All Chapters of Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!: Chapter 231 - Chapter 240

282 Chapters

Pria Impian Seperti Papa

Setelah suapan terakhirnya, Liora meletakkan sumpit dengan anggun di tepi kotak makan siang, lalu menatap Jevandro dengan senyum lembut. "Aku harus pulang sekarang, nanti kita bertemu di butik, Sayang,” ujar Liora. “Sekalian, aku ingin mengatakan sesuatu yang penting."Jevandro mengangkat sebelah alis, mata hazelnya menyorot penuh rasa penasaran. "Apa itu?"Senyum manis terukir di wajah Liora. "Kalau kuberitahu sekarang, nanti tidak menarik lagi," balasnya sembari berjalan ke pintu. Wanita muda itu melambaikan tangan sebelum melangkah keluar dari ruang CEO, meninggalkan jejak wangi mawar yang khas. Begitu pintu tertutup, Jevandro menghela napas tipis, lalu kembali membenamkan diri dalam pekerjaan. Matanya menelusuri deretan angka dan laporan di layar komputer.Tak lama kemudian, suara ketukan terdengar di pintu ruangannya. "Masuk," kata Jevandro tanpa mengalihkan pandangan dari layar.Mateo, asistennya, masuk dengan langkah cepat. Melihat wajah lelaki itu sedikit tegang, Jevandro s
last updateLast Updated : 2025-03-21
Read more

Gadis yang Malang

Di sebuah kamar yang diterangi cahaya siang, seorang gadis muda duduk dengan tenang, mengapit sebuah cello di antara pahanya. Ia bernama Serin.Dengan jemarinya yang lentik, Serin menggesek dawai-dawai cello itu penuh perasaan, menciptakan harmoni yang merasuk ke dalam setiap sudut ruangan. Nada-nada lembut dari lagu "The Sound of Silence" mengalun, membingkai keheningan siang dengan melodi yang sarat akan makna. Jari-jarinya menari di atas fingerboard, sementara busurnya bergerak naik turun, menekan dan menarik dengan ritme yang sempurna. Setiap gesekan memancarkan emosi mendalam, menciptakan resonansi yang menyimpan kesedihan tersembunyi. Matanya yang diselimuti kegelapan menatap lurus ke jendela, seolah melihat sesuatu yang tak dapat dijangkau oleh orang lain. Ia tidak membutuhkan penglihatan untuk memahami keindahan dunia, karena musik telah menjadi matanya. Musik adalah jendela jiwanya, satu-satunya cara ia dapat mengekspresikan emosi tanpa kata-kata.Namun, ketenangan itu teru
last updateLast Updated : 2025-03-21
Read more

Pekerjaan untuk Orang Buta

Dengan tangan yang gemetar, Serin berusaha mengumpulkan pecahan guci yang berserakan di lantai. Ia bahkan meraba serpihan porselen itu, tak peduli bila ujung-ujungnya yang tajam menorehkan luka baru di telapak tangannya. Bagi Serin, rasa sakit tidak ada artinya dibandingkan dengan kepedihan yang ia rasakan.Sembari menyapu, pikiran Serin melayang ke tabungan yang ia miliki. Masih ada sedikit uang yang selama ini ia kumpulkan dari hasil bermain cello. Akan tetapi, jumlahnya tidak seberapa jika dibandingkan dengan sepuluh juta yang harus ia bayarkan dalam waktu seminggu. Selain itu, ada tabungan peninggalan Rani untuk biaya sekolah Tristan. Serin tidak mungkin menggunakannya, tidak akan pernah. Ia harus memastikan Tristan mendapatkan pendidikan terbaik, meski hidup mereka dipenuhi keterbatasan.Serin menghela napas berat. Ia harus menemukan cara lain. Mungkin dengan membuat kue dan menjualnya? Ia cukup pandai dalam hal itu. Atau mungkin ia bisa memberikan les cello lebih sering kepada
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more

