Share

Masih ada Cara Merebut Romeo

Author: Risca Amelia
last update Last Updated: 2025-01-21 11:55:21
Dengan wajah yang masih cemberut, Raysa akhirnya menyerah pada rasa lapar yang mulai menguasainya. Wanita itu menyesap jus strawberry yang dipesan Kenzo sebelum mengambil sepotong kepiting. Namun, saat dia mencoba membuka cangkangnya, perjuangannya dimulai.

Cangkang kepiting itu keras, dan meskipun Raysa sudah mencoba berbagai cara, mulai dari menggunting hingga mengetuk-ngetuknya dengan alat pemecah, hasilnya tetap nihil. Raysa mendengus kesal. Cangkang itu seolah mengejeknya dengan tetap kokoh.

Kenzo, yang sejak tadi menikmati makanannya dengan santai, memperhatikan usaha Raysa dengan senyum tipis di bibirnya. Ketika Raysa hampir menyerah, Kenzo tiba-tiba berdiri dari kursi.

“Mau apa?” tanya Raysa curiga.

Kenzo tidak menjawab. Detik berikutnya, Raysa terkejut karena Kenzo tiba-tiba memeluknya dari belakang. Kehangatan tubuh pria itu membuat Raysa terpaku, dan ia bahkan lupa bernapas sejenak.

Kenzo menggerakkan tangannya dengan cekatan, mengambil kepiting yang tadi menjadi musuh bebu
Risca Amelia

Siapa yang mau adegan romantis Suri dan Romeo di next chapter, yuk komen! Jangan lupa berikan ulasan bintang lima dan komen di bagian depan novel ini, untuk mendukung author Risca. Thank you, lope you all

| 7
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Nessa Ness
usir pelakor...terus mesra Romeo Suri penderitaannya sudah cukup
goodnovel comment avatar
lullaby dreamy
mau bangeeeett thor ^^ btw, apapun rencana mamanya Romeo atopun rncana jahat Diva . smoga ga buat Suri n' Romeo brpisah lg kali ini . udh cukup hub mrk goyah kmren . skrg wktnya buktiin hub mrk lebih kuat dr yg sblmnya n' bsa nglewatin cobaan dr manapun yg brusaha mnghancurkan RT mrk .
goodnovel comment avatar
Ninuk Handayani
mau mau mau thorr....hempas Diva munculkan suriiii
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Suka Menggoda

    Pagi di vila terasa begitu tenang, hingga suara ketukan di pintu memecah keheningan. Romeo dan Suri masih terlelap, saling berpelukan di balik selimut tebal. Mereka tidur sangat nyenyak usai terlarut dalam kehangatan cinta semalam. "Tuan Muda, Nyonya, sarapannya sudah siap," panggil Bu Murni sambil mengetuk pintu. Mendengar suara dari balik pintu, Suri menggeliat pelan dan membuka matanya lebih dulu. Dengan suara serak khas bangun tidur, ia menjawab, "Iya, Bu Murni." Matanya melirik jam di dinding. Pukul delapan lewat lima belas menit. Suri terkejut, menyadari mereka sudah tidur terlalu lama. Ia mengguncang pelan lengan Romeo untuk membangunkannya. "Romeo, bangunlah," ucapnya sedikit panik. Romeo hanya mengerjap malas, matanya separuh terbuka. "Kenapa? Ada apa?" tanyanya dengan suara serak dan berat, tanda ia masih setengah sadar. "Ini sudah siang, Sayang. Bu Murni dari tadi membangunkan kita," Suri menjelaskan. Alih-alih bangun, Romeo malah bergeser lalu menarik Suri kemb

    Last Updated : 2025-01-21
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Kamu, Cinta Pertamaku

