Share

Suami yang Nakal

Author: Risca Amelia
last update Last Updated: 2025-01-22 21:31:32

Suri memekik kecil saat merasakan bibir suaminya menelusuri kulit punggungnya yang terbuka. Sementara jemari Romeo bergerak dengan terampil, membuka kaitan terakhir yang masih melekat. Setelah tak ada yang tersisa, ia pun membelai setiap lekuk tubuh Suri dengan gerakan menggoda.

Suara lenguhan nan indah lolos dari bibir Suri, membuat semangat Romeo kian membara. Tanpa banyak kata, lelaki itu berpindah ke depan. Ia memandang kagum keindahan yang kini terpampang di hadapannya, sebelum membaringkan Suri ke atas karpet bulu yang terhampar di tengah ruangan.

Ditatap seperti itu oleh Romeo, membuat Suri merona dan berusaha menutupi tubuhnya dengan kedua tangan.

“Aku ingin melihatnya, Sayang. Jangan ditutup,” protes Romeo menyingkirkan tangan sang istri.

Suri langsung menunduk dengan wajah memerah. “A-aku malu.”

“Kenapa mesti malu? Kamu sudah menjadi milikku seutuhnya,” balas Romeo, kabut gairah tersirat jelas dari sorot matanya.

Detik berikutnya, Suri dibuat tak berdaya ketika Romeo mengec
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Skenario Diva

    Matahari mulai condong ke barat, menebarkan sinar keemasan yang menembus sela-sela pepohonan di sekitar vila. Romeo menggandeng tangan Suri, menyusuri jalan setapak yang membentang di antara hamparan hijau perbukitan. Mereka membiarkan angin gunung yang segar menyapu wajah dan rambut mereka.“Lihat ke arah sana, Sayang,” Romeo menunjuk ke arah pegunungan yang berdiri megah di kejauhan. Puncaknya yang tertutup kabut tampak seperti mahkota raksasa.Suri mengangguk, matanya berbinar menatap panorama alam yang membentang di hadapannya. “Indah sekali, Romeo.”“Tempat ini memang indah. Tapi, rasanya jauh lebih indah saat ada kamu di sini,” ucap Romeo.Suri tersenyum, pipinya bersemu merah. “Mungkin karena tempat ini memang membutuhkan seseorang untuk berbagi keindahannya.” Melihat Romeo memandangnya penuh kehangatan, Suri sedikit salah tingkah. Di dekat mereka, terdapat sebuah danau kecil yang tenang. Airnya memantulkan bayangan pepohonan pinus di sekelilingnya, dengan riak-riak kecil ya

    Last Updated : 2025-01-23
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Selamat, Suri!

    Matahari masih muncul malu-malu di balik bukit, memancarkan cahaya yang lembut ke hamparan hijau di sekitarnya. Namun, di depan vila, kesibukan kecil mulai tampak. Romeo dan Suri, yang sudah rapi dalam balutan pakaian formal, berdiri di samping mobil hitam milik Romeo.Pak Gading, penjaga vila, dengan cekatan memasukkan koper ke bagasi, sementara Bu Murni membawa kotak makanan berisi sarapan pagi dan beberapa kue ke mobil. "Ini bekalnya, Nyonya Muda. Jangan lupa dimakan di perjalanan, ucap Bu Murni sambil menyerahkan kotak itu kepada Suri."Terima kasih, Bu Murni. Seperti biasa, makanannya pasti enak," Suri tersenyum hangat."Selamat jalan, Tuan dan Nyonya Muda. Hati-hati di jalan," tambah Pak Gading sambil membungkukkan badan.Romeo menepuk bahu Pak Gading dengan lembut. "Terima kasih, Pak Gading. Kami titip vila."Setelah berpamitan, Romeo membuka pintu mobil untuk Suri dan memastikan istrinya duduk nyaman. Kemudian, ia masuk ke kursi kemudi dan menyalakan mesin. Mobil perlahan mel

    Last Updated : 2025-01-23
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Dilema Dua Hati

