Mesin mobil menderu halus saat Jevandro memutarnya, kemudian perlahan membawa kendaraan mewah itu menuruni area parkir apartemen. Tangan kirinya menggenggam setir, sementara tangan kanan meraih ponsel di dashboard, lalu menekan kontak nama “Papa”.Beberapa detik kemudian, suara berat Romeo terdengar di ujung sana.“Kamu di mana, Jevan?”“Aku masih di apartemen, Pa. Dalam perjalanan ke mansion sekarang. Tidak lama lagi aku sampai,” jawab Jevandro dengan suara tenang, walau hatinya masih resah oleh peristiwa yang baru saja terjadi.“Baiklah, kami tunggu,” sahut Romeo sebelum menutup sambungan.Tak ingin orangtuanya cemas, Jevandro mempercepat laju mobilnya. Lampu-lampu kota menyinari wajahnya yang tampak tenang di permukaan, tetapi ada pertarungan batin yang tak bisa diabaikan.Malam ini, Serin telah menerima lamarannya meski dengan air mata dan ketakutan yang menusuk hati. Gadis itu patuh, tidak berani melawan. Namun, mengapa gambaran Serin yang terduduk di sofa dengan tubuh gemetar, m
Terakhir Diperbarui : 2025-04-17 Baca selengkapnya