Share

Suami Istri Selalu Bersama

Author: Risca Amelia
last update Last Updated: 2025-01-25 13:13:33

Romeo menatap kaca jendela mobil dengan wajah yang tidak biasa. Tatapan matanya serius, dan ia menggenggam tangan Suri lebih kuat. Di sebelahnya, Suri duduk dengan tenang, tetapi sesekali ia melirik Romeo, membaca keresahan yang tak mampu disembunyikan oleh suaminya.

“Kamu yakin ingin menjenguk Diva sekarang?” Romeo akhirnya membuka suara ketika mereka hampir tiba di rumah sakit. Ekspresinya mencerminkan kecemasan yang mendalam.

Suri menghela napas panjang sebelum menjawab. “Aku yakin, Romeo. Aku yang akan berbicara dengannya. Kita sudah membahas ini, bukan?” Nada suaranya lembut, tetapi tegas. Ia ingin memastikan Romeo tidak ragu lagi.

Romeo mengangguk pelan, lalu memberikan perintah kepada sopirnya agar menghentikan mobil di depan lobi rumah sakit. Romeo keluar lebih dulu untuk membukakan pintu bagi Suri.

Dengan penuh perhatian, ia menggandeng tangan Suri dan berjalan menuju lobi. Keduanya tampak seperti pasangan sempurna, meskipun ada ketegangan yang jelas terasa di antara merek
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Ninuk Handayani
iyaaaa pake perekaaaam..selesai semuaaaa
goodnovel comment avatar
vanya Parengkuan
kalo ngobrol rekam suri...biar ketauan mulut jahat nya diva sang pelakor
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Bukti Kebohongan

    Ingin sekali Diva menahan kepergian Romeo, tetapi pria itu sudah terlanjur berlalu. Begitu Romeo keluar, suasana kamar berubah.Suri berjalan mendekati brankar dengan senyum santai di wajahnya. Ia bisa melihat kegelisahan sekaligus rasa benci yang terpancar dari sorot mata Diva. “Bagaimana kondisimu, Diva? Apa kamu merasa lebih baik? Lain kali, jangan membahayakan dirimu dengan meminum obat tidur berlebihan,” tanya Suri, nadanya terdengar sopan, tetapi ada sindiran halus yang tidak bisa disembunyikan.Diva yang semula berpura-pura lemah dan penuh penderitaan di depan Romeo, tiba-tiba duduk tegak. Wajahnya berubah drastis. Sorot matanya penuh kebencian, dan bibirnya menipis menjadi garis lurus. “Tidak perlu bersikap munafik, Suri. Aku tahu kamu tidak benar-benar peduli padaku. Kamu hanya datang ke sini untuk memastikan aku tidak akan merebut Kak Romeo,” katanya tajam.Suri tersenyum lebih lebar. Ia melangkah mendekati brankar Diva, lalu berhenti tepat di sampingnya. “Jangan samakan

    Last Updated : 2025-01-25
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Impian untuk Buah Hati

    “Nyonya, Suri, kita akan memeriksa rongga hidung Anda dengan lebih detail,” kata dokter Gerald sambil mengenakan sarung tangan medis. Dokter Gerald, seorang pria paruh baya dengan rambut sebagian telah memutih, mengambil alat spekulum hidung, yang menyerupai penjepit kecil, lalu mulai memeriksa rongga hidung Suri. Sebuah lampu khusus dengan cahaya terang di kepalanya memudahkan ia melihat bagian dalam hidung Suri. “Tidak ada pembengkakan atau luka,” gumamnya sambil memiringkan sedikit kepala Suri untuk mendapatkan sudut pandang yang lebih baik. Setelah itu, sang dokter menggunakan endoskop hidung, alat berupa kamera kecil yang dimasukkan perlahan ke dalam rongga hidung. Layar monitor di dekat meja kerja menampilkan gambar yang jelas, menunjukkan bagian dalam hidung Suri secara rinci. “Hidung Anda sehat, dan tidak ada tanda-tanda tumor lagi. Itu artinya operasi Anda benar-benar berhasil.”Suri menarik napas lega, dan Romeo meremas tangannya dengan penuh syukur. “Terima kasih, Do