    Romeo menggenggam tangan Suri erat ketika mereka melangkah keluar dari kamar. Wajah keduanya memancarkan kebahagiaan yang hangat, seolah dunia hanya milik mereka berdua. Suri, yang mengenakan gaun berbahan sifon, terlihat begitu anggun meski tanpa riasan.Mereka menuruni tangga kayu yang menghubungkan kamar mereka ke ruang makan di lantai bawah. Udara pagi terasa segar, menguar dari jendela besar yang menghadap langsung ke pegunungan. Di meja makan, hidangan telah tertata rapi—nasi goreng, roti lapis, buah segar, dan teh hangat. “Selamat pagi, Tuan dan Nyonya Muda,” sapa Pak Gading. “Silakan duduk. Sarapannya sudah siap.” Suri mengangguk sambil tersenyum. “Terima kasih. Semuanya terlihat lezat.” Romeo menarikkan kursi untuk Suri, membuat Suri menunduk malu sebelum duduk. Ia lalu duduk di kursinya sendiri, berhadapan langsung dengan jendela besar yang memperlihatkan panorama alam pegunungan. Kabut tipis masih menyelimuti puncak-puncak gunung, menciptakan pemandangan yang hampir s

    Last Updated : 2025-01-22
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Suami yang Nakal

    Suri memekik kecil saat merasakan bibir suaminya menelusuri kulit punggungnya yang terbuka. Sementara jemari Romeo bergerak dengan terampil, membuka kaitan terakhir yang masih melekat. Setelah tak ada yang tersisa, ia pun membelai setiap lekuk tubuh Suri dengan gerakan menggoda.Suara lenguhan nan indah lolos dari bibir Suri, membuat semangat Romeo kian membara. Tanpa banyak kata, lelaki itu berpindah ke depan. Ia memandang kagum keindahan yang kini terpampang di hadapannya, sebelum membaringkan Suri ke atas karpet bulu yang terhampar di tengah ruangan.Ditatap seperti itu oleh Romeo, membuat Suri merona dan berusaha menutupi tubuhnya dengan kedua tangan.“Aku ingin melihatnya, Sayang. Jangan ditutup,” protes Romeo menyingkirkan tangan sang istri.Suri langsung menunduk dengan wajah memerah. “A-aku malu.”“Kenapa mesti malu? Kamu sudah menjadi milikku seutuhnya,” balas Romeo, kabut gairah tersirat jelas dari sorot matanya. Detik berikutnya, Suri dibuat tak berdaya ketika Romeo mengec

    Last Updated : 2025-01-22
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Skenario Diva

    Matahari mulai condong ke barat, menebarkan sinar keemasan yang menembus sela-sela pepohonan di sekitar vila. Romeo menggandeng tangan Suri, menyusuri jalan setapak yang membentang di antara hamparan hijau perbukitan. Mereka membiarkan angin gunung yang segar menyapu wajah dan rambut mereka.“Lihat ke arah sana, Sayang,” Romeo menunjuk ke arah pegunungan yang berdiri megah di kejauhan. Puncaknya yang tertutup kabut tampak seperti mahkota raksasa.Suri mengangguk, matanya berbinar menatap panorama alam yang membentang di hadapannya. “Indah sekali, Romeo.”“Tempat ini memang indah. Tapi, rasanya jauh lebih indah saat ada kamu di sini,” ucap Romeo.Suri tersenyum, pipinya bersemu merah. “Mungkin karena tempat ini memang membutuhkan seseorang untuk berbagi keindahannya.” Melihat Romeo memandangnya penuh kehangatan, Suri sedikit salah tingkah. Di dekat mereka, terdapat sebuah danau kecil yang tenang. Airnya memantulkan bayangan pepohonan pinus di sekelilingnya, dengan riak-riak kecil ya

    Last Updated : 2025-01-23
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Selamat, Suri!

