat hati Suri semakin jatuh cinta. Cincin di jari manisnya terasa hangat, seolah menjadi pengingat bahwa cinta mereka telah menemukan jalan untuk kembali.“Terima kasih, Sayang. Anggap saja hari ini adalah malam pengantin kita,” bisiknya di telinga Suri. “Kita nikmati malam ini, Suri. Hanya kamu dan aku. Tidak ada yang lain.”Keduanya saling beradu pandang dalam keheningan. Semakin lama, tatapan mereka semakin dalam, mengunci pergerakan satu sama lain. Suri bisa merasakan sinar mata Romeo yang penuh hasrat, seolah ingin memujanya tiada henti.  Detik selanjutnya, hati Suri berde
last updateLast Updated : 2025-01-20
Read more

Kemesraan Suami Istri

Dalam keheningan malam, tubuh Suri dan Romeo masih saling melekat di bawah selimut. Nafas mereka perlahan stabil setelah badai asmara yang mereka lewati bersama. Romeo membelai rambut Suri dengan lembut, bibirnya mengecup puncak kepala istrinya. "Kalau kamu mengantuk, tidurlah," bisiknya dengan suara rendah dan hangat.Suri menggeleng pelan, menyandarkan wajahnya di dada bidang Romeo yang naik-turun dalam ritme menenangkan. "Aku belum mengantuk," jawabnya tersenyum kecil. Matanya memancarkan kehangatan yang hanya bisa ia tunjukkan pada Romeo.Romeo mengangguk, lalu mengusapkan ibu jarinya ke pipi Suri. "Kalau begitu, kita lakukan pillow talk. Mulai sekarang, setiap malam sebelum tidur, kita harus bicara dari hati ke hati. Tidak boleh ada yang dirahasiakan. Setuju?"Suri mengangguk pelan, lalu menaruh kepalanya lagi di dada Romeo. “Aku setuju," balas Suri. Dengan gerakan penuh kasih, Romeo lantas mengelus punggung Suri."Setelah ini, aku akan mengajakmu ke beberapa dokter terbaik di
last updateLast Updated : 2025-01-20
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
16
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status