    Romeo menghela napas panjang, lalu tanpa sepatah kata lagi, ia segera melangkah cepat menuju ruangannya di lantai atas. Pintu ruangan itu terbuka, dan di dalamnya, Nyonya Valerie berdiri dengan wajah penuh amarah yang tertahan. “Ke mana saja kamu, Romeo?!” seru Nyonya Valerie begitu melihat putranya memasuki ruangan. “Selama dua hari ini kamu menghilang, ponselmu tidak bisa dihubungi sama sekali! Apa kamu tahu kami semua mencarimu?” Romeo menutup pintu ruangannya perlahan, berusaha meredam ketegangan dalam dirinya. “Aku sedang bersama istriku, Ma, tidak ingin diganggu,” jawabnya dengan nada dingin, lalu berjalan melewati ibunya untuk duduk di kursi besar di balik meja CEO-nya. Nyonya Valerie mengepalkan tangannya, tetapi ia berusaha tetap tenang. Perempuan paruh baya itu lalu mengikuti Romeo ke dalam ruangan, duduk di depan meja kerja putranya. “Jadi, kamu sengaja memutus kontak dengan keluargamu? Apa kamu tahu betapa khawatirnya kami semua, Romeo?” Romeo mendesah pelan, lal

    Last Updated : 2025-01-24
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Lebih Memilihmu

    Langkah Suri perlahan membawa dirinya kembali ke ruang divisi arsitek. Pikirannya terus dibayangi oleh dua undangan yang bertabrakan: makan malam bersama tim arsitek dan janji ke dokter bersama Romeo. Dilema ini membuatnya gelisah.Akhirnya, Suri memutuskan untuk makan siang sambil memikirkan solusi yang terbaik. Setelah menyantap hidangan sederhana di kafetaria kantor, ia kembali ke ruang kerjanya. Suri menopang dagu di tangan, menatap layar laptop tanpa benar-benar membaca apa pun di sana. Dalam hati, ia tahu keputusan apa yang harus diambil. Romeo lebih dulu mengajaknya pergi ke dokter, dan ia harus memprioritaskan janji tersebut. Merasa mantap dengan keputusannya, Suri menarik napas panjang, lalu meraih gagang telepon di meja. Sebagai kepala arsitek, ia harus memberikan penjelasan langsung kepada Sagara mengenai ketidakhadirannya. Setelah beberapa nada sambung, suara Valdo, asisten pribadi Sagara, terdengar di ujung telepon. “Selamat siang, Bu Suri. Ada yang bisa saya bantu?

    Last Updated : 2025-01-24
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Suami Istri Selalu Bersama

    Romeo menatap kaca jendela mobil dengan wajah yang tidak biasa. Tatapan matanya serius, dan ia menggenggam tangan Suri lebih kuat. Di sebelahnya, Suri duduk dengan tenang, tetapi sesekali ia melirik Romeo, membaca keresahan yang tak mampu disembunyikan oleh suaminya. “Kamu yakin ingin menjenguk Diva sekarang?” Romeo akhirnya membuka suara ketika mereka hampir tiba di rumah sakit. Ekspresinya mencerminkan kecemasan yang mendalam. Suri menghela napas panjang sebelum menjawab. “Aku yakin, Romeo. Aku yang akan berbicara dengannya. Kita sudah membahas ini, bukan?” Nada suaranya lembut, tetapi tegas. Ia ingin memastikan Romeo tidak ragu lagi.Romeo mengangguk pelan, lalu memberikan perintah kepada sopirnya agar menghentikan mobil di depan lobi rumah sakit. Romeo keluar lebih dulu untuk membukakan pintu bagi Suri. Dengan penuh perhatian, ia menggandeng tangan Suri dan berjalan menuju lobi. Keduanya tampak seperti pasangan sempurna, meskipun ada ketegangan yang jelas terasa di antara merek

    Last Updated : 2025-01-25
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Bukti Kebohongan

    Ingin sekali Diva menahan kepergian Romeo, tetapi pria itu sudah terlanjur berlalu. Begitu Romeo keluar, suasana kamar berubah.Suri berjalan mendekati brankar dengan senyum santai di wajahnya. Ia bisa melihat kegelisahan sekaligus rasa benci yang terpancar dari sorot mata Diva. “Bagaimana kondisimu, Diva? Apa kamu merasa lebih baik? Lain kali, jangan membahayakan dirimu dengan meminum obat tidur berlebihan,” tanya Suri, nadanya terdengar sopan, tetapi ada sindiran halus yang tidak bisa disembunyikan.Diva yang semula berpura-pura lemah dan penuh penderitaan di depan Romeo, tiba-tiba duduk tegak. Wajahnya berubah drastis. Sorot matanya penuh kebencian, dan bibirnya menipis menjadi garis lurus. “Tidak perlu bersikap munafik, Suri. Aku tahu kamu tidak benar-benar peduli padaku. Kamu hanya datang ke sini untuk memastikan aku tidak akan merebut Kak Romeo,” katanya tajam.Suri tersenyum lebih lebar. Ia melangkah mendekati brankar Diva, lalu berhenti tepat di sampingnya. “Jangan samakan

    Last Updated : 2025-01-25
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Impian untuk Buah Hati