Putra Bungsu

Setelah menikmati masakan ibunya, Jeandra meletakkan sendok dengan perlahan. Wanita muda itu menyeka sudut bibirnya dengan serbet halus, sebelum menatap kedua orang tuanya."Papa, Mama, aku pamit kembali ke butik. Sebentar lagi, Liora akan datang untuk fitting gaun pengantin," ucap Jeandra, suaranya dipenuhi semangat dan dedikasi terhadap pekerjaannya.Suri, sang ibu, menatap putrinya dengan lembut. "Jam berapa nanti kamu pulang ke mansion, Sayang?"“Malam ini, aku akan menginap di apartemen, Ma. Aku harus menyelesaikan desain gaun pengantin pesanan Camila, putri walikota. Selain itu, ada lukisanku yang masih tertunda,” jawab Jeandra.Suri menghela napas pelan, lalu menyentuh tangan putrinya. "Jangan terlalu lelah, Sayang. Kesehatan lebih penting daripada pekerjaan.""Mama jangan khawatir. Aku tahu batasan diri."Jeandra bangkit berdiri, lalu mencium kedua pipi Suri dengan penuh kasih. Kemudian, ia beralih kepada sang ayah, Romeo, dan memeluknya erat sebelum melangkah pergi.Suri dan
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more

Membalas Pria Sombong

Selesai fitting, Jeandra mengajak Liora ke ruang kerjanya, sebuah ruangan yang dikelilingi oleh rak penuh dengan buku mode, sketsa desain, serta beberapa lukisan yang menunggu sentuhan akhir.Di tengah ruangan itu, ada meja kayu mahoni dengan dua cangkir cokelat panas yang mengepul, menghadirkan aroma manis yang menenangkan. Jeandra dan Liora duduk berhadapan, menikmati waktu tenang setelah sesi fitting yang cukup menguras energi.Sayangnya, ketenangan itu tak bertahan lama. Bunyi dering ponsel memecah keheningan.Jeandra melirik layar dan melihat nama asistennya dari galeri seni, Samuel. Dengan alis sedikit berkerut, ia mengangkat panggilan itu."Samuel? Ada apa?" tanya Jeandra sambil menyandarkan tubuhnya ke kursi.Suara di seberang terdengar ragu-ragu, bahkan sedikit gugup. "Maaf mengganggu, Jea, tapi ada masalah. Lukisan 'Aurora di Balik Kabut' yang dibeli oleh kantor Pradipta Group, telah dikembalikan oleh asisten CEO mereka, Pak Gavin."
last updateLast Updated : 2025-03-23
Read more

Tak Tenang Melepasmu

Mata Liora yang bening melebar, sementara alisnya sedikit terangkat, menunjukkan betapa ia sulit memahami pemikiran calon adik iparnya itu. Ia bahkan tidak bisa menemukan kata-kata yang tepat, untuk menanggapi rencana gila yang baru saja diutarakan Jeandra."Bagaimana caramu mengubah penampilan? Kamu tidak mungkin bisa menyembunyikan kecantikanmu begitu saja, Jea,” tanya Liora, suaranya terdengar setengah heran, setengah cemasJeandra hanya tersenyum kecil, bibirnya melengkung penuh percaya diri. "Liora, aku tahu cara membuat seorang pengantin tampak lebih cantik di hari pernikahannya," ucapnya santai, lalu menambahkan dengan nada sedikit jahil, "Tentu saja, aku juga tahu bagaimana caranya membuat wanita menjadi lebih buruk dari aslinya—termasuk diriku sendiri." Jevandro yang sejak tadi menyimak percakapan itu, menggelengkan kepala dengan ekspresi geli bercampur tak percaya."Adikku yang cantik rela mengubah dirinya menjadi jelek, hanya demi membalas Kenan?" tanyanya, sedikit mele
last updateLast Updated : 2025-03-23
Read more

Ibu Tiri Serakah

"Berapa lama kamu akan pergi?" tanya Jevandro penuh kewaspadaan.Liora menggigit bibirnya sejenak sebelum menjawab, "Empat hari. Aku akan menempuh perjalanan melalui jalur darat, jadi aku butuh waktu lebih lama di perjalanan." Jevandro menghela napas panjang, menatap Liora dengan ekspresi yang sulit dijelaskan. Ia tahu bahwa ini adalah bagian dari kehidupan sang tunangan, bagian dari impian dan perjuangannya. Namun, empat hari terasa begitu lama, terutama karena ia sudah terbiasa memiliki Liora. "Aku mengerti," jawab Jevandro, meskipun ada nada enggan yang terselip dalam suaranya. "Tapi, perjalanan darat cukup melelahkan, Baby. Kenapa tidak naik pesawat saja?" "Aku ingin menikmati perjalanan ini, Jevan,” balas Liora sembari mengusap punggung tangan Jevandro dengan penuh kasih sayang. “Ini adalah kesempatan bagiku untuk bertatap muka dengan orang-orang yang akan bekerja sama denganku. Aku ingin mendengar cerita mereka, memahami kesulitan yang mereka hadapi secara langsung." Je
last updateLast Updated : 2025-03-23
Read more