    Last Updated : 2025-01-26
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Melahirkan Pewaris

    Suri menyalakan speaker ponselnya dan menyerahkan perangkat itu kepada Romeo. Tak berselang lama suara dua orang wanita memenuhi ruangan, memutar ulang percakapan di rumah sakit. Romeo diam, sambil mendengarkan setiap kalimat yang diucapkan oleh Suri dan Diva secara bergantian.Rahang Romeo mengeras, dan otot-otot wajahnya tegang saat ia mendengar Diva dengan lantang menyebut Suri sebagai perempuan kampungan dan mandul. Sikap Diva sangat kasar, bahkan berani menantang Suri. Di akhir rekaman, Diva mengungkapkan bahwa ia tidak benar-benar ingin bunuh diri. Wanita itu juga mengancam bahwa suatu hari dia akan membawa Romeo ke atas ranjangnya. Begitu rekaman itu selesai, wajah Romeo menggelap. Ia mengembalikan ponsel itu kepada Suri dengan gerakan lambat, napasnya berat. Suri menatap suaminya dengan cemas."Romeo, kamu tidak apa-apa?" tanyanya hati-hati.Romeo menghela napas panjang. "Selama ini, aku menganggap Diva adalah gadis yang lembut, lemah, dan perlu dilindungi. Aku percaya padan

    Last Updated : 2025-01-26
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Romeo vs Sagara

    Usai meninjau proyek pembangunan kota mandiri, Suri, Sagara, dan dua arsitek senior kembali ke kantor Pradipta Group. Suasana di mobil dipenuhi obrolan ringan. Sebelum turun dari mobil, Sagara menoleh ke arah Suri untuk mengingatkan tentang makan malam. “Suri, ingatkan tim kita nanti jam lima tepat ke basement. Kita akan berangkat bersama ke restoran Kanaya Garden.”Suri mengangguk patuh. “Baik, Pak Sagara. Kami akan berkumpul tepat waktu,” jawabnya dengan nada profesional.Begitu tiba di ruang divisi arsitek, Suri langsung mengingatkan timnya. Kemudian, ia pergi ke toilet untuk mengganti pakaian dengan blus berwarna jingga dan celana panjang hitam yang memberikan kesan nyaman. Selesai berganti pakaian, Suri melanjutkan pekerjaannya hingga waktu menunjukkan pukul lima.Ketika semua orang telah bersiap, Suri memimpin timnya turun ke basement. Di sana, mereka bersiap menaiki mobil kantor yang telah disediakan. Namun, Sagara tiba-tiba menghampiri Suri.“Ikut mobil saya saja, Suri. Mobil

    Last Updated : 2025-01-27
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Kenyataan yang Mengguncang

    Tiga hari berlalu begitu cepat sejak Suri dan Romeo melakukan tes kesuburan. Pagi itu, suasana di rumah mereka tampak biasa saja, tetapi tidak bagi Suri. Di dalam hatinya, ia merasa ada gelombang kecemasan yang sulit dijelaskan. Sebuah ketakutan kecil menyelinap di pikirannya—bagaimana jika hasilnya tidak sesuai harapan? Bagaimana jika ia tidak bisa menjadi seorang ibu? Sambil melamun, Suri berdiri di dapur, menyiapkan sarapan. Ia menuang telur kocok yang sudah diberi bumbu, lalu menuangkannya ke dalam wajan panas untuk membuat omelet.Selama proses memasak, pikiran Suri masih melayang ke hasil tes yang akan mereka ambil hari ini. Dalam lamunannya, Suri bahkan tidak menyadari bau gosong mulai tercium di seluruh dapur. Romeo, yang baru saja selesai berpakaian, langsung mencium aroma yang tidak biasa. Dengan langkah cepat, ia menuju dapur dan langsung mematikan kompor. “Suri, kamu kenapa?” tanyanya sambil memindahkan wajan dari atas api. Suri menoleh, wajahnya tampak bersalah. “