    “Nyonya, Suri, kita akan memeriksa rongga hidung Anda dengan lebih detail,” kata dokter Gerald sambil mengenakan sarung tangan medis. Dokter Gerald, seorang pria paruh baya dengan rambut sebagian telah memutih, mengambil alat spekulum hidung, yang menyerupai penjepit kecil, lalu mulai memeriksa rongga hidung Suri. Sebuah lampu khusus dengan cahaya terang di kepalanya memudahkan ia melihat bagian dalam hidung Suri. “Tidak ada pembengkakan atau luka,” gumamnya sambil memiringkan sedikit kepala Suri untuk mendapatkan sudut pandang yang lebih baik. Setelah itu, sang dokter menggunakan endoskop hidung, alat berupa kamera kecil yang dimasukkan perlahan ke dalam rongga hidung. Layar monitor di dekat meja kerja menampilkan gambar yang jelas, menunjukkan bagian dalam hidung Suri secara rinci. “Hidung Anda sehat, dan tidak ada tanda-tanda tumor lagi. Itu artinya operasi Anda benar-benar berhasil.”Suri menarik napas lega, dan Romeo meremas tangannya dengan penuh syukur. “Terima kasih, Do

    Last Updated : 2025-01-26
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Melahirkan Pewaris

    Suri menyalakan speaker ponselnya dan menyerahkan perangkat itu kepada Romeo. Tak berselang lama suara dua orang wanita memenuhi ruangan, memutar ulang percakapan di rumah sakit. Romeo diam, sambil mendengarkan setiap kalimat yang diucapkan oleh Suri dan Diva secara bergantian.Rahang Romeo mengeras, dan otot-otot wajahnya tegang saat ia mendengar Diva dengan lantang menyebut Suri sebagai perempuan kampungan dan mandul. Sikap Diva sangat kasar, bahkan berani menantang Suri. Di akhir rekaman, Diva mengungkapkan bahwa ia tidak benar-benar ingin bunuh diri. Wanita itu juga mengancam bahwa suatu hari dia akan membawa Romeo ke atas ranjangnya. Begitu rekaman itu selesai, wajah Romeo menggelap. Ia mengembalikan ponsel itu kepada Suri dengan gerakan lambat, napasnya berat. Suri menatap suaminya dengan cemas."Romeo, kamu tidak apa-apa?" tanyanya hati-hati.Romeo menghela napas panjang. "Selama ini, aku menganggap Diva adalah gadis yang lembut, lemah, dan perlu dilindungi. Aku percaya padan

    Last Updated : 2025-01-26

Latest chapter

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Katakan Alasannya

    Mobil berwarna silver melaju dengan tenang di sepanjang jalanan kota. Suri duduk di dalamnya, tepat di samping Nyonya Miranda, sementara Bi Ranti duduk di kursi depan bersama sopir. Sejak tadi, Suri hanya diam, meremas jemarinya yang terasa dingin dan kaku. Di dalam sana, hati Suri berdebar tak karuan. Napasnya terdengar lebih berat, seolah rongga dadanya menahan beban yang begitu besar. Sesekali, Suri melempar pandangan ke jendela, berharap kegugupan itu segera menghilang. Nyonya Miranda, yang sedari tadi mengamati Suri, akhirnya memecah keheningan. "Suri, makanan seperti apa yang kamu sukai?" tanyanya dengan suara lembut penuh wibawa.Suri tersentak kecil, lalu buru-buru menjawab, "Saya suka makanan berkuah, termasuk olahan ikan seperti sup ikan, steak ikan, atau ikan panggang." Ia berusaha tersenyum meski masih diliputi rasa cemas. "Biasanya, saya memasak sendiri agar lebih sehat."Nyonya Miranda mengangguk pelan. "Bagus, jika seorang wanita menyukai kegiatan memasak artinya ia

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Percakapan Antar Wanita

    Romeo membuka pintu rumah dengan tenang, sedangkan Suri berdiri di belakangnya. Pandangan Suri langsung tertuju pada mobil mewah berwarna perak yang terparkir di halaman. Siluet seseorang tampak samar dari balik kaca jendela. Hanya beberapa detik berselang, sopir segera turun dan berjalan ke sisi kiri mobil, sementara seorang wanita paruh baya, Bi Ranti, dengan cekatan membuka pintu di sisi kanan.Dari dalam mobil, keluarlah seorang wanita dengan dagu terangkat dan tatapan yang penuh superioritas. Nyonya Valerie berdiri angkuh, menyapu pandangannya ke sekeliling halaman dengan ekspresi meremehkan. Bibirnya sedikit mencibir, seolah rumah ini adalah tempat yang tak layak dikunjungi. Suri, yang melihatnya, menahan napas. Ia sudah menduga ibu mertuanya tidak akan memberikan sambutan yang hangat. Namun, sebelum ada yang sempat berbicara, pintu mobil lainnya terbuka, dan sosok anggun muncul dari dalamnya.Nyonya Miranda melangkah turun dengan gerakan yang penuh wibawa. Rambutnya disanggul