    Matahari masih muncul malu-malu di balik bukit, memancarkan cahaya yang lembut ke hamparan hijau di sekitarnya. Namun, di depan vila, kesibukan kecil mulai tampak. Romeo dan Suri, yang sudah rapi dalam balutan pakaian formal, berdiri di samping mobil hitam milik Romeo.Pak Gading, penjaga vila, dengan cekatan memasukkan koper ke bagasi, sementara Bu Murni membawa kotak makanan berisi sarapan pagi dan beberapa kue ke mobil. "Ini bekalnya, Nyonya Muda. Jangan lupa dimakan di perjalanan, ucap Bu Murni sambil menyerahkan kotak itu kepada Suri."Terima kasih, Bu Murni. Seperti biasa, makanannya pasti enak," Suri tersenyum hangat."Selamat jalan, Tuan dan Nyonya Muda. Hati-hati di jalan," tambah Pak Gading sambil membungkukkan badan.Romeo menepuk bahu Pak Gading dengan lembut. "Terima kasih, Pak Gading. Kami titip vila."Setelah berpamitan, Romeo membuka pintu mobil untuk Suri dan memastikan istrinya duduk nyaman. Kemudian, ia masuk ke kursi kemudi dan menyalakan mesin. Mobil perlahan mel

    Last Updated : 2025-01-23
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Dilema Dua Hati

    Romeo menghela napas panjang, lalu tanpa sepatah kata lagi, ia segera melangkah cepat menuju ruangannya di lantai atas. Pintu ruangan itu terbuka, dan di dalamnya, Nyonya Valerie berdiri dengan wajah penuh amarah yang tertahan. “Ke mana saja kamu, Romeo?!” seru Nyonya Valerie begitu melihat putranya memasuki ruangan. “Selama dua hari ini kamu menghilang, ponselmu tidak bisa dihubungi sama sekali! Apa kamu tahu kami semua mencarimu?” Romeo menutup pintu ruangannya perlahan, berusaha meredam ketegangan dalam dirinya. “Aku sedang bersama istriku, Ma, tidak ingin diganggu,” jawabnya dengan nada dingin, lalu berjalan melewati ibunya untuk duduk di kursi besar di balik meja CEO-nya. Nyonya Valerie mengepalkan tangannya, tetapi ia berusaha tetap tenang. Perempuan paruh baya itu lalu mengikuti Romeo ke dalam ruangan, duduk di depan meja kerja putranya. “Jadi, kamu sengaja memutus kontak dengan keluargamu? Apa kamu tahu betapa khawatirnya kami semua, Romeo?” Romeo mendesah pelan, lal

    Last Updated : 2025-01-24
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Lebih Memilihmu

    Langkah Suri perlahan membawa dirinya kembali ke ruang divisi arsitek. Pikirannya terus dibayangi oleh dua undangan yang bertabrakan: makan malam bersama tim arsitek dan janji ke dokter bersama Romeo. Dilema ini membuatnya gelisah.Akhirnya, Suri memutuskan untuk makan siang sambil memikirkan solusi yang terbaik. Setelah menyantap hidangan sederhana di kafetaria kantor, ia kembali ke ruang kerjanya. Suri menopang dagu di tangan, menatap layar laptop tanpa benar-benar membaca apa pun di sana. Dalam hati, ia tahu keputusan apa yang harus diambil. Romeo lebih dulu mengajaknya pergi ke dokter, dan ia harus memprioritaskan janji tersebut. Merasa mantap dengan keputusannya, Suri menarik napas panjang, lalu meraih gagang telepon di meja. Sebagai kepala arsitek, ia harus memberikan penjelasan langsung kepada Sagara mengenai ketidakhadirannya. Setelah beberapa nada sambung, suara Valdo, asisten pribadi Sagara, terdengar di ujung telepon. “Selamat siang, Bu Suri. Ada yang bisa saya bantu?

    Last Updated : 2025-01-24
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Suami Istri Selalu Bersama

    Romeo menatap kaca jendela mobil dengan wajah yang tidak biasa. Tatapan matanya serius, dan ia menggenggam tangan Suri lebih kuat. Di sebelahnya, Suri duduk dengan tenang, tetapi sesekali ia melirik Romeo, membaca keresahan yang tak mampu disembunyikan oleh suaminya. “Kamu yakin ingin menjenguk Diva sekarang?” Romeo akhirnya membuka suara ketika mereka hampir tiba di rumah sakit. Ekspresinya mencerminkan kecemasan yang mendalam. Suri menghela napas panjang sebelum menjawab. “Aku yakin, Romeo. Aku yang akan berbicara dengannya. Kita sudah membahas ini, bukan?” Nada suaranya lembut, tetapi tegas. Ia ingin memastikan Romeo tidak ragu lagi.Romeo mengangguk pelan, lalu memberikan perintah kepada sopirnya agar menghentikan mobil di depan lobi rumah sakit. Romeo keluar lebih dulu untuk membukakan pintu bagi Suri. Dengan penuh perhatian, ia menggandeng tangan Suri dan berjalan menuju lobi. Keduanya tampak seperti pasangan sempurna, meskipun ada ketegangan yang jelas terasa di antara merek