    Last Updated : 2025-01-27
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Jangan Pernah Tinggalkan Aku

    Romeo menelan ludah, wajahnya berubah muram. “Apakah ini berarti … saya tidak punya harapan untuk memiliki anak?” tanyanya dengan suara serak.Dokter Fani menggeleng pelan. “Bukan berarti tidak bisa, Tuan Romeo. Tapi, peluangnya lebih kecil dibandingkan dengan pria yang memiliki parameter sperma normal. Masih ada berbagai langkah yang bisa kita ambil.”Suri menoleh ke arah Romeo. Melihat gurat kesedihan di wajah suaminya, ia segera menggenggam tangan Romeo dengan erat. Mata mereka bertemu, dan Suri memberikan tatapan penuh kasih sayang. “Kita pasti bisa melewati ini bersama,” bisiknya lembut.Dokter Fani melanjutkan penjelasannya. “Ada beberapa opsi terapi yang bisa kita coba. Pertama, kita bisa mulai dengan perubahan gaya hidup, seperti pola makan sehat, olahraga rutin, dan menghindari stres berlebihan. Selain itu, suplemen tertentu yang mengandung zinc dan vitamin E dapat membantu meningkatkan kualitas sperma.”Romeo mengangguk pelan, meskipun raut wajahnya masih tegang. “Apakah ad

    Last Updated : 2025-01-28
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Kedatangan Nyonya Besar

    Mansion keluarga Albantara dipenuhi dengan kesibukan yang tidak biasa. Para pelayan bergegas ke sana kemari, membersihkan setiap sudut ruangan hingga bersinar. Derap langkah kaki mereka menggema di koridor, membawa alat-alat kebersihan dan kain pel ke setiap sudut rumah.Di lantai bawah, kamar utama menjadi perhatian khusus. Tempat tidur dengan sprei putih bersih dirapikan, bantal-bantal dihias dengan sarung bermotif elegan, dan bunga segar diletakkan di atas meja kecil dekat jendela. Bau lemon dari semprotan pengharum ruangan menyebar, memberikan kesan segar dan bersih. Tepat jam makan siang, Diva tiba di mansion dengan membawa sekotak besar makanan kesukaan Nyonya Valerie. Langkahnya ringan saat ia berjalan melewati ruang tamu yang megah, tetapi matanya segera menangkap pemandangan yang tidak biasa. Seorang pelayan sedang menyusun vas kristal di ruang makan, sementara yang lain dengan cekatan menyusun gelas-gelas di atas meja. “Di man

    Last Updated : 2025-01-28
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Pintar Menghasut

    Sepulang kantor, Suri mengirimkan pesan kepada Romeo bahwa dia akan berbelanja sebentar dengan Raysa. Usai mendapat izin dari sang suami, Suri pun pergi bersama Raysa ke salah satu pusat perbelanjaan. Raysa menarik lengan Suri dengan semangat, menyeretnya masuk ke dalam toko lingerie yang didekorasi dengan nuansa merah muda. Aroma wangi vanila menyambut keduanya, membuat suasana menjadi lebih intim. “Ray, untuk apa ke sini?” protes Suri malu-malu.“Kamu mau membuat Romeo bahagia, ‘kan? Ini salah satu caranya,” pungkas Raysa tidak memberi kesempatan kepada Suri untuk protes.Seorang pegawai toko dengan senyum ramah menyambut mereka. Matanya segera tertuju pada Suri yang tampak canggung di balik bahu Raysa.“Selamat datang, ada yang bisa kami bantu?”“Kami mencari lingerie yang cocok untuk teman saya ini,” kata Raysa tanpa ragu, sambil menunjuk Suri yang langsung memerah wajahnya. “Yang sesuai dengan kulitnya yang putih dan lembut.”Pegawai toko mengangguk dengan profesionalisme yang

