All Chapters of Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!: Chapter 121 - Chapter 130

140 Chapters

Masih ada Cara Merebut Romeo

Dengan wajah yang masih cemberut, Raysa akhirnya menyerah pada rasa lapar yang mulai menguasainya. Wanita itu menyesap jus strawberry yang dipesan Kenzo sebelum mengambil sepotong kepiting. Namun, saat dia mencoba membuka cangkangnya, perjuangannya dimulai.Cangkang kepiting itu keras, dan meskipun Raysa sudah mencoba berbagai cara, mulai dari menggunting hingga mengetuk-ngetuknya dengan alat pemecah, hasilnya tetap nihil. Raysa mendengus kesal. Cangkang itu seolah mengejeknya dengan tetap kokoh.Kenzo, yang sejak tadi menikmati makanannya dengan santai, memperhatikan usaha Raysa dengan senyum tipis di bibirnya. Ketika Raysa hampir menyerah, Kenzo tiba-tiba berdiri dari kursi.“Mau apa?” tanya Raysa curiga.Kenzo tidak menjawab. Detik berikutnya, Raysa terkejut karena Kenzo tiba-tiba memeluknya dari belakang. Kehangatan tubuh pria itu membuat Raysa terpaku, dan ia bahkan lupa bernapas sejenak.Kenzo menggerakkan tangannya dengan cekatan, mengambil kepiting yang tadi menjadi musuh bebu
last updateLast Updated : 2025-01-21
Read more

Suka Menggoda

Pagi di vila terasa begitu tenang, hingga suara ketukan di pintu memecah keheningan. Romeo dan Suri masih terlelap, saling berpelukan di balik selimut tebal. Mereka tidur sangat nyenyak usai terlarut dalam kehangatan cinta semalam. "Tuan Muda, Nyonya, sarapannya sudah siap," panggil Bu Murni sambil mengetuk pintu. Mendengar suara dari balik pintu, Suri menggeliat pelan dan membuka matanya lebih dulu. Dengan suara serak khas bangun tidur, ia menjawab, "Iya, Bu Murni." Matanya melirik jam di dinding. Pukul delapan lewat lima belas menit. Suri terkejut, menyadari mereka sudah tidur terlalu lama. Ia mengguncang pelan lengan Romeo untuk membangunkannya. "Romeo, bangunlah," ucapnya sedikit panik. Romeo hanya mengerjap malas, matanya separuh terbuka. "Kenapa? Ada apa?" tanyanya dengan suara serak dan berat, tanda ia masih setengah sadar. "Ini sudah siang, Sayang. Bu Murni dari tadi membangunkan kita," Suri menjelaskan. Alih-alih bangun, Romeo malah bergeser lalu menarik Suri kemb
last updateLast Updated : 2025-01-21
Read more

Kamu, Cinta Pertamaku

Romeo menggenggam tangan Suri erat ketika mereka melangkah keluar dari kamar. Wajah keduanya memancarkan kebahagiaan yang hangat, seolah dunia hanya milik mereka berdua. Suri, yang mengenakan gaun berbahan sifon, terlihat begitu anggun meski tanpa riasan.Mereka menuruni tangga kayu yang menghubungkan kamar mereka ke ruang makan di lantai bawah. Udara pagi terasa segar, menguar dari jendela besar yang menghadap langsung ke pegunungan. Di meja makan, hidangan telah tertata rapi—nasi goreng, roti lapis, buah segar, dan teh hangat. “Selamat pagi, Tuan dan Nyonya Muda,” sapa Pak Gading. “Silakan duduk. Sarapannya sudah siap.” Suri mengangguk sambil tersenyum. “Terima kasih. Semuanya terlihat lezat.” Romeo menarikkan kursi untuk Suri, membuat Suri menunduk malu sebelum duduk. Ia lalu duduk di kursinya sendiri, berhadapan langsung dengan jendela besar yang memperlihatkan panorama alam pegunungan. Kabut tipis masih menyelimuti puncak-puncak gunung, menciptakan pemandangan yang hampir s
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