    Last Updated : 2025-01-25

Latest chapter

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Tidak Mau Hancur Sendirian

    “Pergilah ke luar negeri, Diva, setidaknya sampai situasi benar-benar aman,” ucap Randy yang ikut merasa ketakutan. Diva mengernyit, menatap Randy penuh keraguan. "Pergi? Sekarang?""Semakin cepat, semakin baik! Kalau Toni sampai membuka mulut, kamu bisa ditangkap polisi.”Diva menghela napas panjang. Pikirannya berkecamuk. Pergi ke luar negeri mungkin pilihan terbaik, tetapi itu juga berarti ia harus meninggalkan semua yang ia miliki di sini, termasuk karier dan kehidupannya yang sudah nyaman. Tenggorokannya terasa kering. Ia mengepalkan tangan, berusaha meredam kegelisahan yang meluap-luap di dadanya. Beberapa saat kemudian, Diva mengangkat wajahnya, kedua matanya menyala penuh tekad. "Tidak! Aku tidak akan pergi sebelum menemukan Kak Romeo,” pungkas Diva. Seringai tipis muncul di sudut bibirnya. “Aku sudah bertindak sejauh ini, Randy. Aku tidak akan menyerah terlalu cepat."Tanpa menunggu tanggapan dari asistennya, Diva segera menundukkan kepala dan menekan nomor ponsel seseor

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Jatuh Cinta Berkali-kali

    Dada Romeo bergemuruh hebat, tangannya mencengkeram erat jemari Suri, seakan takut kenyataan ini hanyalah mimpi yang bisa lenyap kapan saja. Napasnya tersengal, dan sebaris senyum penuh haru perlahan merekah di bibirnya. Sementara matanya mulai terasa panas, digenangi air mata kebahagiaan yang sulit dibendung. "Apa...? K-kita punya anak kembar?" tanya Romeo terbata-bata. Setiap kata yang terucap mengandung guncangan emosional yang begitu dalam.Suri mengangguk sambil tersenyum di tengah air matanya. "Ya, Romeo... kita punya dua bayi, satu laki-laki dan satu perempuan. Nama mereka Jevandro dan Jeandra.”Romeo tidak bisa menahan air matanya lagi. Ia menarik Suri ke dalam pelukan, seolah tidak ingin melepaskannya lagi. Tangisnya pecah di pundak istrinya."Jadi, dugaanku benar... Saat aku koma, kamu tengah mengandung anak kita."Suri terkejut, dahinya mengernyit penuh tanda tanya. "Dari mana kamu tahu? Apa Yonas yang memberitahumu?"Romeo menggeleng, bibirnya membentuk senyum samar. "Tid

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Mengurai Kesalahpahaman

    Suri tidak dapat menahan air matanya lagi. Perasaan haru dan syukur bercampur menjadi satu dalam dadanya, ketika mengetahui Romeo sudah bisa melihat.Tanpa banyak bicara, ia langsung merengkuh sang suami dalam pelukan erat, tubuhnya berguncang oleh tangis yang tak terbendung. Sambil menangis tersedu, Suri membenamkan wajahnya di bahu Romeo, merasakan kehangatan tubuhnya yang begitu nyata, begitu hidup. Selama ini, ia takut kehilangan Romeo, takut segalanya akan berakhir dalam perpisahan yang menyakitkan. Tak disangka, kini ia berada dalam dekapan Romeo, mendengar suara beratnya yang penuh kepastian.Romeo membalas pelukan itu, membiarkan Suri menangis di pelukannya. Ia mengusap lembut punggung sang istri, berusaha menenangkan tubuhnya yang gemetar. Setelah beberapa saat menyelami kehangatan yang indah, Romeo menyeringai kecil dan berkata dengan nada menggoda."Sayang, jangan terlalu erat. Dadaku masih nyeri, lenganku juga pegal karena terbentur tanah."Suri langsung terkejut dan mel