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Jangan Cemas, Aku Bersamamu

    Di dalam kamarnya yang beraroma vanila, Aira bersandar pada bantal empuk. Ponselnya menempel di telinga, suaranya lembut tetapi terdengar gelisah. Di ujung telepon, Ivan kembali merengek, suaranya penuh keluhan."Baby, kapan aku bisa beli apartemen ini? Kata pemiliknya, bulan depan apartemen ini tidak akan disewakan lagi, karena akan dijual." Suara Ivan terdengar merajuk, seolah menuntut jawaban yang bisa segera meredakan kegelisahannya.Aira menghela napas pelan. "Aku belum punya kesempatan bicara pada Kak Romeo. Lagi pula, nenekku baru saja kembali dari luar negeri dan sedang di mansion. Aku harus fokus padanya dulu."Sejenak, tidak ada suara dari Ivan. Namun, tidak lama kemudian, ia kembali bersuara dengan nada penuh siasat. "Justru bagus kalau nenekmu ada di sana,” kata Ivan antusias. “Kamu bisa minta ke Beliau untuk menjual saham itu supaya kamu bisa membuka usaha butik. Nenekmu pasti lebih mudah dibujuk daripada Romeo yang sifatnya keras kepala."Aira terdiam, mempertimbangkan

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Istri yang Menggoda

    Nyonya Miranda mengangkat alisnya, tampak terkejut. Dengan suara bergetar seakan menahan rasa sakit, Nyonya Valerie melanjutkan ucapannya."Suri mempengaruhi Romeo untuk menjauh dari kami, Ma. Dia meminta Romeo memutuskan semua hubungan dengan saya dan Aira. Bahkan, Romeo tidak pernah datang lagi ke mansion."Wajah Nyonya Miranda mengeras. Ia menatap Nyonya Valerie dengan pandangan penuh penilaian. Sepertinya, wanita tua itu sedang menimbang-nimbang kebenaran ucapan sang menantu.“Kenapa kamu tidak mengundang Romeo dan istrinya kemari?”Nyonya Valerie kemudian memegang dadanya, seolah tidak sanggup menahan rasa malu dan sedih."Saya sudah mencoba, Ma, tapi mereka tidak mau datang. Romeo juga tidak memperbolehkan saya berkunjung ke kantornya.”Nyonya Miranda menggenggam tongkatnya lebih erat, tampak berpikir dalam-dalam. Matanya menatap lurus ke depan, seperti menimbang langkah apa yang harus diambil selanjutnya. "Padahal aku sangat rindu pada Romeo ...." gumamnya lirih. "Aku menyesal

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Pintar Menghasut

    Sepulang kantor, Suri mengirimkan pesan kepada Romeo bahwa dia akan berbelanja sebentar dengan Raysa. Usai mendapat izin dari sang suami, Suri pun pergi bersama Raysa ke salah satu pusat perbelanjaan. Raysa menarik lengan Suri dengan semangat, menyeretnya masuk ke dalam toko lingerie yang didekorasi dengan nuansa merah muda. Aroma wangi vanila menyambut keduanya, membuat suasana menjadi lebih intim. “Ray, untuk apa ke sini?” protes Suri malu-malu.“Kamu mau membuat Romeo bahagia, ‘kan? Ini salah satu caranya,” pungkas Raysa tidak memberi kesempatan kepada Suri untuk protes.Seorang pegawai toko dengan senyum ramah menyambut mereka. Matanya segera tertuju pada Suri yang tampak canggung di balik bahu Raysa.“Selamat datang, ada yang bisa kami bantu?”“Kami mencari lingerie yang cocok untuk teman saya ini,” kata Raysa tanpa ragu, sambil menunjuk Suri yang langsung memerah wajahnya. “Yang sesuai dengan kulitnya yang putih dan lembut.”Pegawai toko mengangguk dengan profesionalisme yang