Suami yang Nakal

Suri memekik kecil saat merasakan bibir suaminya menelusuri kulit punggungnya yang terbuka. Sementara jemari Romeo bergerak dengan terampil, membuka kaitan terakhir yang masih melekat. Setelah tak ada yang tersisa, ia pun membelai setiap lekuk tubuh Suri dengan gerakan menggoda.Suara lenguhan nan indah lolos dari bibir Suri, membuat semangat Romeo kian membara. Tanpa banyak kata, lelaki itu berpindah ke depan. Ia memandang kagum keindahan yang kini terpampang di hadapannya, sebelum membaringkan Suri ke atas karpet bulu yang terhampar di tengah ruangan.Ditatap seperti itu oleh Romeo, membuat Suri merona dan berusaha menutupi tubuhnya dengan kedua tangan.“Aku ingin melihatnya, Sayang. Jangan ditutup,” protes Romeo menyingkirkan tangan sang istri.Suri langsung menunduk dengan wajah memerah. “A-aku malu.”“Kenapa mesti malu? Kamu sudah menjadi milikku seutuhnya,” balas Romeo, kabut gairah tersirat jelas dari sorot matanya. Detik berikutnya, Suri dibuat tak berdaya ketika Romeo mengec
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

Skenario Diva

Matahari mulai condong ke barat, menebarkan sinar keemasan yang menembus sela-sela pepohonan di sekitar vila. Romeo menggandeng tangan Suri, menyusuri jalan setapak yang membentang di antara hamparan hijau perbukitan. Mereka membiarkan angin gunung yang segar menyapu wajah dan rambut mereka.“Lihat ke arah sana, Sayang,” Romeo menunjuk ke arah pegunungan yang berdiri megah di kejauhan. Puncaknya yang tertutup kabut tampak seperti mahkota raksasa.Suri mengangguk, matanya berbinar menatap panorama alam yang membentang di hadapannya. “Indah sekali, Romeo.”“Tempat ini memang indah. Tapi, rasanya jauh lebih indah saat ada kamu di sini,” ucap Romeo.Suri tersenyum, pipinya bersemu merah. “Mungkin karena tempat ini memang membutuhkan seseorang untuk berbagi keindahannya.” Melihat Romeo memandangnya penuh kehangatan, Suri sedikit salah tingkah. Di dekat mereka, terdapat sebuah danau kecil yang tenang. Airnya memantulkan bayangan pepohonan pinus di sekelilingnya, dengan riak-riak kecil ya
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

Selamat, Suri!

Matahari masih muncul malu-malu di balik bukit, memancarkan cahaya yang lembut ke hamparan hijau di sekitarnya. Namun, di depan vila, kesibukan kecil mulai tampak. Romeo dan Suri, yang sudah rapi dalam balutan pakaian formal, berdiri di samping mobil hitam milik Romeo.Pak Gading, penjaga vila, dengan cekatan memasukkan koper ke bagasi, sementara Bu Murni membawa kotak makanan berisi sarapan pagi dan beberapa kue ke mobil. "Ini bekalnya, Nyonya Muda. Jangan lupa dimakan di perjalanan, ucap Bu Murni sambil menyerahkan kotak itu kepada Suri."Terima kasih, Bu Murni. Seperti biasa, makanannya pasti enak," Suri tersenyum hangat."Selamat jalan, Tuan dan Nyonya Muda. Hati-hati di jalan," tambah Pak Gading sambil membungkukkan badan.Romeo menepuk bahu Pak Gading dengan lembut. "Terima kasih, Pak Gading. Kami titip vila."Setelah berpamitan, Romeo membuka pintu mobil untuk Suri dan memastikan istrinya duduk nyaman. Kemudian, ia masuk ke kursi kemudi dan menyalakan mesin. Mobil perlahan mel
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

Dilema Dua Hati

Romeo menghela napas panjang, lalu tanpa sepatah kata lagi, ia segera melangkah cepat menuju ruangannya di lantai atas. Pintu ruangan itu terbuka, dan di dalamnya, Nyonya Valerie berdiri dengan wajah penuh amarah yang tertahan. “Ke mana saja kamu, Romeo?!” seru Nyonya Valerie begitu melihat putranya memasuki ruangan. “Selama dua hari ini kamu menghilang, ponselmu tidak bisa dihubungi sama sekali! Apa kamu tahu kami semua mencarimu?” Romeo menutup pintu ruangannya perlahan, berusaha meredam ketegangan dalam dirinya. “Aku sedang bersama istriku, Ma, tidak ingin diganggu,” jawabnya dengan nada dingin, lalu berjalan melewati ibunya untuk duduk di kursi besar di balik meja CEO-nya. Nyonya Valerie mengepalkan tangannya, tetapi ia berusaha tetap tenang. Perempuan paruh baya itu lalu mengikuti Romeo ke dalam ruangan, duduk di depan meja kerja putranya. “Jadi, kamu sengaja memutus kontak dengan keluargamu? Apa kamu tahu betapa khawatirnya kami semua, Romeo?” Romeo mendesah pelan, lal
last updateLast Updated : 2025-01-24
Read more