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Aku Mengenalimu, Sayang

    Di dalam ruang kerja yang sunyi, Suri menghela napas lega usai berhasil memompa ASI. Hasilnya, tiga botol kecil susu tersusun rapi di atas meja, siap untuk disimpan.Dengan hati-hati, Suri menyimpan kembali pompa ASI ke dalam tas, memastikan semuanya tetap bersih dan rapi. Rasa lelah sedikit menyergapnya, tetapi ada kepuasan tersendiri melihat stok ASI bertambah. Baju atasan yang ia kenakan telah basah, meninggalkan bercak yang cukup kentara di kainnya. Mau tak mau, Suri mengambil kemeja bersih yang sudah ia siapkan untuk berjaga-jaga. Begitu berganti pakaian, Suri merapikan rambutnya sejenak, lalu bersiap untuk keluar.Pelan-pelan, Suri membuka pintu ruang kerja, berhati-hati agar tidak menimbulkan suara berisik. Ia melangkah perlahan, hampir mengendap-endap, menuju dapur dengan tujuan menyimpan stok ASI ke dalam freezer. Matanya sesekali melirik ke sekeliling, memastikan bahwa Romeo tidak mendengar pergerakannya. Begitu sampai di dapur, Suri membuka pintu freezer dan menyimpan bot

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Harga Diri yang Hancur

    Di dalam kamar dengan pencahayaan redup, Aira duduk di atas kloset dengan wajah pucat. Tangannya sedikit gemetar saat ia membuka kemasan test pack yang sejak tadi ia pegang. Jemarinya yang dingin berusaha tetap stabil, dalam menggenggam alat kecil berwarna putih yang akan menentukan masa depannya. Ia mengumpulkan keberanian, lalu menampung urine di wadah kecil sebelum mencelupkan test pack ke dalamnya. Selama beberapa detik, Aira tidak bisa bernapas dengan normal. Ia merasa seperti menunggu vonis yang akan menentukan nasibnya. Satu detik. Dua detik. Lima detik. Aira menutup mata erat-erat, enggan melihat hasilnya. Ia berusaha meyakinkan diri bahwa ini hanya keterlambatan biasa, bahwa ia hanya terlalu stres belakangan ini. Namun, saat ia membuka mata, garis pertama muncul dengan cepat—tanda bahwa test pack berfungsi. Dan tak lama kemudian… Garis kedua muncul begitu saja. Dua garis merah yang sangat nyata, seakan-akan menertawakan hidupnya yang baru saja terjungkal dalam jura

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Rahasia yang Terungkap

    Meskipun jantungnya berdegup kencang, Suri berupaya menemukan alasan yang masuk akal sebelum Romeo mencurigai sesuatu. Beruntung, sebuah ide cemerlang melintas di benaknya pada waktu yang tepat."Ah... ini hanya keringat biasa, Tuan Romeo," katanya berusaha terdengar santai. "Saya kepanasan karena terlalu lama berdiri di bawah terik matahari. Setelah sampai di apartemen, saya akan langsung ganti baju.”Mendengar jawaban Suri, Romeo hanya menatap lurus ke depan tanpa mengatakan apa-apa. Suri pun menarik napas lega. Namun, ketenangan itu hanya berlangsung sebentar, karena Romeo tiba-tiba memberikan perintah kepada sopirnya."Berhenti di restoran sushi. Aku ingin makan sebelum ke apartemen." Panik mulai menjalari pikiran Suri. Jika ditunda lebih lama, mungkin ia tidak akan tahan menanggung rasa nyeri yang kian menyiksa. Ditambah lagi, bajunya yang semakin basah akan mengundang perhatian banyak orang.“Tuan Romeo, bagaimana kalau saya memesan sushi lewat layanan delivery? Lebih praktis d