Bukan Wanita yang Aku Cintai

Serin hanya bisa mengangguk kecil, walaupun di dalam hati ia merasa gentar. Bukan karena takut akan pekerjaan, melainkan karena satu hal lain yang membuat jantungnya berdebar tak nyaman. Zico. Putra Nadya dari pernikahan sebelumnya. Laki-laki itu memang bukan saudara kandungnya, tetapi mereka tinggal di bawah satu atap sejak Serin belum mengalami kebutaan. Tatapan Zico padanya selalu terasa berbeda. Ada sesuatu dalam sinar mata lelaki itu, yang membuat bulu kuduknya berdiri. Namun, seperti biasa, Serin memilih untuk diam. Menghindari konflik adalah satu-satunya cara agar kehidupannya tetap tenang. "Ma, aku mau ke kamar," pamit Serin, mencoba menutupi kegelisahan yang melanda hatinya. Nadya hanya mengibaskan tangan, tanda mengizinkan. Serin pun berbalik, menggenggam erat tongkat putihnya. Dengan setiap ketukan di lantai, ia memastikan langkahnya tetap lurus. Kegelapan tidak pernah mengizinkannya bergerak sembarangan. Ia harus mengandalkan setiap suara, setiap getaran di tanah
last updateLast Updated : 2025-03-24
Read more

Tidak Mungkin Berbagi Cinta

Sebelum ia sempat bertanya, wajah wanita itu mulai mengabur. Seperti kabut yang tertiup angin, sosoknya perlahan memudar hingga lenyap begitu saja. Dan saat Jevandro berkedip— Ia terbangun. Napasnya tersengal. Mata hazel Jevandro menatap langit-langit kamar yang gelap, hanya diterangi cahaya samar dari lampu tidur di sudut ruangan. Ia menghela napas panjang, mencoba menenangkan debaran jantungnya yang belum stabil. Mimpi itu, kenapa ia bermimpi seperti itu? Apa artinya? Kenapa ia memeluk seorang wanita yang bukan Liora? Tidak. Itu hanya bunga tidur. Tidak ada makna apa pun di dalamnya. Liora adalah tunangannya. Wanita yang ia cintai, yang akan ia nikahi, yang telah mengisi hari-harinya selama bertahun-tahun. Sampai kapan pun, pengantinnya hanya Liora. Mustahil, ia menikahi gadis lain karena cinta dan kesetiaannya tidak akan pernah terbagi.Jevandro memijat pelipisnya, berusaha untuk menenangkan pikirannya yang kacau. Anehnya, semakin ia berusaha melupakan wajah gadis dalam g
last updateLast Updated : 2025-03-24
Read more

Bos Dingin

Perjalanan menuju mansion terasa lebih singkat bagi Jeandra. Ia bahkan tidak menyadari ketika mobilnya sudah melewati gerbang besar mansion, dan berhenti di halaman depan. Begitu masuk, Jeandra bergegas menuju ruang makan. Ia mendapati kedua orang tuanya, Suri dan Romeo, sedang duduk di meja makan sambil menikmati sarapan mereka dalam suasana hangat. Suri-lah yang pertama kali menyadari kehadiran putrinya. Wajahnya langsung berseri-seri. "Jeandra, kamu datang pagi-pagi sekali, Sayang," ujar Suri dengan nada penuh kehangatan. Jeandra tersenyum kecil. “Aku ingin sarapan bersama kalian,” katanya, lalu menarik kursi dan duduk di hadapan mereka. Suri dengan sigap mengambilkan sepiring nasi goreng untuk Jeandra, sementara Romeo menyodorkan sepotong roti panggang. Momen itu terasa begitu damai. Kehangatan yang diberikan kedua orang tuanya membuat Jeandra merasa bahagia. Setelah menghabiskan sarapan, Jeandra meletakkan sendok dan garpunya perlahan. Ia menatap kedua orang tuanya, se
last updateLast Updated : 2025-03-25
Read more
PREV
1
...
2223242526
...
29
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status