    Last Updated : 2025-01-29

Latest chapter

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Bantu Aku, Sayang

    Di kediaman keluarga Albantara, suasana terasa hening. Nyonya Valerie duduk dengan gelisah di sofa. Di tangannya, secangkir teh chamomile mengepul hangat, tetapi ia sama sekali tak berniat menyesapnya. Pintu utama terbuka, dan seorang pelayan masuk, membungkuk sopan sebelum mengumumkan kedatangan tamu. "Nyonya, Nona Diva telah tiba," katanya dengan nada hormat. Tak lama, Diva masuk sambil mengulum senyum, tetapi ada kilatan ambisi dalam sorot matanya. Wanita itu berjalan mendekati Nyonya Valerie, dan tanpa basa-basi langsung menanyakan tentang Romeo."Bagaimana hasilnya, Tante? Apakah detektif yang Tante sewa sudah menemukan Kak Romeo?" Nyonya Valerie menegakkan punggungnya, lalu menghela napas pelan. Ia meletakkan cangkir tehnya di atas meja kaca sebelum menjawab dengan nada datar. "Belum," jawabnya singkat. "Sepertinya Romeo belum meninggalkan tempat persembunyiannya. Tapi, dia akan keluar untuk mengurus pekerjaan. Saat itulah, detektif kita bisa menemukan jejak Romeo."

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Berubah Manja

    "Bagaimana hari pertamamu bekerja?" tanya Raysa dengan nada antusias. "Apakah Romeo tidak mengenalimu sama sekali?" Suri melepaskan tasnya, menghela napas sebelum menjawab, "Tidak. Dia tidak mengenaliku." Raysa mengernyit, tampak tidak puas dengan jawaban singkat itu. "Lalu, bagaimana rasanya bekerja untuk suamimu sendiri?" Suri tersenyum miris. "Melelahkan," jawabnya jujur. "Aku harus sabar menghadapi Romeo yang sekarang. Dia lebih dingin, ketus, dan sedikit menyebalkan." Raysa terkekeh pelan, kemudian menepuk bahu Suri untuk memberikan semangat.“Kenapa tidak sekalian mengaku bahwa kamu adalah istrinya?”Suri menggeleng pelan. "Jangan dulu," katanya lirih. "Aku masih ingin menguji Romeo. Aku ingin tahu perasaannya padaku.” Raysa terdiam, lalu mengangguk pelan. "Baiklah, semoga kamu berhasil. Aku pulang dulu, ya. Besok aku akan datang jam tujuh.” Setelah mengantar Raysa ke pintu, Suri berjalan menuju kamarnya. Ia membersihkan diri di kamar mandi, sebelum menyusui kedua bayi

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Dia Masih Mencintaiku

    Tubuh Suri menegang. Perlahan, ia menoleh dan mendapati Romeo berdiri di dekat meja makan dengan ekspresi datar.Menelan ludah, Suri memutar otak secepat mungkin. Ia harus menemukan alasan yang masuk akal—dan cukup meyakinkan—agar Romeo tidak curiga. "Yang tidak boleh dikatakan adalah ... saya baru selesai makan siang,” jawab Suri. Meski terdengar konyol, tetapi hanya jawaban ini yang terlintas di benaknya.Dahi Romeo berkerut. "Kenapa harus disembunyikan?" tanyanya, jelas bingung. "Aku bukan atasan kejam yang melarang karyawan untuk makan." "Bukan begitu maksud saya," ralat Suri berusaha terdengar santai. "Anda tadi baru saja memarahi saya gara-gara ketiduran, dan mungkin Anda akan semakin marah kalau saya makan.”Romeo tidak langsung menanggapi. Beberapa saat kemudian, ia hanya mendengus kecil sebelum membalikkan tubuhnya sembari menggenggam tongkat."Kembali ke ruang kerja. Aku menunggumu.”Mendengar perintah itu, Suri mengelap tangannya dengan handuk sebelum mengikuti langkah