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Insiden di Lokasi Proyek

    Mata Suri membelalak, seolah telinganya baru saja menangkap sesuatu yang tidak seharusnya. Ia tidak yakin apakah ia benar-benar mendengar atau hanya berhalusinasi, tetapi suara itu begitu jelas, begitu nyata. Romeo memanggilnya ‘Sayang’. Jantung Suri berdegup lebih cepat, seperti ingin berontak dari dalam dadanya. Jemarinya yang masih menggenggam lengan Romeo sedikit gemetar, tetapi ia berusaha menenangkan diri dengan berdehem."Tuan Romeo," panggil Suri terdengar ragu. "Apa yang baru saja Anda katakan?" Romeo menoleh dengan ekspresi datar seperti biasa. Ia bahkan tidak terlihat menyadari kegelisahan yang melanda Suri. Dengan nada polos, Romeo malah balik bertanya, "Memangnya aku mengatakan apa?" Suri mengernyit, mencoba mencari tanda-tanda bahwa Romeo sedang mempermainkannya. Namun, ekspresi pria itu tetap tenang, seolah ia benar-benar tidak tahu apa yang sedang terjadi. "Aku hanya meminta dukungan dan bantuan darimu supaya tidak gugup," lanjut Romeo ringan.Suri menatapny

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Bantu Aku, Sayang

    Di kediaman keluarga Albantara, suasana terasa hening. Nyonya Valerie duduk dengan gelisah di sofa. Di tangannya, secangkir teh chamomile mengepul hangat, tetapi ia sama sekali tak berniat menyesapnya. Pintu utama terbuka, dan seorang pelayan masuk, membungkuk sopan sebelum mengumumkan kedatangan tamu. "Nyonya, Nona Diva telah tiba," katanya dengan nada hormat. Tak lama, Diva masuk sambil mengulum senyum, tetapi ada kilatan ambisi dalam sorot matanya. Wanita itu berjalan mendekati Nyonya Valerie, dan tanpa basa-basi langsung menanyakan tentang Romeo."Bagaimana hasilnya, Tante? Apakah detektif yang Tante sewa sudah menemukan Kak Romeo?" Nyonya Valerie menegakkan punggungnya, lalu menghela napas pelan. Ia meletakkan cangkir tehnya di atas meja kaca sebelum menjawab dengan nada datar. "Belum," jawabnya singkat. "Sepertinya Romeo belum meninggalkan tempat persembunyiannya. Tapi, dia akan keluar untuk mengurus pekerjaan. Saat itulah, detektif kita bisa menemukan jejak Romeo."

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Berubah Manja

    "Bagaimana hari pertamamu bekerja?" tanya Raysa dengan nada antusias. "Apakah Romeo tidak mengenalimu sama sekali?" Suri melepaskan tasnya, menghela napas sebelum menjawab, "Tidak. Dia tidak mengenaliku." Raysa mengernyit, tampak tidak puas dengan jawaban singkat itu. "Lalu, bagaimana rasanya bekerja untuk suamimu sendiri?" Suri tersenyum miris. "Melelahkan," jawabnya jujur. "Aku harus sabar menghadapi Romeo yang sekarang. Dia lebih dingin, ketus, dan sedikit menyebalkan." Raysa terkekeh pelan, kemudian menepuk bahu Suri untuk memberikan semangat.“Kenapa tidak sekalian mengaku bahwa kamu adalah istrinya?”Suri menggeleng pelan. "Jangan dulu," katanya lirih. "Aku masih ingin menguji Romeo. Aku ingin tahu perasaannya padaku.” Raysa terdiam, lalu mengangguk pelan. "Baiklah, semoga kamu berhasil. Aku pulang dulu, ya. Besok aku akan datang jam tujuh.” Setelah mengantar Raysa ke pintu, Suri berjalan menuju kamarnya. Ia membersihkan diri di kamar mandi, sebelum menyusui kedua bayi

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status