Lebih Memilihmu

Langkah Suri perlahan membawa dirinya kembali ke ruang divisi arsitek. Pikirannya terus dibayangi oleh dua undangan yang bertabrakan: makan malam bersama tim arsitek dan janji ke dokter bersama Romeo. Dilema ini membuatnya gelisah.Akhirnya, Suri memutuskan untuk makan siang sambil memikirkan solusi yang terbaik. Setelah menyantap hidangan sederhana di kafetaria kantor, ia kembali ke ruang kerjanya. Suri menopang dagu di tangan, menatap layar laptop tanpa benar-benar membaca apa pun di sana. Dalam hati, ia tahu keputusan apa yang harus diambil. Romeo lebih dulu mengajaknya pergi ke dokter, dan ia harus memprioritaskan janji tersebut. Merasa mantap dengan keputusannya, Suri menarik napas panjang, lalu meraih gagang telepon di meja. Sebagai kepala arsitek, ia harus memberikan penjelasan langsung kepada Sagara mengenai ketidakhadirannya. Setelah beberapa nada sambung, suara Valdo, asisten pribadi Sagara, terdengar di ujung telepon. “Selamat siang, Bu Suri. Ada yang bisa saya bantu?
last updateLast Updated : 2025-01-24
Read more

Suami Istri Selalu Bersama

Romeo menatap kaca jendela mobil dengan wajah yang tidak biasa. Tatapan matanya serius, dan ia menggenggam tangan Suri lebih kuat. Di sebelahnya, Suri duduk dengan tenang, tetapi sesekali ia melirik Romeo, membaca keresahan yang tak mampu disembunyikan oleh suaminya. “Kamu yakin ingin menjenguk Diva sekarang?” Romeo akhirnya membuka suara ketika mereka hampir tiba di rumah sakit. Ekspresinya mencerminkan kecemasan yang mendalam. Suri menghela napas panjang sebelum menjawab. “Aku yakin, Romeo. Aku yang akan berbicara dengannya. Kita sudah membahas ini, bukan?” Nada suaranya lembut, tetapi tegas. Ia ingin memastikan Romeo tidak ragu lagi.Romeo mengangguk pelan, lalu memberikan perintah kepada sopirnya agar menghentikan mobil di depan lobi rumah sakit. Romeo keluar lebih dulu untuk membukakan pintu bagi Suri. Dengan penuh perhatian, ia menggandeng tangan Suri dan berjalan menuju lobi. Keduanya tampak seperti pasangan sempurna, meskipun ada ketegangan yang jelas terasa di antara merek
last updateLast Updated : 2025-01-25
Read more

Bukti Kebohongan

Ingin sekali Diva menahan kepergian Romeo, tetapi pria itu sudah terlanjur berlalu. Begitu Romeo keluar, suasana kamar berubah.Suri berjalan mendekati brankar dengan senyum santai di wajahnya. Ia bisa melihat kegelisahan sekaligus rasa benci yang terpancar dari sorot mata Diva. “Bagaimana kondisimu, Diva? Apa kamu merasa lebih baik? Lain kali, jangan membahayakan dirimu dengan meminum obat tidur berlebihan,” tanya Suri, nadanya terdengar sopan, tetapi ada sindiran halus yang tidak bisa disembunyikan.Diva yang semula berpura-pura lemah dan penuh penderitaan di depan Romeo, tiba-tiba duduk tegak. Wajahnya berubah drastis. Sorot matanya penuh kebencian, dan bibirnya menipis menjadi garis lurus. “Tidak perlu bersikap munafik, Suri. Aku tahu kamu tidak benar-benar peduli padaku. Kamu hanya datang ke sini untuk memastikan aku tidak akan merebut Kak Romeo,” katanya tajam.Suri tersenyum lebih lebar. Ia melangkah mendekati brankar Diva, lalu berhenti tepat di sampingnya. “Jangan samakan
last updateLast Updated : 2025-01-25
Read more
PREV
1
...
91011121314
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status