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Menggoda Atasan

    "Apakah kamarku nyaman sekali, sampai kamu tertidur begitu lama?" Suara bariton yang dalam itu berbisik begitu dekat di telinga Suri, menembus lelapnya tidur yang membuainya dalam mimpi.Suri sontak membuka mata, terkejut bukan main. Dadanya berdebar hebat, seakan ada palu yang menghantam tulang rusuknya dari dalam. Kelopak matanya masih berat, tetapi kesadarannya langsung kembali begitu saja saat ia menyadari situasi yang tengah terjadi. Terbangun dengan gerakan tiba-tiba, bola mata Suri membesar dalam keterkejutan. Napasnya tertahan sejenak. Entah ini ilusi atau kenyataan, tetapi wajah Romeo kini berada sangat dekat dengannya. Ketika mata Suri benar-benar terbuka, pandangannya bertemu dengan sepasang mata hazel pria itu. Meski ia tahu Romeo tidak dapat melihat dengan jelas, ada sesuatu dalam tatapan kosong itu yang membuatnya gelisah. Di dalam sana, jantung Suri bertalu tanpa irama yang jelas. Posisinya yang tidur berhadapan dengan Romeo begitu canggung, membuatnya tidak nyama

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Kau Membuat Aku Mengingatnya

    Melihat arah tatapan Romeo, Suri baru menyadari bahwa kemejanya masih terbuka, memperlihatkan bagian atas tubuhnya yang sensitif. Sontak, dada Suri berdebar kencang. Entah kenapa, tatapan pria itu membuatnya merasa seolah sedang diamati. Namun, seharusnya ini tidak menjadi masalah karena pandangan Romeo masih samar.Dengan cepat, Suri merapikan kancing kemejanya, tetapi sengaja menyisakan sedikit ruang untuk menguji Romeo. Ternyata, sesudah ia menutupnya, tatapan Romeo masih tetap berada di titik yang sama.Jadi, ini hanya kebetulan. Romeo tidak benar-benar melihat.Suri menghela napas lega, menyadari betapa ia terlalu mencemaskan sesuatu yang tidak perlu. Ia tersenyum miris, menertawakan dirinya sendiri yang begitu panik, padahal kenyataannya tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Mengumpulkan keberanian, Suri kemudian melangkah mendekat dan membantu Romeo duduk di tepi tempat tidur."Bagian mana dari tubuh Tuan Romeo yang sakit?"Romeo menyandarkan kepala ke dinding, ekspresinya tampa

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Cinta Lama Bersemi Kembali

    Suri menahan napas sejenak, dadanya bergemuruh mendengar Romeo mempertanyakan identitasnya. Tatapan redup Suri menelisik wajah Romeo, meski pandangan pria itu masih tertutup kegelapan. Tidak, ini terlalu cepat. Romeo belum boleh mengetahui siapa dirinya, sebelum ia berhasil mengembalikan cinta dan kepercayaan dalam diri pria itu. Suri segera mengendalikan diri, menahan laju napasnya agar tidak terdengar terlalu berat. Dengan sekuat tenaga, ia menahan getaran di suaranya dan berkata dengan nada datar.“Tuan Romeo, tentu saja saya adalah Altea, sepupu Yonas. Memangnya Tuan berpikir saya siapa?” jawab Suri balas bertanya. “Tapi … kamu sangat mirip dengan …,” ujar Romeo tak melanjutkan ucapannya.“Mirip siapa, Tuan? Apakah dia saudara, teman, atau mungkin ... pasangan Anda?” lanjut Suri sengaja memancing Romeo.Romeo termenung sejenak, seolah pikirannya dipenuhi oleh kenangan yang berkecamuk. Rahangnya mengeras, lalu ia melepaskan genggaman tangannya pada pergelangan Suri. Gerakannya

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Siapa Kamu Sebenarnya?