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Kedatangan Nyonya Besar

    Mansion keluarga Albantara dipenuhi dengan kesibukan yang tidak biasa. Para pelayan bergegas ke sana kemari, membersihkan setiap sudut ruangan hingga bersinar. Derap langkah kaki mereka menggema di koridor, membawa alat-alat kebersihan dan kain pel ke setiap sudut rumah.Di lantai bawah, kamar utama menjadi perhatian khusus. Tempat tidur dengan sprei putih bersih dirapikan, bantal-bantal dihias dengan sarung bermotif elegan, dan bunga segar diletakkan di atas meja kecil dekat jendela. Bau lemon dari semprotan pengharum ruangan menyebar, memberikan kesan segar dan bersih. Tepat jam makan siang, Diva tiba di mansion dengan membawa sekotak besar makanan kesukaan Nyonya Valerie. Langkahnya ringan saat ia berjalan melewati ruang tamu yang megah, tetapi matanya segera menangkap pemandangan yang tidak biasa. Seorang pelayan sedang menyusun vas kristal di ruang makan, sementara yang lain dengan cekatan menyusun gelas-gelas di atas meja. “Di man

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Jangan Pernah Tinggalkan Aku

    Romeo menelan ludah, wajahnya berubah muram. “Apakah ini berarti … saya tidak punya harapan untuk memiliki anak?” tanyanya dengan suara serak.Dokter Fani menggeleng pelan. “Bukan berarti tidak bisa, Tuan Romeo. Tapi, peluangnya lebih kecil dibandingkan dengan pria yang memiliki parameter sperma normal. Masih ada berbagai langkah yang bisa kita ambil.”Suri menoleh ke arah Romeo. Melihat gurat kesedihan di wajah suaminya, ia segera menggenggam tangan Romeo dengan erat. Mata mereka bertemu, dan Suri memberikan tatapan penuh kasih sayang. “Kita pasti bisa melewati ini bersama,” bisiknya lembut.Dokter Fani melanjutkan penjelasannya. “Ada beberapa opsi terapi yang bisa kita coba. Pertama, kita bisa mulai dengan perubahan gaya hidup, seperti pola makan sehat, olahraga rutin, dan menghindari stres berlebihan. Selain itu, suplemen tertentu yang mengandung zinc dan vitamin E dapat membantu meningkatkan kualitas sperma.”Romeo mengangguk pelan, meskipun raut wajahnya masih tegang. “Apakah ad

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Kenyataan yang Mengguncang

    Tiga hari berlalu begitu cepat sejak Suri dan Romeo melakukan tes kesuburan. Pagi itu, suasana di rumah mereka tampak biasa saja, tetapi tidak bagi Suri. Di dalam hatinya, ia merasa ada gelombang kecemasan yang sulit dijelaskan. Sebuah ketakutan kecil menyelinap di pikirannya—bagaimana jika hasilnya tidak sesuai harapan? Bagaimana jika ia tidak bisa menjadi seorang ibu? Sambil melamun, Suri berdiri di dapur, menyiapkan sarapan. Ia menuang telur kocok yang sudah diberi bumbu, lalu menuangkannya ke dalam wajan panas untuk membuat omelet.Selama proses memasak, pikiran Suri masih melayang ke hasil tes yang akan mereka ambil hari ini. Dalam lamunannya, Suri bahkan tidak menyadari bau gosong mulai tercium di seluruh dapur. Romeo, yang baru saja selesai berpakaian, langsung mencium aroma yang tidak biasa. Dengan langkah cepat, ia menuju dapur dan langsung mematikan kompor. “Suri, kamu kenapa?” tanyanya sambil memindahkan wajan dari atas api. Suri menoleh, wajahnya tampak bersalah. “

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Romeo vs Sagara

    Usai meninjau proyek pembangunan kota mandiri, Suri, Sagara, dan dua arsitek senior kembali ke kantor Pradipta Group. Suasana di mobil dipenuhi obrolan ringan. Sebelum turun dari mobil, Sagara menoleh ke arah Suri untuk mengingatkan tentang makan malam. “Suri, ingatkan tim kita nanti jam lima tepat ke basement. Kita akan berangkat bersama ke restoran Kanaya Garden.”Suri mengangguk patuh. “Baik, Pak Sagara. Kami akan berkumpul tepat waktu,” jawabnya dengan nada profesional.Begitu tiba di ruang divisi arsitek, Suri langsung mengingatkan timnya. Kemudian, ia pergi ke toilet untuk mengganti pakaian dengan blus berwarna jingga dan celana panjang hitam yang memberikan kesan nyaman. Selesai berganti pakaian, Suri melanjutkan pekerjaannya hingga waktu menunjukkan pukul lima.Ketika semua orang telah bersiap, Suri memimpin timnya turun ke basement. Di sana, mereka bersiap menaiki mobil kantor yang telah disediakan. Namun, Sagara tiba-tiba menghampiri Suri.“Ikut mobil saya saja, Suri. Mobil

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status