    Mendengar nada ketus dan dingin dari Romeo, Suri menahan diri untuk tidak terbawa perasaan. Ia menghela napas pelan, menekan debaran jantungnya yang terus menggila sejak ia tiba di apartemen ini. Dengan tenang, Suri meletakkan bekal makanan itu di atas meja, memastikan posisinya rapi sebelum berbicara dengan suara datar."Saya membawakan sarapan pagi ini atas saran Yonas, Tuan Romeo. Karena, salah satu tugas saya adalah mengatur jadwal makan Anda," ucapnya tanpa menunjukkan ekspresi berlebihan. "Jadi, jangan salah paham. Saya tidak bermaksud memberikan perhatian sama sekali, ini hanyalah bagian dari pekerjaan saya sebagai asisten profesional."Sejenak, suasana menjadi senyap. Suri memperhatikan Romeo yang tampak terdiam, seolah memproses kata-katanya. Matanya yang dulu bersinar hangat kini terlihat misterius, sulit ditebak. Setelah beberapa saat hening, Romeo berkata tanpa intonasi berarti, "Letakkan saja makanan itu di meja. Nanti kalau berminat, aku akan makan."Senyum tipis munc

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Sosok yang Berbeda

    Mobil yang dikendarai Yonas melaju pelan menyusuri jalanan kota. Di kursi penumpang, Suri duduk dengan perasaan tak menentu. Kedua tangannya saling meremas, jemarinya saling menggenggam erat seolah mencari pegangan dari rasa gugup yang kian menggulung dadanya.Di balik kaca jendela, gedung-gedung tinggi kota Velmora berganti dengan pemandangan yang lebih sepi, menandakan mereka semakin dekat dengan apartemen Romeo. Debaran jantung Suri makin kencang, hingga ia merasa Yonas yang menyetir di sebelahnya mungkin bisa mendengar.Mata Suri menatap lurus ke luar jendela, tetapi pikirannya melayang jauh, membayangkan seperti apa pertemuannya dengan Romeo nanti. Sudah berbulan-bulan mereka tidak bertatap muka. Kini, ia kembali dalam hidup Romeo, tetapi dengan identitas yang berbeda.Suri merogoh tasnya dan mengambil kacamata yang sudah ia siapkan. Dengan tangan sedikit gemetar, ia memasang kacamata hitam itu di wajah. Setelahnya, Suri membuka kamera ponsel, menggunakan refleksi layar untuk mem

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Bertemu Lagi Dengannya

    Suri menyerahkan kedua bayinya kepada pengasuh, kemudian menatap dokumen yang kini berada dalam genggamannya. Di sana, tertulis nama baru yang harus ia perankan untuk sementara waktu: Altea.Ia membaca dengan saksama setiap detail yang tertulis dalam dokumen itu—Altea, seorang wanita berusia dua puluh tujuh tahun, lulusan arsitektur dan pernah bekerja di salah satu perusahaan terkemuka di kota Casia.Ia menarik napas dalam, mencoba meresapi peran baru yang akan ia jalani. Perlahan, Suri meletakkan dokumen itu di pangkuannya dan mendongak menatap Yonas.“Jadi, mulai besok, aku adalah Altea.” ucapnya pelan, suaranya masih mengandung sedikit keraguan. Yonas mengangguk. “Benar, Nyonya Suri. Anda harus mengingat setiap detail yang tertulis dalam dokumen ini, sebab jika Tuan Romeo bertanya atau mencurigai sesuatu, Anda bisa menjawab dengan lancar.”Suri menggigit bibirnya, lalu mengangguk pelan. Ia kembali melirik dokumen itu, memastikan dirinya menghafal semua informasi dengan baik.Setel

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status